Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PERENCANAAN HALTE DAN PARK & RIDE

Fasilitas Angkutan Penumpang dan Barang

Disusun oleh:
LULU MUMTAZA KAYSA
03111640000014

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TUGAS 3

Soal :
 NRP 5 digit terakhir = 00014
 Rencanakan fasilitas pemberhentian bus 2 arah (halte di curbside beserta trotoar dan
fasilitas penyebrangan berpelikan).
 Jumlah penumpang naik bus di pemberhentian tersebut per jam per arah =
100+10*(a+b+c+d+e) = 100+10*(0+0+0+1+4) = 150 orang
 Jumlah penumpang turun = jumlah penumpang naik = 150 orang
 Frekuensi bus per jam adalah = ab + de = 00+14 = 14
 Volume pejalan kaki yang lewat di trotoar per sisi jalan = a+bcd = 0+001 = 1 orang/jam
 Volume penyebrang yang tidak naik angkutan umum = 10*de = 10*14 = 140 orang/jam
 Volume lalu lintas yang lewat per arah 1000 skr per jam. Jalan 4/2D

Jawab :
1. Perencanaan Halte
a) Tipe Halte
Direncanakan halte berada di curbside, yaitu pemberhentian bus yang terletak
pada pinggir perkerasan jalan tanpa melakukan perubahan pada perkerasan jalan yang
bersangkutan ataupun perubahan pada pedestrian. Yang diperlukan hanya perubahan
pada marka jalan atau rambu lalu lintas. Kelemahan pada tipe ini, terutama jika ditinjau
dari tingkat gangguan yang dihasilkan terhadap lalu lintas lainnya, hal ini disebabkan
karena angkutan umum yang berhenti pada dasarnya menggunakan ruas jalan yang
sama yang digunakan dengan lalu lintas lalinnya, sehingga pada saat berhenti lalu
lintas dibelakangnya jadi terganggu.
Dalam perencanaan curbside yang perlu diperhatikan adalah persyaratan
geometrik yang diperlukan. Persyaratan minimal adalah tersedianya ruang yang cukup
untuk berhentinya angkutan umum dan tidak terganggu oleh pihak lainnya. Ruang
bebas yang dimaksud harus diidentifikasikan terlebih dahulu untuk selanjutknya
diberikan pemarkaan agar secara praktis ruang bebas yang dimaksud benar-benar
bebas dari aktivitas apapun selalun berhentinya angkutan umum.
Dimensi raung bebas ini ditentukan berdasarkan jumlah angkutan umum yang
akan dilayani dan juga pada ukuran angkutan umum yang ada. Selain itu dimensi ruang
bebas yang dimaksud dipengaruhi oleh tipe pemberhentian, yaitu farside, nearside,
dan mid-block.
Selanjutnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini berdasarkan Highway Capacity
Manual (HCM) 1985.

Letak Halte

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pemberhentian dengan


prasarana curbside adalah fasilitas bagi penumpang yang menunggu (berupa ruang
antri/sidewalk). Lebar minimum untuk sidewalk sebesar 2-3 meter adalah 1.2 – 1.5
meter digunakan untuk penumpang yang sedang antri menunggu, sedangkan sisanya
untuk pedestrian yang lalu lalang.
Platform/Peron

b) Luas Halte
Level of Service pada Queueing Area

Direncanakan untuk LOS C, sehingga dibutuhkan luas 0.7 – 0.9 m2/orang.


Dalam Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan
Penumpang Umum Departemen Perhubungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
terdapat standar rancang bangunan. Halte dirancang dapat menampung penumpang
angkutan umum 20 orang per halte pada kondisi biasa (penumpang dapat menunggu
dengan nyaman). Dengan kapasitas 10 orang berdiri dan 10 orang duduk. Dan apabila
diperhitungkan :
 Jumlah penumpang naik bus = 150 orang/jam/arah
 Frekuensi bus = 14 bus/jam
 Jumlah penumpang/bus = 150/14
= ±11 orang < 20 orang
Apabila dalam perhitungan digunakan 20 orang, maka:
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑙𝑡𝑒 = 0.9 × 20 = 18𝑚2
Lebar halte disesuaikan dengan lahan yang ada dimana seperti yang sudah
dijelaskan pada bagian 1.a pada prasarana curbside, lebar minimum sidewalk adalah
2-3 meter. Diasumsikan 3 meter untuk lebar halte.
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐻𝑎𝑙𝑡𝑒 18
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑙𝑡𝑒 = = = 6 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 3
Dimensi halte per arah didapatkan:
- Panjang = 6 meter
- Lebar = 3 meter
Berdasarkan pedoman teknik ukuran minimum luas efektif halte lebar ≥ 2 meter
dan panjang ≥ 4 meter, sehingga perencanaan dari perhitungan di atas memenuhi.

c) Letak Halte
Tata letak halte dan/atau tempat pemberhentian bus terhadap ruang lalu lintas:
 Jarak maksimal terhadap fasilitas penyebrangan pejalan kaki adalah 100 meter.
 Jarak minimal halte dari persimpangan adalah 50 meter atau bergantung pada
panjang antrean.
 Jarak minimal gedung (seperti rumah sakit, tempat ibadah) yang membutuhkan
ketenangan adalah 100 meter.

2. Perencanaan Trotoar
Data yang diketahui :
 Volume pejalan kaki yang lewat di trotoar = 1 orang/jam/sisi jalan
Kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan kaki rencana.
Volume pejalan kaki rencana (V) adalah volume rata-rata per menit pada interval
puncak:
𝑉 = 1 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/𝑗𝑎𝑚 = 0.0167 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Sehingga, perhitungan lebar trotoar berdasarkan Pedoman Perencanaan Trotoar
Departemen Pekerjaan Umum adalah :
𝑉
𝑊= +𝑁
35
Dimana,
W = Lebar trotoar (meter).
V = Volume pejalan kaki rencana / dua arah (orang/meter/menit).

Nilai N didapat dari tabel berikut :

N (meter) Keadaan
1,5 Jalan di daerah pasar
1,0 Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar
0,5 Jalan di daerah lain
Sumber : Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Lebar Trotoar didapat melalui tabel berikut:


Penggunaan Lahan di Sekitarnya Lebar minimum mutlak (m)
• Perumahan 1,20
• Sekolah 1,50
• Pertokoan dan pusat-pusat perbelanjaan 2,00
• Terminal dan pemberhentian bis/angkot 1,50
• Pusat-pusat perkantoran 1,50
• Pusat-pusat hiburan 2,00
• Pusat-pusat kegiatan 1,50
• Daerah industri 2,00
• Jembatan dan terowongan 1,20

Bila lebar trotoar dari perhitungan diperoleh lebih kecil daripada lebar minimum
mutlak, maka yang digunakan adalah lebar minimum mutlak.
Diasumsikan trotoar berada di pemberhentian bus, maka N = 0.5, maka :
0.0167
𝑊= + 0.5 = 0.5 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
35
Sehingga digunakan lebar minimum mutlak pada penggunaan lahan di terminal/bus
stop, yaitu W = 1.5 meter.

3. Perencanaan Penyebrangan Berpelikan


a) Waktu penyeberangan pejalan kaki
Data yang diketahui :
 Volume penyeberang = 140 orang/jam
Berdasarkan Pedoman Perencanaan Teknis Fasilitas Pejalan Kaki, untuk fasilitas
penyeberangan berpelikan digunakan marka berupa dua garis utuh yang melintang
jalur lalu lintas dengan alat pemberi isyarat lalu lintas untuk menyeberang (pelican
crossing), dengan ukuran jarak antar garis melintang paling sedikit 2.5 meter dan lebar
garis melintang 0.3 meter. Pada perencanaan ini, digunakan lebar = 3 meter.
Periode lampu lintas pada pelican crossing di desain dengan menentukan waktu
lampu bagi penyeberangan jalan dengan durasi yang telah ditetapkan sesuai dengan
kondisi penempatannya sesuai dengan standar Dirjen Perhubungan Darat Tahun 1997
yang terdapat pada tabel berikut, yaitu :
Lampu Untuk
Periode Durasi (detik)
Kendaraan Pejalan Kaki
1 Hijau Merah Tidak ditentukan
2 Kuning Merah 3
3 Merah Merah 3
Dihitung dengan
4 Merah Hijau
rumus
5 Merah Hijau berkedip 3
6 Merah Merah 3

Rumus yang digunakan untuk mencari waktu hijau minimum bagi pejalan kaki:
𝐿 𝑁
𝑃𝑇 = + 1.7 ( )
1.2 𝑊−1
Dimana :
PT = Waktu hijau minimum bagi pejalan kaki (detik)
L = Panjang bidang penyeberangan (meter)
N = Volume pejalan kaki (pejalan kaki/siklus)
W = Lebar bidang penyeberangan (meter) minimal 2.5 meter

Berdasarkan data yang ada, jumlah penyeberang jalan adalah 140 orang/jam.
Pada perencanaan diasumsikan dibagi menjadi 7 siklus, sehingga setiap siklus terdapat
20 penyeberang. Dan panjang jalan diasumsukan = 9 meter, sehingga :
9 20
𝑃𝑇 = + 1.7 ( ) = 24.5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 ≈ 25 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
1.2 3−1
Sehingga, durasi lampu hijau untuk penyeberang jalan selama 25 detik.

b) Menghitung Panjang Antrian


Data yang diketahui :
 λ = 1000 skr/jam
 r = 25 detik
25
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑛𝑡𝑟𝑖𝑎𝑛 = 1000 × = 6.94 ≈ 7 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
3600
Sehingga, panjang antrian ketika ada orang menyeberang adalah sebanyak 7
kendaraan.

c) Lapak Tunggu
Lebar lapak tunggu minimum adalah 1.2 meter. Dalam perencanaan ini, luas
lapak tunggu mengikuti lebar pelican crossing dan lebar halte untuk dua arah, yaitu 3
meter x 3 meter.

4. Layout Perencanaan Halte dan Trotoar


Direncanakan halte dengan tipe curbside pada jala 4/2D dengan luas halte 6 x 3
meter dengan trotoar selebar 2 meter berjarak 20 meter dari fasilitas penyeberangan dengan
jenis pemberhentian Mid-block. Dan sidewalk untuk antrian sepanjang 2 meter dan lebar
1.5 meter.
TUGAS 4

Soal :

 Pilih 4 set data.


 Buat model modal split.
 Buka Google Earth.
 Pilih suatu titik di pinggir kota yang dapat dipakai untuk Park and Ride.
 Ukur jarak dari titik tersebut ke pusat kota.
 Perkirakan waktu tempuh dengan mobil.
 Perkirakan waktu tempuh dengan moda, pilih salah satu :
- Tram dengan ROW B
- Metro
- BRT
 Simulasikan modal split dengan tarif Parkir, Park and Ride dan Tiket Angkutan Umum ;
konsumsi BBM perkirakan juga untuk perjalanan dengan mobil.
- Tarif parkir di pusat kota diubah-ubah atau tarif parkir di Park and Ride diubah-
ubah atau tarif angkutan umum diubah-ubah (pilih salah satu).
 Dengan salah satu kondisi tarif seperti di atas anda pilih sebagai kebijakan pemerintah bila
ditambah dengan tarif electronic road pricing (ERP) Rp8.000,- atau Rp10.000,- atau
Rp12.000,- bagaimana modal splitnya?
 Apabila volume mobil saat peak hour (tentukan sendiri), berapakah SRP Gedung Park and
Ride yang harus disediakan dengan skema tanpa ERP atau dengan ERP.
 Gambar sket layout gedung parkir dan sirkulasinya.
 Asumsi nilai waktu Rp1.000,-/menit.

Jawab :
4 Set data yang dipilih :
Perjalanan Waktu Tempuh (menit) Proporsi Trip Per Hari
∆t time (AU-MP) ln (Pmp/1-Pmp)
dari (i) ke (j) MP AU MP AU
1 2 15 25 0.8 0.2 10 1.386294361
2 4 10 23 0.85 0.15 13 1.734601055
4 6 20 35 0.9 0.1 15 2.197224577
6 1 30 37 0.75 0.25 7 1.098612289

1. Mengkalibrasi β
Ln (Pmp/(1-Pmp)) = β (Cau – Cmp)
X = Cau – Cmp
Y = Ln (Pmp/(1-Pmp))

Model Modal Split


2.4

2.2
Proposi Trip dengan MP

y = 0.1326x + 0.1124
2 R² = 0.9619

1.8

1.6

1.4

1.2

1
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
∆t time (AU-MP)

Dari hasil regresi linier maka diperoleh persamaan y = 0.1326x + 0.1124


Maka, β = 0.1326
2. Perencanaan Park & Ride Sebelum Diterapkan Kebijakan ERP (Electronic Road
Pricing).

Lokasi Park & Ride


Lokasi Pinggir Kota : Jl.Dr.Ir.H.Soekarno dekat Indomaret MERR Rungkut, Surabaya
Pusat Kota : Balai Kota Surabaya
Jarak : 11.4 km
Nilai Waktu : Rp 1.000,-/menit
MP : Mobil Penumpang
AU : Angkutan Umum, dipilih BRT
 Kecepatan Operasi (V)
- MP : 40 km/jam (Permenhub No.111 Tahun 2015)
- AU : 30 km/jam (Syarat : 20-40 km/jam)
 Waktu Tempuh (Jarak/Kecepatan)
11.4
- MP : × 60 = 17.1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
40
11.4
- AU : × 60 = 22.8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
30

a) Alternatif 1
 Biaya Operasi
 Mobil Pribadi
Digunakan harga Pertalite = Rp 7.650,-/liter
Konsumsi Pertalite = 10 km/liter (Asumsi menggunakan mobil Avanza)
11.4
- BBM = × 7.650 = 𝑅𝑝 8.721, −/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
10

- Parkir = Rp 10.000,-/kendaraan (Asumsi)


Total = Rp 18.721,-/kendaraan
 BRT
- Park & Ride = Rp 5.000,- (Asumsi)
- Tiket = Rp 5.000,- (Asumsi)
Total = Rp 10.000,-/kendaraan
 Nilai Waktu Tambahan Akibat Biaya Kendaraan
𝑅𝑝 18.721,−
 MP = 𝑅𝑝 1.000,−/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 18.72 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑝 10.000,−
 BRT = 𝑅𝑝 1.000,−/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛

 Total Waktu Tempuh


 Cmp (Mobil Penumpang) = 18.72 + 17.1 = 35.82 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
 Cau (BRT) = 10 + 22.8 = 32.8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
 Cau – Cmp = 32.8 − 35.82 = −3.02 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
 Grafik Model Moda Split
Pmp = 1/(1+EXP(-β . (Cau – Cmp)))
Cau - Cmp Pmp
-50 0.001318423
-45 0.002555369
-40 0.004947072
-35 0.009555849
-30 0.018378938
-25 0.035060171
-20 0.065865848
-15 0.120362698
-10 0.209821782
-5 0.340066025
0 0.5
5 0.659933975
10 0.790178218
15 0.879637302
20 0.934134152
25 0.964939829
30 0.981621062
35 0.990444151
40 0.995052928
45 0.997444631
50 0.998681577

Model Modal Split


1.2

0.8
Pmp

0.6

0.4

0.2

0
-60 -40 -20 0 20 40 60
Cau - Cmp

Didapatkan dari perhitungan sebelumnya dengan β = 0.1326


Karena Cau – Cmp = -3.02 menit/kendaraan
Maka, proporsi pemakaian MP = 1/(1+EXP(-β . (Cau – Cmp)))
= 1/(1+EXP(-0.1326 . (-3.02)))
= 0.4012 ~ 40.12%
Proporsi pemakaian AU BRT = 1 – Pmp
= 1 – 40.12%
= 59.88%
*Dicoba alternative lain dengan variabel tarif tiket Angkutan Umum BRT diubah-ubah,
sedangkan variabel lain tetap.

b) Alternatif 2
 Biaya Operasi
 Mobil Pribadi
Digunakan harga Pertalite = Rp 7.650,-/liter
Konsumsi Pertalite = 10 km/liter (Asumsi menggunakan mobil Avanza)
11.4
- BBM = × 7.650 = 𝑅𝑝 8.721, −/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
10

- Parkir = Rp 10.000,-/kendaraan (Asumsi)


Total = Rp 18.721,-/kendaraan
 BRT
- Park & Ride = Rp 5.000,- (Asumsi)
- Tiket = Rp 3.000,- (Asumsi)
Total = Rp 8.000,-/kendaraan
 Nilai Waktu Tambahan Akibat Biaya Kendaraan
𝑅𝑝 18.721,−
 MP = 𝑅𝑝 1.000,−/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 18.72 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑝 8.000,−
 BRT = 𝑅𝑝 1.000,−/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛

 Total Waktu Tempuh


 Cmp (Mobil Penumpang) = 18.72 + 17.1 = 35.82 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
 Cau (BRT) = 8 + 22.8 = 30.80 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
 Cau – Cmp = 32.8 − 35.82 = −5.02 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
 Grafik Model Moda Split
Pmp = 1/(1+EXP(-β . (Cau – Cmp)))
Cau - Cmp Pmp
-50 0.001318423
-45 0.002555369
-40 0.004947072
-35 0.009555849
-30 0.018378938
-25 0.035060171
-20 0.065865848
-15 0.120362698
-10 0.209821782
-5 0.340066025
0 0.5
5 0.659933975
10 0.790178218
15 0.879637302
20 0.934134152
25 0.964939829
30 0.981621062
35 0.990444151
40 0.995052928
45 0.997444631
50 0.998681577

Model Modal Split


1.2

0.8
Pmp

0.6

0.4

0.2

0
-60 -40 -20 0 20 40 60
Cau - Cmp

Didapatkan dari perhitungan sebelumnya dengan β = 0.1326


Karena Cau – Cmp = -5.02 menit/kendaraan
Maka, proporsi pemakaian MP = 1/(1+EXP(-β . (Cau – Cmp)))
= 1/(1+EXP(-0.1326 . (-5.02)))
= 0.3394 ~ 33.94%
Proporsi pemakaian AU BRT = 1 – Pmp
= 1 – 33.94%
= 66.06%

3. Perencanaan Park & Ride Diterapkan Kebijakan ERP (Electronic Road Pricing).
Digunakan Alternatif 2
 Biaya Operasi
 Mobil Pribadi
Digunakan harga Pertalite = Rp 7.650,-/liter
Konsumsi Pertalite = 10 km/liter (Asumsi menggunakan mobil Avanza)
11.4
- BBM = × 7.650 = 𝑅𝑝 8.721, −/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
10
- Parkir = Rp 10.000,-/kendaraan (Asumsi)
- ERP = Rp 10.000,-/kendaraan
Total = Rp 28.721,-/kendaraan
 BRT
- Park & Ride = Rp 5.000,- (Asumsi)
- Tiket = Rp 3.000,- (Asumsi)
Total = Rp 8.000,-/kendaraan
 Nilai Waktu Tambahan Akibat Biaya Kendaraan
𝑅𝑝 28.721,−
 MP = 𝑅𝑝 1.000,−/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 28.72 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
𝑅𝑝 8.000,−
 BRT = 𝑅𝑝 1.000,−/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛

 Total Waktu Tempuh


 Cmp (Mobil Penumpang) = 28.72 + 17.1 = 45.82 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
 Cau (BRT) = 8 + 22.8 = 30.80 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
 Cau – Cmp = 32.8 − 35.82 = −15.02 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
 Grafik Model Moda Split
Pmp = 1/(1+EXP(-β . (Cau – Cmp)))
Cau - Cmp Pmp
-50 0.001318423
-45 0.002555369
-40 0.004947072
-35 0.009555849
-30 0.018378938
-25 0.035060171
-20 0.065865848
-15 0.120362698
-10 0.209821782
-5 0.340066025
0 0.5
5 0.659933975
10 0.790178218
15 0.879637302
20 0.934134152
25 0.964939829
30 0.981621062
35 0.990444151
40 0.995052928
45 0.997444631
50 0.998681577

Model Modal Split


1.2

0.8
Pmp

0.6

0.4

0.2

0
-60 -40 -20 0 20 40 60
Cau - Cmp

Didapatkan dari perhitungan sebelumnya dengan β = 0.1326


Karena Cau – Cmp = -15.02 menit/kendaraan
Maka, proporsi pemakaian MP = 1/(1+EXP(-β . (Cau – Cmp)))
= 1/(1+EXP(-0.1326 . (-15.02)))
= 0.1201 ~ 12.01%
Proporsi pemakaian AU BRT = 1 – Pmp
= 1 – 12.01%
= 87.99%
4. Perencanaan SRP (Satuan Ruang Parkir)
Digunakan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir menurut Departemen
Perhubungan.
Untuk Golongan I Mobil Penumpang :
B = 2.3 meter
L=5m
Total SRP untuk 1 kendaraan = 2.3 × 5 = 11.5 𝑚2 /𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
Untuk perhitungan SRP digunakan Alternatif 1.
Asumsi volume kendaraan = 2.500 kendaraan/hari
 Jika Tidak Diterapkan ERP
 Proporsi pemakaian MP = 40.12%
 Proposi pemakaian AU BRT = 59.88%
 Jumlah kendaraan pemakai Park & Ride = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 × 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛
= 2.500 × 59.88%
= 1.498 kendaraan
 Total SRP = 𝑆𝑅𝑃 1 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑟𝑘 & 𝑅𝑖𝑑𝑒
= 11.5 × 1.498
= 17.227 𝑚2

 Jika Diterapkan ERP


 Proporsi pemakaian MP = 12.01%
 Proposi pemakaian AU BRT = 87.99%
 Jumlah kendaraan pemakai Park & Ride = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 × 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛
= 2.500 × 87.99%
= 2.200 kendaraan
 Total SRP = 𝑆𝑅𝑃 1 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑟𝑘 & 𝑅𝑖𝑑𝑒
= 11.5 × 2.200
= 25.300 𝑚2

5. Perencanaan Layout Park and Ride

Direncanakan pola parkir : Pulau dengan sudut 90°.


Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruas jalan.

Anda mungkin juga menyukai