Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

OBSERVASI PASAR

PENGERTIAN OBSERVASI PASAR


Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah
observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul,
dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian
dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat
berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.

“Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung”.
Menurut Prof. Heru (2006) pengamatan atau observasi dalam konteks penelitian ilmiah adalah studi
yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan dengan
mengamati dan mencatat fenomena atau perilaku satu atau sekelompok orang dalam konteks
kehidupan sehari – hari dan memperhatikan syarat – syarat penelitian ilmiah. Dengan demikian hasil
pengamatan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Sedangkan menurut kuswanto (2011) Observasi adalah metode pengumpulan data melalui
pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi
penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu
mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di
lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada
observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut.

Apa Definisi Dasar Observasi Pasar?


Observasi pasar disebut juga sebagai penelitian observasional atau penelitian lapangan, pengamatan
pasar yang membuat pengamatan langsung individu dalam lingkungan pasar. Hal ini berbeda dari
penelitian eksperimental dalam penelitian eksperimental terjadi dalam lingkungan buatan di mana
faktor-faktor tertentu dikendalikan. Karena ketidakmampuan untuk mengontrol faktor-faktor dan untuk
membuat perubahan pada variabel-variabel tertentu, jenis penelitian kurang ilmiah di alam. Meskipun
demikian, memberikan informasi berharga untuk digunakan dalam strategi pemasaran.

TUJUAN OBSERVASI
Dengan observasi kita dapat memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk
diketahui dengan metode lainnya. Observasi dilakukan untuk menjajaki sehingga berfungsi
eksploitasi. Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan
mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Jadi, jelas bahwa tujuan observasi adalah
untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan atau tempat penelitian.

Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas aktivitas
yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan
perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual,
sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
1. Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes).
2. Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana
orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.
3. Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-
anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab,
orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang
diobservasi.

JENIS-JENIS OBSERVASI
Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu observasi partisipasi dan
observasi non partisipasi.
a. Observasi partisipasi
Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung
dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti
merupakan bagian dari kelompokyang ditelitinya. Keuntungan cara ini adalah peneliti merupakan
bagian yang integral dari situasi yang dipelajarinya sehingga kehadirannya tidak memengaruhi situasi
penelitian. Kelemahannya, yaitu ada kecenderungan peneliti terlampau terlibat dalam situasi itu
sehingga proseduryang berikutnya tidak mudah dicek kebenarannya oleh peneliti lain.
b. Observasi non partisipasi
Observasi non partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan peneliti
sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini banyak dilakukan pada saat ini. Kelemahan
cara ini antara lain kehadiran pengamat dapat memengaruhi sikap dan perilaku orang yang
diamatinya.

Beberapa Hal yang Menjadi Bahan Pengamatan.


Hal-hal yang biasanya menjadi pengamatan seorang peneliti yang menggunakan metode
pengamatan adalah sebagai berikut.
1. Pelaku atau partisipan, menyangkut siapa saja yang terlibat dalam kegiatan yang diamati,
apa status mereka, bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan tersebut, bagaimana
kedudukan mereka dalam masyarakat atau budaya tempat kegiatan tersebut, kegiatan
menyangkut apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang mendorong mereka
melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan tersebut, serta akibat dari kegiatan tersebut.
2. Tujuan, menyangkut apa yang diharapkan partisipan dari kegiatan atau peristiwa yang
diamati.
3. Perasaan, menyangkut ungkapan-ungkapan emosi partisipan, baik itu dalam bentuk
tindakan, ucapan, ekspresi muka, atau gerak tubuh.
4. Ruang atau tempat, menyangkut lokasi dari peristiwa yang diamati serta pandangan para
partisipan tentang waktu.
5. Waktu, menyangkut jangka waktu kegiatan atau peristiwa yang diamati serta pandangan para
partisipan tentang waktu.
6. Benda atau alat, menyangkut jenis, bentuk, bahan, dan kegunaan benda atau alat yang
dipakai pada saat kegiatan berlangsung.
7. Peristiwa, menyangkut kejadian-kejadian lain yang terjadi bersamaan atau seiring dengan
kegiatan yang diamati.

Referensi :
Drs. M. Ngalim Purwanto. M.P. 2008. Prinsip-prinsip evaluasi pengajaran.Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Fudyartanta, Ki. 2005. Pengatar psikodiagnostik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Basuki, Heru. 2006. Penelitian kualitatif untuk ilmu – ilmu kemanusian dan budaya. Jakarta :
Penerbit Gunadarma.
Home / Umum / Observasi (Pengamatan Langsung di Lapangan)
Observasi (Pengamatan Langsung di Lapangan)
Rating: 3.3/5 (16 votes cast)
dibaca 38,498 kali 8 Komentar
ditulis oleh : kuswanto, pada tanggal 3 May 2011

3. Instrumen yang Digunakan dalam Melakukan Observasi


Instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, yaitu checklist, rating scale, anecdotal
record, catatan berkala, dan mechanical device.
a) Check list, merupakan suatu daftar yang berisikan nama-nama responden dan faktor- faktor
yang akan diamati.
b) Rating scale, merupakan instrumen untuk mencatat gejala menurut tingkatan- tingkatannya.
c) Anecdotal record, merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti mengenai kelakuan-kelakuan
luar biasa yang ditampilkan oleh responden.
d) Mechanical device, merupakan alat mekanik yang digunakan untuk memotret peristiwa-
peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh responden.

4. Keuntungan dan Kelemahan Penggunaan Observasi dalam Pengumpulan Data


a. Kelebihan observasi
Kelebihan dari observasi, antara lain:
1) Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan,
dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang
terjadi sehingga pengamat tidak menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
2) Pengamat dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan berkomunikasi verbal ataupun
tidak, misalnya dalam melakukan penelitian. Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara
verbal dengan peneliti karena takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat
diatasi dengan adanya pengamatan (observasi) langsung.
b. Kelemahan observasi
Kelemahan dari observasi, antara lain:
1) Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu
kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka
seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
2) Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung
lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena perubahan suatu masyarakat tradisional
menjadi masyarakat modern akan sulit atau tidak mungkin dilakukan.
3) Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak
saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung
terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
Memahami Observasi Pasar: Definisi Bisnis

Ketika mengembangkan rencana pemasaran, beberapa informasi harus dibawa bersama-sama untuk
menentukan bagaimana untuk mencapai yang terbaik target audiens. Salah satu cara untuk
mengumpulkan informasi ini melalui observasi pasar. Dengan mendapatkan pemahaman yang lebih
baik dari definisi observasi pasar dasar, Anda akan lebih siap untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk membuat kampanye pemasaran yang efektif.
Apa Apakah Berbagai Strategi Pengamatan Market Digunakan?
1. Ada tiga bentuk utama dari pengamatan digunakan dengan proses observasi pasar: rahasia,
terbuka dan peneliti partisipasi. Dengan penelitian observasional rahasia, para peneliti tidak
mengidentifikasi diri mereka, dan mereka mengamati dari kejauhan. Dengan penelitian
observasional terbuka, para peneliti masih menonton dari kejauhan, tetapi mereka
mengidentifikasi diri mereka sebagai peneliti dan menjelaskan mengapa mereka mengamati.
Dengan partisipasi peneliti, peneliti benar-benar berinteraksi dengan orang-orang yang
sedang diamati dan berpartisipasi dalam kegiatan.
Video jawaban 'of the Day

Metode Apa Apakah Digunakan dengan Market Observation?


Pengamatan pasar sering melibatkan membuat pengamatan pribadi, tapi strategi lain kadang-kadang
digunakan juga. Ini termasuk membuat pengamatan mekanik, mengambil audit, melakukan analisis
jejak dan melakukan analisis isi. Pengamatan Teknik mungkin termasuk melakukan analisis mata-
pelacakan, menggunakan scanner checkout elektronik atau menggunakan nada suara meter. Analisis
jejak mungkin termasuk melihat catatan kartu kredit atau catatan kuki komputer, mengamati dan
keausan di lantai untuk menentukan pola lalu lintas, atau bahkan melihat melalui sampah untuk
menentukan kebiasaan pembelian.
Bagaimana Strategi Pasar Observation Dampak Pemasaran?
Meskipun pengamatan pasar tidak selalu menghasilkan informasi yang paling ilmiah terpercaya,
memberikan wawasan ke dalam benak konsumen. Informasi yang dikumpulkan melalui observasi
pasar biasanya hanya satu bagian dari teka-teki yang digunakan untuk membantu menciptakan iklan
yang efektif. Bahkan ketika itu tidak menyediakan data keras, ia menyediakan Anda dengan informasi
berharga untuk membantu Anda memasuki emosi audiens target Anda.
Memahami definisi observasi pasar dasar adalah langkah pertama menuju menciptakan strategi
pemasaran yang efektif. Dengan meletakkan prinsip-prinsip untuk menggunakan dan dengan
menerapkan berbagai strategi yang terlibat dengan bentuk pengumpulan data, Anda akan lebih siap
untuk membuat strategi pemasaran yang efektif mencapai audiens target Anda.
BAB 3
LANGKAH-LANGKAH
OBSERVASI PASAR

Langkah-langkah dalam melakukan observasi adalah sebagai berikut.


a. Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.
b. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi.
c. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan.
d. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
e. Harus diketahui tentang cara mencatat hasi! observasi, seperti telah menyediakan buku catatan,
kamera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.

6. Beberapa Hal yang Menjadi Bahan Pengamatan


Hal-hal yang biasanya menjadi pengamatan seorang peneliti yang menggunakan metode
pengamatan adalah sebagai berikut.
a. Pelaku atau partisipan, menyangkut siapa saja yang terlibat dalam kegiatan yang diamati,
apa status mereka, bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan tersebut, bagaimana
kedudukan mereka dalam masyarakat atau budaya tempat kegiatan tersebut, kegiatan
menyangkut apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang mendorong mereka
melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan tersebut, serta akibat dari kegiatan tersebut.
b. Tujuan, menyangkut apa yang diharapkan partisipan dari kegiatan atau peristiwa yang
diamati.
c. Perasaan, menyangkut ungkapan-ungkapan emosi partisipan, baik itu dalam bentuk
tindakan, ucapan, ekspresi muka, atau gerak tubuh.
d. Ruang atau tempat, menyangkut lokasi dari peristiwa yang diamati serta pandangan para
partisipan tentang waktu.
e. Waktu, menyangkut jangka waktu kegiatan atau peristiwa yang diamati serta pandangan para
partisipan tentang waktu.
f. Benda atau alat, menyangkut jenis, bentuk, bahan, dan kegunaan benda atau alat yang
dipakai pada saat kegiatan berlangsung.
g. Peristiwa, menyangkut kejadian-kejadian lain yang terjadi bersamaan atau seiring dengan
kegiatan yang diamati.

7. Bentuk-bentuk Metode Pengamatan


Berdasarkan keterlibatan penelitinya, metode pangamatan dibedakan sebagai berikut.
a. Pengamatan biasa
Pada pengamatan biasa, pengamat merupakan orang yang sepenuhnya melakukan pengamatan
(complete observer), la tidak memiliki keterlibatan apa pun dengan pelaku yang menjadi objek
penelitian.
b. Pengamatan terkendali (controlled observation)
Dalam pengamatan terkendali, pengamat juga sepenuhnya melakukan pengamatan. la tidak memiliki
hubungan apa pun dengan objek (pelaku) yang diamatinya. Akan tetapi, berbeda dengan
pengamatan biasa pada pengamatan terkendali orang yang menjadi sasaran penelitian ditempatkan
dalam suatu ruangan yang dapat diamati oleh peneliti. Dalam lingkungan yang terbatas tersebut,
pengamat mengadakan berbagai percobaan atas diri para sasaran penelitian.
Pengamatan terkendali umumnya dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan dalam melaporkan
hasil pengamatan dan biasanya banyak digunakan dalam penelitian yang mengkhususkan perhatian
pada usaha mengetahui sebanyak mungkin sifat kelompok kecil.
c. Pengamatan terlibat (participant observation)
Pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang paling sering digunakan dalam penelitian
antropologi khususnya etnografi. Metode semacam ini dalam bahasa Jerman disebut juga verstehen,
yaitu suatu metode yang memungkinkan terjadinya keterlibatan seorang peneliti pada masyarakat
yang dijadikan objek penelitiannya.
Dalam pengamatan terlibat, pengamat ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diamati. Caranya
peneliti datang ke lokasi penelitian, tinggal di tempat tersebut untuk jangka waktu tertentu,
mempelajari bahasa, atau dialek setempat, kemudian berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari
sambil melakukan pengamatan.
Berdasarkan tingkat keterlibatan penelitinya, pengamatan terlibat dibedakan sebagai berikut.
1. Pengamat sepenuhnya terlibat (completeparticipation)Pada pengamatan jenis ini, pengamat
sepenuhnya terlibat sehingga pelaku yangmenjadi objek penelitian tidak mengetahui bahwa mereka
sedang diamati.
2. Pengamat berperan sebagai peserta (observeras participant)
Pada pengamatan jenis ini, keterlibatan pengamat dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
objekyang diteliti masih ada. Namun, keterlibatan ini bersifat sangat terbatas karena pengamat
berada di tempat penelitian hanya untuk jangka pendek. Dibandingkan dengan pengamatan penuh,
pengamatan jenis ini jelas relatif lebih mudah dan lebih cepat dilakukan.
3. Pengamat berperan sebagai pengamat (complete participant as observer).
Pada pengamatan jenis ini, status pengamat selaku peneliti diketahui para pelaku yang menjadi objek
penelitian.
Selain berdasarkan tingkat keterlibatan penelitinya, metode pengamatan juga dibagi berdasarkan
cara pengamatan yang dilakukan seperti berikut ini.
a. Pengamatan tidak berstruktur
Pada pengamatan yang tidak berstruktur, tidak ada suatu ketentuan mengenai apa yang harus
diamati oleh pengamat. Sebelum mulai mengumpulkan data, pengamatnya tidak mempunyai format
pencatatan atau ketentuan baku tentang cara-cara pencatatan hasil pengamatan.
Pengamatan yang tidak berstruktur sering digunakan dalam penelitian-penelitian antropologi ataupun
dalam penelitian yang sifatnya eksploratori.
b. Pengamatan berstruktur
Pada pengamatan berstruktur, apa yang hendak diamati telah direncanakan oleh peneliti secara
sistematis, sehingga isi pengamatan lebih sempit dan lebih terarah dibanding isi pengamatan yang
tidak berstruktur. Dalam mengumpulkan data, peneliti berpedoman kepada format pencatatan atau
ketentuan baku yang telah ditetapkan sebelumnya.
8. Alat-alat Pengamatan
Untuk menambah ketepatan pengamatan, selain dilengkapi dengan alat-alat untuk mencatat,
biasanya peneliti juga dilengkapi dengan alat-alat sebagai berikut.
a. Tape recorder, untuk merekam pembicaraan.
b. Kamera, untuk merekam berbagai kegiatan secara visual.
c. Film atau video, untuk merekam kegiatan objek penelitian secara audio-visual.
d. Buku dan pulpen, untuk mencatat hasil penelitian.
Seorang pengamat tentu saja tidak harus menggunakan seluruh peralatan di atas. Penggunaan alat-
alat tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan kemampuan peneliti.
9. Prinsip-prinsip Pengamatan
Untuk memperoleh hasil yang baik, seseorang yang hendak melakukan pengamatan sebaiknya
memerhatikan prinsip-prinsip pengamatan sebagai berikut.
a. Pengamatan sebagai suatu cara pengumpulan data harus dilakukan secara cermat, jujur, dan
objektif serta terfokus pada objek yang diteliti.
b. Dalam menentukan objek yang hendak diamati, seorang pengamat harus mengingat bahwa
makin banyak objek yang diamati, makin sulit pengamatan dilakukan dan makin tidak teliti hasilnya.
c. Sebelum pengamatan dilaksanakan, pengamat sebaiknya menentukan cara dan prosedur
pengamatan.
d. Agar pengamatan lancar, pengamat perlu memahami apa yang hendak dicatat serta bagaimana
membuat catatan atas hasil pengamatan yang terkumpul.

C. TEKNIK OBSERVASI
Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang masing-masing umumnya cocok untuk
keadaan-keadaan tertentu, yaitu:
1. Observasi Partisipan
Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang rnengadakan observasi
(observer) turut ambil bagian dalam perikehidupan observer. Jenis teknik observasi partisipan
umumnya digunakan orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki
satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa karena pengamatan
partisipatif memungkinkankan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan
observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-
hal yang akan diteliti.
Beberapa persoalan pokok yang perlu mendapat perhatian yang cukup dan seorang
participant observer adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Persoalan tentang metode observasi sama sekali tidak dapat dilepaskan dari scope dan tujuan
penelitian yang hendak diselenggarakan. Observer perlu memusatkan perhatiannya pada apa
yang sudah diterangkan dalam pedoman observasi (observation guide) dan tidak terlalu
insidental dalam observasi-observasinya.
b. Waktu dan Bentuk Pencatatan
Masalah kapan dan bagaimana mengadakan pencatatan adalah masalah yang penting dalam
observasi partisipan. Sudah dapat dipastikan bahwa pencatatan dengan segera terhadap
kejadian-kejadian dalam situasi interaksi merupakan hal yang terbaik.
Pencatatan on the spot akan mencegah pemalsuan ingatan karena terbatasnya ingatan. Jika
pencatatan on the spot tidak dapat dilakukan, sedangkan kelangsungan situasi cukup lama,
maka perlu dijalankan pencatatan dengan kata-kata kunci. Akan tetapi pencatatan semacam ini
pun harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak menarik perhatian dan tidak menimbulkan
kecurigaan. Pencatatan dapat dilakukan, misalnya pada kertas-kertas kecil atau pada kertas
apa pun yang kelihatannya tidak berarti.
d. Intensi dan Ekstensi Partisipasi
Seacara garis besar, partisipasi tidaklah sama untuk semua penelitian dengan observasi
partisipan ini. Peneliti dapat mengambil partisipasi hanya pada beberapa kegiatan sosial
(partial participation), dan dapat juga pada semua kegiatan(full particiration). Dan, dalam tiap
kegiatan itu penyelidik dapat turut serta sedalam-dalamnya (intensive participation) atau
secara minimal (surface participation). Hal ini tergantung kepada situasi.
Dalam observasi partisipan, observer berperan ganda yaitu sebagai pengamat sekaligus
menjadi bagian dan yang diamati. Sedangkan dalam observasi nonpartisipan, observer hanya
memerankan diri sebagai pengamat. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati,
merekam, memotret, mempelajari, dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti.
Observasi nonpartisipan dapat bersifat tertutup, dalam arti tidak diketahui oleh subjek yang
diteliti, ataupun terbuka yakni diketahui oleb subjek yang diteliti.
2. Observasi Sistematik
Observasi sistematik biasa disebut juga observasi berkerangka atau structured observation.
Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah di atur
kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu.
a. Materi Observasi
Isi dan luas situasi yang akan diobservasi dalarn observasi sistematik umumnya lebih
terbatas. Sebagai alat untuk penelitian desicriptif, peneliti berlandaskan pada perumusan-
perumusan yang lebih khusus. Wilayah atau scope observasinya sendiri dibatasi dengan
tegas sesuai dengan tujuan dan penelitian, bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada
observasi partisipan yang umumnya digunakan dalam penelitian eksploratif.
Perumusan-perurnusan masalah yang hendak diselidikipun sudah dikhususkan, misalnya
hubungan antara pengikut, kerjasama dan persaingan, prestasi be1aar, dan sebagainya.
Dengan begitu kebebasan untuk memilih apa yang diselidiki sangat terbatas. Ini dijadikan ciri
yang membedakan observasi sistematik dan observasi partisipan.
b. Cara-Cara Pencatatan
Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban,
respons, atau reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula. Ketelitian yang tinggi pada prosedur
observasi inilah yang memberikan kemungkinan pada penyelidik untuk mengadakan
“kuantifikasi” terhadap hasil-hasil penyelidikannya. Jenis-jenis gejala atau tingkah laku
tertentu yang timbul dapat dihitung dan ditabulasikan. Ini nanti akan sangat memudahkan
pekerjaan analisis hasil.
3. Observasi Eksperimental
Observasi dapat dilakukan dalam lingkup alamiah/natural ataupun dalam lingkup
experimental. Dalam observasi alamiah observer rnengamati kejadian-kejadian, peristiwa-
peristiwa dan perilaku-perilaku observe dalam lingkup natural, yaitu kejadian, peristiwa, atau
perilaku murni tanpa adanya usaha untuk menguntrol.
Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk
menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia. Sebab faktor-
faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observee telah dikontrol secermat-cermatnya,
sehingga tinggal satu-dua faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-
dimensi tertentu terhadap tingkah laku.
Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut :
• Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk
semua observee.
• Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang
akan diamati oleh observee.
• Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenannya dan
observasi.
• Observer, atau alat pencatat, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara
observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi semata.

RIZKY FAJAR

Pos

Komentar

Jumat, 16 Desember 2011


PENGERTIAN OBSEVASI DAN TUJUAN OBSERVASI BAGI
PSIKOLOGI

PENGERTIAN OBSERVASI

“Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung”.

Menurut Prof. Heru (2006) pengamatan atau observasi dalam konteks penelitian ilmiah adalah studi
yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan dengan
mengamati dan mencatat fenomena atau perilaku satu atau sekelompok orang dalam konteks
kehidupan sehari – hari dan memperhatikan syarat – syarat penelitian ilmiah. Dengan demikian hasil
pengamatan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

TUJUAN OBSERVASI

Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas aktivitas
yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan
perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual,
sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.

Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:


1. Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan
alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.

2. Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang
dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.

3. Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak
observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa
akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.

Tujuan observasi bagi seorang psikolog pada dasarnya adalah sebagai berikut :

1. Untuk keperluan asesmen awal dilakukan di luar ruang konseling, misalnya: ruang tunggu,
halaman, kelas, ruang bermain.
2. Sebagai dasar/titik awal dari kemajuan klien. Dari beberapa kali pertemuan psikolog akan
mengetahui kemajuan yang dicapai klien.
3. Bagi anak-anak, untuk mengetahui perkembangan anak-anak pada tahap tertentu.
4. Digunakan dalam memberi laporan pada orangtua, guru, dokter, dan lain-lain.
5. Sebagai informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan bimbingan dan konseling.

Beberapa Hal yang Menjadi Bahan Pengamatan.

Hal-hal yang biasanya menjadi pengamatan seorang peneliti yang menggunakan metode
pengamatan adalah sebagai berikut.
1. Pelaku atau partisipan, menyangkut siapa saja yang terlibat dalam kegiatan yang diamati, apa
status mereka, bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan tersebut, bagaimana kedudukan
mereka dalam masyarakat atau budaya tempat kegiatan tersebut, kegiatan menyangkut apa yang
dilakukan oleh partisipan, apa yang mendorong mereka melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan
tersebut, serta akibat dari kegiatan tersebut.
2. Tujuan, menyangkut apa yang diharapkan partisipan dari kegiatan atau peristiwa yang diamati.
3. Perasaan, menyangkut ungkapan-ungkapan emosi partisipan, baik itu dalam bentuk tindakan,
ucapan, ekspresi muka, atau gerak tubuh.
4. Ruang atau tempat, menyangkut lokasi dari peristiwa yang diamati serta pandangan para
partisipan tentang waktu.
5. Waktu, menyangkut jangka waktu kegiatan atau peristiwa yang diamati serta pandangan para
partisipan tentang waktu.
6. Benda atau alat, menyangkut jenis, bentuk, bahan, dan kegunaan benda atau alat yang dipakai
pada saat kegiatan berlangsung.
7. Peristiwa, menyangkut kejadian-kejadian lain yang terjadi bersamaan atau seiring dengan
kegiatan yang diamati.

Referensi :
Drs. M. Ngalim Purwanto. M.P. 2008. Prinsip-prinsip evaluasi pengajaran.Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Fudyartanta, Ki. 2005. Pengatar psikodiagnostik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Basuki, Heru. 2006. Penelitian kualitatif untuk ilmu – ilmu kemanusian dan budaya. Jakarta : Penerbit
Gunadarma.

Diposkan oleh Rizky Fajar c.h, c.ht, S.Psi. di 18.23

Label: OBSERVASI PSIKOLOGI

Reaksi:

3 komentar:
1.

Meet Nangalere19 Maret 2012 15.55

thangks atas bimbingannya, topik yang diangkat sangat membantu

Balas

2.

Rizky Fajar c.h, c.ht.20 April 2012 10.54

sama - sama..

Balas

3.

Lembaga Penelitian UG19 April 2013 15.30


Sehubungan dengan akan diselenggarakan kegiatan Seminar Ilmiah Nasional
Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur dan Teknik Sipil (PESAT) 2013 dengan tema
Peningkatan Daya Saing Bangsa Melalui Revitalisasi Peradaban pada tanggal 8-9
Oktober 2013 di Bandung, maka kami mengundang Bapak/ibu/sdr/sdri turut
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada
alamat URL http://penelitian.gunadarma.ac.id/pesat

Balas

Muat yang lain...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

PASANG IKLAN
SLOT INI DISEWAKAN UNTUK IKLAN
INFO VIA EMAIL : rizkyfajar26@yahoo.com

GUNADARMA UNIVERSITY
 REPOSITORY GUNADARMA UNIVERSITY
 LIBRARY GUNADARMA UNIVERSITY
 STAFFSITE GUNADARMA UNIVERSITY
 STUDENTSITE GUNADARMA UNIVERSITY
 GUNADARMA UNIVERSITY

Share It
PASANG IKLAN
SLOT INI DISEWAKAN UNTUK IKLAN
INFO: rizkyfajar26@yahoo.com

PLEASE CLICK TO FEED THE FISH


HYPNOTHERAPY
Terapi Hypnotherapy:
- fobia
- kecanduan rokok, alkohol, obat
- menambah percaya diri
- motivai diri
- motivasi UAN
- mental Block
- Anak Susah diatur
- DLL....
Hub: rizkyfajar26@yahoo.com

Pengikut
Mengenai Saya

Rizky Fajar c.h, c.ht, S.Psi.

Sarjana Psikologi. Motivator Hypnotherapist winglessangel.fajar@gmail.com

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ► 2013 (2)

 ► 2012 (28)

 ▼ 2011 (31)
o ▼ Desember (12)
 Hal-hal yang Penting dalam Tahap Perkembangan Kepr...
 Levels of Cognition - Harry Stack Sullivan
 Personifications - Harry Stack Sullivan
 Teori Energy Transformations Dan Dynamisms Harry S...
 TEORI TENSIONS Harry Stack Sullivan
 TEORI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Harry Stack Sullivan
 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN OBSERVASI
 SYARAT OBSERVASI MENJADI ALAT PENGUMPULAN DATA DAN...
 JENIS OBSERVASI BERDASARKAN MASALAH APA YANG AKAN ...
 INSTRUMEN DAN SETTING OBSERVASI
 LANGKAH - LANGKAH, TEKNIK, DAN DIMENSI OBSERVASI
 PENGERTIAN OBSEVASI DAN TUJUAN OBSERVASI BAGI PSIK...
o ► Oktober (6)
o ► April (7)
o ► Maret (5)
o ► Februari (1)

 ► 2010 (13)

Label
 AGAMA (1)
 biopsikologi (1)
 Ilmu Budaya Dasar (2)
 kesehatan mental (3)
 OBSERVASI PSIKOLOGI (1)
 PSIKOANALISA (5)
 PSIKOLOGI (4)
 PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI (2)
 PSIKOLOGI KEBUDAYAAN (2)
 PSIKOLOGI KEPRIBADIAN (7)
 PSIKOLOGI KLINIS (1)
 Psikologi Kognitif (7)
 Psikologi Konseling (1)
 Psikologi Konsumen (5)
 PSIKOLOGI POSITIF (1)
 psikologi sosial (1)
 PSIKOTERAPI (1)
 Sistem Informasi Psikologi (4)
 Skala (4)
 SOSIAL (2)
 tugas (1)

Entri Populer

PENGERTIAN OBSEVASI DAN TUJUAN OBSERVASI BAGI PSIKOLOGI

PENGERTIAN OBSERVASI “Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingka...

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN OBSERVASI

KELEBIHAN OBSERVASI Kelebihan dari observasi, antara lain: 1. Pengamat mempunyai


kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal, perilaku pe...

LANGKAH - LANGKAH, TEKNIK, DAN DIMENSI OBSERVASI


LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN OBSERVASI ADALAH SEBAGAI BERIKUT : 1. Harus
diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan. 2. Harus dit...

 KONSUMERISME

Pengertian Konsumerisme Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan


seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses ...

 PENGERTIAN DAN SEJARAH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

I. Pengertian Ilmu Psikologi Industri dan Organisasi Ilmu psikologi industri dan organisasi
(I/O) • Munsterberg (dalam Berry 1998) adalah i...

 TEORI PERKEMBANGAN MORAL MENURUT KOHLBERG

Tingkat 1 (Pra-Konvensional) anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral –


penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah)...

TEORI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Harry Stack Sullivan

Proses akulturasi merupakan kerangka dari konsep Sullivan mengenai perkembangan


kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang leb...

Kesehatan Mental Ditinjau dari Teori - Teori Psikologi dan Pandangan Allport Tentang
Kepribadian Sehat

NAMA : RIZKY FAJAR KELAS : 2 PA 03 NPM : 16509521 Teori Psikoanalisis Teori ini menurut
Freud memandang pembentuk kepribadian dan ...

 Tahap – Tahap Perkembangan Manusia oleh Sigmund Freud

Tahap – Tahap Perkembangan Manusia Freud berpendapat bahwa setiap individu manusia
mempunyai seksualitas kanak – kanak (infantile sexualit...

Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai