Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan vital


masyarakat. Saat ini biaya pelayanan kesehatan semakin tinggi, sehingga
mengurangi akses masyarakat untuk menjangkau layanan kesehatan yang
dibutuhkan. Ditengah-tengah keadaan ekonomi yang semakin sulit,
tersedianya layanan kesehatan yang cukup dengan tarif rasional terjangkau
inilah yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Dengan latar belakang itulah Rumah Sakit Rumah Sakit Islam Siti
Hajar Sidoarjo yang berlokasikan di jalan Raden Patah 70-72 Sidoarjo ini
didirikan dengan harapan memberikan solusi bagi masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang standart dengan tarif rasional yang
terjangkau dengan pelayanan medis dan non medis secara professional dan
bertaraf Internasional.

Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo didirikan pada tanggal 23


Februari 1963 oleh Ibu Hadiniyah Hadi, istri KH. Abdul Hadi, yang
berdomosili di Sidoarjo dan masyarakat Nahdliyin, serta banombanomnya.
Kala itu beliau adalah DPRGR/MPRS (Dewan Perwakilan Masyarakat
Gotong Royong/Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dari unsur
Muslimat NU Jawa Timur. Oleh karena itu, keberadaan Rumah Sakit Islam
Siti Hajar Sidoarjo tidak bisa dilepaskan dari organisasi Muslimat NU.
Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo awalnya bernama YKMS (Yayasan
Kesejahteraan Muslimat Sidoarjo). Jadi YKMS atau Badan Pelaksana
Mabarrot (BPM) NU Siti Hajar yang sekarang lebih kita kenal sebagai
Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo adalah milik PCNU dan banom-
banomnya.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas muncul rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana analisa SWOT pada pelayanan IGD di Rumah Sakit Islam


Siti Hajar Sidoarjo?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana analisa SWOT pada pelayanan IGD dir


Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Analisa SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal


suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian
terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara,
analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan
(ThreathS). Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:

1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan


oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah
kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak
sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat
kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil
titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

3
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk
bisa berkembang lebih cepat
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini
harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan
kekuatan organisasi untuk Comparative Advantage Divestment/
Investment Damage Control Mobilization memperlunak ancaman
dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi
sebuah peluang.
Sel C: Divestment/ Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan
peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada
situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan
namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak
cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil
adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi
lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan
ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan
membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus
diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian)
sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
2. Pendekatan Kuantitatif Analisa SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif


melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce
dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

4
a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor
S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor
dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point
faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian
terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat
menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah
dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling
rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot
(b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling
ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor
adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan
point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah
nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya
point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d)
dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka
(e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada
kuadran.
INCLUDEPICTURE "ooxWord://word/media/image3.png" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"ooxWord://word/media/image3.png" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "ooxWord://word/media/image3.png" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"ooxWord://word/media/image3.png" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "ooxWord://word/media/image3.png" \*

5
MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "ooxWord://word/media/image4.png" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"ooxWord://word/media/image4.png" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "ooxWord://word/media/image4.png" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"ooxWord://word/media/image4.png" \* MERGEFORMATINET
INCLUDEPICTURE "ooxWord://word/media/image4.png" \*

6
MERGEFORMATINET

Kuadran I (positif, positif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya
organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.

7
Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak
ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah
Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk
dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja
organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasiyang lemah dan
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada
pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk
meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal
agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi diri.

8
BAB III
TINJAUAN LAPANGAN
3.1 Profil Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo
3.1.1 Sejarah Berdirinya Islam Siti Hajar Sidoarjo

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan vital


masyarakat. Saat ini biaya pelayanan kesehatan semakin tinggi,
sehingga mengurangi akses masyarakat untuk menjangkau layanan
kesehatan yang dibutuhkan. Ditengah-tengah keadaan ekonomi yang
semakin sulit, tersedianya layanan kesehatan yang cukup dengan tarif
rasional terjangkau inilah yang saat ini sangat dibutuhkan oleh
masyarakat.

Dengan latar belakang itulah Rumah Sakit Rumah Sakit Islam Siti
Hajar Sidoarjo yang berlokasikan di jalan Raden Patah 70-72 Sidoarjo
ini didirikan dengan harapan memberikan solusi bagi masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang standart dengan tarif
rasional yang terjangkau dengan pelayanan medis dan non medis
secara professional dan bertaraf Internasional.

Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo didirikan pada tanggal 23


Februari 1963 oleh Ibu Hadiniyah Hadi, istri KH. Abdul Hadi, yang
berdomosili di Sidoarjo dan masyarakat Nahdliyin, serta
banombanomnya. Kala itu beliau adalah DPRGR/MPRS (Dewan
Perwakilan Masyarakat Gotong Royong/Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara) dari unsur Muslimat NU Jawa Timur. Oleh karena
itu, keberadaan Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo tidak bisa
dilepaskan dari organisasi Muslimat NU. Rumah Sakit Islam Siti
Hajar Sidoarjo awalnya bernama YKMS (Yayasan Kesejahteraan
Muslimat Sidoarjo). Jadi YKMS atau Badan Pelaksana Mabarrot
(BPM) NU Siti Hajar yang sekarang lebih kita kenal sebagai Rumah
Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo adalah milik PCNU dan banom-
banomnya.

9
Adapun secara global sejarah tentang Rumah Sakit Islam Siti Hajar
Sidioarjo:

15 Desember 1963 : Peresmian BKIA

12Desember 1965 : dibuka Poliklinik Umum

1 September 1989 : Pembangunan gedung tahap I

6 Januari 1991 : Pembangunan gedung tahap II

1 Oktober 1992 : Pembangunan gedung tahap III

4 Nopember 1995 : Pembangunan gedung tahap IV

1 Desember 2000 : Pembangunan gedung tahap V

20 Pebruari 2005 : Pembangunan gedung tahap VI

Ijin penyelenggaran RS

20 Januari 1995 s/d 20 Januari 2000

20 Januari 2000 s/d 20 Januari 2005

15 Agustus 2005 s/d 15 Agustus 2010

Akreditasi

Tgl 27 juli 2005 s/d 27 Juli 2008: Terakreditasi Penuh Tingkat


Dasar Untuk 5 Pelayanan.

Tgl 25 Pebruari 2010 s/d 24 Pebruari 2013: Terakreditasi Penuh


Tingkat Lanjut Untuk 12 Pelayanan.

3.1.2 Visi Misi Islam Siti Hajar Sidoarjo

a. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit yang Islami dan Profesional Menuju Taraf

Internasional.

b. Misi

10
1. Meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan kompetensinya.

2. Mengembangkan pelayanan kesehatan atas dasar nilai-nilai Islami,


etika Rumah Sakit dan etika Profesi.

3. Memberi pelayanan medis dan non medis secara professional yang


berstandart Internasional.

4. Menyediakan dan mengembangkan peralatan sarana dan prasarana


utamanya dibidang tekhnologi kedokteran.

5. Menciptakan dan mengembangkan pelayanan unggulan.

6. Memberikan manfaat kepada masyarakat umum khususnya warga


Nahdliyin.

3.1.3 Motto, Value / Keyakinan Dasar dan Tujuan

a. Motto

Kesembuhan dan kepuasan pasien adalah segalanya bagi kami

b. Value dan Keyakinan Dasar

Profesi merupakan bagian dalam beribadah kepada Allah SWT untuk


memberikan manfaat kepada umat manusia melalui pelayanan
kesehatan.

c. Tujuan

Terwujudnya kemaslahatan dan kesejahteraan umat manusia.

3.1.4 Kondisi dan Situasi Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo

Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo memperoleh izin dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo sebagai penyedia jasa layanan
kesehatan. Lingkup kegiatan Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo
Medika Sukodono secara umum adalah menyediakan layanan kesehatan
bagi masyarakat umum.

11
Dengan izin yang telah didapatkan maka Rumah Sakit Islam Siti
Hajar Sidoarjo memiliki wewenang untuk menyelenggarakan Balai
Pengobatan Umum yang memberikan pelayanan kesehatan secara
terpadu yang sesuai dengan prosedur standar medik dibidang bedah dan
bersalin kepada masyarakat umum.

Kegiatan usaha yang dilakukan Rumah Sakit Islam Siti Hajar


Sidoarjo hampir seluruhnya merupakan bidang layanan kesehatan.
Namun dengan unsur syari’ah yang menjadi pedoman utama dalam
menjalankan usaha, para karyawan bahkan pimpinan ditekankan untuk
menciptakan budaya yang sesuai dengan nilai-nilai Syari’ah Islam.

Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo sebagai rumah sakit yang
beroprasi atas dasar prinsip Syari’ah Islam mentetapkan budaya yang
mengacu kepada sikap akhlakul karimah yaitu sikap pribadi kaum
muslim.

Sikap terangkum dalam lima sikap yang di singkat dengan kata


SIFAT, yaitu :

a. Siddiq

Bersifat jujur terhadap diri sendiri, terhadap orang lain dan


terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Istiqomah

Bersikap teguh, sabar dan bijaksana.

c. Fathonah

Professional, disiplin mentaati peraturan, bekerja keras dan


inovatif.

d. Amanah

Penuh rasa tanggung jawab dan saling menghormati dalam


menjalankan tugas dan melayani mitra usaha.

e. Tabligh

12
Bersikap mendidik, membina dan memotivasi pihak lain (para
karyawan dan pihak lain) untuk meningkatkan fungsinya sebagai
khalifah di bumi.

Sebagai karyawan Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo harus


mampu menunjukan prinsip-prinsip profesionalisme sebagai berikut:
Responsibility (tanggung jawab) dan Discipline (mentaati tata tertib).

Responsibility berarti sebagai karyawan Rumah Sakit Islam Siti


Hajar Sidoarjo akan mampu bertanggung jawab dalam pengertian yang
luas baik bagi atasaan maupun pasien. Bagi atasan maupun pasien akan
merasa ”nyaman” kalau memberikan tugas pada yang bersangkutan
dapat memahami tugas-tugas yang diberikan dengan baik dan pasti
akan dikerjakan dengan baik pula, tanpa perlu dikontrol. Sedangkan
Discipline berarti karyawan Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo akan
selalu mentaati tata tertib yang ditetapkan dan mencoba memenuhi apa
yang dijanjikan kepada pasien.

a. Etika Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo

Dalam hubungan kerja antara karyawan dan instansi, maka


karyawan bertanggung jawab atas segala tindakan yang bisa
berpengaruh terhadap Rumah Sakit dan lingkungan kerjanya dan
berhati-hati atas segala sumber daya yang dimiliki rumah sakit
maupun pemilik yayasan/rumah sakit agar terjadinya kepercayaan
karyawan sehingga proses kegiatan segala sesuatunya berjalan sesuai
dengan apa yang direncanakan semula.

Para karyawan harus menghindari hal-hal yang dijelaskan


sebelumnya terhadap hal-hal yang menyebabkan ketidak produktifan
dalam bekerja dan berusaha untuk memanfaaatkan waktu kerja
secara maksimal, selalu memperbaiki diri dalam cara-cara kerja yang
lebih produktif serta menggunakan sumber daya secara efektif dan
efisien.

13
Dalam berhubungan dengan pihak luar seperti pasien,
pemasok, pesaing, dan pihak pemerintah maupun mitra bisnis maka
karyawan Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo bertanggung jawab
untuk menunjukan integritas dan perhatian penuh kepada
kepentingan mereka dengan cara menggunakan standar yang tinggi
dari etika bisnis instansi serta harapan mereka.

b. Mengutamakan kepuasan pasien

Mengutamakan kepuasan pasien adalah mengusahakan agar


pelayanan kita diterima oleh pasien. Jelas bahwa pelayanan terbaik
mereka memenuhi kebutuhan pasien, agar mencapai hal tersebut,
maka prinsip karyawan dalam bekerja adalah tidak hanya pekerjaan
telah selesai. Mengetahui kebutuhan yang sebenarnya dari pasien
demi kepuasan pasien.

c. Mengutamakan kerjasama tim

Peranan setiap karyawan sama pentingnya setiap karyawan


tidak boleh merasa lebih penting perananya dari karyawan lain
karena kinerja atau keberhasilan rumah sakit tidak tergantung pada
satu karyawan tetapi satu sama lain saling keterkaitan dan satu tim
Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo, hal ini akan tercermin
kesediaan karyawan lain untuk membantu penyelesaian suatu
pekerjaan dari karyawan lain yang pada ujungnya adalah untuk
kepuasan pasien.

