Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYELIDIKAN TANAH

MATA KULIAH GEOLOGI TEKNIK


DOSEN PENGAMPU :

`
DISUSUN OLEH :

1. Roy Muhammad Fadli ( C.131.16.0183 )


2. Steven Utomo ( C.131.16.0181 )
3. Bambang Pujo Handoyo ( C.131.16.0205 )
4. Syafri Ferry Fahrizal ( C.131.16.0206 )
5. Hilal Choirul Faton ( C.131.16.0190 )
6. Muhammad Wahyu Septian ( C.131.16.0175 )

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN 2017

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
meengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan reseptor dari sejumlah besar bahan pencemar, tanah


merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia yang berasal dari rembesan
penumpukan sampah (landfill), Instalasi Pengolahan Air Limbah, dan sumber-sumber
lainnya. Dalam beberapa kasus, lahan pertanian yang terkontaminasi pestisida
menyebabkan terjadinya penumpukkan bahan berbahaya dan beracun di dalam
tanah.
Tidak berbeda dengan udara dan air, tanah pun dapat mengalami penurunan
kualitas. Walaupun banyak jenis tanah mempunyai kemampuan mengasimilasi dan
menetralisir bahan pencemar, namun tanah juga dapat mengalami penurunan
kualitasnya. Apabila mengalami penurunan kualitasnya, tanah tidak dapat lagi
memmberikan daya dukung bagi kehidupan manusia secara optimal.
Penurunan kualitas tanah terutama disebabkan oleh kehadiran bahan-bahan
pencemar di tanah. Selain itu, kualitas tanah juga dapat menurun disebabkan oleh
erosi. Erosi menyebabkan tersingkapnya lapisan tanah yang lebih asam, terbentuknya
lapisan dengan kandungan allumunium yang lebih tinggi, menurunkan kandungan
bahan organik, unsur-unsur hara menjadi lebih rendah dan terbentuknya lapisan
bawah yang lebih padat. Bila keadaan lebih parah lagi akan terbentuk lahan kritis.
Dengan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas
tanah, maka diperlukan sebuah penelitian atau penyelidikan tentang kualitas
tanah. Dimana penyelidikan tanah dibutuhkan untuk data perancangan pondasi
bangunan-bangunan, seperti : bangunan gedung, dinding penahan tanah,
bendungan, jalan, dll. Sedangkan fungsi dari pondasi sendiri adalah menerima beban
dari atas (upper structures), memikul, melimpahkan & meratakan ke lapisan tanah di
bawahnya. Untuk memperoleh suatu pondasi yang baik maka harus memenuhi
kriteria berikut :
1. Beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak boleh melampaui kekuatan
tanah yang bersangkutan.
2. Harus mampu menahan beban bangunan diatasnya tanpa menimbulkan
keretakan maupun kegagalan konstruksi.

Sedangkan kriteria untuk tanah yang baik adalah sebagai berikut :


1. Penurunan ( settlement ) tanah yang disebabkan oleh beban masih dalam batas
yang diperbolehkan.
2. Keruntuhan geser dari tanah dimana pondasi berada tidak terjadi ( daya dukungnya
cukup bagus ).
Maka dari itu, untuk memperoleh suatu pondasi yang baik da juga bangunan yang
baik maka harus dilakukan penyelidikan tanah.

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
1.2 Tujuan Dan Sasaran Penyelidikan Tanah

Tujuan Penyeledikan Tanah Secara umum mencakup hal-hal berikut :

1. Untuk menentukan kondisi alamiah dari lapisan-lapisan tanah dilokasi yang ditinjau.
2. Untuk mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed) dan tidak asli (disturbed).
3. Untuk menentukan kedalaman lapisan tanah keras.
4. Untuk melakukan uji lapangan (in-situ field test).
5. Untuk mempelajari kemungkinan timbulnya masalah perilaku bangunan yang sudah
ada di sekitar lokasi yang ditinjau.
6. Menentukan kapasitas daya dukung tanah.
7. Mengetahui kedalaman muka air tanah.
8. Memprediksi besar kecilnya penurunan yang akan terjadi
9. Penyelidikan tanah dilapangan dibutuhkan untuk perancangan fondasi bangunan
seperti :.

• Bangunan gedung
• Dinding penahan tanah
• Bendungan
• Jalan
• Dermaga

Sedangkan Sasaran dari penyelidikan Tanah adalah sebagai berikut:

1. Stratifikasi lapisan tanah di proyek.


2. Sifat indeks pada setiap lapisan tanah.
3. Sifat mekanis pada setiap lapisan tanah.
4. Kondisi air tanah.
5. Komposisi kimia air tanah.
6. Jenis pondasi bangunan yang sudah ada disekitarnya.

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
1.3 Tahapan Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah biasanya tebagi atas 3 (tiga) tahap, antara lain pengeboran
atau penggalian lubang uji, pengambilan contoh tanah, dan pengujian contoh
tanah. Pengujian pun dilakukan pada tanah terganggu (disturbed sample) dan
tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Tanah yang diambil untuk sampel
pengujian merupakan tanah asli, yaitu bebas dari humus dan akar tumbuh-
tumbuhan.

Ketelitian dalam pengujian tanah sangat diperlukan. Terutama dalam


menentukan muka air tanah, karena data yang diperoleh untuk merencanakan
pondasi sangatlah mempengaruhi perencanaan pondasi, dan dapat
menyebabkan kesalahan dalam menganalisa stabilitas tanah.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk penyelidikan tanah yaitu dengan
lubang uji( Test-pit), Bor tangan (Hand Auger), Bor Cuci ( Wash Boring),
Penyelidikan dengan pencucian (Wash Probing), dan Bor Putar (Rotary Drill).
Penyelidikan dengan lubang uji bertujuan untuk mengetahu kondisi lapisan tanah
dengan teliti. Cara ini memungkinkan untuk mengidentifikasi tanah secara
langsung, mengetahui dengan jelas kepadatan dan kondisi air tanah di lapangan.
Pengujian lubang uji biasanya dilakukan pada tempat-tempat penting suatu
bangunan, seperti pada letak kolom.

Bor tangan adalah pengujian sederhana dan relatif mudah dilakukan.


Penyelidikan dengan bor tangan sering digunakan pada proyek pembangunan
jalan raya, rel kereta apai, dan lapangan terbanga. Namun alat ini tidak dapat
dilakukan pada tanah pasir. Bor tangan dapat digunakan untuk penyelidikan
maksimum mencapai kedalaman 10 meter.
Bor cuci dilakukan dengan penyemprotkan air sambil memutar-mutar pipa
selubung. Alat ini digunakan untuk mengambil sampel terganggu, dan tidak dapat
digunakan pada jenis tanah berbatuan. Penyelidikan dengan pencucian pada
dasarnya sama dengan bor cuci, namun tujuannya adalah untuk mengetahui
pertemuan antara tanah lunak dengan tanah padat. Penyelidikan seperti ini sering
dilakuakan pada proyek pembangunan pelabuhan.
Bor putar atau alat yang sering disebut rotary drill ini dapat digunakan pada
jenis tanah apa saja. Alat ini dapat menyelidiki tanah padat dan berbatu hingga
kedalaman 40 meter. Alat ini juga dapat digunakan pada tanah berpasir. Cara
kerja alat ini yaitu dapat digunakan dengan tanpa menggunakan pipa selubung
(casing).
UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Contoh Alat – alat penyelidikan tanah

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Tahapan lainnya dari penyelidikan tanah antara lain :

1. Penyelidikan awal : jarak titik 100 s/d 200m untuk tanah normal dan 50 s/d
100m untuk tanah lunak.

2. Penyelidikan detil : jarak titik 15 s/d 25m untuk bangunan persegi dan 25 s/d
50m untuk konstruksi memanjang.

3. Minimum titik penyelidikan pada tahap detil : 3 sampai 5 lokasi diatur pada
pola teratur.

4. Selalu tempatkan titik penyelidikan pada posisi bangunan yang berat dan
penting.

Penyelidikan tanah terdiri dari 3 tahap yaitu : pengeboran atau penggalian lubang uji,
pengambilan contoh tanah (sampling) dan pengujian contoh tanah. Pengujian
contoh tanah dapat dilakukan di laboraturium atau dilapangan.

Sifat-sifat tanah dapat diperoleh dari uji coba didalam lubang bor atau melalui uji
laboratorium pada contoh tanah yang diperoleh dari pengeboran.Pengeboran untuk
penyelidikan tanah harus dilakukan dengan hati-hati dan sedapat mungkin menjaga
struktur asli tanah. Hasil uji didalam bor dan uji laboratorium sangat tergantung dari
kwalitas lubang bor atau contoh tanah yang diperoleh.

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
1.4 Batasan Penyelidikan Tanah

Batasan penyelidikan tanah tergantung dari beberapa faktor, antara lain :

 Jenis Tanah Pendukung.


 Variasi Lapisan Tanah.
 Kondisi Air Tanah.
 Jenis Proyek.
 Informasi Lain yang tersedia.

Penyelidikan tanah yang lebih teliti dibutuhkan apabila :

1. Lapisan Tanah Pendukung Sangat Bervariasi.


2. Bangunan yang penting dan besar.
3. Bangunan yang memberi dampak lingkungan besar bila terjadi kegagalan
pondasi.
4. Tidak terdapat informasi awal pada lokasi proyek.

 Laporan hasil pengeboran

Laporan hasil pengeboran harus dibuat jelas dan tepat. Hal-hal kecil yang berkaitan

dengan pelaksanaan perlu dicatat seperti pergantian alat dan tipenya, kedalaman

lubang dan metode penahan lubang bor. Hasil pengeboran dicatat dalam suatu
boring log yang berisi :

1. Kedalaman lapis tanah

2. Evaluasi permukaan titik bor, lapisan tanah dan muka air tanah

3. Simbol dan jenis tanah secara grafis

4. Deskripsi tanah

5. Posisi dan kedalaman pegambilan contoh. Sebutkan disturb atau undistrub

6. Nama proyek, lokasi, tanggal, dan nama penanggung jawab pekerjaan


pengeboran

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
 Jenis penyelidikan dilapangan

Jenis-jenis penyelidikan tanah dilapangan :

1. Uji penetrasi standar atau SPT

2. Uji penetrasi kerucut statis (static cone penetration test) atau sondir

3. Uji beban pelat

4. Uji geser kipas


5. Uji pressuremeter

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Penyelidikan Tanah Dalam Sebuah Proyek

A. Metode Penyelidikan Tanah Pada Jalan Raya

Didalam metode penyelidikan tanah untuk jalan raya harus melalui beberapa tahap
survey yang dilakukan , diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Survei Tofografi

Tujuan survai topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat
dan ketinggian permukaan bumi sepanjang rencana trase jalan didalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000, yang akan digunakan
untuk perencanaan geometrik jalan. Adapun prosedur pekerjaan pengukuran sebagai
berikut :

a. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur

1. Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus
diperiksa dan dikoreksi.
2. Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam
laporan.

b. Pemasangan Patok-patok

1. Patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa paralon
ukuran 4 inci, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM
dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang 3
buah patok.
2. Untuk setiap titik poligon dan sipat datar harus digunakan patok.

c. Pengukuran Titik Kontrol Horizontal

 Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon tertutup.


 Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100m.
 Sudut‐sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit, dalam detik, dan tingkat
ketelitian pengukuran untuk sudut horizontal dengan kesalahan tidak lebih dari 10
detik kali akar jumlah titik poligon, serta kesalahan azimuth tidak lebih dari 5 detik,
disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
 Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan
untuk setiap interval 5km.

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
d. Pengukuran Titik Kontrol Vertikal

 Pengukuran titik kontrol vertikal memakai alat ukur automatic level dengan
tingkat ketelitian kesalahan pengukuran tidak lebih besar dari 10 milimeter akar
panjang Km.
 Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/pembacaan
(double stand).
 Pengukuran sipat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat
datar dan potongan melintang) dan titik BM.
 Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar,
jelas dan sama.

e. Pengukuran situasi

 Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri.


 Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
 Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

f. Pengukuran Penampang Melintang

 Persyaratan:

Tabel 1 :Persyaratan Pengukuran Penampang Melintang

KONDISI LEBAR KORIDOR (m) INTERVAL (m)

Datar,Landai dan Lurus 75 + 75 50

Pegunungan 75 + 75 25

Tikungan 50 (Luar) + 100 (Dalam) 25

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan


alat theodolit/sipat datar.

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
g. Penggambaran

 Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1:1.000.


 Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
 Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan
ordinat (y) nya.
 Pada setiap lembar gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
 Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak
boleh dilakukan secara grafis.
 Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, Y, Z nya dan diberi tanda
khusus.

h. Pelaporan

Laporan topografi yang mencakup sekurang--‐kurangnya pembahasan


mengenai hal-hal berikut:

1) Data proyek.

2) Peta situasi proyek.

3) Kegiatan perintisan untuk pengukuran.

4) Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.

5) Kegiatan pengukuran titik kontrol vertical.

6) Kegiatan pengukuran situasi.

7) Kegiatan pengukuran penampang melintang.

8) Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).

9) Perhitungan dan penggambaran.

10) Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.

11) Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi termasuk
kegiatan pencetakan dan pemasangan Bench Mark (BM), pengamatan matahari, dan
semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan.

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
i. Survei Geologi

Meliputi pemetaan jenis batuan dilakukan secara visual, dengan


bantuan loupe dan alat lainnya untuk menentukan penyebaran tanah/batuan dasar
dan kisaran tebal tanah pelapukan. Beberapa hal yang dilakukan pada saat survey
geologi sebagai berikut:

1) Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail pada peta dasar


topografi skala 1:250.000 s/d skala 1:25.000. Pencatatan kondisi geoteknik
disepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 – 1000 m.
2) Pekerjaan penyelidikan lapangan dilakukan dengan menggunakan
peralatan:
a. Palu geologi untuk mengambil contoh batuan.
b. Kompas geologi untuk menentukan jurus dan kemiringan lapisan
batuan.
c. Loupe (kaca pembesar) untuk mengidentifikasi jenis mineral yang
ada.
3) Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik/kimia,
kemudian hasilnya diplot di atas peta geologi teknik termasuk di dalamnya
pengamatan tentang:
a. Gerakan tanah.
b. Tebal pelapukan tanah dasar.
c. Kondisi drainase alami, pola aliran air permukaan dan tinggi muka
air tanah.
4) Tata guna lahan.
5) Kedalaman.
6) Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang
ada, jenis dan karakteristik batuan, kondisi lereng serta kekerasan batuan.

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
j. Lokasi Quarry

1. Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan maupun untuk bahan timbunan
(borrow pit) diutamakan yang ada disekitar badan jalan/atau dekat dengan badan
jalan.
2. Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan
kuantitas, jarak ke lokasi rencana trase jalan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin
timbul dalam proses penambangannya.

k. Penyelidikan Tanah dan Bahan Jalan

Penyelidikan tanah dan bahan dilakukan dengan cara pengamatan langsung


dilapangan dan pengujian laboratorium.

Penyelidikan Lapangan Meliputi penyelidikan lapangan yang mencakup pengamatan


visual, pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed samples), dan pengambilan
contoh tanah tak terganggu (undisturbed samples).

a. Pengamatan visual. meliputi pengenalan sifat tanah (konsistensi,


jenis tanah, warna, perkiraan prosentase butiran kasar/halus).
b. Pengambilan contoh tanah terganggu dilakukan dari test pit
(sumuran uji). Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis
satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah
sama, dengan kedalaman sekurang-kurangnya 2 m.
c. Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara
bor tangan menggunakan tabung contoh tanah. Pemboran tangan
dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun
dengan lebih dari 4 m dan pada lokasi yang diperkirakan akan
digali dengan kedalaman lebih dari 6 m, dengan interval sekurang-
kurangnya 1000m.

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Daftar Pustaka
https://www.ilmutekniksipil.com/teknik-pondasi/penyelidikan-tanah
http://berbagiadalahindah.blogspot.co.id/2014/09/penyelidikan-tanah-dan-
identifikasinya.html
http://teorikuliah.blogspot.co.id/2009/08/penyelidikan-tanah-di-lapangan.html
http://himamaula.blogspot.co.id/2014/03/makalah-laboratorium-uji-tanah-
lut.html https://tekniksipil006.wordpress.com/2014/10/12/makalah-
penyelidikan-tanah-dengan-sondir/
https://www.scribd.com/document/325646114/Makalah-Penyelidikan-Tanah
https://www.slideshare.net/KetutSwandana/tugas-penyelidikan-tanah

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Anda mungkin juga menyukai