BAB I Skrisi
BAB I Skrisi
M RASJIDI
(1965-2001)
SKRIPSI
Oleh :
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dewantara. Manusia tidak akan pernah lepas dari dunia pemikiran, bahkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari ide yang merupakan buah dari
pemikiran, seorang yang saleh tidak lepas dari teologi agamanya, orang yang
kepada salah satu tokoh yaitu Rasjidi. Beliau termasuk salah satu pemikir Islam
satu pengkritik yang tajam, dan sangat sensitif terhadap permasalahan yang
tidak stabil, pembersihan terhadap orang-orang yang dianggap PKI terjadi sampai
1
Kuntowijoyo “ Metodologi Sejarah “ (PT Tiara Wacana : Yogyakarta, 2005) hlm 189
1
sekitar setengah juta jiwa dibunuh dan jutaan dipenjarakan. Transisi dari
pemerintahan Orde Lama menjadi pemerintahan Orde Baru melalui proses yang
sangat panjang dengan berbagai pertumpahan darah yang yang terjadi hingga
transisi inilah beliau mulai rehat dari dunia politik dan mulai menulis buku
Transisi politik ndonesia dari Orde Lama menjadi Orde Baru selain di
bidang politik juga mempengaruhi bidang kegamaan, terjadi konflik antar pemuka
agama Islam dan pemuka agama Kristen, hal tersebut terjadi karena campur
tangan besar dari media Barat, terjadilah kristenisasi dan penghianatan dari
beragama.3 Di masa orde baru terjadi gerakan sekuler karena pemerintahan yang
tidak terlalu ramah dengan Islam. Rasjidi jelas sangat tidak setuju dengan keadaan
pemerintah yang tidak terlalu ramah dengan islam tersebut dan kembali menulis
menganut paham Jawa Islam, atau di kenal dengan nama Kejawen yaitu suatu
faham yang merupakan hasil sinkretisme agama Islam dengan budaya Jawa.
Masyarakat masih percaya dengan hal-hal mistik dan dengan barang atau benda
yang masih di anggap sakral untuk berdoa. Bentuk rumah masih sesuai dengan
2
Max lane “ Tragedi 1965 “ https://historia.id/politik/articles/tragedi-1965-DAEgD (di akses 13
juni 2019 pokuk 06.33)
3
M. Natsir “ Mencari Modus Vivendi Antar umat Beragama Di Indonesia “ (Jakarta : Media
Dakwah, 1980) hlm 7
2
tradisi setempat, yaitu bagian atasnya seperti piramid, tetapi datar di bagian
untuk tidur tidak boleh menghadap ke arah barat dengan kaki ke sebelah timur
belakang kehidupan keluarga beliau sangat kental dengan kultur Jawa, tetapi
anak-anaknya, supaya kelak bisa menjadi seorang pembela Islam yang tangguh.5
Dari latar belakang keluarga yang sudah menanam kan ajaran-ajaran Islam
sejak kecil, karir pendidikannya pun tidak lepas dari kegiatan keislaman. Terlihat
kuat denga nilai-nilai ke islaman, meskipun orang tuanya sendiri masih belum
bisa meninggalkan ajaran-ajaran nenek moyang tetapi dasar dasar agama berhasil
Rasjidi hidup pada masa kolonial Belanda, dengan latar belakang keluarga
4
H.M Rasjidi “Islam dank ebatinan”, (Jakarta : Bulan Bintang 1967) hlm10
5
M. Rasjidi ” Mengapa Aku Tetap Memeluk Agama Islam?” (Jakarta: Bulan Bintang1974), cet. 3,
hlm. 9.
6
Rasyidi,”Islam dan Kebatinan” 1997, hal. 9
3
berkesempatan untuk tidak hanya belajar agama tapi juga bisa bersekolah di
Ketertarikan beliau terhadap ilmu agama Islam yang sangat tinggi, beliau
pelajaran keagamaan nya, ke sekolah yang lebih banyak atau lebih fokus dalam
negeri yaitu di Mesir. Beliau terdorong untuk mempelajari filsafat dan agama
karena kenangan masa kecilnya. Pada saat beliau masih duduk di Sekolah Rakyat
Rasjidi sejak kecil tinggal di lingkungan damai dengan faham Jawa Islam,
keislaman tetapi dengan cara yang tidak lembut sehingga menimbulkan konflik
mempelajari permasalahan yang ada pada masyarakat tersebut, konflik ini lebih
7
Herry Mohamad “tokoh islam yang berpengaruh abad 20” (Jakarta: Gema Insani 2006) hlm 80
8
Muhamad Yunus “ Sejarah Pendidikan islam indonesia” (Jakarta : Mutiara Sumber Widya 1995)
cet.4, hlm 307.
9
Deliar Noer “Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1941” (Jakarata: LP3ES, 1982), hlm. 73
(E, 1944)
10
H.M Rasjidi “ Islam Dan Kebatinan “ hlm 13
4
Setelah menimba ilmu dan mendapat gelar kesarjanaan beliau berkiprah
dalam bidang politik, birokrasi dan diplomasi. Yang bermula dengan ketertarikan
beliau menjadi anggota Partai Islam Indonesia (PII), di samping itu ia juga
ia juga aktif dalam Islam Club Study yang bertujuan mengkaji Islam dalam
konteks perkembangan modern dan tidak kalah pentingnya Rasjidi telah menjadi
Menteri Agama pertama pada waktu itu. Setelah kabinet Syahrir usai beliau di
Setelah rehat dari dunia politik birokrasi dan diplomasi, beliau menekuni
11
Syaifullah “ Geraka Politik Muhammadiyah dalam Masyumi ” (Jakarta:Pustaka Utama Grafidi,
1997), hlm 130
12
Azyumadi azra “ Ensiklopedi Ulama Nusantara” (Jakarta, Gelegar Media Indonesia) hlm 585
13
Azyumadi azra “ Ensiklopedi Ulama Nusantara” hlm 586
5
diangkat sebagai guru besar filsafat dan pendidikan keislaman di berbagai
merupakan seorang pengkritik yang tajam apabila ada sesuatu yang menyangkut
dengan agama. Beliau sangat menolak keras pemikiran sekularisasi dari Nurcholis
anjurkan seperti ajaran tauhid yaitu pangkal tolak sekularisme secara besar
segala sesuatu yang menyangkut agama. Selain mengkritik Nurcholis majid beliau
yang beliau tujukan untuk menyelamatkan umat Islam dari hal-hal yang di
pemikiran orang lainnya lah yang menarik penulis untuk meneliti tentang
14
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ (Jakarta : Pelita 1986) hlm 132
6
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penulisan
C. Kajian Pustaka
Berdasarkan kajian yang sudah ada yang dilakukan oleh penulis, telaah
atas pemikiran Rasjidi yang mencakup seluruh aspek pemikirannya yang secara
luas masih jarang dilakukan. Namun yang membahas pemikiran Rasyidi secara
pandangan rasyidi tentang islam dan kebatinan study buku Islam dan
7
2. Skripsi Imam Fauroni jurusan Sejarah Pedaban Islam Universitas Sunan
Dalam buku ini menjelaskan biografi singkat H.M Rasyidi, dan pemikiran
6. Endang Basri Ananda “70 Tahun prof .DR. H.M Rasjidi” harian umum
pelita 1985 buku ini menjelaskan tentang biografi dan tulisan-tulisan yang
Rasjidi.
sedangkan penulis mengkaji pemikiran Rasyidi secara umun. Adapaun karya tulis
8
D. Metode penelitian
yaitu kegiatan penelitian dengan cara menghimpun dari berbagai literatur baik itu
1. Heuristik
yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam tahapan ini sumber-
sumber sejarah di bedakan menjadi dua bagian yaitu: Sumber Primer dan sumber
Sekunder. Sumber primer adalah sumber yang diperoleh dari pelaku sebagai aktor
sejarah, atau saksi yang secara langsung menyaksikan terjadinya peristiwa sebuah
langsung.17
15
Hadari Nawawi “metode penelitian bidang sosial cetakan ke-5”, (Yogyakarta : UGMPRES,
1991) hlm 30
16
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah “Teori, Metode, Contoh Aplikasi” (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2014). hlm 73 - 147
17
Louis Gottschlack “ Mengerti Sejarah” Terjemaahan Hugroho Notosusanto, (Jakarta: yayasan
penerbit Universitas Indonesia, 1985). Hlm. 32-35
9
Setelah mencari di beberapa perpustakaan akhirnya penulis
sekunder.
a. Sumber primer
Bintang 1966).
(BulanBintang, 1968)
Dakwah, 1988).
10
b) Arsip pengangkatan Rasyidi sebagai menteri luar biasa untuk kerajaan
Arab Saudi.
Masalah Teknis”.
b. Sumber sekunder
Tentang Sekularisme”
5) Buku Endang basri ananda, 70 tahun prof. DR. H.M Rasyidi, Harian
Pelita.
Indonesia”.
11
2. Kritik
jejak tersebut dengan cara menguji kebenaran yang sedang dan diteliti secara
kritis.18
interen).19
a. Kritik ekstern
Buku ini penulis jadikan sebagai sumber primer, jika di lihat dari tahun
karangan Rasyidi, tinta dan kertas yang digunakan adalah tinta dan kertas
1968. Buku ini adalah buku asli karangan Rasyidi, kertas yang di gunakan
18
Kosim “ Metode Sejarah; Asas dan Proses” (Bandung: Fakultas Sastra Universitas Padjajaran,
1984). Hlm. 36
19
Hasan Usman “Metode Penelitian Sejarah” Terjemaah A. Muin Umar et al. (Jakarta: Proyek
Pembinaan Persarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 1986). Hlm. 80
12
4. M Rasyidi, Empat kuliyah Agama Islam Pada perguruan Tinggi, Bulan
Bintang 1974, buku ini merupakan salah saru buku karya H.M rasyidi,
5. Buku Endang basri ananda, 70 tahun prof. DR. H.M Rasyidi, Harian
b. Kritik intern
Kritik intern yang pertama ini penulis lakukan dengan mengkritik buku
yang di dapatkan dari pencarian sumber, adapun kritik intern terhadap buku
Rasyidi. Buku ini merupakan buku hasil karya Rasyidi maka buku ini
masyarakat yang masih kental dengan kebatinannya. Buku ini juga di tulis
primer.
di tulis oleh beliau sendiri, maka buku ini layak di jadikan sumber primer.
13
4. M Rasyidi, Mengapa Aku Tetap Memeluk Agama Islam?
5. Buku Endang basri ananda, 70 tahun prof. DR. H.M Rasyidi, Harian
Pelita. Buku ini penulis tidak jadikan sebagai sumber prime, meskipun
buku ini merupakan tulisan tentang Rasyidi tapi buku ini bukan hasil
tulisan dari Rasyidi, maka penulis menempatkan buku ini sebagai sumber
sekunder.
3. Interpretasi
faktor dari suatu kejadian sejarah. Banyak faktor penentu terjadinya suatu
peristiwa sejarah.20
pemikiran, baik yang timbul dari perseorangan seperti (Sukarno, Natsir, Jhon
pemikiran kolektif. 21
sumber dan fakta-fakta yang telah di temukan mengenai biografi dan pemikiran
hadapi oleh pengkaji sejarah pemikiran ini, karena sejarah pemikiran ini tidak
20
Sulasman “ Metodologi Penelitian Sejarah “ (Bandung : Pustaka Setia 2014) hlm139
21
Helius Sjamsuddin “ Metodologi Sejarah “ (Yogyakarta : Ombak 2016) hlm 107
14
jauh dari pendekatan, kajian teks, kajian konteks sejarah, dan hubungan antara
teks dan masyarakat. Dalam kajian teks ini penulis mencoba menafsirkan teks
teks yang penulis dapat dari berbagai pihak begitu juga dengan konteks sejarah,
4. Historiografi
berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang telah terjadi
pada waktu yang telah lalu yang disebut sejarah.22 Dalam hal ini, penulis
menyajikan hasil temuanya pada tiga tahap yang di lakukan sebelumnya. Pada
langkah terakhir ini dilakukan dengan cara menyusun hasil kajian dalam sustu
tulisan yang jelas dalam bahasa yang sederhana dan menggunakan tata penulisan
EYD yang baik dan benar. Dalam tahapan ini juga penulis tidak lupa terhadap
penulis untuk melahirkan sebuah tulisan sejarah yang baik dan benar.
apa, bagaimana, kapan, dimana, siapa dan mengapa. Maka penulis menuliskannya
menjadi sebuah sejarah kisah secara sistematika dan selaras. Adapun sistematika
22
Ismaun “Sejarah Sebagai Ilmu” (Bandung: Historia Utama Press, 2005). Hlm 23.
15
BAB I pada tahap ini di dalamnya terdapat pendahuluan yang meliputi latar
BAB II, menguraikan mengenai biografi Rasjidi dari sejak ia remaja, saat
menuntut ilmu, saat aktip di politik, aktip di dunia pendidikan sebagai tenaga
diuraikan dengan jangka waktu, dan polemik pemikiran Rasjidi dengan Nurcholis
majid dan Harun Nasution di tinjau dari karya-karya yang di tulis oleh Rasjidi.
16
BAB II
pemberian dari ayahnya adalah Saridi, beliau terlahir dari pasangan Atmo
Rasjidi merupakan anak kedua dari lima bersaudara yaitu Sapardi, Sadjiman,
Sakidjan, dan Sajinah. Rasjidi di besarkan dan di didik dalam lingkungan yang
taat beragama, dan sejak beliau kecil ayahnya sudah bertekad untuk mengajarkan
agama tetapi masih menganut faham Jawa Islam atau biasa disebut Kejawen.
hal-hal mistis. Bentuk rumah masih sesuai dengan tradisi setempat, yaitu bagian
atasnya seperti piramid, tetapi datar di bagian tengah. Di dalam rumah Rasjidi dan
arah barat dengan kaki ke sebelah timur karena akan mengarah ke makam yang
23
Herry Mohamad “Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20” hlm 79
17
dianggap keramat. Seperti itulah kepercayaan yang berkembang dalam keluarga
memadukan agama dan kepercayaan leluhur, tidak ada tekanan dan tentangan dari
pihak manapun, kecuali setelah terjadinya perpecahan pada Ormas Syarekat Islam
dan pecahan nya memisahkan diri membentuk Ormas kembali dengan nama
pemikiran masyarakat di kampung itu. Rasjidi mulai merasa tertarik dengan apa
Dari latar belakang keluarga yang sudah menanam kan ajaran-ajaran Islam
sejak kecil, karir pendidikannya pun tidak lepas dari kegiatan keislaman. Terlihat
kuat denga nilai-nilai ke islaman, meskipun orang tuanya sendiri masih belum
24
Rasyidi, ” Islam dan Kebatinan”, 1997, hlm 11
25
Rasyidi, “ Islam dan kebatinan”, 1997, hlm 12
26
Rasyidi, ” Islam dan Kebatinan”, 1997, hal. 13
18
bisa meninggalkan ajaran-ajaran nenek moyang tetapi dasar dasar agama berhasil
belakang keluarga dan masyarakat seperti yang telah di jelaskan di atas, maka
tidak heran jika beliau tumbuh menjadi seseorang yang sensitif terhadap nilai-nilai
keislamann hal tersebut nampak sampai beliau menjadi pengkritik yang sangat
tajam terhadap apa yang menurut beliau melenceng terhadap nilai-nilai islam, hal
ini juga mempengaruhi dan merubah pola pikir Rasjidi menjadi seseorang yang
Rasjidi hidup pada masa kolonial Belanda, dengan latar belakang keluarga
berkesempatan untuk tidak hanya belajar agama tapi juga bisa mengenyam
pendidikan di sekolah. Pada masa itu Ongko Loro merupakan sekolah kolonial
perkumpulan Muhammadiyah yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan pada
tersebut, beliau merasa di Sekolah Rakyat Muhammadiyah lebih baik dari Ongko
Loro sebab tidak hanya diberi pelajaran umum tapi juga diberi pembelajaran
27
Rasyidi,”Islam dan Kebatinan” 1997, hal. 9
28
Herry Mohamad “tokoh islam yang berpengaruh abad 20” hlm 80
19
agama Maka Rasjidi memutuskan untuk pindah sekolah ke Sekolah Rakyat
Ngabean. Karena beliau berasal dari keluarga yang secara ekonomi mampu,
ayahnya tidak pernah melarang dan bahkan menyetujui keinginan Rasjidi untuk
aktif dalam berbagai kegiatan yang ada di kweek school, beliau termasuk siswa
yang berprestasi. Pada masa ini Muhammadiyah sedang berada pada masa
kejayaan, dan merupakan salah satu tempat pemusatan pemuda indonesia, karena
lembaga pendidikan yang baru di dirikan tersebut mendapat banyak perhatian dari
anak-anak muda yang ingin belajar agama. muridnya berasal dari berbagai pulau
di Indonesia.29
ilmu bumi, aljabar, sedikit tentang ilmu guru, sejarah, dan lain sebagainya.
Pelajaran agama di berikan lebih Intensip dan guru-gurunya terdiri dari R.H.
Hadjid, H. Siradj Dahlan, R.H. Hanad, dan Ali Qudus yang khusus memberikan
Muhammadiyah sedang pada masa kejayaan, rupanya Rasjidi tetap merasa tidak
puas dengan sistem hafalan terhadap ilmu agama yang di pelajari, dan merasa
masih empat belas tahun beliau sudah merasa berontak terhadap sistem yang
29
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 5
30
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 6
20
diperolehnya. Jiwanya menuntut lebih dari apa yang diberikan, beliau berniat
ingin pindah sekolah tetapi jumlah sekolah masih sedikit dan beliau merasa
kebingungan untuk mencari sekolah yang bisa memberikan apa yang beliau
inginkan, lalu kemudian beliau mengalami sakit parah dan kembali ke rumahnya
Rasjidi termasuk orang yang sangat gemar untuk mencari tahu dan rajin
mulai tertarik untuk membaca surat kabar langganan ayahnya yang beredar pada
waktu itu, seperti surat kabar Kedjawen, dan Swara oemoem. Melalui surat kabar
sekolah yang baru didirikan yaitu Al-Irsyad yang bertempat di Lawang. Sekolah
Al-Irsyad didirikan oleh seorang ulama yang berasal dari Sudan yaitu Ahmad
Surkatti.31
Syekh Ahmad Surkatti adalah seorang ulama yang lahir di Sudan pada
oleh para Sayyid di Jakarta. Beliau datang ke Indonesia pada tahun 1911. Namun
organisasi sendiri yang diberi nama Al-Irsyad. Karena di Jakarta beliau sudah
31
Herry Mohamad “tokoh islam yang berpengaruh abad 20” hlm. 20
21
merasa tidak mendapatkan tempat, kemudian beliau pindah ke Lawang dan
oleh Ahmad Surkatti tersebut, beliau berniat untuk mendaftar dan akhirnya beliau
sekolah Al-Irsyad. Selang beberapa waktu, Rasyidi mendapat surat balasan, sejak
saat itulah beliau memulai pengembaraan intelektualnya, dan dari sini pula pola
1929.33
Hal menarik dari sekolah Al-Irsyad ini adalah Guru-guru yang mengajar di
sekolah berasal dari luar negeri, seperti dari Mesir, Sudan, Makkah dan
Indonesia. Beliau sangat tertarik dan segera datang ke Lawang setelah dinyatakan
diterima dan mendapatkan izin dari kedua orangtuanya. Saat itu beliau sedang
ketika masuk ke sekolah Al-Irsyad beliau harus mengulang dari kelas satu, tetapi
beliau tidak membutuhkan waktu yang lama untuk naik kelas. Dalam tempo tiga
bulan beliau sudah dapat naik kelas, dalam jangka waktu satu tahun beliau sudah
naik ke kelas empat dan sudah mampu menghafalkan kitab-kitab berat seperti Al-
fiah yang terdiri dari seribu bait sudah di hapal di luar kepala, menghafal
gramatika bahasa Arab, padahal di kelas yang sama teman temannya belum ada
32
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 7
33
Admin “ Prof. DR. H.M Rasyidi Intelektual Cerdas dan Tegas” Inpasonline, 2012
34
Yunus Mahmud “Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia” (Jakarta : Mutiara Sumber Widya,
1995 ) hlm 307
22
yang mampu melakukannya. Karena kemampuannya diatas rata-rata Rasyidi di
percayai oleh gurunya yaitu Ahmad Surkatti untuk menjadi asisten dalam mata
Rasyidi adalah salah satu murid yang di sukai oleh Ahmad Surkati karena
ketekunan dan kepintarannya dalam belajar, sehingga suatu ketika ada hal yang
menarik yang terjadi di antara mereka, suatu waktu pada saat pelajaran mengaji
lama beliau merasa nyaman dengan panggilan tersebut dan menjadi sebuah nama
diploma dan setelah itu beliau pulang ke Kota Gede. Setelah lulus dari Al-Irsyad,
karena keadaan orang tua yang cukup secara ekonomi, Rasjidi di kirimkan ke
Kairo dengan tujuan Universitas Al-Azhar untuk menimba ilmu. Beliau sempat di
didik di Darul Ulm, dan mendapatkan izazah di mesir yang dinamakan kaffah,
beliau lalu keluar dan berniat untuk menekuni belajar bahasa asing yaitu bahasa
Inggris dan bahasa Prancis, setelah berhasil mempelajari kedua bahasa tersebut
beliau kembali kesekolah lamanya dan ikut mendaftar ujian menuju kelas lima.
Pada masa di Darul Ulm itulah beliau sering mendengar kabar bahwa di
35
Herry Mohamad “tokoh islam yang berpengaruh abad 20” hal. 81
“ Prof. DR. H.M Rasyidi Intelektual Cerdas dan Tegas” Inpasonline, 2012
36
23
dan masuk ke Universitas Kairo. Di Kairo Rasjidi belajar di Fakultas Filsafat, ia
Rasjidi sudah memiliki jiwa yang kritis sejak dini dan di tunjang dengan
pendidikan yang tidak pernah di batasi dan guru yang mengajar yang cukup
belajar, dan tertarik dengan hal-hal baru. Hal tersebut terbukti dari saat beliau
masuk sekolah rakyat, Pindah ke Asl-Irsyad dan jurusan dan pelajaran yang beliau
ambil di tingkat perguruan tinggi, semuanya adalah hal-hal yang baru. Sampai
Rasjidi merasa puas dan beruntung memilih jurusan filsafat untuk beliau
pelajari, karena masih belum banyak peminat dan masih merupakan jurusan yang
asing, karena pengajar yang berasal dari Mesir sendiri masih merasa belum cukup
Universitas Sarbone Paris, maka dari itu Rasjidi banyak menimba ilmu langsung
filsafat.38
Indonesia dan menjalankan beberapa tugas. Beliau juga bergelut dalam bidang
37
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 15
38
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 17
24
pergantian kabinet, beliau merasa beliau berkesempatan untuk meluruskan
dengan nilai cum laude dan dalam jangka waktu dua bulan. Setelah itu beliau
2.1.Perjalanan Hidup
Belum lagi satu bulan berada di Kotagede, Rasjidi sudah diminta untuk
menikahi seorang gadis pilihan keluarganya, yaitu Siti Sa’adah yang sebenarnya
karena Siti Sa’adah merupakan putri bungsu dari haji Muzakkir yang merupakan
seorang pengusaha ternama. setelah menikah beliau di minta oleh orang tua dan
mertuanya untuk meneruskan usaha keluarga, tapi beliau menolak karena merasa
39
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 55
40
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 20
25
tidak mempunyai bakat dagang. Rasyidi lebih memilih untuk menjadi guru di
madrasah Ma’had Al-Islami di kota gede. Beliau juga ikut berperan mendirikan
pesantren luhur, setingkat Universitas di Solo. Tapi tahun 1941 ketika Jepang
politik pertama yang ia singgahi adalah Partai Islam Indonesia (PII) yang dibentuk
pada kongres PII di Yogyakarta 1940. Di PII Rasyidi terpilih sebagai komite
Nasional. Selain di PII beliau juga aktip di Muhammadiyah, dan ketika Jepang
Rasyidi juga aktip di Islam Studi Club yang diketuai oleh doktor Kasmat,
sebuah lembaga kajian dan diskusi yang fokus pada ilmu pengetahuan sosial dan
agama. selain itu Rasyidi bergabung dalam Aliance Francaise, yang pada saat itu
Pada saat itu Rasjidi mendapatkan surat dari Mr. Suwardi menyuruh beliau untuk
mencatat buku-buku, selain itu Rasjidi juga ditugaskan untuk menjadi penyiar
radio militer untuk siaran luar negeri dalam bahasa Arab. Akhir 1944 keadaan
Jepang sudah terjepit, Jepang segera menggunakan siasat untuk merebut hati
41
Army Tanjung “H.M Rasyidi (Corak pemikiran Theologi) “Army90.blogspot.com (21 ) Oktober
2013) di akses pada tanggal 23 Mei 2019
42
Syaifullah “Gerakan Politik Muhammadiyah Masyumi“ (Jakarta : Pustaka UtamaGrafidi 1997 )
hlm 130
26
rakyat Indonesia dengan cara sejumlah tokoh bangasa Indonesia diberi kedudukan
dalam pemerintahan. Pada tanggal 15 Agustus 1945 siaran luar negeri menyiarkan
tentang kemerdekaan Indonesia, sontak setelah itu Rasjidi segera menyalin berita
menyiarkannya.43
sangat berperan dalam politik menjelang kemerdekaan. Beliau menjadi salah satu
Jepang, beliau menjadi salah satu yang di tugaskan memonitor siaran radio luar
negeri, yang pada saat itu sangat ketat dan apabila di ketahui akan membahayakan
nyawaya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa beliau adalah seorang pejuang
Indonesia.
revolusi, pada saat itu pemerintahan berubah dari kabinet Presiden menjadi
kabiner Parlementer. Sutan Sjahrir menjadi perdana mentri pada saat itu dan
kemudian ditunjuk menjadi Menteri Agama pada Kabinet Sjahrir II. Kabinet
Sjahrir hanya bertahan selama tujuh bulan, karena banyak nya oposisi Sjahrir
43
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 28
27
Sjahrir III, dan Rasjidi tidak di tunjuk lagi sebagai menteri agama, melainkan
di lapangan Ikada Konsul Jenderal Mesir yang ada di Bombay yaitu Mohammad
Abdul Moumen sebagai perutusan Liga Arab yang berkedudukan di Kairo dan
juga dari negaranya sendiri. Kedatangan Abdul Moumen tersebut bertujuan untuk
Indonesia terutama di utus oleh Liga Arab dan pemerintahan Mesir untuk mencari
diplomatik ke negeri-negeri Timur Tengah yang di pimpin oleh Agus salim dan
Kiprah Rasyidi dalam dunia politik adalah, beliau berperan dalam bidang
Timur Tengah yang di pimpin oleh Sultan Syahrir dan Haji agus Salim. Sebagai
44
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 35
45
Fuad Nasar “100 Tahun Prof.Dr.H.M.Rasjidi, Menteri Agama Pertama” https : // bimasislam.
.go.id, 2015, diakses tanggal 04 Maret 2019
46
Azyumadi Azra, “Ensiklopedia Ulama Nusantara, riwayat hidup, karya dan sejarahperjuangan
157 ulama Nusantara” (Jakarta : Gelegar Media Indonesia 2009) hlm 586
28
Rasjidi berhasil membuka pintu kerajaan Arab Saudi, beliau berhasil
meyakinkan raja dan pangeran di Arab saudi untuk mengakui Indonesia sebagai
sebuah negara yang baru berdiri. Respon Raja dan pangeran di Arab sangat baik
dan sangat mendukung Republik Indonesia. Setelah dari Arab Saudi, beliau
menghabiskan waktu selama satu Tahun sampai akhirnya atas bantuan Agus
agresi militer, dan Belanda berhasil menduduki ibu kota Indonesia, dan
diadakanlah Konperensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan di Deen Haag, pada
Pada tahun 1949 Rasyidi di angkat menjadi Duta Besar untuk Mesir dan
Arab Saudi. Ketika Rasjidi menjadi Duta Besar di Arab Saudi, Indonesia
mengirimkan utusan untuk menjalankan misi haji ke-2, yang bertugas antara lain :
bermukim di Hijaj.
47
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 48
29
d. mempererat hubungan dan saling membantudengan nyata antar negara
Islam.
Republik Indonesia.48
tugas misi haji ke-2, terlebih pada saat itu Hindia Belanda juga mengirimkan misi
haji guna menggagalkan misi Haji Republik Indonesia. Berkat bantuan Rasjidi,
misi haji Hindia Belanda berhasil di gagalkan. Rasjidi berhasil membujuk dan
memohon kepada raja Arab untuk tidak menerima misi haji Hindia Belanda
misi haji Indonesia tersebut dengan para pemimpin dunia Islam dari berbagai
negara.
dan di pindahkan lagi ke Jakarta. Pada tahun 1954 Rasyidi berangkat ke paris
Setelah pulang dari paris beliau dipercayai kembali menjadi Duta Besar di
Pakistan. Belum genap dua tahun menjabat menjadi Duta besar, keadaan
Jakarta.49
48
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 127
49
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 59
30
Rasyidi merasa risau ketika mendengar kabar Ri yang terpecah belah
Safrudin Prawira Negara yang tak lain adalah sahabat dekatnya ikut masuk
kehutan dan ikut serta dalam pemberontakan. Di sisi lain para pemberontak adalah
sahabatnya, di sisi lain beliau adalah wakil Pemerintah sebagai Duta Besar.
Rasjidi juga sering di datangi oleh anggota PRRI untuk bersedia bergabung, selain
itu pula Rasjidi di datangi oleh pendukung setia Bung Karno untuk tetap setia
terhadap pemerintahan.50
datang sebuah surat kawat yang berasal dari Kanada, yang berisi bahwa McGill
Agama Islam dan Sejarah Islam. Mengingat posisi yang serba sulit, akhirnya
beliau menerima tawaran tersebut dengan mengambil cuti diluar tanggung jawab.
Pada tahun 1958 akhirnya beliau berangkat ke Kanada untuk mengajar di MsGill
pembelajaran Hukum Islam dan Sejarah, di situ pula beliau dapat mempunyai
kesempatan untuk mendalami pengetahuan tentang Islam. selain itu, beliau juga
Rasjidi dapat mengetahui cara berfikir mereka. Beliau berada di Kanada selama 5
tahun.
meninggalkan Kanada. Beliau sempat mendapat tawaran setelah itu untuk menjadi
50
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 60
31
seorang penerjemah di Kuala Lumpur, beliau sudah bersiap dan tinggal berangkat
bersama keluargana, tetapi takdir berkata lain ternyata beliau mendapat tawaran
juga dari Islamic Center yang direkturnya adalah orang-orang Mesir dan
bertempat di Washington D.C. beliau diberi tugas untuk memelihara mesjid dan
tersebut dan langsung terbang ke Washington D.C, tetapi setelah di sana karena
direkturnya adalah orang Mesir dan banyak yang tidak suka terhadap Rasjidi
maka beliau di perlakukan kurang baik. Dari kejadian tersebut beliau memutuskan
beliau tidak di terima karena pemerintah pada saat itu tidak simpati lagi kepada
beliau, terlebih beliau penentang komunis yang paling gigih. Beliau lama tidak
Arab Saudi kemudian beliau dipertemukan kembali dengan Raja Faisal, raja Arab
Saudi pada waktu itu, dalam pertemuannya Raja Faisal menawarkan pekerjaan
kepada Rasjidi yaitu sebagai seorang pendakwah di Rabithah Alam Islami. Rasjidi
Hukum Universitas Indonesia. Beliau diminta untuk menjadi guru besar, dan pada
51
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 67
32
tanggal 20 April 1968 Rasjidi di kukuhkan menjadi guru besar Hukum di
zaman Modern. Selama kiprahnya di bidang Intelektual beliau tidak penah absen
negeri tetapi tawaran tersebut ditolak karena masalah kesehatan. Di IAIN beliau
mengajar Ilmu Filsafat bagian pasca sarjana. Meskipun beliau tidak menerima
tawaran untuk mengajar lagi di luar negeri, beliau masih sering melawat ke luar
sebuah pembelajaran besar yaitu gambaran tentang masa gemilang umat islam.53
beberapa kali kemuduran, tetapi kecintaan beliau terhadap agama islam masih
tetap tertanam. Kesabaran beliau dan kegigihan juga kepandaian beliau dalam
menghadapi semua masalah yang dihadapi patut kita tiru, karena kesabaran pasti
akan berbuah manis. Rasjidi dari mulai tidak menjabat apa-apa dalam Rabithah
Alam Islami, kemudian beliau diangkat menjadi direktur. Beliau juga selalu
terakhir di rumah sakit Al-islam. dengan karir, prestasi dan perjalanan hidup yang
52
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 71
53
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 79
33
telah di paparkan, maka tidak salah untuk menjadikan Rasyidi sebagai seorang
teladan.54
2.3.Karya
beliau tuangkan merupakan hal yang beliau dapat saat menimba ilmu di Timur
Tengah dan di Barat, beliau memiliki banyak kritikan yang beliau tuangkan dalam
karya karya tulisnya. Beliau banyak mengkritik tentang keislaman dan keagamaan
karena beliau sangat sensitif dengan dua hal tersebut. Beliau juga menuliskan
diantaranya :
Bintang, 1972).
54
Fuad Nasar “100 Tahun Prof.Dr.H.M.Rasjidi, Menteri Agama Pertama “ (11 Juli 2015) diakses
tanggal 22 Mei 20191
34
8. Empat Kuliah Agama Islam Pada Perguruan Tinggi (Bulan Bintang,
1974).
politik, agama dan yang lainnya, dari sekian banyak karya tulis yang beliau
buku Islam dan Komunisme ini disusun dari ceramah Rasyidi pada
rapat yang dihadiri oleh para ulama, karena isinya dirasa penting maka
55
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 82
35
Buku ini bersumber dari pidato Rasyidi saat di kukuhkan menjadi guru
Buku ini di terbitkan pertama kali tahun 1968 oleh penerbit Bulan
36
ini Rasyidi menuturkan jika kita mempelajari agama islam secara ilmiah,
maka apa yang dikemukakan oleh islam menganai etika adalah masuk
akal, sesuai watak manusia dan dapat dijadikan dasar umum. Dan dalam
ajaran islam adalah etika yang tepat bagi bangsa Indonesia dalam
Bintang, 1972).
Buku ini pertama di terbitkan tahun 1972 dan pada tahun 1977 di cetak
ulang oleh penerbit Bulan Bintang. Pada dasarnya buku ini membahas
Nurcholis Majid bahwa sekularisasi disatu konteks dapat bernilai lain jika
Buku ini di terbitkan oleh media Dakwah tahun 1984. Buku ini di tulis
37
menjelaskan perbedaannya dengan Ahlusunnah. Menurut Rasyidi pada
1. Yang disebut Ushul dan Furu’ oleh Ahlussunah beda dengan yang
hanya imam syiah atau alim syiah, atau Rawi syiah. Maka
3. Ahli fiqih syiah tidak menerima ijma’ sebagai dasar legislasi, karena
Ahli Fiqih syiah juga menentang qiyas, karena qiyas adalah pendapat.
Buku islam dan kebatinan ini di tulis dari ceramah Rasyidi yang
38
Gatoloco, dan Serat Hidayat Jati. Salah satu kitab yang di ulas ternyata
juga ada sebuah pemandian yang dihuni oleh seekor kura-kura yang
sensitif dalam masalah agama dan keyakinan. Buku ini juga berisi tentang
1974).
Buku ini di terbitkan pertama kali tahun 1974 oleh penerbit Bulan
Bintang dan dicetak ulang yang ketiga pada tahun 1983. Dalam buku ini
39
petunjuk bagi manusia. Secara konkrit agama samawi ada tiga, yaitu
Dalam buku ini beliau juga menjelaskan sikap yang harus dihadapi umat
islam terhadap agama-agama lain, dalam hal ini beliau berpegangan pada
ranah pemikiran dan budaya. Kaum penjajah lah yang membawa agama
bahwa kedua bidang ini yaitu hukum dan pendidikan berperan dominan
40
Selain karya-karya yang telah di tuliskan di atas, disamping menguasai
bahasa Arab Rasyidi juga mendapat sertifikat bahasa Inggris dan juga menguasai
bahasa Indonesia yang dapat memperbaiki image orang Islam di mata pemikir-
(BulanBintang, 1965).
Bintang, 1982).
56
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 80
41
BAB III
PEMIKIRAN
Dewantara. Manusia tidak akan pernah lepas dari dunia pemikiran, bahkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari ide yang merupakan buah dari
pemikiran, seorang yang saleh tidak lepas dari teologi agamanya, orang yang
terhadap pikiran umat manusia, terlebih pengaruh tersebut sudah di yakini dan
dijadikan sebagai dasar pemikiran serta rujukan yang di gunakan sebagai dasar
suatu pemikiran. Demikian juga halnya dengan Rasjidi sebagai seorang intelektual
57
Kuntowijoyo “ Metodologi Sejarah “ (PT Tiara Wacana : Yogyakarta, 2005) hlm 189
58
Romdoni Muslim “ 72 Tokoh Muslim Indonesia (Pola Pikir Gagasan Kiprah dah
Falsafah)”,(Jakarta : Restu Ilahi 2005) hlm 103
42
masyarakatnya merupakan pemeluk agama Islam yang taat tetapi juga selalu
Rasjidi mempunyai pola pikir sensitif dan sangat peka terhadap masalah
melakukan hal-hal yang wajar dan perlu meluruskan kesucian agamanya yang
Selain dari faktor keluarga dan lingkungan ada juga pengaruh dari
seseorang yang di teladani. Salah satunya adalah Ahmad Surkatti yang merupakan
seorang guru yang secara tidak langsung mempengaruhi pemikiran Rasjidi sejak
Barat. Maka lahirlah beliau sebagai pengkritik yang tajam dengan hal yang
59
Romdoni Muslim “72 Tokoh muslim Indonesia, Pola Pikir ........ hlm 103
60
Endang Basri Ananda “ 70 Tahun Prof. DR. H.M Rasjidi “ hlm 138
43
membuat catatan kaki dan sifatnya mengoreksi pandangan-pandangan atau
artian bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berfikir dan pola perilaku
yang memenuhi syarat untuk di sebut “Agama”. ada berbagai macam definisi
agama, din (bahasa Arab), religion (bahasa Inggris) dan religie (bahasa Belanda).
Ada juga yang berpendapat bahwa agama berasal dari bahasa Sansekerta a berarti
Ada juga yang memberi pengertian bahwa agama adalah produk rasa
takut. Rasa takut manusia dari alam, dari gelegar suara guruh yang menggetarkan,
dari suara lautan, dan debur ombak yang menggulung serta gejala-gejala alamiah
Rasjidi dalam bukunya membagi agama kedalam dua bagian, yaitu agama
berkembang dalam suatu masyarakat, dan agama Samawi, yaitu agama yang dapat
di selidiki secara ilmiyah dari semenjak Nabi Ibrahim 4000 tahun yang lalu,
sampai yang terakhir yaitu agama Islam yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW
61
M Darmawan “ Intelektual, Intelegasidan Perilaku Politik bangsa “ (Bandung : Mizan, 1996) ,
cet. Ke-3 hlm 56
62
Endang Sarifudin Anshari “ Ilmu Filsafat dan Agama “ (Surabaya : Bina Ilmu 1987) hlm 122
63
Murtadha Mutaharri “ Perspektif Al-qur’an tentang Manusia dan Agama “ (Bandung : Mizan)
hlm 45
44
semenjak 14 abad yang lalu. Agama yang di bawa nabi Muhammad adalah agama
Rasjidi di kenal sebagai tokoh Islam yang kritis dan sangat sensitip
agama nya. Dengan berbekal ilmu dan agama yang kuat membuat beliau tidak
besar filsafat, beliau pernah menjabat menjadi Menteri Agama, yang melakukan
Rasjidi merupakan tokoh yang ikut serta dalam pertemuan antar agama
pada tahun 1967, dimana keadaan hubungan antar agama tidak begitu baik,
terlebih hubungan antara Islam dan Kristen yang sedang di landa konflik kesalah
orang-orang islam. Pertemuan tersebut di tujukan untuk mencari jalan keluar demi
menteri agama, pokok pikiran yang di gagas adalah propaganda agama tidak
lakukan di wilayah yang sudah mempunyai suatu mayoritas agama. Rasjidi dan
64
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam di tinjau dari berbagai aspeknya
“ (Jakarta : Bulan Bintang 1977 ) hlm 16
45
perwakilan dari golongan Hindu Bali setuju tetapi golongan Kristen masih tetap
tidak setuju.65
agama. Rasjidi tidak hanya satu kali saja mengikuti pertemuan yang
berjudul “ tuntutan-tuntutan etis dan sosial dari agama-agama di dunia bagi suatu
dewasa ini.66
Dalam pidato nya Rasjidi mengemukakan masalah keadaan zaman saat ini
yang sudah menciut karena kemajuan teknologi yang di capai oleh ilmu
pengetahuan. Kita hidup dalam suatu dunia yang terdiri dari berbagai
kepercayaan, agama dan ideologi. Dalam dunia yang begitu kecil ini, kita harus
menemukan jalan kerja sama baru di kalangan umat manusia. Salah satu masalah
yang menjadi sumber utama adalah agama. beliau menegaskan kembali bahwa
setiap orang yang mengetahui fakta-fakta dari hubungan antar agama akan
65
Endang Basri Ananda “70 Prof. Dr.H.M Rasjidi “ hlm 156
66
Endang Basri Ananda “70 Prof. Dr.H.M Rasjidi “ hlm 157
46
Fleming, yaitu (1) kita harus ber hati-hati tidak mempertentangkan ideal suatu
agama dengan aktualitas agama-agama lain. (2) suatu agama tidak dinilai dengan
kebalikannya.67
secara gamblang di mulai dari keadaan Indonesia yang sedang di lilit hutang
ketika Sukarno jatuh dan seluruh rakyat berharap ada yang bisa di lakukan oleh
asasi manusia.
67
Endang Basri Ananda “70 Prof. Dr.H.M Rasjidi “ hlm158
47
Dalam bukunya Koreksi Terhadap Dr. Harun Nasution, ia juga
menjelaskan bahwa Imperialis Belanda adalah inspirator utama terpecah belah nya
umat Islam di Indonesia dalam ranah pemikiran dan budaya. Kaum penjajah lah
yang membawa agama Kristen dan menyebarkannya ke tengah umat. Mereka juga
sadar, dua bidang ini (hukum dan pendidikan) beperan dominan dalam
eksakta dan sosial, dan menafikan pendidikan agama. Kebanyakan sekolah ini
terletak di kota dan wilayah yang relatif maju. Dikotomi ilmu agama dan ilmu
budaya. Kelompok pertama berpola pikir barat dan awam terhadap nilai-nilai
Sukarno yang mengatakan bahwa semua agama itu sama, Sukarno memberikan
mendefinisikan gajah, ada empat orang buta yang mendefinisikan gajah berbeda
68
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam di tinjau dari........ hlm 2
48
beda sesuai dengan apa yang mereka raba. Jawaban mereka berlainan. Maka
agama yaitu seorang Lessing. Agama itu tidak bisa di ketahui mana yang baik dan
mana yang tidak baik hanya saja lahiriah nya bisa di bedakan padahal intisarinya
agama mana yang mengandung kebenaran, karena semua agama mempunyai inti
baiknya.70
menurut dia tiap-tiap agama adalah benar, bahkan juga agama-agama suku.
Banyak sekali sarjana-sarjana yang mengikuti faham Max Muller ini, selain itu
banyak juga yang mempelajari soal agama secara demikian mengenai asal usulnya
Ketika itu utusan-utusan dari berbagai agama berkumpul, dan disanalah terdengar
bahwa tembok pemisah antar agama sudah runtuh, maka hal-hal yang menjadi
halangan untuk mempertemukan antara agama satu dengan agama lain sudah
lenyap.
69
Rasjidi “ Empat Kuliah Agama islam pada Perguruan Tinggi “ (Jakarta : Bulan Bintang1974)
hlm 25
70
Rasjidi “ Empat Kuliah Agama islam pada Perguruan............hlm 29
71
Rasjidi “ Empat Kuliah Agama islam pada Perguruan............hlm 31
49
Dari penjelasan-penjelasa diatas kemudian Rasjidi mengemukakan
pendapat yang menegaskan bahwa semua agama itu tidak sama, bahkan ada yang
bertentangan yang satu dengan yang lainnya, apalagi jika faktor-faktor politik dan
dan pendapat-pendapat pemikir lain yang mengemukakan bahwa semua agama itu
tidak lah sama. Beliau tidak setuju dengan pendapat-pendapat para pemiki Barat
Menurut Rasjidi ada cara yang tepat untuk menyajikan agama, yaitu
dengan membagi agama ke dalam dua kelompok, yaitu agama Alamiayah, agama-
agama yang timbul diantara manusia-manusia itu sendiri dan lingkungan dimana
mereka hidup. Dan yang kedua adalah agama samawi atau agama-agama yang di
wahyukan dan di turunkan Alloh agar menjadi petunjuk bagi manusia. Secara
kongkrit agama Samawi ada tiga, yaitu agama Yahudi, agama Nasrani dan agama
Islam. Adapun agama selain yang tiga yang sudah di sebutkan dinamakan agama
Alamiyah.72
ungkapkan dari zaman Nabi Ibrohin yang hidup sekitar 1900 SM. Selain itu dalam
mulai dari terbentuknya agama Yahudi, Nasrani dan Islam, bahkan beliau
Agama Yahudi terlahir dari keturunan Nabi Ibrohim yaitu Yakub, ketika
72
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam di tinjau ........ hlm 16
50
Rasjidi memaparkan lahirnya Nasrani yang lahir dari keturunan Nabi Zakariya
dan Nabi Isa yang banyak di jelaskan dalamMatheus, hingga sampai akhirnya
pada saat Nabi Isa sudah tidak ada lagi atau yang banyak terkenal dengan di salib
maka muncul lah kepercayaan Trinitas. Rasjidi juga memaparkan tentang kitab
suci agama Yahudi dan agama Kristen yaitu Bible tentang perjanjian lama dan
perjanjian baru. Hingga akhirnya lahirlah agama Islam yang di wahyukan Tuhan
mensucikan diri dan mensucikan jiwa dan rokh, Rasjidi tidak sepemikiran dengan
pendapat tersebut, karena dalam Islam beragama bukan hanya bertujuan untuk
mensucikan diri dan jiwa, tetapi tujuan beragama adalah hidup yang baik di dunia
dan di akhirat. Membersihkan diri dan jiwa adalah jalan untuk mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat, tetapi bukan tujuan untuk beragama. Ajaran
Islam mempunyai dua pokok ajaran , yaitu hubungan antara manusia dengan
keagamaan, yang menurut beliau dapat merusak kemurnian Islam, hal tersebut
kepercayaan, beliau hidup di lingungan kejawen yaitu islam tapi masih kental
51
dengan adat Jawanya. Hal tersebut tentu saja sangat mempengaruhi pemikiran
dibagi kedalam tiga tingkatan, yaitu tingkatan teologi sebagai tingkatan terendah
di mana manusia masih belum mengetahui asal muasal ataupun sabab musabab
segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini, kemudian tingkatan ke dua adalah
pemikiran yang berbeda, tingkatan ke tiga yaitu tingkatan positip dimana manusia
oleh Kristen, sedangkan dalam Islam istilah yang digunakan untuk teologi adalah
ilmu tauhid, atau biasa di sebut juga ilmu aqaid artinya kepercayaan. Ilmu tauhid
juga di sebut ilmu kalam. Orang-orang yang ahli ilmu kalam adalah ulama Islam,
Teologi terbagi menjadi dua corak, ada yang bercorak Rasional dan ada
yang bercorak Tradisional. Teologi yang bercorak rasional di anut oleh kaum
Samandkand ini dapat di lihat dalam uraian mengenai kedudukan akal dan wahyu.
73
Rasjidi, “ Islam dan kebatinan”, hlm 9
74
Rasjidi “ Empat Kuliah Agama islam pada Perguruan Tinggi “ hlm 13
75
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam di tinjau dari ...... hlm 103
76
Abudin Nata “ Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf “ (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1993) hlm
61
52
Mu’tazilah berpendapat bahwa manusia dengan akal nya bisa mengetahui tentang
Tuhan, dan sebagai akibatnya manusia sudah wajib bertuhan sebelum datangnya
wahyu. Maka muncul lah pemikiran liberal, penganut aliran ini hanya terikat pada
interpretasikan ke dalam arti lain. Ayat-ayat yang dianggap mempunyai arti qath
tradisional mengambil sikap tidak hanya terikat pada dogma-dogma, tetapi terikat
juga pada ayat-ayat yang mengandung arti Zanni, yaitu ayat-ayat yang boleh
mengandung arti lain dari yang sudah terkandung di dalamnya. Oleh karena itu,
para penganut teologi ini sukar untuk mengikuti peribahan zaman orang-orang
modern.78
aliran Mu’tazilah dan beliau tidak ingin umat islam mengikuti kembali aliran
77
Abudin Nata “ Ilmu Kalam, Filsafat, dan .............hlm 60
7878
Abudin Nata “ Ilmu Kalam, Filsafat, dan ..........hlm 71
53
menerangkan dalam bukunya bahwa mereka adalah orang-orang yang hidup pada
dari naungan Gereja. Mereka tak pernah mengatakan beraliran Mu’tazilah yang
Islam dari keterlambatan dan kebodohan agar terlepas dari pengaruh imperialisme
lahir karena adanya perpecahan dalam persoalan yang tidak memenuhi kata
Mu’tazilah, dan Asy’ariyah. Dari golongan tersebut ada yang masih relevant
sampai sekarang ada lagi yang sudah tidak relevant. Diantara golongan yang
masih relevant adalah syi’ah yang merupakan kelompok simpasi kepada Ali dan
teologi atau falsafah hidup yang cenderung mempunyai corak liberal. Sedangkan
79
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam......111
80
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam...... hlm 104
54
Indonesia. Kaum Asy’ariyah berpendapat bahwa akal tidak begitu berdaya
fikiran yang passif. Agama dengan rasionalisme yang melampaui batas akan
kehilangan kekuatan iman dan agama yang tidak mempunyai kekuatan iman tidak
ada lagi faedahnya. Umat telah kembai menjadi satu tidak terpecah belah,
sehingga sampai saat ini aliran yang ada hanyalah Ahlussunnah dan Syi’ah, dan
keduanya adalah pemeluk agama Islam dan agama Islam menganjurkan untuk
berfikir.82
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi akal, Asy’ariyah juga pakai
akal, Mu’tajilah juga memakai akal. Tetapi yang membedakan adalah titik berat
dalam beberapa masalah, sehingga tak dapat di katakan bahwa Mu’tazilah lebih
dalam dunia Islam ialah bahwa Tuhan telah memberi akal kepada manusia
sehingga dengan akal itu manusia dapat memikirkan hal-hal yang melingkunginya
Tuhan dan sifat-sifat Tuhan. Mengenai akal, beliau berpendapat bahwa akal tidak
mampu mengetahui baik dan buruk, hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya
81
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang.........hlm 108
82
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam......hlm 110
55
aliran eksistensialisme sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme dalam filsafat
barat.83
sudah meremehkan ayat-ayat Al-qur’an. Bagi kaum mu’tazilah akal hanya bisa
akal, beliau mengambil contoh bapak filsafat critic yaitu Imanuel Kant, Kant
menjelaskan dalam bukunya analisa beliau mengenai akal dan Fungsinya, serta
akal hanyalah hal-hal lahiriyah. Dibelakang phenomena ada noumena atau hakikat
b. Pembuatan manusia
kewajiban dalam hidupnya. Dalam jaman yang tidak menentu seperti saat ini
banyak orang yang kebingungan karena pelaksanaan hukum banyak yang tidak
sesuai sebagai mana mestinya. Seperti ada orang yang terang-terangan salah
di bebaskan dari tuntutan, sebaliknya ada orang yang jujur bekerja sebagai warga
negara yang baik, lalu kejujuran itu membuat orang tidak senang sehingga
c. Konsep Iman
83
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam......52
84
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam...... hlm 52
85
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam......hlm 17
56
Konsep iman menurut Rasyidi dilihat dari kritikan tulisan beliau dalam
buku koreksi atas tulisan Drs. Nurcholis Majid tentang sekularisasi. Yang intinya
beliau menolak faham Harun Nasution yang menganggap akal itu mutlak dalam
fikiran pada filsafat Yunani yang mulai dari Socrates kemudian pada zaman
pemikiran filsafat dalam dirinya, manusia selalu mempunyai ide-ide baru tentang
benda, tentang sejarah, tentang arti kehidupan, tentang Tuhan, tentang mati,
tentang keindahan, tentang kebaikan, tentang keburukan, dan tentang hal-hal lain.
Kata filsafat diambil dari bahasa Yunani, yaiu kata Filosofia. Pilos atau
Philei berarti suka, cinta dan Sophia berarti pengetahuan berarti pengetahuan,
kebijaksanaan dan kebenaran disebut philosopos atau dalam bahasa Arab failsauf.
kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis. Ada juga yang
berpendapat bahwa filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sifat yang sangat di junjung tinggi. Filsafat adalah untuk
H.M Rasjidi “ Koreksi Terhadap Drs Nurcholis Majid Tentang Sekularisasi “ (Jakarta : Yayasan
86
57
mendapatkan gambaran secara keseluruhan. Filsafat berusaha untuk
menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau orang yang
dari bahasa Yunani, tetapi dalam bahasa Arab terdapat suatu kata yang
mempunyai arti sama dengan filsafat yaitu hikmah. Hikmah maknamya adalah tali
kendali. Dari sini diambil kata hikmah dalam artian pengetahuan atau
tentang filsafat, kita harus kembali mengkaji mengenai sejarah filsafat, karena
antara filsafat dan sejarah filsafat mempunyai hubungan yang tidak bisa di
pisahkan, bahkan sejarah filsafat merupakan filsafat itu sendiri. pada mulanya
semua ilmu pengetahuan merupakan bagian dari filsafat, tetapi lama kelamaan
sendiri dan menjadi salah satu disiplin ilmu pengetahuan. Yang tersisa dalam
permasalahan filsafat hanya dua hal yaitu apakah yang harus aku ketahui ? Dan
apakah yang harus aku kerjakan ?. dua hal ini lah yang dianggap sebagai
87
Harold H Tinus, Marilyn S Smith dan Richard T Nolan “ persoalan-persoalan filsafat “
Terjemah H.M Rasjidi (Jakarta : Bulan Bintang, 1984) hlm 11
58
persoalan pokok dalam filsafat. Kedua persoalan tersebut sebenarnya
di katagorikan kepada tiga bagian pokok yaitu hakekat Tuhan, hakekat alam dan
hakekat manusia. Ketiga hakekat ini menurut Rasjidi merupakan objek kajian
filsafat.88
ilmu pengetahuan yang akan berguna bagi kemakmuran hidup manusia, juga
pembahasan filsafat tertuju pada masalah alam semesta beserta isinya termasuk
manusia. Menurut Rasjidi orientasi filsafat pada masanya masih bersifat vertikal
seiring dengan situasi dimana kemasalah ketuhanan menjadi topik utama dalam
ingin mempertemukan antara wahyu yang diyakini dengan berita filsafat yang
88
H.M Rasjidi “ Filsafat Agama “ (Jakarta : Bulan Bintang, 1975) hlm 52
59
Dalam pemikiran Filsafat, Rasjidi sependapat dengan filsafat Al-Ghazali
beliau mengutip pemikiran Al-Ghazali dalam bukunya. Dalam buku Tahafut Al-
pencipta.
Pendapat bahwa Tuhan tidak tidak terbagi kepada Genus dan differentia.
Filsafat Ibnu Sina dan Al-Farabi sudah menjadi kafir karena bertentangan dengan
Selain menentang faham filsafat Ibnu Sina dan Alfarabi, Rasjidi juga
menentang faham yang di anut oleh Ibnu Rusd, karena menurut Rasjidi Ibnu Rusd
sudah banyak terpengaruh oleh filsafat Aristoteles dan banyak melenceng dari
60
aqidah Islam. Ibnu Rusyd lah yang membuka mata Eropa kepada filsafat
Aristoteles. Tetapi jika Ibnu Rusyd menjadi kebanggaan umat Islam di Eropa
karena namanya yang sangat terkenal, tidak berarti pendapat filsafatnya senafas
dengan Islam. hal ini harus di ketahui oleh generasi muda. Rasjidi menegaskan
bahwa guru besar di Universiitas Paris yang diangkat menjadi orang suci oleh
gereja Katolik adalah ahli teologi dan mereka lebih mempelajari metaphicica
Filsafat Islam sebagai mana filsafat Kristen setelah filsafat dipelajari oleh
89
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam......hlm 117
61
3.5. Kritik H.M Rasjidi terhadap pemikiran Harun Nasution dan Nurcholis
Majid
tetapi ada suatu polemik atau penomena dari ketiga tokoh tersebut yang tidak bisa
sebuah konflik intelektual yang berkepanjangan yang masih dirasakan hingga saat
ini.
kemurnian Islam jelaslah konflik akan terjadi disini karena bedanya pemikiran
diantara mereka.
dan penggerak kajian filsafat Islam secara akademis di Indonesia, Harun Nasution
juga dikenal sebagai tokoh yang gencar menyuarakan pemahaman Islam Rasional,
sedangkan Rasjidi dikenal sebagai tokoh yang sangat aktip dalam mengkritik
setiap pandangan yang dianggap melenceng atau tidak sesuai dengan dasar
pemikiran Islam. salah satu kritik tersebut di tujukan terhadap Harun Nasution. Ia
62
memandang bahwa Harun Nasution sudah menyebarkan sesuatu yang melenceng
Nasution menuliskan sebuah buku yang berjudul Islam di Tinjau dari Berbagai
menuliskan Buku koreksi Terhadap Harun Nasution tentang “Islam ditinjau dari
berbagai Aspeknya” buku tersebut berisikan kritik yang sangat tajam terhadap
berbahaya bagi umat Islam. Ada berbagai unsur yang menjadi polemik pemikiran
Polemik pemikiran Harun Nasution dan Rasjidi dalam bidang teologi dan
mengenai akal dan wahyu. Harun Nasution berpendapat bahwa teologi Mu’tazilah
Indonesia.
dalam bukunya bahwa kita harus melihat keadaan sekarang. Dunia Islam menurut
63
Waljama’ah dan golongan Syi’ah. Pada permulaan, memang umat Islam
sebagainya, akan tetapi soal kepercayaan tidak mungkin bisa dibicarakan dengan
akal, karena tak ada orang yang dapat membuktikan dengan meyakinkan
menggunakan akal adalah ajaran yang jelas dan tegas dalam Al-
dalam Islam disamping wahyu, pendapat Harun Nasution yang sangat menjunjung
tinggi kedudukan akal mendapat kritikan dari Rasjidi, Beliau tidak setuju dengan
pendapat Harun Nasution kerena menurut beliau, setiap muslim harus meyakini
bahwa semua kebenaran yang timbul sebagai produk akal manusia semuanya
bersifat nisbi, kebenaran yang sebenarnya hanya datang dari Tuhan, dan
Dalam teologi dan falsafah jelas sekali perbedaan pendapat antara kedua
90
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam......hlm 106
91
Harun Nasution “ Akal dan Wahyu dalam Islam” (Jakarta : UI-Pres, 2011) hlm 48
64
aliran Mu’tazilah yang mengagungkan rasionalitas yang bercorak liberal, dan
Rasjidi masih tetap aliran As’ariyah yang sudah berkembang di Indonesia dengan
corak tradisional.
Harun Nasution menuliskan dalam bukunya unsur yang paling penting yang
pertama kekuatan gaib, dimana manusia merasa dirinya lemah dan ber
hajat pada kekuatan gaib sebagai tempat untuk meminta tolong. Oleh
65
Paham adanya yang kudus dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib,dan
meneliti beberapa agama hal tersebut tidak benar secara keseluruhan. Rasjidi juga
menolak unsur-unsur yang di paparkan oleh Harun Nasution, karena dalam Islam
seorang mukmin tidak hanya percaya kepada kekuatan gaib, selain dari pada itu
Alloh bukan hanya sekedar kekuatam Alloh adalah Zat yang mempunyai sifat-
Rahman, Rahim, jadi bukan sekedar kekuatan. Mengenai unsur ke dua, bahwa
gaib. Hal tersebut menandakan bahwa kekuatan gaib bersifat autoritatif, gambaran
Nasution mengatakan ada respons yang yang mengambil bentuk perasaan takut
dan cinta seperti agama primitip dan agama monoteisme, hal tersebut
agama Masehi yang mengaku monoteis tetapi tidak bisa meninggalkan Trinitas.93
menggambarkan sikap manusia terhadap Tuhan bukan hanya cinta tetapi juga
“Apakah kamu takut kepada mereka ? maka Alloh lah yang berhak kamu takuti “
92
Harun Nasution “ Akal dan Wahyu dalam Islam” hlm 17
93
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam......hlm 18
66
dan surat Ali Imran : 175 yang artinya “ Maka, janganlah kamu takut kepada
mereka, dan takutlah kepadaku. Jila memang kamu itu orang-orang yang
beriman”. Jadi sikap takut kepada Tuhan bukan terdapat dalam agama primitif
aristoteles dan Flato dapat di satukan, kemudian filsafat yang mengenai emanasi
menerangkan bahwa semua yang ada memancar dari dzat Tuhan melalui akal-
akal. Harun Nasution menuliskan bahwa Ibnu Sina juga mempunyai filsafat
Rasjidi dua pemikiran tersebut tidak bisa di satukan. Al-Farabi menyetukan dua
buah pemikiran Plato dan Aristoteles karena pada saat itu Al-Farabi tidak
realis. Kemudian mengenai filsafat emanasi, hal tersebut tidak sesuai dengan
ajaran Islam. dengan begitu bisa diberi pengertian juga bahwa filsafat Ibnu Sina
Karena filsafat Alfarabi dan Ibnu Sina tidak senafas dengan Islam, maka
Rasjidi mengutip Filsafat Al-Gazali yang dituliskan dalam bukunya yaitu Tahafut
bahwa para filosuf itu sudah menjadi kafir dalam 3 hal, yaitu bahwa alam itu tidak
94
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Dr.Harun Nasution tentang Islam...... hlm 19
67
berpermulaan, bahwa Tuhan itu mengetahui perinci-perinci, bahwa tak ada hidup
sesudah mati.
Kemudian yang menjadi konflik antara Harun Nasution dan Rasjidi adalah
kebenaran sedangkan agama dan wahyu membawa hal-hal yang tidak benar. Jelas
bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan filsafat Ibnu Rusyd, karena ia seperti
filosof-filosof Islam lain berkeyakinan bahwa akal dan wahyu tidak bertentangan,
semata mata karena kesalah fahaman penulis Barat tentang tafsiran Ibnu Rusyd.95
Rusyd adalah seorang filosuf besar yang merupakan pengikut aliran Aristoteles
yang hidup di dunia Islam bagian Barat. Ibnu Rusyd yang membuka mata Eropa
kepada filsafat Aristoteles. Menurut Rasjidi, sebagai umat Islam layaknya kita
harus mencari tahu terlebih dahulu sebelum mengangungkan suatu aliran, seperti
halnya mengagungkan pengikut Ibnu Rusyd. Karena kalau kita mengikuti dan
menerima anggapan tersebut kita akan rugi besar dalam aqidah Islam. dalam hal
filsafatnya apabila di tinjau akhir akhir ini sudah tidak relevant dan tidak dapat di
pertahankan. Dari hal ini menurut Rasjidi kelihatan sekali bahwa Harun Nasution
95
Harun Nasution “ Akal Dan Wahyu “ hlm 56
96
Rasjidi “ Koreksi Terhadap Harun Nasutiion tentang......... hlm 119
68
tidak mengukuti ilmu cosmologi astrophysic, suhingga mempertahankan filsafat
bahasa Inggris dan bahasa-bahasa Barat lainnya selain bahasa Arab. Ia penah
mengunjungi negara Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya selain negara-
Islam di Indonesia yang di kenal dengan konsep pluralisme nya. Nurcholis Majid
Indonesia.
Ide dan pemikiran Nurcholis Majid tentang sekularisasi dan pluralisme ini
kalangan yang menganut paham tradisional pada sumber ajaran Islam. kalangan
97
Rasjidi “ Koreksi Terhadap DRS Nurcholis Majid Tentang Sekularisasi “hlm 12
69
Sama halnya dengan Rasjidi yang menetang pemikiran Nurcholis majid
Sekularisasi. Salah satu pemacu lahirnya polemik ini adalah pemaparan Nurcholis
yang beliau maksudkan dalam tulisannya, meskipun beliau juga merasa bahwa
pemahaman yang seperti ini adalah pemahaman yang paling keras. Pihak yang
drs Nurcholis Majid dalam Al-qur’an juga terdapat semacam itu. Menurut
Nurcholis Majid sekularisasi dan sekularisme dalam konteks yang berbeda akan
pula terkena penilaian yang berbeda atau berlawanan, di larang dan di suruh.
70
sekali. Agama islam bila di teliti benar-benar di mulai dengan proses sekularisasi
lebih dahulu. 98
kepercayaannya sendiri bahwa dunia ini tidak bisa di mengerti oleh manusia
sendiri, dan manusia di beri wewenang untuk memahami dunia ini. Satu satunya
yang tidak mungkin di mengerti hanya Tuhan. Selebihnya, seisi alam raya ini
pendekatan terhadap hal yang duniawi ialah menurut apa adanya benda tersebut.
Hal itu tidak ada hubungannya dengan masalah ritus atau ibadat. Maka sukses
seseorang dalam pendekatan kepada sesuatu yang bersifat duniawi itu tidak
kehidupan di dunia ini. Oleh karena itu terdapat konsistensi antara sekularisasi
dan rasionalisasi. Sebab initi sekularisasi adalah pemecahan dan fahami masalah-
yang beliau lihat adalah Nurcholis Majid merasakan jiwa keagamaan atau lebih
tegasnya, jiwa Islam menjiwai bangsa Indonesia secara dalam sehingga setiap
tindakan yang di ambil oleh bangsa Indonesia selalu di teliti dan di soroti oleh
segi agama, dan hal tersebut selalu memberikan kesimpulan negatif. Nurcholis
98
Rasjidi “ Koreksi Terhadap DRS Nurcholis Majid Tentang..........hlm 8
99
Rasjidi “ Koreksi Terhadap DRS Nurcholis Majid Tentang......... hlm 9
71
Majid bercontoh kepada negara-negara Barat yang mengalami kemajuan kareana
di contohnya dari Barat tersebut Nurcholis Majid yang berjiwa Islam bertahun-
tahun merasa ada hal yang harus di perbaiki di tubuh umat Islam Indonesia, maka
sosialisme dalam pengobatan, itu berarti pasiaen tidak akan membayar karena
pemerintah yang akan membayarnya, dengan demikian sudah telihat jelas bahwa
pengentrapan sekularism.
dalam arti bahwa dengan Tauhid bagi seorang animis telah terjadi sekularisasi
seakan-akan manusia dalam dunia ini hanya menghadapi dua kesempatan anata
menyembah Tuhan sebagai orang yang bertauhid atau menyembah segala yang
ada di dunia ini sebagai orang animis. Manusia tidak hanya di hadapkan dengan
Tuhan dan benda-benda lain yang ada di dunia ini tetapi manusia juga berhadapan
dengan jiwanya sendiri, dimana akan mengetahui mana yang benar dan mana
72
yang salah. Dalam hal tersebutlah agama dibutuhkan bukan hanya untuk akhirat
kemukakan oleh Nurcholis Majid ini, sampai akhirnya Nurcholis Majid mencoba
perdebatan panjang antara dua pemikir Islam tersebut, Nurcholis Majid tetap
memandang Rasjidi sebagai orang tua yang telah melakukan peranannya dalam
yaitu seorang pemikir Islam yang selalu merasa cemas jika melihat gejala
penyimpangan.
menyelamatkan dari ajaran-ajaran yang dianggap datang dari luar Islam. Beliau
juga dikenal sebagai seorang pengkritik yang tajam, karena analisa masalah nya
yang akurat dan mendasar beliau tidak segan-segan mengkritik seorang yang
dianggapn ya telah salah dalam berpikir, dan beliau juga telah ikut serta
sarjana muslim Indonesia. Pemikiran Islam Rasjidi dapat di telusuri dari kritikan-
kritikan yang dialamatkan kepada Harun Nasution dan Nurcholis Madjid, dalam
73
hal ini, penulis menelusuri pemikiran Rasyidi dalam kritikannya terhadap Harun
nasution. Dalam menyikapi karya Harun Nasution tentang Islam ditinjau dari
DEPAG untuk menajdikan karya Harun tersebut salah satu referensi penting bagi
seluruh mahasiswa di IAIN. Buku ini mulai disebarkan secara luas setelah hasil
rapat rektor IAIN se-Indonesia pada Agustus 1973 di Ciumbuluit, Bandung. Yang
pemikiran ke islaman yang ditulis oleh Harun Nasution, yakni diawali karena
Rasjidi semakin yakin bahwa berbagai pemikiran yang ditulis dalam buku tersebut
penuh dengan pengaruh pemikiran orientalis yang membahayakan. Maka dari itu
sekaligus menunjukkan bahwa gambaran Harun Nasution tentang Islam itu sangat
berbahaya. Menurut Rasjidi, cara penyajian dalam buku Harun Nasution adalah
cara pengarang Barat yang dalam fikiran mereka menyimpan suatu perasaan
bahwa semua agama itu pada dasarnya sama dan merupakan gejala sosial yang
Henni Marlinah “Pemikiran Rasional dan Tradisional (study pemikiran Harun Nasution dan M
100
74
kelompok ini adalah sarjana Prancis yang bernama Emile Durkheim (1858-1917).
Namun Rasjidi gagal meminta perhatian Menteri Agama ( ketika itu Mukti Ali)
menerbitkan koreksi tersebut pada tahun 1977. Dan segera saja mendapat
sambutan antusias dari umat Islam. Prof. Rasyidi dianggap sebagai pembela Islam
genus yang mempunyai spesies, akan tetapi kita berhadapan dengan dua
agama yang timbul dari perbuatan manusia sendiri, kedua, agama samwiah
atau wahyu yang diberika Alloh kepada manusia, dan Islam adalah agama
2. Membuat umat Islam lebih memahami agar tidak mudah mempercayai apa
75
pegang dalam kehidupan. Karena kebenaran sepanjang masa itu sudah
terjamin dari wahyu Alloh, yang dapat menyelamatkan hidup umat Islam
di dunia dan akhirat, jika umat Islam menjalankan sendiri berpegang teguh
101
Herri Mohammad “ Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh......... hlm 82-83
76
BAB IV
KESIMPULAN
4.1.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pertama, Rasjidi lahir pada
adalah Saridi, beliau terlahir dari pasangan Atmo Sudigdo dan Siti Sa’adah, ayah
anggota PII dan Islam Studi Club. Beliau pernah menjadi kepala perpustakaan
anggota delegasi New Delhi, Dubes RI untuk Republik Islam Pakistan, dosen di
indonesia. Selain itu Rasjidi juga menuliskan beberapa karya tulis yang berbentuk
buku. Beliau meninggal pada tanggal 30 Januari 2001 saat berusia 85 tahun
Kedua Rasjidi dalam bukunya membagi agama kedalam dua bagian, yaitu
agama Alamiyah, yang merupakan kebudayaan, yakni yang timbul tumbuh dan
77
berkembang dalam suatu masyarakat, dan agama Samawi, yaitu agama yang dapat
di selidiki secara ilmiyah dari semenjak Nabi Ibrahim 4000 tahun yang lalu,
sampai yang terakhir yaitu agama Islam yang di bawa oleh nabi Muhammad SAW
semenjak 14 abad yang lalu. Agama yang di bawa nabi Muhammad adalah agama
beliau sangat menentang aliran Mu’tazilah dan beliau tidak ingin umat islam
Muhammad Abduh dan Ahmad Khan di India, padahal kenyataanya tidak seperti
inu, Rasjidi menerangkan dalam bukunya bahwa mereka adalah orang-orang yang
membangkitkan Umat Islam dari keterlambatan dan kebodohan agar terlepas dari
orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau
78
filsafat berasal dari bahasa Yunani, tetapi dalam bahasa Arab terdapat suatu kata
yang mempunyai arti sama dengan filsafat yaitu hikmah. Hikmah maknamya
adalah tali kendali. Dari sini diambil kata hikmah dalam artian pengetahuan atau
perbuatan yang rendah dan Hina. Dalam pemikiran Filsafat Rasjidi memegang
filsafat yang di kemukakan oleh Al-Ghazali, dan mengganggap bahwa filsafat Al-
Farabi dan Ibnu sina merupakan filsafat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Rasjidi juga menentang filsafat Ibnu Rusd, karena Ibnu Rusd sangat terpengaruh
oleh Filsafat Aristoteles, menurut Rasjidi hal-hal yang menjauhkan Ibnu Rusd dari
aqidah Islam adalah pendapatnya mengenai alam itu tak ada permulaan dan juga
tak ada akhirnya. Pendapat tersebut sama dengan faham yang di anut Ibnu Sina.
filsafat dan agama. Dalam pemahaman teologi yang menjadi permasalahan adalah
persoalan antara relevansi teologi rasional Mu’tazilah, dan mengenai akal dan
teologi Mu’tazilah sangat berbahaya bagi masyarakat Indonesia. Selain itu Rasjidi
mengkritik pendapat Harun Nasution tentang empat unsur agama seperti yang
telah di jelaskan sebelumnya. Dalam filsafat Harun Nasution mengutip filsafat Al-
Farabi bahwa filsafat aristoteles dan Flato dapat di satukan, kemudian filsafat
yang mengenai emanasi menerangkan bahwa semua yang ada memancar dari dzat
79
karena menurut Rasjidi dua pemikiran tersebut tidak bisa di satukan. Al-Farabi
menyetukan dua buah pemikiran Plato dan Aristoteles karena pada saat itu Al-
Farabi tidak mempunyai bahan-bahan yang cukup yang berwujud karangan Plato
dan Aristoteles. Filsafat Plato adalah idealis, sedangkan filsafat Aristoteles adalah
realis.
Sekularisasi. Salah satu pemacu lahirnya polemik ini adalah pemaparan Nurcholis
melikuidasi peran Islam dalam bernegara. Menurut analisa Rasjidi dari pemaparan
yang di paparkan Nurcholis Majid yang beliau lihat adalah Nurcholis Majid
merasakan jiwa keagamaan atau lebih tegasnya, jiwa Islam menjiwai bangsa
Indonesia secara dalam sehingga setiap tindakan yang di ambil oleh bangsa
Indonesia selalu di teliti dan di soroti oleh segi agama, dan hal tersebut selalu
80
4.2.Saran
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan dengan
kepada jurusan Sejarah Peradaban Islam dan UIN Sunan Gunung Dzati
Bandung.
81
DAFTAR PUSTAKA
Kosim. (1984). Metode Sejarah, Asas dan Proses. Bandung: Fakultas Sastra
Universitas Padjajaran.
Kunto. (t.thn.).
Line, M. (t.thn.). Tragedi 1965. Dipetik Juni Kamis, 2019, dari Historia.id:
https://historia.id/politik/articles/tragedi-1965-DAEgD
82
Mahmud, Y. (2005). Sejarah Pendidikan Islam Indonesia. Jakarta: mutiara
Sumber Widya.
Mohamad, H. (2006). Tokoh Islam Berpengaruh Abad 20. Jakarta: Gema Insani.
Muslim, R. (2005). 72 Tokoh Muslim Indonesia (Pola Pikir Gagasan Kiprah dan
Falsafah). jakarta: Restu Ilahi.
Nata, A. (1993). Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Rasjidi. (1974). Empat Kuliah Agama Islam pada Perguruan Tinggi. Jakarta:
Bulan Bintang.
Rasjidi. (1977). koreksi Terhadap Harun Nasution Tentang Islam di Tinjau dari
Berbagai Aspeknya. Jakarta: Bulan Bintang.
83
Rasjidi, M. (1974). Mengapa Aku Tetap Memeluk Agama Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
84