3.1.5 Fasilitas Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo

Fasiliatas yang ditawarkan adalah:

A. Pelayanan Rawat Inap

1. VIP A (R. Darun Naim I)

Fasilitas :

a. 1 Tempat Tidur Pasien

14
b. 1 Tempat Tidur Penunggu

c. 1 Buffet Buah

d. Kamar Mandi Dalam dan Wastafel

e. Water Heater

f. O2 Central

g. AC Split, TV, Telepone

h. Almari ES, Dispenser (Air mineral)

i. Almari Pakaian

j. Makan untuk Penunggu

k. Akses Internet secara gratis

2. VIP B (R. Darul Ma’wa I)

Fasilitas :

a. Tempat Tidur Pasien

b. 1 Tempat Tidur Penunggu

c. 1 Buffet Buah

d. Kamar Mandi Dalam dari Wastafel

e. Water Heater

f. AC Split, TV, Telepon

g. Almari ES, Dispenser (Air mineral)

h. Makan untuk penunggu

i. Akses Internet secara gratis

3. Kelas I-A (R. Darul Adn 1)

Fasilitas :

15
a. Satu Tempat tidur Pasien

b. Satu Tempat Tidur Penunggu

c. AC, Intercom, TV, Dispenser (Air Mineral)

d. Kamar Mandi dalam

e. O2 Central

4. Kelas I-B (R. Darun Naim 2)

Fasilitas :

a. Satu ruang untuk 2(dua) pasien

b. AC, TV, Intercom

c. Kamar Mandi Dalam

d. O2 Central

5. Kelas II-A Anak (R. Darul Adn 3)

Fasilitas :

a. Satu Kamar Untuk 1(satu) pasien

b. AC untuk setiap kamar

c. Kamar mandi untuk setiap blok

d. Intercom

6. Kelas II-A Dewasa (R. Darul Adn 4)

Fasilitas :

a. Satu kamar untuk 1(satu) pasien

b. AC untuk setiap kamar

c. TV untuk setiap blok

d. Kamar mandi untuk setiap blok

16
e. Intercom

7. Kelas II-B anak (R. Darul Amin)

Fasilitas :

a. Satu kamar untuk 2(dua) orang pasien

b. AC untuk setiap kamar

c. Kamar mandi dalam blok

d. Intercom

8. Kelas II-B Dewasa (R. Darul Salam)

Fasilitas :

a. Satu kamar untuk 2(dua) pasien

b. AC Untuk setiap kamar

c. Kamar mandi di luar

d. TV Setiap blok

9. Kelas III Anak (R. Darul Adn 5)

Fasilitas :

a. Satu ruang untuk 8(delapan) pasien

b. Fan disetiap blok

c. Kamar mandi di setiap blok

10. Kelas III Dewasa (R. Darul Adn 6)

Fasilitas :

a. Satu kamar untuk 2(dua) pasien

b. Fan pada masing-masing kamar

c. Kamar mandi si setiap blok

17
11. Ruang Isolasi

Fasilitas :

a. Satu kamar 19satu) pasien

b. AC

12. VK/Bersalin (R. Darul Amin 1)

Fasilitas :

1) Kelas II-A

a. Satu kamar 1(satu) pasien

b. AC,TV

c. Kamar mandi luar

2) Kelas II-B

a. Satu kamar 2 pasien

b. AC,TV

c. Kamar mandi luar

3) Kelas III

a. Satu kamar 4(empat)pasien

b. AC

c. Kamar mandi luar

13. Ruang Neonatus

Ruang Neonatus RSI Siti Hajar terdiri dari 25 Box


dengan fasilitas penunjang antara lain : Foto Therapy,
Infant Warmwr, Incubator Nebulyzer, Suction.

14. Ruang ICU/ICCU/ECU (R. Darul Ma’wa)

18
Dilengkapi dengan peralatan yang menunjang
seperti : DC shock, ECG Monitor, Ventilator,
Nebulyzer, Suction.

B. Klinik Spesialis

1. Spesialis Kandungan

2. Spesialis Anak

3. Spesialis Tumbuh Kembang Anak

4. Spesialis Jantung

5. Spesialis Penyakit Dalam

6. Spesialis THT

7. Spesialis Mata

8. Spesialis Paru.Asma dan Alergi

9. Spesialis Paru

10. Spesialis Asma dan Alergi

11. Spesialis Bedah Umum

12. Spesialis Bedah Orthopedi

13. Spesialis Bedah Urologi

14. Spesialis Bedah Syaraf

15. Spesialis Kulit dan Kosmetik

16. Spesialis Kulit dan Kelamin

17. Spesialis Syaraf

18. Spesialis Rehabilitasi Medik (Fisiotherapi)

C. Pelayanan Penunjang Medik

1. Apotek (24 jam)

19
2. Laboratorium (24 jam)

3. Radiologi (24 jam)

4. Ambulance (24 jam)

5. Pelayanan Jenazah (24 jam)

D. Fasilitas umum :

Wartel, Foto Copy, Cafetaria, Mini Market, ATM (BNI,


BTN, BCA), Ruang Pertemuan, Musholah, dan Ruang
Merokok.

E. Layanan Unggulan :

Klinik vaksinasi dewasa, klinik tumbuh kembang anak,


paket operasi.

F. Alat Unggulan :

Endoscopy, Ventilator, Dental Panoramic.

G. Organisasi yang diikuti :

PERSI, Mukisi, ARSS (Asosiasi Rumah Sakit Swasta).

3.1.6 Analisis Lokasi

Analisis lokasi Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo adalah


sebagai berikut:

a. Alamat: Jalan Raden Patah 70-72 Sidoarjo (POS : 61218)

b. Telepon: (031) 8921233

c. Fax: (031) 8944990, (031) 8944991, (031) 8944438

d. Website: www.rsi-sitihajar-sda.com

e. Email: surat@rsi-sitihajar-sda.com

f. Lokasi sehubungan dengan pasar sasaran: Sidoarjo, Surabaya


dan sekitarnya.

20
g. Pola lalu lintas bagi pelanggan: dilewati oleh dua jurusan
kendaraan umum dengan frekuensi cukup sering

h. Toko-toko dan kegiatan bisnis disekitar lokasi dan bisnis lokal:


berdekatan dengan minimarket, warung, toko, dan pasar

i. Kualitas pelayanan umum: polisi, kelurahan, masjid, bank,


pom bensin, telkom, terminal angkutan umum

j. Tempat parkir: telah disediakan area untuk parkir

k. Kecukupan utilities: tersedia cukup

l. Ketersediaan bahan baku: tersedia cukup

m. Evaluasi lokasi berkaitan dengan persaingan: lokasi cukup


strategis

21
3.1.7 Struktur Organisasi

22
Kesimpulan : Dari 3 tahun terkahir terdapat peningkatan jumlah pasien
yang datang ke IGD RSI Siti Hajar Sidoarjo dengan perolehan tertinggi
pada tahum 2017. Tahun 2015 dengan 20900 pasien, tahun 2016 dengn
30060 pasien dan tahun 2017 dengan 30648 pasien.

ANGKA KEBERHASILAN LIFE SAVING PELAYANAN IGD

Kesimpulan: pada tahun 2015 angka keberhasilan life saving tidak sesuai
target, namun pada 2 tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu pada
tahun 2016 dengan 85% dan tahun 2017 dengan 90% keberhasilan.

23
ANGKA KEMATIAN PELAYANAN IGD

Kesimpulan: pada tahun 2015 angka kematian masih tinggi yaitu


sebanyak 25%. Pada 2 tahun terakhir mengalami penurunan yaitu
tahun 2016 dengan 15% dan tahun 2017 dengan 10%.

24
BAB IV

PEMBAHASAN ANALISA SWOT

4.1 Data Wawancara

UNSUR INPUT

MAN

1. Kemampuan perawat dalam menangani life saving anak dan dewasa


sudah cukup baik.

2. Perawat melakukan pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat


PPGD.

3. Ketersediaan tim penanggulangan bencana seperti kebakaran, gempa


bumi.

4. Dokter menangani pasien gawat darurat dilakukan dengan tanggap


dalam waktu <5menit.

5. Jumlah perawat pada IGD tahun 2018 terdiri dari 8 orang.

6. Jumlah petugas kesehatan yang terlibat ada sekitar 2 orang untuk


setiap shift.

7. Jumlah perawat yang terlibat setiap shift hanya 2 orang dengan


standart 3orang.

8. Dari 8 orang perawat yang melakukan pelayanan kegawatdaruratan


bersertifikat PPGD hanya 5 orang.

9. Kematian pasien di IGD <8jam.

10. Pasien yang berkunjung ke IGD mengalami peningkatan tiap tahun.

MONEY

1. Distribusi obat selalu tersedia di Apotik RS.


2. Anggaran Gaji pokok dan Uang pendanaan bersumber dari yayasan.
3. Sebagian besar pembiayaan pasien berasal dari BPJS, PBI, Non PBI,
dan biaya sendiri (umum).

25
4. Sumber pendapatan rumah sakit di dapat dari Jasa layanan, Hibah,
diklat, kantin, Farmasi dan Mahasiswa praktik.
MATHERIAL
1. Tersedianya fasilitas 6 bed, dan terdapat O2 di setiap bed.
2. Tersedia kursi roda berjumlah 4 dan 3 brangkar.
3. Terdapat alat kegawatan seperti EKG, Monitor, Suction, Nebulizer.
4. Tersedia kursi tunggu pasien.
5. Tempat menunggu yang kurang memadai sehingga antrian pasien
yang terlalu banyak.
6. Lokasi rumah sakit yang strategis yaitu di kota.
7. Kelengkapan pengisisian inform consent setiap tindakan sudah sesuai
dengan prosedur.
8. Melengkapi pengisian buku register pasien sesuai dengan identitas
asli.
9. Terbatasnya transportasi ambulance.
METHODE
1. Informasi mengenai cara pendaftaran antrian sampai proses
pelaksanaan perawatan dijelaskan pada keluarga pasien.
2. Timbang terima di IGD dilakukan setiap pergantian shift perawat
untuk mengetahui kondisi pasien.
3. Pelayanan IGD 24 jam.
MARKET
1. Perawat dalam kondisi apapun siap melayani masyarakat dengan
ikhlas dan ramah.
2. Adanya kerja sama dengan instansi perusahaan, dinas, dan asuransi
terkait.
3. Terkadang pihak perawat masih membeda – bedakan pasien yang
umum dengan BPJS pemerintah.

UNSUR PROSES

Visi RSI Siti Hajar Sidoarja

1. Terwujudnya Rumahsakit yang islami, dan profesional


Misi RSI Siti Hajar Sidoarjo
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan
kompetensinya.

26
2. Mengembangkan pelayanan kesehatan atas dasar nilai nilai islami,
etika rumah sakit dan etika profesi
3. Memberi pelayanan medis dan non medis secara profesional
4. Memberikan manfaat kepada masyarakat umum khususnya warga
4.2 Analisa SWOT
1. IFAS

KEKUATAN (STRENGHT) B R S (BXR)


1. Kemampuan perawat dalam menangani life 0,75 3 2,25
saving anak dan dewasa sudah cukup baik.
2. Perawat melakukan pelayanan kegawat 3
0,75 4
daruratan yang bersertifikat PPGD.
3. Terdapat alat kegawatan seperti EKG,
monitor, suction, nebulizer.
0,52
4. Distribusi obat selalu tersedia di Apotik 0,5 4
RS.
5. Kelengkapan pengisisian inform consent
setiap tindakan sudah sesuai dengan 0,5 4
prosedur.
2
6. Timbang terima di IGD dilakukan setiap 0,75 4
pergantian shift perawat untuk mengetahui
kondisi pasien. 3

7. Menurunnya jumlah angka kematian 0,5 4


pelayanan IGD pada tahun 2015 angka 0,52
kematian masih tinggi yaitu sebanyak 25%.
Pada 2 tahun terakhir mengalami
penurunan yaitu tahun 2016 dengan 15%
dan tahun 2017 dengan 10
TOTAL

KELEMAHAN (WEAKNESS) B R S (BXR)


1. Jumlah perawat pada IGD tahun 2018 0,30 4 1,2
terdiri dari 8 orang.
2. Jumlah perawat yang terlibat setiap shift
hanya 2 orang dengan standart 3 orang. 0,30 4 1,2
3. Terkadang pihak perawat masih membeda
0,40 4 1,6
– bedakan pasien yang umum dengan

27
BPJS pemerintah.
TOTAL 1 4
Jumlah IFAS = S – W

=4–4

=0

2. EFAS

PELUANG (OPPORTUNITY) B R S (BXR)


1. Lokasi rumah sakit yang strategis yaitu di 0,15 4 0,6
kota.
2. Pasien yang berkunjung ke IGD
0,15 4 0,6
mengalami peningkatan tiap tahun.
3. Sumber pendapatan rumah sakit di dapat
dari Jasa layanan, Hibah, diklat, kantin,
1,2
Farmasi dan Mahasiswa praktik. 0,30 4
4. Pelayanan IGD 24 jam.
5. Adanya kerja sama dengan instansi
perusahaan, dinas, dan asuransi terkait. 0,20 4
0,8

0,20 4 0,8
TOTAL 1 4
ANCAMAN (THREATS) B R S (BXR)
1. Kematian pasien di IGD < 8 jam. 1 4 4
TOTAL 1 4
Jumlah EFAS = O – T

=4-4

=0

3. MATRIKS

0
28

KUADRAN
KUADRAN III
IV KUADRAN III
(-,+) ( +,+ )
Ubah strategi progresif

W 0 S

( -,- ) ( +,- )
Strategi bertahan difersifikasi strategi

Kesimpulan :

Kuadran I (Positif-Positif)

Menggunakan kekutan untuk memanfaatkan peluang posisi ini menandakan


sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, artinya pelayanan IGD di RSI
Siti Hajar Sidoarjo mampu melakukan dan memajukan upaya peningkatan
pelayanan kesehatan dalam mengatasi dan mempertahankan kesehatan.

Strategi SO :

29
1. Meningkatkan SDM melalui pelatihan yang yang tersertifikasi
(BTCLS, BLS, PPGD)

2. Meningkatkan keterampilan dalam memberikan pelayanan

3. Meningkatkan sarana dan prasarana

30
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pelayanan IGD RSI Siti Hajar Sidoarjo berada dalam Kuadran I


(Positif-Positif) yang berarti menggunakan kekutan untuk memanfaatkan
peluang posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
artinya pelayanan IGD di RSI Siti Hajar Sidoarjo mampu melakukan dan
memajukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan dalam mengatasi dan
mempertahankan kesehatan.

5.2 Saran

Saran dari penulis untuk pelayanan IGD RSI Siti Hajar Sidoarjo
diantaranya :

1. Selalu melakukan pembaharuan tentang sistem maupun pelatihan


gawat darurat untuk setiap petugas kesehatan yang terlibat di
dalamnya.

2. Memaksimalkan sarana prasarana yang dapat menunjang


pelayanan gawat darurat, misal ambulance gawat darurat.

31
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Dwi. 2018. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Sidoarjo: Indomedika


Pustaka.

Hidayat. Aziz. 2007. Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Surabaya:
Salemba Medika.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Medika Salemba.

Noto Adminodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Tjiptono, Fandy. 1997. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andy.

32

Anda mungkin juga menyukai