Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

PENGUKURAN ELEVASI, JARAK DAN BEDA TINGGI MENGGUNAKAN


PPD (PESAWAT PENYIPAT DATAR)

Dosen Pengampu: Pranoto, S.T., M.T

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Aden Trisa Faiq Ulinnuha (170523627116)
2. Achmad Ilham Mahendra(170523627083)
3. Amanda Rosalin Tyas Syah Putri (170523627039)
4. Edo Renaldi (170523627082)
5. Edwin Hansel Pratama ( 170523627128)
6. Gusti Putu Agung Wahyu Mahesa (170523627129)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

A. TUJUAN
1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda di permukaan bumi.
2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda di atas
atau di bawah sebuah bidang, sebagai acuannya adalah permukaan air laut
yang tenang alias mean sea level (MSL).
3. Menentukan jarak optis pada pengukuran.

B. ALAT
1. Pesawat Penyipat Datar (PPD)
2. Tripod
3. Rambu ukur
4. Roll meter
5. Unting-unting
6. Penanda (pilox)
7. Payung

C. LANGKAH KERJA
1. Pengukuran profil memanjang jalan
1) Menentukan lokasi yang akan diukur.
2) Membuat gambar sketsa.
3) Menentukan titik awal pengukuran (titik A) dan jarak antar titik
pengukuran (20 m).
4) Menandai titik awal pengukuran menggunakan pilox kemudian menarik
roll meter dari titik awal pengukuran (titik A) ke titik yang selanjutnya
(titik B) dan menandainya.
5) Meletakkan pesawat di tengah titik A dan B kemudian menyetel agar
garis bidik tegak lurus sumbu vertikal pada semua arah yang ditandai
dengan masuknya gelembung pada nivo kedalam lingkaran.
6) Mengukur tinggi pesawat dari permukaan tanah menggunakan rambu
ukur.
7) Menempatkan rambu pada titik A dan titik B dan membidik rambu pada
titik A sebagai bacaan belakang dan titik B sebagai bacaan muka.
8) Mencatat bacaan benang dan tinggi pesawat pada setiap titik.
9) Mengulangi langkah 3 sampai 8 untuk titik-titik selanjutnya.

2. Pengukuran profil melintang jalan


1) Menentukan lokasi yang akan diukur (salah satu titik pada
pengukuran profil memanjang).
2) Membuat gambar sketsa.
3) Meletakkan pesawat pada as jalan dan menyetel agar garis bidik
tegak lurus sumbu vertikal pada semua arah.
4) Mengukur tinggi pesawat dari permukaan tanah menggunakan
rambu ukur.
5) Menempatkan rambu pada bagian-bagian jalan yang mempunyai
beda tinggi dan mencatat bacaan benangnya.
6) Pada setiap penempatan rambu diukur jaraknya terhadap peswat
menggunakan roll meter.
D. DATA LAPANGAN
1. Profil Memanjang
1.1 Lokasi : Jalan Fakultas MIPA UM
1.2 Sketsa

Gambar 1. Sketsa profil memanjang

Tabel Data Pengukuran Profil Memanjang

Tinggi Bacaan (cm)


Jarak
Pesawat Titik Belakang Muka (m)
(cm) Ba Bt Bb Ba Bt Bb
A 31 26 21,1
1/138,9 20
B 77,5 72,7 67,5 249 243,8 239
2/131,2 20
C 154,2 148,9 143,8 137,5 132,5 127,5
3/129,8 20
D 157,9 153 148 89,5 84,5 79,6
4/127,8 20
E 117,8 112,8 107,8
2. Profil Melintang
2.1 Lokasi = Jalan UM
2.2 Sketsa

Gambar 3. Sketsa profil melintang

Tabel Data Pengukuran Profil Melintang

Tinggi Bacaan Alat (cm) Jarak


Pesawat Titik E
(cm) Ba Bt Bb (m)
1 119,1 117,4 115,5 3,72

2 108,2 107,4 106,6 1,65

3 131,3 130,6 129,8 1,55


P1/128,2
PDD

4 127,3 126,2 125,3 2,05

5 106,3 105,2 104,2 2,15

6 116,3 114 111,7 4,58


E. ANALISIS DATA
1. Profil Memanjang
1.1 Koreksi Benang Tengah
𝐵𝑎+𝐵𝑏 31+21,1
Koreksi Bt A (belakang) = = = 26,05 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 249+239
Koreksi Bt B (muka) = = = 244 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 77,5+67,5
Koreksi Bt B (belakang) = = = 72,5 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 137,5+127,5
Koreksi Bt C (muka) = = = 132,5 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 154,2+143,8
Koreksi Bt C (belakang) = = = 149 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 89,5+79,6
Koreksi Bt D (muka) = = = 84,55 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 157,9+148
Koreksi Bt D (belakang) = = = 152,95 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 111,7+107,8
Koreksi Bt E (muka) = = = 112,8 cm
2 2
1.2 Beda Tinggi (∆h)
∆hAB = (btA – btB)
= (26,05 – 244)
= -217,95 cm
∆hBC = (btB – btC)
= (72,5 – 132,5)
= -60 cm
∆hCD = (btC – btD)
= (149 – 84,55)
= 64,45 cm
∆hDE = (btD – btE)
= (152,95 – 112,8)
= 40,18 cm
1.3 Elevasi
Titik A = +200 m
Titik B = +200 + ∆hAB = 200 + (-2,1795) = +197,8205 m
Titik C = +197,8205 + ∆hBC = 197,8205 + (-0,6) = +197,2205 m
Titik D = +197,2205 + ∆hCD = 197,2205 + 0,6445 = +197,865 m
Titik E = +197,865 + ∆hDE = 197,865 + 0,4015 = +198,2665 m

1.4 Jarak Optis (di)


dAB = (dA + dB)
= ((ba - bb)x100) + (ba-bb)x100))
= ((0,31 – 0,211)x100) + (2,49 – 2,39)x100))
= 19,9 m
dBC = (dB + dC)
= ((ba - bb)x100) + (ba-bb)x100))
= ((0,775 – 0,675)x100) + (1,375 – 1,275)x100))
= 20 m
dCD = (dC + dD)
= ((ba - bb)x100) + (ba-bb)x100))
= ((1,542 – 1,438)x100) + (0,895 – 0,796)x100))
= 20,3 m
dDE = (dD + dE)
= ((ba - bb)x100) + (ba-bb)x100))
= ((1,579 – 1,48)x100) + (1,178 – 1,078)x100))
= 19,9 m
Tabel Profil Memanjang

Bacaan Benang Tengah


Tinggi Beda Elevasi Jarak
(m)
Titik
Pesawat Tinggi Optis
Belakang Depan (m)
(m) (m) (m)
A 0,2605 200
1/1,389 -2,1795 19,9
B 0,725 2,44 197,821
2/1,312 -0,6 20
C 1,49 1,325 197,221
3/1,298 0,6445 20,3
D 1,5295 0,8455 197,865
4/1,278 0,4015 19,9
E 1,128 198,267
1.5. Sketsa Hasil Pengukuran

Gambar 2. Sketsa profil memanjang


Skala: Horizontal: 1:50, Vertikal: 1:30

2. Profil Melintang
2.1 Koreksi Benang Tengah
𝐵𝑎+𝐵𝑏 119,1+115,5
Koreksi Bt E1 = = = 117,3 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 108,2+106,6
Koreksi Bt E2 = = = 107,4 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 131,3+129,8
Koreksi Bt E3 = = = 130,5 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 127,3+125,3
Koreksi Bt E4 = = = 126,3 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 106,3+104,2
Koreksi Bt E5 = = = 105,25 cm
2 2
𝐵𝑎+𝐵𝑏 116,3+111.7
Koreksi Bt E6 = = = 114 cm
2 2

2.2 Beda Tinggi (∆h)


∆hE12 = (btE1 – btE2)
= (117,3 – 107,4)
= 9,9 cm
∆hE23 = (btE2 – btE3)
= (107,4 – 130,5)
= -23,15 cm
∆h3PPD = (bt3 – tp)
= (130,5 – 128,2)
= 2,3 cm
∆hPPD4 = (tp – bt4)
= (128,2 – 126,3)
= 1,9 cm
∆h45 = (bt4 – bt5)
= (126,3 – 105,25)
= 21,05 cm
∆h56 = (bt5 – bt6)
= (105,25 - 114)
= 8,75 cm

2.3 Elevasi
Titik PPD = +198,2665 m
Titik E3 = +198,2665 + ∆h3PPD = 198,2665+(-0,0235) = +198,243 m
Titik E2 = +198,29 + ∆h32 = 198,243 + 0,2315 = +198,456 m
Titik E1 = +198,058 + ∆h21 = 198,456 - 0,099 = +198,357 m
Titik E4 = +198,2665 + ∆hPPD4 = 198,357 + 0,019 = +198,367 m
Titik E5 = +198,2855 + ∆h45 = 198,367 + 0,2105 = +198,586 m
Titik E6 = +198,496 + ∆h56 = 198,586 + -(0,0875) = +198,499 m

2.4 Jarak Optis ke PPD (di)


dE1 = (ba – bb)x100
= (1,191- 1,155)X100
= 3,6 m
dE2 = (ba – bb)x100
= (1,082 – 1,066)x100
= 1,6 m
dE3 = (ba – bb)x100
= (1,313 – 1,298)x100
= 1,5 m
dE4 = (ba – bb)x100
= (1,273 – 1,253)x100
=2m
dE5 = (ba – bb)x100
= (1,063 – 1,042)x100
= 2,1 m
dE6 = (ba – bb)x100
= (1,163 – 1,117)x100
= 4,6 m

Tabel Profil Melintang

Bacaan
Titik Tinggi Bt Beda Elevasi Jarak optis (m)
E Tinggi ke Antar
Pesawat(cm) (m) (m) (m) PPD Titik
1 1,282 1,173 198,357 3,6
0,099 2
2 1,282 1,074 198,456 1,6
-0,2315 0,1
3 1,282 1,3055 198,243 1,5
0,0235 1,5
PDD 1,282 0 198,265 0
0,019 -2
4 1,282 1,263 198,367 2
0,2105 -0,1
5 1,282 1,0525 198,586 2,1
-0,0875 -2,5
6 1,282 1,14 198,499 4,6
2.5.Sketsa Hasil Pengukuran

Gambar 4. Sketsa profil melintang


Skala: Horizontal: 1;50, Vertikal: 1;30

F. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami dapat mengambil kesimpulan, bahwa
ilmu ukur tanah ini sangat berhubungan erat dengan permukaan bumi
(Topografi) maksudnya ilmu ini mempelajari pengambaran bentuk
permukaan bumi dalam suatu peta dengan segala yang ada di
permukaan bumi tersebut. Dari praktikum yang telah kami laksanakan,
kami mengambil kesimpulan bahwa alat PPD merupakan konsep
penentu beda tinggi antara dua atau lebih titik dengan garis bidang
mendatar atau horizontal yang diarahkan pada rambu-rambu yang
berdiri tegak. Setelah kami melakukan pengolahan data didapatkan
hasil bahwa sepanjang jalan FMIPA Universitas Negeri Malang mulai
dari titik A sampai titik E mengalami penurunan tinggi, serta jika
dipertimbangkan dari hasil perhitungan dengan hasil pengukuran, hasil
yang diperolah memiliki selisih yang bisa dikatakan sedikit.
2. Saran
1. Mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan, keadaan cuaca yang
cerah
2. Sebelum dilakukan pengukuran, cairan yang terdapat dalam nivo
harus diletakkan ditengah – tengah.
3. Pada saat melakukan kegiatan praktikum usahakan agar selalu
berkosentrasi agar data hasil pengukuran tepat dan dapat diolah dengan
baik pada saat perhitungan.
4. Untuk mendapatkan hasil yang baik dan maksimal perlu dilakukan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
G. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai