OLEH :
PUTU ARISTYA PUTRI
1502105059
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada masing-masing wanita hamil berbeda-beda.
Tanda dan gejala dapat dialami sejak awal, ada yang beberapa minggu
kemudian, dan ada juga yang tidak mengalami gejala kehamilan dini. Tanda
dari kehamilan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Presumtif (perubahan yang dirasakan)
1) Amenore
Kehamilan ditandai dengan amenore (terhentinya menstruasi).
Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium) tidak
dilepaskan/luruh tidak terjadi mestruasi. Amenore tidak dianggap
sebagai tanda pasti kehamilan, karena aminore dapat juga terjadi pada
beberapa penyakit kronik, tumor hipofise, perubahan faktor-faktor
lingkungan, malnutrisi, dan gangguan emosional.
2) Fatique
Selama periode kehamilan minggu ke-5 sampai minggu ke-14 ibu
merasakan keletihan yang tidak biasa dan membutuhkan tidur lebih
banyak karena adanya tuntutan baru terhadap pasokan energi pada ibu,
dan karena terjadinya pergeseran pada kecepatan metabolisme tubuh
ibu.
3) Perubahan Payudara
Awal kehamilan payudara terasa lebih lunak. Setelah bulan kedua
payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit
akan lebih terlihat. Puting payudara membesar, kehitaman, dan tegak.
Setelah bulan pertama cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air
susu belum dapat di produksi karena hormon prolaktin ditekan
oleh prolactin inhibiting hormone.
4) Morning sicknes
Kehamilan ditandai dengan gangguan sistem pencernaan, yang
bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Mual dan muntah timbul pada
pagi hari, dapat hilang dalam beberapa jam, dan terkadang menetap
lebih lama dan dapat timbul pada waktu yang berbeda. Gejala yang
mengganggu ini biasanya dimulai biasanya dimulai sekitar 6 minggu
setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang
spontan 6 sampai 12 minggu kemudian. Penyebab kelainan ini tidak
diketahui dengan pasti, tetapi tampak berkaitan dengan tingginya kadar
bentuk-bentuk tertentu hCG (yang mengalami variasi-variasi dalam
glikosilasi) dengan rangsangan besar pada tiroid.
5) Quickening
Pada usia kehamilan antara 16 dan 20 minggu, wanita hamil mulai
menyadari adanya gerakan berdenyut ringan di perutnya dengan
intensitas gerakan semakin meningkat secara bertahap karena
pergerakan janin. Sensasi ini disebut quickening atau munculnya
persepsi kehidupan. Namun, hanya merupakan bukti penunjang
kehamilan, dan apabila berdiri kurang kurang bernilai diagnostic.
6) Mengidam
Ibu hamil sering menginginkan makanan/minuman tertentu terutama
pada triwulan pertama. Ibu hamil terkadang tida tahan terhadap bau-
bauan.
7) Pingsan
Pada tempat yang ramai dan sesak, ibu hamil mengalami kesulitan
untuk mengambil oksigen dari atmosfer sedangkan kebutuhan oksigen
pada ibu hamil lebih besar dari keadaan normal.
8) Miksi
Miksi yang sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
9) Konstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun karena pengaruh
produksi hormone steroid.
4. Patofisiologi
Proses kehamilan dapat menyebabkan beberapa perubahan pada ibu
(Reeder, 2014). Dalam 12 minggu pertama kehamilan, uterus menjadi lebih
bulat dan membesar. Pembesaran uterus akan menekan organ-organ
disekitarnya. Pembesaran uterus apabila menekan diafragma menyebabkan
rungga dada menyempit, sehingga kembang-kempisnya paru-paru tidak
optimal dan oksigen yang masuk ke dalam tubu berkurang. Ibu akan berusaha
mengambil nafas sebanyak-banyaknya dan secepat mungkin, yang disebut
dengan takipnea.
Pembesaran uterus yang menekan kandung kemih membuat ibu merasa
kandung kemihnya selalu penuh sehingga ibu terus berkeinginan untuk miksi.
Tidak hanya karena penekanan dari utrus, hormon juga mempengaruhi dari
frekuensi keinginan miksi dari ibu. Pembesaran uterus juga menekan saraf
panggul yang mempengaruhi kinerja otot polos pada usus dan rectum,
akibatnya ibu sering mengalami konstipasi.
Peningkatan hormon progesteron pada ibu menyebabkan saliva yang
dihasilkan terasa asam. Rasa asam pada saliva ini sama hal nya dengan rasa
asam pada lambung, akibatnya timbul rasa mual dan muntah pada ibu. Rasa
mual ini menyebabkan ibu kesulitan untuk memasukkan makanan ke dalam
tubuhnya, sehingga ibu beresiko mengalami perubahan nutrisi.
Pada kehamilan, hormon estrogen juga berkurang. Kekurangan hormone
ini menyebabkan munculnya bercak kehitaman pada wajah ibu. Selain itu,
produksi kelenjar lemak dan sebasea juga meningkat, sehingga produksi
keringat pada ibu lebih banyak daripada keadaan normal. Kedua hal tersebut
membuat ibu merasa dirinya menjadi lebih jelek dan citra tubuhnya berubah.
5. Pathway
Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru, ditandai dengan pola nafas yang tidak normal.
b. Pengeluaran urine berlebih berhubungan dengan penekanan pelvis,
ditandai dengan pengeluaran urine yang sering
c. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan, ditandai dengan feses keras
dan kesulitan untuk defekasi.
d. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan faktor biologis, ditandai
dengan penolakan terhadap makanan.
e. Gangguan citra tubuh ditandai dengan perubahan fungsi tubuh das fokus
pada penampilan masa lalu.
6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum:
GCS : mengukur gcs ibu ( nilai 3-15)
Tingkat kesadaran : mengukur tingkat kesadaran ibu ( compos mentis,
apatis, delirium, somnolen, semi koma, koma.
Tanda-tanda vital : mengukur tekanan darah, nadi, frekuensi respirasi,
dan suhu
BB : mengukur bert badan ibu (harus mengalami
peningkatan)
TB : mengukur tinggi badan ibu
LILA : mengukur lingkar lengan atas ibu.
Khusus :
Pemeriksaan pada leher meliputi pembengkakan saluran limfe atau
pembengkakan kelenjar thyroid
Pemeriksaan ikterus pada mata
Denyut jantung janin (jika>18 minggu).
Pemeriksaan servik meliputi cairan yang keluar. bentuk. mobilitas. posisi.
keadaan punggung dan cara berjalannya.
Pemeriksaan vagina meliputi cairan yang keluar. mobilitas. tertutup atau
terbuka
Pemeriksaan ukuran adneksa, posisi, dan bentuknya. Perhatikan bagaimana
sikap tubuh. ciaran yang keluar, nyeri, dan kelunakan.
Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu
berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu bersantai sampai
terkantuk. Apabila ibu tampak lemah maka hal ini menunjukkan ibu
menderita pre eklamsia dan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa
kehamilannya.
Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan.
Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Bila
tidak tersedia timbangan. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan
kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sehingga menyulitkan
dalam pemeriksaan.
Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mencegah kurang darah. Lihatlah
wajah atau muka pasien. Perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.
Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat
menandakan bahwa ibu menderita anemia.
Auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak
adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu
pasien. Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut. Sebutkan
bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan
persalinan.
Lihatlah kelenjar gondok. Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang
menyengat.
Pada payudara dilihay terjadinya pembengkakan, kebersihan areola, dan
pembesarang puting susunya.
Mengkaji bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang) Pada Secara
kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari
tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa
sangat bervariasi, semakin tinggi fundus uteri maka janin semakin
berkembang. Tentukan apakah pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilannya. Agar lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus
uteri dri simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:
Umur kehamilan 20 minggu 24 minggu 28 minggu 32 minggu 36 minggu
Tinggi fundus uteri 20 cm 24 cm 28 cm 32 cm 34. tingginya fundus
dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat diperkirakan
dari hari pertama haid (HPHT). asimetris) adakah linea alba nigra. tinggi
fundus uteri biasanya sedikit diatas tulang panggul.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang perlu dilakukan pada ibu
hamil yaitu :
a. Hematologi Lengkap
Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan tes yang digunakan untuk
mendeteksi adanya kelainan pada darah dan komponennya yang dapat
menggambarkan kondisi tubuh secara umum. Hematologi lengkap dapat
dilakukan selama kehamilan pada trimester pertama, trimester kedua dan saat
persalinan. Pemeriksaan ini diantaranya :
g. Hormon Kehamilan
Tes ini dilakukan pada trimester pertama, yang terdiri dari pemeriksaan
laboratorium :
Hormon bHCG darah, yaitu hormon kehamilan dalam darah untuk
mendeteksi kehamilan di trimester awal yang meragukan karena belum
tampak pada USG.
Hormon Progesteron: Hormon yang mensupport kehamilan, untuk
mendeteksi apakah hormon ini cukup kadarnya atau perlu suplemen
progesteron dari luar.
Hormon Estradiol: hormon yang mensupport kehamilan, untuk
mendeteksi apakah kadarnya normal atau tidak.
h. Virus TORCH
Pemeriksaan laboratorium yang penting selama kehamilan lainnya yaitu
pemeriksaan TORCH. TORCH adalah penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan kelainan bawaan/cacat pada janin bila ibu hamil mengidap
penyakit tersebut. Pemeriksaan TORCH terdiri dari toksoplasma, rubella,
CMV dan herpes. Infeksi TORCH dapat terdeteksi dari adanya antibodi yang
muncul sebagai reaksi terhadap infeksi. terdiri dari toxoplasma, rubella,
Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes Simplex Virus.
8. Pencegahan
Konstipasi pada masa kehamilan dapat diatasi dengan melakukan
penyesuaian pola makan dan perubahan gaya hidup. Makanan kaya serat (30-
35%), misalnya gandum, buah-buahanan dan sayuran dapat meringankan
konstipasi. Namun , mengkomsumsi makanan kaya serat dalam jumlah besar
secara tiba-tiba dapat menyebabkan perut terasa tidak enak dan kembung. Ibu
hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan secara teratur dan minum air dalam
jumlah cukup (6-8 gelas/hari). Perubahan gaya hidup, misalnya: olahraga teratur
dapat memperbaiki saluran cerna (Usu, 2014)
Awal perubahan hormonal pada masa kehamilan jug menyebabkan ibu
menjadi sering berkemih. Perasaan sering berkemih pada ibu akan berkurang
saat usia kehamilannya bertambah. Meskipun perut ibu makin membesar dan
menekan kandung kemih, namun perasaaan berkemih pada ibu juga dipengaruhi
oleh hormon. Pengaruh hormonal ini akan menurun seiring berjalannya waktu
(Reeder, 2014)
Ibu hamil harus mendapat perhatian pada susunan dietnya, terutama
mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan
kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,
perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan
karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi
sepertti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya (Mochtar, 19998).
Bahan makanan tidak perlu banyak dan mahal, akan tetapi cukup mengandung
protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi
selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk
pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar,
dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan
gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan
berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Usu, 2011).
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan
untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan
keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan.
Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi
sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah,
sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Usu, 2011).
9. Penatalaksanaan Medis
Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung
dalam tubuh ibu dan janin. Beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu
hamil :
a. Vitamin A, digunakan untuk pertumbuhan sel, pembentukan email gigi
membangun daya tahan terhadap infeksi, menjaga kulit dan selaput lender
tetap dalam keadaan baik.
b. Vitamin B1 berguna untuk membantu pencernaan Sumber makanan : hati,
ginjal, jantung.
c. Vitamin B6, berguna untuk mengurangi keluhan mual pada ibu dan
meningkatkan pembentukan sel darah merah serta menunjang pembentukan
gigi dan gusi janin.
d. Vitamin B12, berguna untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah dan
jaringan syaraf janin.
e. Vitamin C, berguna untuk membantu daya tahan tubuh terhadap infeksi,
menunjang pembentukan jaringan ikat dan pembuluh darah serta membentuk
plasenta yang kuat.
f. Vitamin D, berguna untuk membantu penyerapan kalsium dan posphor,
meningkatkan proses pengumpulan kalsium dari darah dan jaringan ke dalam
sel-sel tulang untuk memperkuat tulang.
g. Vitamin K, berguna untuk mencegah perdarahan dan membantu proses
pembekuan darah.
h. Kebutuhan zat kapur bertambah sebesar 400 mg selama kehamilan. Zat kapur
dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin.
i. Selama kehamilan, kebutuhan fosfor bertambah sebesar 400 mg. Seperti
halnya zat kapur, fosfor dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang
dan gigi janin.
j. Anemia gizi karena kekurangan zat besi di dunia sangat tinggi, terutama di
negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Pada wanita hamil
zat besi berperan untuk mendukung fungsi plasenta dan pembentukan sel
darah merah. Kebutuhan zat besi pada wanita normal sekitar 20 – 25 mg/hari.
Sedangkan jumlah tambahan zat besi pada wanita hamil sangat bervariasi,
darah ibu membutuhkan 500 mg zat besi, darah janin membutuhkan 200 mg
zat besi dan darah plasenta membutuhkan 25 mg zat besi (Krisnatuti dan
Hastoro, 2005).
k. Kekurangan yodium selama kehamilan mengakibatkan janin menderita
hipotiroidisme, yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme karena
peranan hormon tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati
posisi strategis.
l. Metabolisme kalsium selama hamil berubah mencolok, kadar kalsium dalam
darah wanita hamil menurun drastis 5% ketimbang wanita yang tidak hamil.
Secara kumulatif, janin menimbun kalsium sebanyak 30 gr, dengan dosis
7,110 dan 350 mg masing-masing pada trimester I, II dan III.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiani, AK. (2013). Kehamilan. Retrieved from : eprints.undip.ac.id/43723/3/
Anindita_Kusuma_Ardiani_G2A009148_BabIIKTI.pdf. Diakses pada tanggal 10
Oktober 2016.
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Volume 1 Edisi 4. Jakarta : EGC.
Reeder, Martin, Koniak, Griffin. (2014). Keperawatan Maternitas Vol. 1 Edisi 18.
Jakarta : EGC
Siahaan. (2012). Tanda dan Gejala Kehamilan. Retrieved from : repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/31620/4/Chapter%2520II.pdf+&cd=6&hl=id&ct=
clnk&gl=id. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2016.
Syaifuddin. 2014. Anatomi Fisiologi untuk Keperaatan dan Kebinanan Edisi 4.
Jakarta : EGC.