1
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN:
Racangan Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Tentang
Pengelolaan Rumah Kos
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pasal 236 Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan
TugasPembantuan, Daerah membentuk Perda.
(1) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh
DPRD dengan persetujuan bersama kepala Daerah.
(2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat materi
muatan:
a. penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan;
dan
b. penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi.
(4) Selain materi muatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
Perda dapat memuat materi muatan lokal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2
Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan
termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang
mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma
pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya,
serta rumah Kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
3
Umum ( PSU)
Sertifikasi, Kualifikasi, Sertifikasi dan registrasi bagi
Klasifikasi, dan orang atau badan hukum
Registrasi Bidang yang melaksanakan
Perumahan dan perancangan dan
Kawasan Permukiman perencanaan rumah serta
perencanaan prasarana,
sarana dan utilitas umum
PSU tingkat kemampuan
kecil
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dilakukan
identifikasi masalah terkait dengan penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten Klungkung tentang Rumah KOS Berdasarkan pada
identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan 4 (empat) pokok
masalah, yaitu sebagai berikut:
Identifikasi masalah memuat rumusan mengenai masalah apa
yang akan ditemukan dan diuraikan dalam Naskah Akademik tersebut.
Pada dasarnya identifikasi masalah dalam suatu Naskah Akademik
mencakup 4 (empat) pokok masalah, yaitu sebagai berikut:
1) Permasalahan apa yang dihadapi dalam pembentukan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rumah KOS
2) Mengapa perlu Rancangan Peraturan Daerah sebagai dasar
pemecahan masalah tersebut, yang berarti membenarkan
pelibatan negara dalam penyelesaian masalah tersebut
3) Apakah yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis,
sosiologis, yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten Klungkung tentang Rumah KOS ?.
4) Apakah sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung tentang
Rumah KOS ?.
4
1) Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat serta cara-cara
mengatasi permasalahan tersebut.
2) Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai
alasan pembentukan Rancangan Undang-Undang atau
Rancangan Peraturan Daerah sebagai dasar hukum
penyelesaian atau solusi permasalahan dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
3) Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis,
yuridis pembentukan Rancangan Undang-Undang atau
Rancangan Peraturan Daerah.
4) Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup
pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam
Rancangan Undang-Undang atau Rancangan Peraturan
Daerah.
D. Metode
5
penelitian penyusunan Naskah Akademik digunakan metode yang
berbasiskan metode penelitian hukum.1
Jakarta, 1985, h 9.
3 Jan Gijsels,2005, Mark Van Hocke ( terjemahan B. Arief Sidharta ) Apakah
6
Retribusi Daerah dan Peraturan yang mengatur tentang Pengelolaan
Rumah Kos.
Pendekatan konsep hukum ( conceptual approach ) dilakukan
dengan menelaah pandangan-pandangan mengenai pendelegasian
kewenangan sesuai dengan penelitian tentang Rumah Kos5 Disamping
itu digunakan pendekatan kontekstual terkait dengan penerapan hukum
dalam suatu waktu yang tertentu.
D.3. Sumber Bahan Hukum.
Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder.6 Bahan hukum primer adalah segala dokumen
resmi yang memuat ketentuan hukum, dalam hal ini adalah UU Pemda
, UU Perbendaharaan Negara dan PP tentang Pengelolaan Rumah Kos
serta peraturan perundang-undangan yang lain yang terkait dengan
pendelegasian kewenangan mengatur pada peraturan perundang-
undangan.
Bahan hukum sekunder adalah dokumen atau bahan hukum
yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti
hasil penelitian atau karya tulis para ahli hukum yang memiliki
relevansi dengan penelitian ini, termasuk di dalamnya kamus dan
ensiklopedia.
Selain itu akan digunakan data penunjang, yakni berupa
informasi dari lembaga atau pejabatdi lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Klungkung
D.4. Metode Pengumpulan Bahan Hukum.
Bahan hukum dikumpulkan melakukan studi dokumentasi, yakni
dengan melakukan pencatatan terhadap hal-hal yang relevan dengan
masalah yang diteliti yang ditemukan dalam bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier.
D.5 Teknis Analisis Bahan Hukum
Teknik analisa terhadap bahan-bahan hukum yang dipergunakan
dalam kajian ini adalah teknik deskripsi, interpretasi, sistematisasi,
argumentasi dan evaluasi. Philipus M.Hadjon mengatakan bahwa tehnik
deskripsi adalah mencakup isi maupun struktur hukum positif.7 Pada
tahap deskripsi ini dilakukan pemaparan serta penentuan makna dari
aturan-aturan hukum yang dikaji dengan demikian pada tahapan ini
5 Ibid, h 19.
6 C.F.G.Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir
Abad ke 2 , Alumni, Bandung, h 134.
7 Philipus M Hadjon, 1994, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik ( Normatif ) dalam
7
hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu keadaan.8 Lebih
lanjut berkaitan dengan teknik Interpretasi Alf Ross mengatakan :
The relation berween a given formulation and specific complex of
facts.The technique of argumentation demanded by this method is
directed toward discovering the meaning of the statute and arguing
that the given facts sre either covered by it or not. 9
( terjemahan bebas : Hubungan antara rumusan konsep yang
diberikan dan kumpulan fakta khusus. teknik argumentasi ini
dibutuhkan oleh cara ini yang diarahkan kepada penemuan
makna dari undang-undang dan fakta-fakta yang saling
melengkapi satu sama lain )
Hukum, Sisi Pelaksanaan UUD 1945 Secara Murni Dan konsekuen” Pidato Pengenalan
Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Hukum Tata Negara Pada FH.UNUD, h 14 .
8
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
A. Kajian teoretis
9
serta yang mampu mencerminkan kehidupan masyarakat
yang berkepribadian Indonesia;
b. ketersediaan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan
untuk pemenuhan kebutuhan rumah, perumahan,
permukiman, serta lingkungan hunian perkotaan dan
perdesaan;
c. mewujudkan perumahan yang serasi dan seimbang sesuai
dengan tata ruang serta tata guna tanah yang berdaya guna
dan berhasil guna;
d. memberikan hak pakai dengan tidak mengorbankan
kedaulatan negara; dan
e. mendorong iklim investasi asing.
Pengertian dan jenis bentuk rumah diatur dalam Pasal 1 dan Pasal 21
Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
KawasanPemukiman
1.Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan
sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan
perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan
kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta
peran masyarakat.
2.Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang
dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
7.Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat
tinggal yang layak huni, saranapembinaan keluarga, cerminan
harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
8. Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan dengan
tujuan mendapatkan keuntungan
Jenis dan Bentuk Rumah
10
(2) Rumah komersial sebagaimana dimaksud pada
Kos merupakan salah satu tempat penyedia jasa penginapan atau
tempat tinggal sementara yang terdiri dari beberapa kamar dan setiap
kamar memiliki beberapa fasilitas yang ditawarkan atau disediakan dan
juga mempunyai harga yang telah ditentukan oleh pemilik Kos
sedangkan lama waktu penyewaan ditentukan sendiri oleh si penyewa
kamar. Kos ini adalah salah satu tempat tinggal yang banyak diminati
para pelajar khususnya mahasiswa sebab Kos adalah salah satu
tempat hunian yang di sewa untuk di tinggalkan sementara.
11
B. Kajian terhadap asas/prinsip yang terkait dengan penyusunan
norma.
12
a. pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan
dalam halhal tertentu atas pokok pajak dan/atau
sanksinya;
b. tata cara penghapusan piutang pajak yang kedaluwarsa;
dan/atau
c. asas timbal balik, berupa pemberian pengurangan,
keringanan, dan pembebasan pajak kepada kedutaan,
konsulat, dan perwakilan negara asing sesuai dengan
kelaziman internasional.
13
a. Pande 160 23
b. Menega 74 11
4 Kelurahan Semarapura Kangin
1.Lingkungan Senggoan 42 8
2. Lingkungan Lebah 49 13
Sumber : Data yang disampaikan oleh Bagian Hukum DPRD Klungkung
berdasarkan surat No 08/198/Pemtrantib, Tanggal 16 Oktober
2016
14
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
15
Berdasarkan Lampiran D UU No23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan kewenangan kepada
kabupaten/kota untuk mengatur tentang perumahan.
Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar hukum
pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Rumah
Kos adalah :
1. Pasal 18 ayat (6) UUD NRI 1945
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah
Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5049);
4. Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5188).
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234).
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 58 , Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 3 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Klungkung (Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun
2008 Tambahan Lembaran Daerah Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah No 2)
16
Pasal 18 ayat (6) UUD 1945 menentukan pemerintahan daerah
berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Ketentuan ini
merupakan landasan hukum konstitusional bagi pembentukan
Peraturan Daerah. Pemerintahan daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota adalah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan (Pasal 18
ayat (2) UUD 1945). Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat (Pasal 18 ayat (5) UUD
1945).
Ketentuan tersebut menjadi politik hukum pembentukan
Rancangan Peraturan Daerah tentang Pemilihan Kepala Pengelolaan .
Sebagai dasar hukum formal pembentukan perda ini adalah Pasal 18
ayat (6) UUD 1945, sebagaimana juga ditentukan pada Pedoman 39
Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan (TP3U) Lampiran
UU 12/2011, yang menyatakan bahwa dasar hukum pembentukan
Peraturan Daerah adalah Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
17
Muatan UU PDRD UU PKP UU Pemda
.... Jenis dan Bentuk a. Penyediaan
Pasal 2 ayat (2)
Rumah danehabilitasi rumah
Jenis Pajak Pasal 21 korbanbencana
kabupaten/kota terdiri (1) Jenis rumah kabupaten/kota.
atas: sebagaimana b. Fasilitasi penyediaan
a. Pajak Hotel; dimaksud dalam rumah bagi
b. Pajak Restoran; Pasal 20 ayat (3) masyarakatyang terkena
c. Pajak Hiburan; dibedakan relokasi
d. Pajak Reklame; berdasarkan c. program
e. Pajak Penerangan pelaku PemerintahDaerah
Jalan; pembangunan dan kabupaten/kota.
f. Pajak Mineral penghunian yang
Bukan Logam dan meliputi: d. Penerbitan izin
Batuan; a. rumah pembangunan dan
g. Pajak Parkir; komersial; pengembangan
h. Pajak Air Tanah; b. rumah umum; perumahan.
i. Pajak Sarang c. rumah
Burung Walet; swadaya;
j. Pajak Bumi dan d. rumah khusus; e. Penerbitan sertifikat
Bangunan dan kepemilikan bangunan
Perdesaan dan e. rumah negara. gedung (SKBG).
Perkotaan; dan (2) Rumah
k Bea Perolehan Hak komersial f. Penerbitan izin
atas Tanah dan sebagaima pembangunan
Bangunan na danpengembangan
dimaksud kawasan permukiman.
pada g. Penataan dan
peningkatan kualitasan
kawasan perumahan
h. Pencegahan perumahan
dan kawasan
permukiman kumuh
pada Daerah
kabupaten/kota
i. Penyelenggaraan PSU
perumahan.
18
BAB IV
A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan
pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana
kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Dalam penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah tentang Pengelolaan Rumah Kos Daerah landasan Filosofis
adalah landasan filosofisnya : Penyelenggaraan pemerintahan negara
dan pemerintahan daerah yang efektif dan efisien sangat membutuhkan
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai yang terkelola dengan
baik dan efisien
Landasan filosofis dalam penyusunan Peraturan Daerah tentang
Rumah Kos, bahwa rumah merupakan salah satu bentuk pemenuhan
kebutuhan dasar yang wajib untuk dipenuhi sebagai bentuk
perlindungan bagi masyarakat.
12 Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, terjemahan Raisul
Muttaqien dari judul asli: General Theory of Law and State, (Bandung: Penerbit
Nusamedia dan Penerbit Nuansa, 2006), h. 40
13 Angka 18 dan 19 TP3 (vide Pasal 64 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011).
14Pasal 57 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.
19
B. Landasan Sosiologis.
20
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI
MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH PROVINSI, ATAU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
21
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
22
2008 Tambahan Lembaran Daerah Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah No 2)
B. SARAN
23
Penyusunan Naskah Akademik ini berikut Konsep Awal
Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Rumah Kos diadakan
FGD yang melibatkan SKPD terkait maupun para pengemban
kepentingan dengan tujuan mendapat saran dan kritik menuju
penyempurnaan naskah ini. sesuai dengan asas keterbukaan dan
ketentuan tentang partisipasi masyarakat dalam Pasal 96 UU P3 2011
dan Pasal 354 ayat (4) UU Pemerintahan Daerah 2004. Dalam Pasal 354
ayat (4) UU Pemerintahan Daerah 2014. Pasal partisipasi masyarakat
dalam bentuk :
a. konsultasi publik;
b. musyawarah;
c. kemitraan;
d. penyampaian aspirasi;
e. pengawasan; dan/atau
f. keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
24
Alf Ross, 1969, On Law And Justice, University Of Californis Press,
Barkely & Los Angeles C.F.G.Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian
Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad ke 2 , Alumni, Bandung
Erna Widodo , 2000, Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif, Avy-rouz
Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, terjemahan Raisul
Muttaqien dari judul asli: General Theory of Law and State,
(Bandung: Penerbit Nusamedia dan Penerbit Nuansa, 2006
I Dewa Gede Atmadja, 1996, Penafsiran KOSitusi Dalam Rangka
Sosialisasi Hukum, Sisi Pelaksanaan UUD 1945 Secara Murni Dan
konsekuen” Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang
Hukum Tata Negara Pada FH.UNUD.
Jan Gijsels,2005, Mark Van Hocke ( terjemahan B. Arief Sidharta )
Apakah Teori Hukum Itu ? , Laboratorium Hukum Universitas
Parahyangan Bandung.
Rony Hanitijo Soemitro, 1985, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia
Indonesia Jakarta, 1985
Soelistyowati Irianto dan Sidharta, 2009, Metode Penelitian Hukum
Konstelasi Dan Refleksi,Yayasan Obor.
Peter Mahmud Marzuki; 2005, Penelitian Hukum, Jakarta Interpratama
Offset, h.
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
25
sebagimana diubah beberapa kali terkhir dengan Undang-Undang
No 2 tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang ( Lembaran Negara
Republik Indoensia Indonesia Tahun 2016 Nomor 24, Tambahan
Lembaran negara republik Indonesia Nomor 5657);
26
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG
NOMOR [] TAHUN []
TENTANG
BUPATI KLUNGKUNG,
lll
Menimbang : a. bahwarumah kos
merupakan salah satu
bentuk usaha dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan
yang perlu mendapat
penghormatan,perlindungan,
dan pemenuhan dari
pemerintahan daerah;
b. bahwarumah kos
merupakan salah satu
upaya pemenuhan
bertempat tinggal telah
tumbuh dan berkembang,
yang pengelolaannya perlu
mendapat pengaturan agar
tidak mengganggu
ketertiban masyarakat;
c. bahwa untuk memberikan
landasan dan kepastian
hukum bagi pengelola
rumah kos, pemerintah
daerah, dan pengemban
kepentingan dalam
melakukan pengelolaan
rumah kos, perlu diadakan
pengaturan dengan
peraturan daerah;
d. bahwa berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud
27
dalam huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d perlu
menetapkan Peraturan
Daerah tentang
Pengelolaan Rumah Kos;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 69
Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-
Daerah Tingkat II Dalam
Wilayah Daerah- Daerah
Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat Dan Nusa
Tengggara Timur
(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia
Nomor 1655);
3. UU NO 28 Tahun 2009
4. Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun
5. 2016 Tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 58 ,
Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
Perda Urusan
4. (dasar hukum materiil)
Dengan Persetujuan Bersama
28
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KLUNGKUNG
dan
BUPATI KLUNGKUNG
MEMUTUSKAN
Pasal 2
(1) Pengelolaan Rumah Kos yang diatur dalam Peraturan Daerah ini
termasuk Kamar Kos.
(2) Pengaturan Pengelolaan Rumah Kos dalam Peraturan Daerah ini
meliputi Pengelola Rumah Kos, Izin Pengelolaan Rumah Kos,
Pemutahiran Izin Pengelolaan Rumah Kos, Hak dan Kewajiban,
29
Partisipasi Masyarakat, Pembinaan dan Pengawasan, Pendanaan,
dan Sanksi Administratif.
BAB II
PENGELOLA RUMAH KOS
Pasal 3
(1) Pemilik Rumah Kos merupakan Pengelola Rumah Kos.
(2) Pengelola Rumah Kos melaksanakan Pengelolaan Rumah Kos.
(3) Pengelola Rumah Kos dapat melimpahkan pengurusan Rumah Kos
kepada orang lain.
(4) Dalam hal melimpahkan pengurusan Rumah Kos sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Pengelola Rumah Kos wajib melimpahkan
kepada orang yang berdomisili di desa /kelurahan tempat Rumah
Kos berada.
(5) Orang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan Pengurus
Rumah Kos.
Pasal 4
(1) Pelimpahan pengurusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(3) dilakukan secara tertulis antara Pengelola Rumah Kos dengan
Pengurus Rumah Kos.
(2) Pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya berisi:
a. pelimpahan pengurusan Rumah Kos dari Pengelola Rumah Kos
kepada Pengurus Rumah Kos; dan
b. kesediaan Pengurus Rumah Kos untuk mengurus Rumah Kos.
(3) Pengelola Rumah Kos dan/atau Pengurus Rumah Kos wajib
memberitahukan pelimpahan pengurusan Rumah Kos kepada Lurah
atau Perbekel setempat.
(4) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disertai dengan
menyerahkan salinan pelimpahan tertulis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(5) Lurah atau Perbekel dapat memerintahkan kepada Pengelola Rumah
Kos dan/atau Pengurus Rumah Kosuntuk memperlihatkan naskah
asli pelimpahan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
BAB III
IZIN PENGELOLAAN RUMAH KOS
Pasal 5
(1) Pengelola Rumah Kos wajib memiliki izin Pengelolaan Rumah Kos.
(2) Izin Pengelolaan Rumah Kos sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Bupati.
(3) Bupati dapat melimpahkan kewenangan penerbitan Izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Kepala Badan.
(4) Izin Pengelolaan Rumah Kos berlaku selama Pengelola Rumah Kos
menjalankan usahanya.
Pasal 6
(1) Untuk memperoleh izin Pengelolaan Rumah Kos, Pengelola Rumah
Kos harus mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Kepala
Badan.
(2) Persyaratan Izin Pengelolaan Rumah Kos meliputi:
a. mengisi formulir permohonan;
b. melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk pemohon dan
memperlihat dokumen aslinya;
c. melampirkan fotokopi Izin Mendirikan Bangunan atas bangunan
tempat dilakukan usaha Rumah Kosdan memperlihat dokumen
aslinya;dan
30
d. melampirkan fotokopi Izin Gangguan dan memperlihatkan
dokumen aslinya;
(3) Formulir permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
paling sedikit memuat:
a. nama Pengelola Rumah Kos;
b. alamat Pengelola Rumah Kos;
c. lokasi Rumah Kos;
d. nomor telepon Pengelola Rumah Kos;
e. ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
menjalankan usaha Rumah Kos; dan
f. pernyataan pemohon tentang kesanggupan memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Kepala Badan harus memberikan bukti penerimaan permohonan Izin
Pengelolaan Rumah Kos kepada pemohon dengan mencantumkan
nama dokumen yang diterima.
Pasal 7
(1) Kepala Badan harus melaksanakan pemeriksaan kelengkapan,
kebenaran, dan keabsahan berkas permohonan Izin Pengelolaan
Rumah Kos.
(2) Apabila berdasarkan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditemukan bahwa berkas permohonan Izin Pengelolaan Rumah
Kos belum memenuhi kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan,
Kepala Badan memberitahukan secara tertulis kekurangan yang
ditemukan kepada pemohon.
(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
pemberitahuan kekurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diselesaikan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan
diterima oleh Kepala Badan.
(4) Apabila Kepala Badan tidak memberitahukan secara tertulis
kekurangan yang ditemukan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja
sejak permohonan diterima, permohonan Izin Pengelolaan Rumah
Kos dianggap lengkap, benar, dan absah dan dianggap telah
menerbitkan Izin Pengelolaan Rumah Kos.
Pasal 8
(1) Apabila berdasarkan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) ditemukan bahwa berkas permohonan Izin
Pengelolaan Rumah Kos telah memenuhi kelengkapan, kebenaran,
dan keabsahan, Kepala Badan menerbitkan Izin Pengelolaan Rumah
Kos.
(2) Penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
paling paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima
oleh Kepala Badan.
Pasal 9
(1) Kewajiban memiliki Izin Pengelolaan Rumah Kos, hanya berlaku
kepada Pengelola Rumah Kos yang melakukan usaha Rumah Kos
paling sedikit 5 (lima) Kamar Kos.
31
(2) Pengelola Rumah Kos yang mengelola paling banyak 2 (dua) Kamar
Kos wajib melaporkan Pengelolaan Rumah Kos kepada Lurah atau
Perbekel.
(3) Lurah atau Perbekel meneruskan laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) kepada Camat paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
diterimanya laporan.
(4) Camat meneruskan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
kepada Bupati melalui Kepala Badan paling lama 3 (tiga) hari kerja
sejak diterimanya laporan.
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai Izin Pengelolaan Rumah Kos diatur
dalam Peraturan Bupati.
BAB IV
PEMUTAHIRAN IZIN PENGELOLAAN RUMAH KOS
Pasal 11
Pasal 12
(1) Kepala Badan harus melaksanakan pemeriksaan kelengkapan, kebenaran,
dan keabsahan berkas permohonan pemutakhiran Izin Pengelolaan Rumah
Kos.
(2) Apabila berdasarkan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditemukan bahwa berkas permohonan pemutakhiran Izin Pengelolaan
Rumah Kos belum memenuhi kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan,
Kepala Badan memberitahukan secara tertulis kekurangan yang ditemukan
kepada pemohon.
(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pemberitahuan
kekurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselesaikan paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan diterima oleh Kepala Badan.
(4) Apabila Kepala Badan tidak memberitahukan secara tertulis kekurangan
yang ditemukan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan
diterima, permohonan pemutakhiran Izin Pengelolaan Rumah Kos dianggap
lengkap, benar, dan absah dan dianggap telah menerbitkan Izin Pengelolaan
Rumah Kos.
Pasal 13
(1) Apabila berdasarkan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (1) ditemukan bahwa berkas permohonan Izin Pengelolaan Rumah Kos
telah memenuhi kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan, Kepala Badan
menerbitkan Izin Pengelolaan Rumah Kos.
(2) Penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak permohonan pemutakhiran Izin
Pengelolaan Rumah Kos diterima oleh Kepala Badan.
Pasal 14
32
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemutakhiran Izin Pengelolaan Rumah
Kos diatur dalam Peraturan Bupati.
BAB V
PUNGUTAN
Pasal 15
(1) Izin Pengelolaan Rumah Kos tidak dipungut retribusi perizinan
tertentu.
(2) Pengelolaan Rumah Kos yang mengelola paling sedikit 10 (sepuluh)
Kamar Kos dikenakan Pajak Hotel sesuai dengan Peraturan Daerah
tentang Pajak Hotel.
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 16
Pengelola Rumah Kos dan/atau Pengurus Rumah Kos wajib:
a. meminta fotokopi Kartu Tanda Penduduk Penghuni Rumah Kos;
b. meminta Penghuni Rumah Kos memperlihatkan Kartu Tanda Penduduknya;
c. melakukan registrasi Penghuni Rumah Kos;
d. melaporkan Penghuni Rumah Kos kepada Kepala Lingkungan atau Kepala
Dusun paling lama 1x24 jam sejak diterimanya sebagai Penghuni Rumah
Kos; dan
e. membuat tata tertib Rumah Kos.
Pasal 17
(1) Pengelola Rumah Kos berhak mendapat pelayanan yang baik dalam:
a. mengurus Izin Pengelolaan Rumah Kos; dan
b. mengurus pemutakhiran Izin Pengelolaan Rumah Kos.
(2) Pengelola Rumah Kos dan/atau Pengurus Rumah Kos berhak
mendapat pelayanan yang baik dalam mengurus pelaporan Penghuni
Rumah Kos.
BAB VII
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 18
(1) Masyarakat berhak berpartisipasi dalam pengelolaan Rumah Kos.
(2) Partisipasi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa:
a. menyampaikan keluhan kepada Pengelola Rumah Kos dan/atau
Pengurus Rumah Kos apabila Pengelolaan Rumah Kos
menimbulkan gangguan ketertiban masyarakat; atau
b. menyampaikan keluhan kepada Kepala Lingkungan atau Kepala
Dusun apabila Pengelolaan Rumah Kos menimbulkan gangguan
ketertiban masyarakat;
Pasal 19
(1) Kepala Lingkungan atau Kepala Dusun memiliki kewajiban untuk
memberikan penyelesaian atas hal yang dikeluhkan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b.
(2) Apabila tidak mampu memberikan penyelesaian atas hal yang
dikeluhkan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) huruf b, Kepala Lingkungan atau Kepala Dusun meneruskan
keluhan masyarakat kepada Lurah atau Perbekel.
BAB VIII
33
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 20
(1) Bupati melakukan pembinaan atas Pengelolaan Rumah Kos.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. sosialisasi peraturan perundang-undangan berkenaan dengan
Pengelolaan Rumah Kos dan administrasi kependudukan kepada
Pengelola Rumah Kos dan/atau Pengurus Rumah Kos;
b. sosialisasi peraturan perundang-undangan berkenaan dengan
administrasi kependudukan kepada Penghuni Rumah Kos;
c. koordinasi dengan Bendesa Desa Pakraman untuk mencegah
Pengelolaan Rumah Kos menimbulkan hal yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan dan/atau hukum adat
setempat.
Pasal 21
(1) Bupati melakukan pengawasan atas Pengelolaan Rumah Kos.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat meliputi:
a. pemeriksaan sewaktu-waktu ke lapangan untuk memastikan
kesesuaian Pengelolaan Rumah Kos dengan Izin Pengelolaan
Rumah Kos; dan/atau
b. pemeriksaan sewaktu-waktu ke lapangan untuk memastikan
kesesuaian Pengelolaan Rumah Kos dengan Izin Pengelolaan
Rumah Kosdengan peraturan perundang-undangan.
BAB IX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 22
(1) Pengelola Rumah Kos dan/atau Pengurus Rumah Kos yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4),
Pasal 4 ayat (3), Pasal 11 ayat (1), dan/atau Pasal 16 dikenai teguran
tertulis pertama.
(2) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah diberikan
teguran tertulis pertama, Pengelola Rumah Kos dan/atau Pengurus
Rumah Kos tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (4), Pasal 4 ayat (3), Pasal 11 ayat (1), dan/atau
Pasal 16 dikenai teguran tertulis kedua.
(3) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah diberikan
teguran tertulis kedua, Pengelola Rumah Kos dan/atau Pengurus
Rumah Kos tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (4), Pasal 4 ayat (3), Pasal 11 ayat (1), dan/atau
Pasal 16, Izin Pengelolaan Rumah Kos dibekukan.
(4) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah Izin
Pengelolaan Rumah Kos dibekukan, Pengelola Rumah Kos dan/atau
Pengurus Rumah Kos tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), Pasal 4 ayat (3), Pasal 11 ayat (1),
dan/atau Pasal 16, Izin Pengelolaan Rumah Kos dicabut.
Pasal 23
(1) Pengelola Rumah Kos yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 9 ayat (2) dikenai
teguran tertulis pertama.
(2) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah diberikan
teguran tertulis pertama, Pengelola Rumah Kos tidak memenuhi
34
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan Pasal
9 ayat (2)dikenai teguran tertulis kedua.
(3) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah diberikan
teguran tertulis kedua, Pengelola Rumah Kos tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan Pasal
9 ayat (2) dikenai teguran tertulis ketiga.
(4) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah diberikan
teguran tertulis kedua, Pengelola Rumah Kos tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dan Pasal
9 ayat (2),Pengelolaan Rumah Kos ditutup.
BAB X
PENDANAAN
Pasal 24
Pendanaan atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini bersumber dari
Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah Kabupaten Klungkung.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
||||
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah []
Ditetapkan di Klungkung
pada tanggal []
BUPATI KLUNGKUNG
<NAMA>
|||
Diundangkan di Klungkung
pada tanggal []
SEKRETARIS DAERAH
KLUNGKUNG
<NAMA>
NIP.
LLLL
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG
TAHUN [] NOMOR []
35
RANCANGAN
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG
NOMOR [] TAHUN []
TENTANG
PENGELOLAAN RUMAH KOS
I. UMUM
Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun1945
mengamanatkantanggungjawabPemerintah Negara Indonesia antara lain
melindungisegenapbangsa Indonesia danseluruhtumpahdarah Indonesia
danuntukmemajukankesejahteraanumum.
Berkenaandenganmemajukankesejahteraanumum,Pasal 28Cayat
(1) Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945menentukansetiap orang
berhakmengembangkandirimelaluipemenuhankebutuhandasarnyademi
meningkatkankualitashidupnyadan demi kesejahteraanumatmanusia.
Usaha merupakanbentukdarihakmengembangkandiri,
yaknidengancaramelakukanusahasetiap orang
dapatmengembangkandirinya. Salah
satubentukusahaituadalahusaharumahkos.
Salah
satukebutuhandasartersebutadalahtempattinggal.Mengenaibertempattin
ggal, Pasal 28Eayat (1) Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menentukansetiap orang bebasmemilihtempattinggal di
wilayahNegara, danPasal 28Hayat (1) Undang-UndangDasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menentukansetiap orang
berhakbertempattinggal.Rumahadalahbentuktempattinggalitu,
dengansebutan lain, orang bertempattinggal di
dalamrumah.Rumahmerupakankebutuhandasar yang
dijaminolehkonstitusi. Salah satujenisrumahadalahrumah yang
diselenggarakandengantujuanmendapatkeuntungan, yang
dapatberuparumahkos.
Berdasarkanketentuankonstitusionaltersebut,
makaterdapatjaminankonstitusionaluntukmelakukanusaharumahkosda
nbertempattinggaldalamrumahkos. Sebagaihakasasimanusia,
makaperlindungan, pemajuan, penegakan,
danpemenuhanhakasasimanusiaadalahtanggungjawabnegara,
terutamapemerintah, sebagaimanaditentukandalamPasal 28I ayat (4)
Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.Termasukdalampengertian Negara,
tidaksajapemerintahpusattapijugapemerintahandaerah,
sesuaidenganPasal 18 Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Perlindungan, pemajuan, penegakan,
danpemenuhanhakmelakukanusaharumahkosdanbertempattinggal di
dalamrumahkosmerupakantanggungjawabpemerintahandaerah,
dalamhalinipemerintahandaerahKabupatenKlungkung. Salah
satubentukpemenuhantersebutadalahpembentukanperaturanperundang
-undangan, dalamhalinipembentukanperaturandaerah, yang
36
jugaberfungsiperlindungandanpenegakanhakmelakukanusaharumahkos
danbertempattinggal di dalamrumahkos.
Hakmelakukanusaharumahkosdanbertempattinggal di
dalamrumahkos,
tidaksajamerupakanjaminankonstitusionalsecaratekstual,
tapisecarakontekstualtelahtumbuhdanberkembangusaharumahkosdi
KabupatenKlungkung.
Pembangunan rumahkos di
KabupatenKlungkungtelahberkembangdenganpesat. Selainitu,
jugaberpotensimenimbulkanmasalahsosial.Potensimasalahsosialiniperlu
diantisipasi agar tidakmenggangguketertibanumum, yang
dengandemikianjugamelindungihak-
hakwarganegaralainnyadanmelindungikepentinganumum.
PembentukanPeraturan Daerah tentangPengelolaanRumah Kos
dimaksudkanuntukitu, yaknimelindungi, menegakkan,
danmemenuhihakmelakukanusaharumahkosdanbertempattinggal di
dalamrumahkos, danmelindungi, menegakkan, danmemenuhihak-
hakwarganegaralainnyadanmelindungikepentinganumum.
Sampaisaatsekarang,
pemerintahandaerahKabupatenKlungkungbelummemilikiPeraturan
Daerah tersebut.PembentukanPeraturan Daerah
tentangPengelolaanRumah Kos
dimaksudkanjugauntukmemberikanlandasanhukumdankepastianhuku
mdalampengelolaanrumahkos, baikbagipengelolarumahkos,
aparaturpemerintahdaerah, dan para pengembankepentingan,
sepertimasyarakattermasukdesapakraman,
saatmelaksanakanpartisipasimasyarakatdalampengelolaanrumahkos.
Pasal 1
Cukupjelas.
Pasal 2
Cukupjelas.
Pasal 3
Cukupjelas.
Pasal 4
Cukupjelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukupjelas.
Ayat (2)
Cukupjelas.
Ayat (3)
Yang dimaksuddengan “melimpahkankewenangan”
adalahMandatsebagaimanadimaksuddalamPasal 14 Undang-
UndangNomor 30 Tahun 2014
tentangAdministrasiPemerintahan(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014Nomor292,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5601).
37
Ayat (4)
Cukupjelas.
Pasal6
Cukupjelas.
Pasal7
Cukupjelas.
Pasal8
Cukupjelas.
Pasal9
Ayat (1)
Yang dimaksuddengan “3 (tiga) Kamar Kos” adalahbaik yang
beradadalam 1 (satu) lokasimaupunberadalebihdari1 (satu)
lokasi.
Ayat (2)
Cukupjelas.
Ayat (3)
Cukupjelas.
Ayat (4)
Cukupjelas.
Pasal10
Cukupjelas.
Pasal 11
Cukupjelas.
Pasal 12
Cukupjelas.
Pasal 13
Cukupjelas.
Pasal 14
Cukupjelas.
Pasal 15
Ayat (1)
KetentuaninisesuaidenganUndang-UndangNomor 23 Tahun
2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimanatelahdiubahbeberapa kali
terakhirdenganUndang-UndangNomor 9 Tahun 2016
TentangPerubahanKeduaAtasUndang-UndangNomor 23
Tahun 2014 TentangPemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 58 ,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679), yang di dalamPasal 286 ayat (1) menentukan,
Pemerintah Daerah
dilarangmelakukanpungutanataudengansebutan lain di luar
yang diaturdalamundang-undang.
38
PungutandaerahdiaturdalamUndang-undangNomor 28
Tahun 2009 tentangPajak Daerah danRetribusi Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
130, TambahanLembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor
5049), yang
mengelompokanpungutandaerahkedalampajakdaerahdanretr
ibusidaerah. Salah
satujenisretribusidaerahadalahRetribusiPerizinanTertentu,
dan di
dalamnyatidakmengaturtentangretribusiizinpengelolaanrum
ahkos.
Ayat (2)
KetentuaninisesuaidenganUndang-undangNomor 28 Tahun
2009 tentangPajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5049), yang di dalamPasal 1 angka 19 menentukan, Pajak
Hotel adalahpajakataspelayanan yang diberikanoleh Hotel,
danPasal 1 angka 20 menentukan, Hotel
adalahfasilitaspenyediajasapenginapan/peristirahatanterma
sukjasaterkaitlainnyadengandipungutbayaran, yang
mencakupjuga motel, losmen, gubugpariwisata,
wismapariwisata, pesangrahan,
rumahpenginapandansejenisnya,
sertarumahkosdenganjumlahkamarlebihdari 10 (sepuluh).
Perihalpajak hotel,
KabupatenKlungkungtelahmenetapkanPeraturan Daerah
KabupatenKlungkungNomor 1 Tahun 2012tentangPajak
Hotel (Lembaran Daerah KabupatenKlungkungTahun 2012
Nomor 1, TambahanLembaran Daerah
KabupatenKlungkungNomor 1).
Pasal 16
Cukupjelas.
Pasal 17
Cukupjelas.
Pasal 18
Cukupjelas.
Pasal 19
Cukupjelas.
Pasal20
Cukupjelas.
Pasal21
Cukupjelas.
Pasal22
Cukupjelas.
Pasal23
Cukupjelas.
Pasal24
Cukupjelas.
39
Pasal25
Cukupjelas.
40