Anda di halaman 1dari 7

Nama : Cinta Setia Wati

Kelas : 2D

NPM : 16210619336

BAB I

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran (design instructional) adalah panduan bagi guru dan siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Perencanaan sebagai panduan, tentu saja
model perencanaannya sangat tergantung pada pemahaman dan pendekatan yang
digunakan dalam memaknai hakikat pembelajaran itu sendiri. Jika kita memaknai
mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran dari guru kepada siswa, maka
model perencanaan pembelajaran tersebut hanya menggambarkan proses penyampaian
materi sesuai dengan pemahaman hakikat mengajar itu sendiri. Tetapi jika kita memaknai
mengajar sebagai proses mengelola lingkungan pembelajaran agar berinteraksi dengan
siswa umtuk mencapai tujuan pembelajaran, maka hal inipun akan mewarnai dan
tercermin dalam model perencanaan yang dibuat. Perencanaan yang dibuat harus sesuai
dengan model dan pemahaman terhadap hakikat pembelajaran itu sendiri.
Secara etimologis kata “Pembelajaran” merupakan terjemahan dari bahasa inggris
“instruction”.Kata pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah belajar-mengajar
yang telah lama digunakan dalam pendidikan formal (sekolah). Perkembangan istilah dari
“kegiatan belajar-mengajar” menjadi “pembelajaran”, tentu bukan hanya berubah istilah
saja, akan tetapi disertai dengan perkembangan cara pandang terhadap makna yang
terkandung didalamnya.Perbedaan dan perkembangan makna yang terkandung dari istilah
mengajar dan pembelajaran sebagai berikut.
1. Mengajar pada awalnya diartikan sebagai proses penyampaian materi pelajaran dari
guru kepada siswa. Kegiatan menyampaikan materi sebagai makna dari istilah
mengajar, sering juga diartikan sebagai mentransfer ilmu pengetahuan dari guru
kepada siswa. Mengajar sebagai proses mentransfer harus dimaknai sebagai proses
“penyebarluasan” atau “penanaman” ilmu pengetahuan, dimana melalui penanaman
yang baik dan lingkungan yang baik, maka ilmu pengetahuan atau pengalaman yang
dimiliki oleh siswa akan bertambah luas dan semakin berkembang.
Kegiatan mengajar yang diartikan sebagai proses menyampaikan, akan
berimplikasi pada beberapa aktivitas pengajaran sebagai berikut:
a. Berorientasi pada guru (teacher centered)
b. Siswa diposisikan sebagai objek pengajaran
c. Pengajaran dibatasi pada tempat dan waktu tertentu
d. Tujuan pengajaran difokuskan pada penguasaan materi pengajaran
2. Mengajar sebagai proses mengelola lingkungan
Mengajar adalah “proses mengatur atau mengelola lingkungan” pembelajaran
agar berinteraksi dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teori mengajar
yang dikemukakan ini merupakan jawaban dari teori belajar sebagai proses perubahan
perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan.
Kunci dari teori mengajar ini adalah “mengelola lingkungan”. Tugas guru
mengajar bukan hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran, tetapi yang lebih
penting adalah mengelola lingkungan pembelajaran, baik fisik, materi, dan sumber
pembelajaran lainnya sehingga siswa dapat berinteraksi secara maksimal untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Teori yang dikemukakan ini setahap sudah lebih maju
dibandingkan dengan teori pertama yaitu proses menyampaikan ilmu pengetahuan.
Implikasi dari pandangan mengajar sebagai proses mengelola lingkungan
pembelajaran akan terefleksikan melalui beberapa indikator sebagai berikut:
a. Mengajar berpusat pada siswa
Dalam hal ini siswa sebagai individu yang akif, peranan guru hanya sebagai
fasilitator pembelajaran yang lebih berusaha memberikan kemudahan bagi siswa
untuk melakukan pembelajaran.
b. Siswa sebagai subjek belajar
Siswa dipandang sebagai individu yang memiliki banyak potensi, aktif, dan
selalu ingin tahu.Oleh karena itu, siswa selaku individu atau kelompok diposisikan
sebagai pelaku yang aktif untuk merespon dan berinteraksi dengan lingkungan
pembelajaran.
c. Proses pembelajaran tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas yang dibatasi oleh
dinding dan ruangan kelas yang sangat kaku. Akan tetapi secara aktif dan bebas
dapat menyalurkan potensi aktivitas belajarnya kapan saja.
d. Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
Tujuan pembelajaran yang menjadi sasaran akhir adalah perubahan perilaku
meliputi pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan keterampilan.
3. Pembelajaran
Pembelajaran dikemukakan oleh Mohammad Surya “Pembelajaran adalah
suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Intinya bahwa belajar adalah proses yang dilakukan
setiap individu dalamberinteraksi dengan lingkungan (sumber pembelajaran).

B. PEMBELAJARAN SEBAGAI SUATU SISTEM


1. Pembelajaran sebagai suatu sistem
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang terlibat
dalam aktivitas pembelajaran, unsur-unsur yang terlibat dalam proses tersebut pada
intinya adalah lingkungan pembelajaran.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk memilih dan menentukan unsur-
unsur yang akan dilibatkan dalam proses pembelajaran yaitu pendekatan sistem.
Melalui pendekatan sistem kita dapat menentukan komponen-komponen yang
diperlukan, bagaimana aktivitas setiap komponen dalam hubungan dengan komponen
lain sehingga menunjukan suatu proses yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Salah satu upaya untuk menciptakan pembelajaran agar dapat berjalan dan
mendapatkan hasil secara maksimal yaitu hendaklah pembelajaran dilaksanakan
secara sistematis dan sistemik.Sistematis artinya pembelajaran tersebut dilaksanakan
melalui tahap demi tahapsecara teratur dan terencana, sedangkan sistemik bahwa
pembelajaran tersebut dilakukan secara utuh dan bulat dengan mempertimbangkan
berbagai komponen yang terlibat.Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu
sistem. Sistem ditandai dengan beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
a. Sistem itu bertujuan
Setiap sistem pasti memiliki tujuan yang berfungsi sebagai arah yang harus
dituju oleh pergerakan sistem tersebut.
b. Sistem memiliki komponen-komponen
Dalam sistem pembelajaran memiliki sub-sub sistem antara lain: tujuan,
materi, metode, media, sumber, dan komponen evaluasi.
c. Sistem dikelilingi oleh sistem lain
Suatu sistem dengan sistem lainsaling mempengaruhi. Misalnya pendidikan
atau pembelajaran adalah sebagai suatu sistem.Secara kelembagaan pendidikan /
sekolah berada dalam pengaruh atau saling ketergantungan dengan sistem lain
(lingkungan), seperti lingkungan atau sistem sosial, budaya, politik, ideologi,
ekonomi dan sistem lainnya.
d. Sistem menjalankan proses transformasi
Fungsi transformasi dalam suatu sistem pada dasarnya adalah mengubah
masukan (input) kemudian diproses menjadi keluaran (out-put).
e. Sistem mempunyai mekanisme umpan balik.
Unsur-unsur yang ada dalam suatu sistem selalu saling memberikan pengaruh
dan sekaligus umpan balik untuk bahan koreksi sejauh mana efektivitas setiap
komponen dalam menjalankan fungsinya. Dalam sistem pembelajaran yang terdiri
dari empat komponen pokok yaitu: tujuan, materi, strategi, dan evaluasi,
semuanya saling ketergantungan dan memberikan umpan balik.
2. Hubungan antar komponen (sub sistem) pembelajaran
Adanya sekumpulan unsur-unsur atau komponen dalam suatu sistem belum
tentu bias dikategorikan sebagai suatu sistem, jika tidak terpenuhi persyaratan lainnya.
Persyaratan tersebut yaiu adanya keterhubungan, ketergantungan, saling
memengaruhi, dan saling menentukan.Agar komponen pembelajaran membentuk
suatu sistem, maka setiap komponen tersebut harus saling berhubungan, saling
memengaruhi dan terintegrasi bekerja sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing.
Hubungan setiap komponen pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran, dapat
diilustrasikan dalam bagan sebagai berikut:

TUJUAN

EVALUASI MATERI

METODE
a. Komponen Tujuan
Tujuan adalah rumusan atau pernyataan yang memberikan gambaran harapan
yang terukur dan operasional yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai.
Rumusan tujuan akan memberi inspirasi bagi penetapan komponen-komponen
pembelajaran lainnya.
b. Komponen Materi
Materi adalah bahan yang akan menjadi bahan pelajaran bagi siswa. Bahan
tersebut dalam bentuk konsep, prinsip, fakta, hukum, dalil, dan lain sebagainya
yang akan dipelajari oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
c. Komponen Metode, Media, Sumber Pembelajaran
Fungsi media dan metode sebagai sub sistem pembelajaran yaitu merupakan
cara dan alat untuk mengolah dan memproses bahan sehingga memudahkan siswa
untuk mempelajarinya.
d. Komponen Evaluasi
Evaluasi berfungsi untuk memberikan informasi atau data hasil pembelajaran
yang telah dilakukan.Hasil dari evaluasi biasanya adalah informasi mengenai
sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran siswa baik dalam bentuk informasi
kualitatif maupun kuantitatif.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pembelajaran
a. Faktor guru; guru harus memenuhi empat kompetensi utama yaitu: kompetensi
pedagogik, professional, sosial, dan personal.
b. Faktor siswa; kedudukan siswa adalah sebagai pelaku pembelajaran yang aktif,
dan bukan sebagai objek yang hanya siap untuk menerima.
c. Faktor sarana dan fasilitas; tersedianya media pembelajaran berfungsi sebagai alat
untuk membantu kemudahan bagi siswa sangat mempengaruhi terhadap sistem
pembelajaran.
d. Faktor lingkungan; lingkungan secara langsung selalu menjadi bagian tak
terpisahkan dari proses pembelajaran yaitu lingkungan fisik (kelas)
C. PENTINGNYA PERENCANAAN DALAM PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran adalah suatu proyeksi mengenai kegiatan atau proses yang
akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Esensi pentingnya perencanaan
pembelajaran, terutama dilihat dari beberapa segi yaitu:
1. Pertimbangan praktis
a. Perencanaan sebagai pedoman atau panduan
Dengan perencanaan yang telah dibuat, maka guru ketika melaksanakan
proses pembelajaran secara umum akanmengikuti langkah-langkah atau prosedur
dan aktivitas pembelajaran disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat
sebelumnya.
b. Perencanaan menggambarkan hasil
Perencanaan adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu
menciptakan hasil yang diharapkan (Ely,1979). Dalam merumuskan tujuan
pembelajaransebagai bagian dari sistem perencanaan pembelajaran, indikator atau
tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah lakuoperasional
yang terukur.
c. Perencanaan sebagai alat kontrol
Maksud dari kegiatan pengawasan atau kontrol adalah untuk mengetahui
kegiatan yang dilakukan apakah berjalan sesuai dengan yang direncana atau tidak.
d. Perencanaan sebagai alat evaluasi
Sejauhmana sasaran pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran telah tercapai
atau tidak, diketahui melalui kegiatan evaluasi.
2. Hubungan kurikulum, perencanaan, dan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut
dari kurikulum.Perencanaan pembelajaran yang telah dibuat kemudian
diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar, dan hasil pembelajaran tersebut
adalah dalam bentuk perubahan perilaku pada siswa.
3. Prinsip penyusunan perencanaan pembelajaran
a. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku
Setiap pembuatan perencanaan pembelajaran harus disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku.Kurikulum merupakan program umum bagi
penyelenggaraan setiap satuan pendidikan.
b. Sesuai denagn kondisi yang ada
Perencanaan harus memperhatikan situasi dan kondisi yang ada dan
berkembang disekitar sekolah itu berada.
c. Sesuai dengan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
Bentuk pembelajaran sangat bervariasi dan memiliki banyak model.Model
pembelajaran heuristik berbeda dibandingkan dengan model ekspositorik. Model
heuristik memiliki ciri utama yaitu menuntut aktivitas yang tinggi dari siswa
dalam proses belajarnya. Sedangkan model ekspositorik memiliki ciri utamayaitu
aktivitas guru masih cukup mendominasi.
d. Memperhitungkan waktuyang tersedia
Setiap pembelajaran dalam kondisi yang standar disetiap sekolah selalu
dibatasi oleh waktu. Tentu saja waktu yang tersedia untuk setiap pertemuan akan
memberikan batas-batas tertentu terhadap setiap komponen pembelajaran.
e. Sistematik dan sistemik
Perencanaan pembelajaran harus dibuat secara tersusun (sistematis) dan
mencakup keseluruhan dari setiap komponen perencanaan pembelajaran itu
sendiri (sistemik).
f. Fleksibel
Perencanaan harus memberi alternatif atau kemungkinan-kemungkinan
terjadinyaperubahan disesuaikan dengansituasi dan kondisi yang berkembang.

Komentar :

Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya


menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa
secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Oleh
karena itu, perencanaan pembelajaran sangat perlu dilakukan oleh para guru, sesuai tujuan
akhir yaitu perubahan perilaku siswa.Selain itu juga pelaksanaan pembelajaran berjalan
dengan efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai