Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL POLIKLINIK PUSKESMAS IV


DENPASAR SELATAN

OLEH :
PUTU ARISTYA PUTRI
1502105059

PROGRAM STUDI SARJANAKEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1. Definisi
Kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari pertama haid terahir. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan yaitu
triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke 2 dari bulan
keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ke 3 dari bulan ketuju sampai 9 bulan.
(Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2014).
2. Etiologi
Kehamilan memerlukan proses yang panjang. Kehidupan intrauterine
secara umum terjadi selama 9 sampai 10 bulan menurut putaran bulan.
Kehidupan dimulai setelah terjadi hubungan seksual, pada saat ovum dibuahi
oleh sperma. Mani diantarkan ke dalam tubuh wanita melalui penis ketika
koitus. Tempat pembuahan atau pertemuan sperma dan ovum sering terjadi di
1/3 bagian lateral tuba falopii. Pasangan kedua kromosom gamet pria dan
wanita yang semula haplon, melebur menjadi diplon. Setelah pembuahan zigot
mengalami pertumbuhan (embriologi) (Syaiffudin, 2014).
Ovum yang sudah difertilisasi disebut dengan zigot. Zigot berjalan
melewati tuba falopii menuju uterus selama 4 hari. Selama masa ini zigot terus
mengalami pembelahan. Pada hari ketiga zigot telah memasuki masa morula
yang bentuknya berupa bola padat. Morula akan membentuk rongga pusat, atau
blastosit. Pada tahap ini sel-sel mulai berdiferensiasi dalam struktr dan fungsi.
Sel-sel pada ujung yang satu dari blastosit terkembang menjadi embrio, dan
ujung sisi yang lainnya membentuk plasenta. Setelah itu, barulah embrio
terimplantasi pada dinding uterus. Selanjutnya disebut dengan priode gestasi
yang dibagi menjadi tiga yaitu trimester 1, trimester 2, dan trimester 3. Selama
masa ini, fetus terus mengalami perkembangan dan diferensisasi (Potter&Perry,
2005).

3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada masing-masing wanita hamil berbeda-beda.
Tanda dan gejala dapat dialami sejak awal, ada yang beberapa minggu
kemudian, dan ada juga yang tidak mengalami gejala kehamilan dini. Tanda
dari kehamilan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Presumtif (perubahan yang dirasakan)
1) Amenore
Kehamilan ditandai dengan amenore (terhentinya menstruasi).
Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium) tidak
dilepaskan/luruh tidak terjadi mestruasi. Amenore tidak dianggap
sebagai tanda pasti kehamilan, karena aminore dapat juga terjadi pada
beberapa penyakit kronik, tumor hipofise, perubahan faktor-faktor
lingkungan, malnutrisi, dan gangguan emosional.
2) Fatique
Selama periode kehamilan minggu ke-5 sampai minggu ke-14 ibu
merasakan keletihan yang tidak biasa dan membutuhkan tidur lebih
banyak karena adanya tuntutan baru terhadap pasokan energi pada ibu,
dan karena terjadinya pergeseran pada kecepatan metabolisme tubuh
ibu.
3) Perubahan Payudara
Awal kehamilan payudara terasa lebih lunak. Setelah bulan kedua
payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit
akan lebih terlihat. Puting payudara membesar, kehitaman, dan tegak.
Setelah bulan pertama cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air
susu belum dapat di produksi karena hormon prolaktin ditekan
oleh prolactin inhibiting hormone.
4) Morning sicknes
Kehamilan ditandai dengan gangguan sistem pencernaan, yang
bermanifestasi sebagai mual dan muntah. Mual dan muntah timbul pada
pagi hari, dapat hilang dalam beberapa jam, dan terkadang menetap
lebih lama dan dapat timbul pada waktu yang berbeda. Gejala yang
mengganggu ini biasanya dimulai biasanya dimulai sekitar 6 minggu
setelah hari pertama menstruasi terakhir, dan biasanya menghilang
spontan 6 sampai 12 minggu kemudian. Penyebab kelainan ini tidak
diketahui dengan pasti, tetapi tampak berkaitan dengan tingginya kadar
bentuk-bentuk tertentu hCG (yang mengalami variasi-variasi dalam
glikosilasi) dengan rangsangan besar pada tiroid.
5) Quickening
Pada usia kehamilan antara 16 dan 20 minggu, wanita hamil mulai
menyadari adanya gerakan berdenyut ringan di perutnya dengan
intensitas gerakan semakin meningkat secara bertahap karena
pergerakan janin. Sensasi ini disebut quickening atau munculnya
persepsi kehidupan. Namun, hanya merupakan bukti penunjang
kehamilan, dan apabila berdiri kurang kurang bernilai diagnostic.
6) Mengidam
Ibu hamil sering menginginkan makanan/minuman tertentu terutama
pada triwulan pertama. Ibu hamil terkadang tida tahan terhadap bau-
bauan.
7) Pingsan
Pada tempat yang ramai dan sesak, ibu hamil mengalami kesulitan
untuk mengambil oksigen dari atmosfer sedangkan kebutuhan oksigen
pada ibu hamil lebih besar dari keadaan normal.
8) Miksi
Miksi yang sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh uterus
yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
9) Konstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun karena pengaruh
produksi hormone steroid.

b. Tanda kemungkinan hamil (observasi pemeriksaan)


1) Tanda hegar
Pada minggu pertama kehamilan, ukuran uterus meningkat terutama
pada diameter anteroposterior. Pada masa gestasi selanjutnya, korpus
uterus hampir membulat dengan garis tengah uterus mencapai 8 cm
pada minggu ke-12. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah dalam
serviks bertambah, edema pada serviks, dan hyperplasia kelenjar-
kelenjar serviks sehingga serviks menjadi lunak. Pada pemeriksaan
bimanual, korpus uterus terasa liat, elastis dan lunak. Pada minggu ke-
6 sampai ke-8 tanda hegar mulai tampak. Tanda hegar dideteksi dengan
pemeriksaan menggunakan satu tangan diatas abdomen dan dua jari
tangan yang lain dimasukkan kedalam vagina. Dari pemeriksaan
dirasakan serviks yang keras, korpus uterus yang elastis, dan bagian
ismus terasa lunak bila di tekan.
2) Ballottement (baloteman)
Pertengahan kehamilan, volume janin lebih kecil daripada volume
cairan amnion. Tekanan mendadak pada uterus dapat menyebabkan
janin tenggelam dalam cairan amnion dan kemudian memantul
kesisinya semula, benturan yang ditimbulkan ballottement dapat
dirasakan oleh jari-jari tangan pemeriksa
3) Test kehamilan
Test kehamilan dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat uji
kehamilan yang beredar di pasaran. Prinsip pengujian tersebut yaitu
deteksi antibodi molekul HCG aatau epitop subunit β. Hormon ini
disekresikan ke dalam dalam darah dan dikeluarkan melalui urin.
4) Tanda goodel (serviks melunak)
Pada minggu ke-6 sampai 8, konsistensi jaringan serviks yang
mengeliling os eksternus terasa lunak. Namun, terdapat keadaan lain
yang juga menyebabkan serviks melunak, misalnya kontrasepsi yang
mengandung estrogen-progestin. Seiring dengan perkembangan
kehamilan, kanalis servikalis melebar sehingga jari tangan dapat
dimasukkan. Pada proses peradangan tertentu seperti karsinoma,
serviks menjadi keras selama kehamilan dan hanya membuka saat
persalinan.
c. Positif hamil
1) Sonografi
Sonografi Transvaginal dapat digunakan untuk melihat kantung gestasi
pada usia kehamilan minggu ke-4 sampai ke-5. Pada hari ke-35,
kantung gestasi normal sudah terlihat, dan setelah 6 minggu, denyut
jantung sudah terdeteksi. Pada minggu ke-8, usia gestasi dapat
diperkirakan secara akurat. Sampai minggu ke-12, tiap millimeter
panjang puncak kepala sampai bokong janing terlihat.
2) Bunyi jantung janin
Mendengar dan mengamati denyut jantung janin dapat digunakan
sebagai dasar diagnosis kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat
diidentifikasi melalui auskultasi menggunakan fetoskop khusus atau
ultrasonografi dengan prinsip Doppler dan sonografi. Denyut jantung
janin dapat dideteksi dengan auskultasi menggunakan stetoskop pada
rata-rata usia kehamilan 17 minggu. Frekuensi denyut jantung janin
pada tahap ini dan sesudahnya berkisar antara 120 sampai 160 dpm dan
terdengar sebagai bunyi ganda mirip detak jam dibawah bantal. Denyut
jantung janin harus berbeda dengan ibunya.
3) Pemeriksaan melihat dan merasakan gerakan janin
Gerakan janin dapat terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan
sekitar 20 minggu. Gerakan janin memperlihatkan intensitas yang
bervariasi dari getaran halus pada awal kehamilan sampai gerakan
nyata pada periode selanjutnya, dapat dilihat selain itu dapat diraba.
Sensasi yang agak mirip dapat ditimbulkan oleh kontraksi otot
abdomen atau peristaltik usus.

4. Patofisiologi
Proses kehamilan dapat menyebabkan beberapa perubahan pada ibu
(Reeder, 2014). Dalam 12 minggu pertama kehamilan, uterus menjadi lebih
bulat dan membesar. Pembesaran uterus akan menekan organ-organ
disekitarnya. Pembesaran uterus apabila menekan diafragma menyebabkan
rungga dada menyempit, sehingga kembang-kempisnya paru-paru tidak
optimal dan oksigen yang masuk ke dalam tubu berkurang. Ibu akan berusaha
mengambil nafas sebanyak-banyaknya dan secepat mungkin, yang disebut
dengan takipnea.
Pembesaran uterus yang menekan kandung kemih membuat ibu merasa
kandung kemihnya selalu penuh sehingga ibu terus berkeinginan untuk miksi.
Tidak hanya karena penekanan dari utrus, hormon juga mempengaruhi dari
frekuensi keinginan miksi dari ibu. Pembesaran uterus juga menekan saraf
panggul yang mempengaruhi kinerja otot polos pada usus dan rectum,
akibatnya ibu sering mengalami konstipasi.
Peningkatan hormon progesteron pada ibu menyebabkan saliva yang
dihasilkan terasa asam. Rasa asam pada saliva ini sama hal nya dengan rasa
asam pada lambung, akibatnya timbul rasa mual dan muntah pada ibu. Rasa
mual ini menyebabkan ibu kesulitan untuk memasukkan makanan ke dalam
tubuhnya, sehingga ibu beresiko mengalami perubahan nutrisi.
Pada kehamilan, hormon estrogen juga berkurang. Kekurangan hormone
ini menyebabkan munculnya bercak kehitaman pada wajah ibu. Selain itu,
produksi kelenjar lemak dan sebasea juga meningkat, sehingga produksi
keringat pada ibu lebih banyak daripada keadaan normal. Kedua hal tersebut
membuat ibu merasa dirinya menjadi lebih jelek dan citra tubuhnya berubah.
5. Pathway

Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru, ditandai dengan pola nafas yang tidak normal.
b. Pengeluaran urine berlebih berhubungan dengan penekanan pelvis,
ditandai dengan pengeluaran urine yang sering
c. Konstipasi berhubungan dengan kehamilan, ditandai dengan feses keras
dan kesulitan untuk defekasi.
d. Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan faktor biologis, ditandai
dengan penolakan terhadap makanan.
e. Gangguan citra tubuh ditandai dengan perubahan fungsi tubuh das fokus
pada penampilan masa lalu.

6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum:
 GCS : mengukur gcs ibu ( nilai 3-15)
 Tingkat kesadaran : mengukur tingkat kesadaran ibu ( compos mentis,
apatis, delirium, somnolen, semi koma, koma.
 Tanda-tanda vital : mengukur tekanan darah, nadi, frekuensi respirasi,
dan suhu
 BB : mengukur bert badan ibu (harus mengalami
peningkatan)
 TB : mengukur tinggi badan ibu
 LILA : mengukur lingkar lengan atas ibu.
Khusus :
 Pemeriksaan pada leher meliputi pembengkakan saluran limfe atau
pembengkakan kelenjar thyroid
 Pemeriksaan ikterus pada mata
 Denyut jantung janin (jika>18 minggu).
 Pemeriksaan servik meliputi cairan yang keluar. bentuk. mobilitas. posisi.
keadaan punggung dan cara berjalannya.
 Pemeriksaan vagina meliputi cairan yang keluar. mobilitas. tertutup atau
terbuka
 Pemeriksaan ukuran adneksa, posisi, dan bentuknya. Perhatikan bagaimana
sikap tubuh. ciaran yang keluar, nyeri, dan kelunakan.
 Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmhg atau lebih mintalah ibu
berbaring miring ke sebelah kiri dan mintalah ibu bersantai sampai
terkantuk. Apabila ibu tampak lemah maka hal ini menunjukkan ibu
menderita pre eklamsia dan harus dirujuk ke dokter serta perlu diperiksa
kehamilannya.
 Kenaikan berat badan menunjukkan bahwa ibu mendapat cukup makanan.
Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9-12 kg selama kehamilan. Bila
tidak tersedia timbangan. Pada ibu yang pendek perlu diperhatikan
kemungkinan mempunyai panggul yang sempit sehingga menyulitkan
dalam pemeriksaan.
 Jelaskan pula bahwa tablet tambah darah mencegah kurang darah. Lihatlah
wajah atau muka pasien. Perkusi terhadap ibu hamil dari kepala sampai kaki.
Bila terdapat pucat pada wajah periksalah konjungtiva dan kuku pucat
menandakan bahwa ibu menderita anemia.
 Auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak
adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu
pasien. Pada saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut. Sebutkan
bahwa bila ibu tidak kurang darah ia akan lebih kuat selama kehamilan dan
persalinan.
 Lihatlah kelenjar gondok. Selain dilihat dicium adanya bau mulut yang
menyengat.
 Pada payudara dilihay terjadinya pembengkakan, kebersihan areola, dan
pembesarang puting susunya.
 Mengkaji bentuk pembesaran perut (melintang, memanjang) Pada Secara
kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari
tetapi perhitungan tersebut sering kurang tepat karena ukuran jari pemeriksa
sangat bervariasi, semakin tinggi fundus uteri maka janin semakin
berkembang. Tentukan apakah pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilannya. Agar lebih tepat dianjurkan memakai ukuran tinggi fundus
uteri dri simfisis pubis dalam sentimeter dengan pedoman sebagai berikut:
Umur kehamilan 20 minggu 24 minggu 28 minggu 32 minggu 36 minggu
Tinggi fundus uteri 20 cm 24 cm 28 cm 32 cm 34. tingginya fundus
dicocokkan dengan perhitungan umur kehamilan hanya dapat diperkirakan
dari hari pertama haid (HPHT). asimetris) adakah linea alba nigra. tinggi
fundus uteri biasanya sedikit diatas tulang panggul.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang perlu dilakukan pada ibu
hamil yaitu :
a. Hematologi Lengkap
Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan tes yang digunakan untuk
mendeteksi adanya kelainan pada darah dan komponennya yang dapat
menggambarkan kondisi tubuh secara umum. Hematologi lengkap dapat
dilakukan selama kehamilan pada trimester pertama, trimester kedua dan saat
persalinan. Pemeriksaan ini diantaranya :

 Hemoglobin (Hb) bertujuan untuk mendeteksi anemia - Hb kurang dari 11


g/dl.

 Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) dapat menggambarkan ukuran dan


warna sel darah merah sehingga dapat diketahui penyebab anemia apakah
karena defisiensi besi atau defisiensi asam folat.

 Leukosit dapat mendeteksi adanya infeksi dan penyebabnya yang


disebabkan oleh bakteri atau virus, dan dapat melihat kekebalan tubuh
serta potensi alergi.

 Retikulosit dapat memberi informasi lebih dini sebagai prediksi anemia


dan respons sumsum tulang terhadap suplementasi besi.

 Golongan darah A-B-O diperlukan untuk dibandingkan dengan golongan


darah bayi saat lahir apakah ada kemungkinan inkompatibilitas gol darah
A-B-O yang memerlukan tindakan pada bayi. Golongan darah juga perlu
diketahui bila diperlukan transfusi pada ibu.
 Faktor rhesus (positif atau negatif ). Apabila kemungkinan rhesus janin
positif, sehingga dapat terjadi sensitisasi pada darah ibu yang akan
menimbulkan antibodi terhadap rhesus positif. Hal ini dapat
membahayakan janin pada kehamilan berikutnya. Untuk itu ibu
hamil dengan rhesus negatif harus diberi suntikan pada kehamilan 28
minggu untuk mengikat antibodi terhadap rhesus positif, serta dalam 72
jam setelah melahirkan apabila bayinya rhesus positif.
 Tes penunjang hematologi lengkap lainnya adalah ferritin yang dapat
menggambarkan cadangan zat besi sebagai salah satu penyebab anemia.
Ferritin dilakukan pada trimester pertama.
b. Glukosa
Pemeriksaan laboratoium selama kehamilan ini untuk mengetahui kadar
glukosa (gula) dalam darah. Tujuan pengecekan glukosa pada ibu hamil yaitu
untuk mengetahui apakah terjadi DMG (diabetes mellitus
gestasional)/kencing manis dalam kehamilan. Glukosa puasa dan tes toleransi
glukosa oral dilakukan bila terdapat risiko DMG pada trimester pertama atau
saat pertama terdiagnosis hamil, atau pada usia 24-28 minggu bila tidak ada
risiko DMG.
c. Virus Hepatitis
Virus hepatitis sangat potensial untuk ditularkan kepada janin di dalam
kandungan, sehingga pemeriksaan laboratorium penting dilakukan selama
kehamilan.
d. Serologi
Pemeriksaan marker infeksi VDRL dan TPHA untuk mendeteksi adanya
sifilis - jika terinfeksi dapat menyebabkan cacat pada janin. Jika terdeteksi
maka segera dilakukan terapi.
e. Anti HIV
Anti HIV (Antigen Human Immunodeficiency Virus) bertujuan mendeteksi
adanya infeksi virus HIVyang berpotensi menular pada janin. Jika ibu hamil
terinfeksi HIV harus segera diterapi dengan antivirus dan persalinannya
dilakukan secara bedah sesar untuk mencegah bayi tertular virus HIV.
f. Urine (Urinalisa)
Tujuan dari pemeriksaan laboratorium ini yaitu untuk mendeteksi infeksi
saluran kemih dan kelainan lain di saluran kemih serta kelainan sistemik yang
bermanifestasi di urine. Jika infeksi di saluran kemih tidak diobati, dapat
menyebabkan kontraksi dan kelahiran prematur atau ketuban pecah dini.

g. Hormon Kehamilan
Tes ini dilakukan pada trimester pertama, yang terdiri dari pemeriksaan
laboratorium :
 Hormon bHCG darah, yaitu hormon kehamilan dalam darah untuk
mendeteksi kehamilan di trimester awal yang meragukan karena belum
tampak pada USG.
 Hormon Progesteron: Hormon yang mensupport kehamilan, untuk
mendeteksi apakah hormon ini cukup kadarnya atau perlu suplemen
progesteron dari luar.
 Hormon Estradiol: hormon yang mensupport kehamilan, untuk
mendeteksi apakah kadarnya normal atau tidak.
h. Virus TORCH
Pemeriksaan laboratorium yang penting selama kehamilan lainnya yaitu
pemeriksaan TORCH. TORCH adalah penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan kelainan bawaan/cacat pada janin bila ibu hamil mengidap
penyakit tersebut. Pemeriksaan TORCH terdiri dari toksoplasma, rubella,
CMV dan herpes. Infeksi TORCH dapat terdeteksi dari adanya antibodi yang
muncul sebagai reaksi terhadap infeksi. terdiri dari toxoplasma, rubella,
Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes Simplex Virus.

8. Pencegahan
Konstipasi pada masa kehamilan dapat diatasi dengan melakukan
penyesuaian pola makan dan perubahan gaya hidup. Makanan kaya serat (30-
35%), misalnya gandum, buah-buahanan dan sayuran dapat meringankan
konstipasi. Namun , mengkomsumsi makanan kaya serat dalam jumlah besar
secara tiba-tiba dapat menyebabkan perut terasa tidak enak dan kembung. Ibu
hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan secara teratur dan minum air dalam
jumlah cukup (6-8 gelas/hari). Perubahan gaya hidup, misalnya: olahraga teratur
dapat memperbaiki saluran cerna (Usu, 2014)
Awal perubahan hormonal pada masa kehamilan jug menyebabkan ibu
menjadi sering berkemih. Perasaan sering berkemih pada ibu akan berkurang
saat usia kehamilannya bertambah. Meskipun perut ibu makin membesar dan
menekan kandung kemih, namun perasaaan berkemih pada ibu juga dipengaruhi
oleh hormon. Pengaruh hormonal ini akan menurun seiring berjalannya waktu
(Reeder, 2014)
Ibu hamil harus mendapat perhatian pada susunan dietnya, terutama
mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan
kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus,
perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan
karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi
sepertti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya (Mochtar, 19998).
Bahan makanan tidak perlu banyak dan mahal, akan tetapi cukup mengandung
protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi
selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk
pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar,
dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan
gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan
berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Usu, 2011).
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan
untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan
keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan.
Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang
longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi
sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah,
sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Usu, 2011).

9. Penatalaksanaan Medis
Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung
dalam tubuh ibu dan janin. Beberapa jenis vitamin yang penting untuk ibu
hamil :
a. Vitamin A, digunakan untuk pertumbuhan sel, pembentukan email gigi
membangun daya tahan terhadap infeksi, menjaga kulit dan selaput lender
tetap dalam keadaan baik.
b. Vitamin B1 berguna untuk membantu pencernaan Sumber makanan : hati,
ginjal, jantung.
c. Vitamin B6, berguna untuk mengurangi keluhan mual pada ibu dan
meningkatkan pembentukan sel darah merah serta menunjang pembentukan
gigi dan gusi janin.
d. Vitamin B12, berguna untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah dan
jaringan syaraf janin.
e. Vitamin C, berguna untuk membantu daya tahan tubuh terhadap infeksi,
menunjang pembentukan jaringan ikat dan pembuluh darah serta membentuk
plasenta yang kuat.
f. Vitamin D, berguna untuk membantu penyerapan kalsium dan posphor,
meningkatkan proses pengumpulan kalsium dari darah dan jaringan ke dalam
sel-sel tulang untuk memperkuat tulang.
g. Vitamin K, berguna untuk mencegah perdarahan dan membantu proses
pembekuan darah.
h. Kebutuhan zat kapur bertambah sebesar 400 mg selama kehamilan. Zat kapur
dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang dan gigi janin.
i. Selama kehamilan, kebutuhan fosfor bertambah sebesar 400 mg. Seperti
halnya zat kapur, fosfor dibutuhkan untuk mendukung pembentukan tulang
dan gigi janin.
j. Anemia gizi karena kekurangan zat besi di dunia sangat tinggi, terutama di
negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Pada wanita hamil
zat besi berperan untuk mendukung fungsi plasenta dan pembentukan sel
darah merah. Kebutuhan zat besi pada wanita normal sekitar 20 – 25 mg/hari.
Sedangkan jumlah tambahan zat besi pada wanita hamil sangat bervariasi,
darah ibu membutuhkan 500 mg zat besi, darah janin membutuhkan 200 mg
zat besi dan darah plasenta membutuhkan 25 mg zat besi (Krisnatuti dan
Hastoro, 2005).
k. Kekurangan yodium selama kehamilan mengakibatkan janin menderita
hipotiroidisme, yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme karena
peranan hormon tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati
posisi strategis.
l. Metabolisme kalsium selama hamil berubah mencolok, kadar kalsium dalam
darah wanita hamil menurun drastis 5% ketimbang wanita yang tidak hamil.
Secara kumulatif, janin menimbun kalsium sebanyak 30 gr, dengan dosis
7,110 dan 350 mg masing-masing pada trimester I, II dan III.

i. Intervensi Keperawatan (Prioritas Diagnosa)


1. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma
dank arena pembesaran uterus.
Hasil yang diharapkan :
- Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
- Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi pernafaskan.
Intervensi :
Kaji status pernafasan (sesak nafas, kelelahan)
Pantau masalah medis sebelumnya (alergi, asma, TBC).
Kaji kadar Hb/Ht, tekankan pentingnya suplemen vitamin.
Berikan niformasi tentang rasional kesulitan bernafas dan program
aktivitas/latihan yang realistis. Anjurkan untuk meningkatkan istirahat,
tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu dan latihan ringan seperti
berjalan.
Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah,
missal postur yang baik, hindari merokok, makan sedikit tapi sering, posisi
semi fowler.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan nafsu makan, mual atau muntah.
Hasil yang di harapkan :
a. BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
b. Mengikuti diet yang dianjurkan
c. Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai resep
d. Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang
dengan mengunakan batasan 24 jam.
b. Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet prenatal an
suplemen vitamin atau zat besi setiap hari
c. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal
yang tabu selama kehamilan
d. Timbang BB klien pastikan BB pregravida biasanya
e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual dan muntah Pantau kadar HB
atau HL
f. Tes urin aleton, albumin dan glukosa
3. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan yang berlebihan
Hasil yang diharapkan :
- Menurunkan keparahan mual dan muntah.
- Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
Intervensi :
- Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi
- Auskultasi DJJ
- Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah
- Tinjau ulang riwayat medis lain (ulkus peptikum, gastritis, kolesistisis)
- Anjurkan klien mempertahankan masukan/ haluaran cairan, tes urin dan
penurunan BB per hari
- Kaji suhu dan turgor kulit membrane mukosa dan tekanan darah, masukan
dan haluaran urin, timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
- Anjurkan meningkatkan masukan cairan (minuman) berkarbonat, makan
6x/hr dengan jumlah yang sedikit dan makan tinggi serat (popcorn,roti
sebelum tidur)
4. Risiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi
perubahan biofisik, respon orang lain.
Hasil yang diharapkan :
a.Menggunakan adptasi secara bertahap untuk mengubah citra tubuh
b.Mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan
penampilan keseluruhan berpakaian dengan pakaian yang tepat dan berhak
tinggi.
Intervensi
a. Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh
b. Mendiskusikan perubahan aspek fisiologis dan respon klien terhadap
perubahan.
c. Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.
d. Diskusikan metode perawatan kulit dan berias, menggunakan kaos kaki
penyokong pemeliharaan postur dan program latihan sedang.
e. Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan kelas-kelas menjadi orang
tua.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiani, AK. (2013). Kehamilan. Retrieved from : eprints.undip.ac.id/43723/3/
Anindita_Kusuma_Ardiani_G2A009148_BabIIKTI.pdf. Diakses pada tanggal 10
Oktober 2016.
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Volume 1 Edisi 4. Jakarta : EGC.
Reeder, Martin, Koniak, Griffin. (2014). Keperawatan Maternitas Vol. 1 Edisi 18.
Jakarta : EGC
Siahaan. (2012). Tanda dan Gejala Kehamilan. Retrieved from : repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/31620/4/Chapter%2520II.pdf+&cd=6&hl=id&ct=
clnk&gl=id. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2016.
Syaifuddin. 2014. Anatomi Fisiologi untuk Keperaatan dan Kebinanan Edisi 4.
Jakarta : EGC.

Universitas Muhammadyah Semarang. (2012). Kehamilan. Retrieved from :


http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5662. Diakses pada tanggal 10
Oktober 2016.

Universitas Sumatera Utara. (2014). Konstipasi pada Kehamilan. Retrieved from :


repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41747/4/Chapter%2520II.pdf+&cd=1&
hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakes pada tanggal 10 Oktober 2016.

Universitas Sumatera Utara. (2011). Kehamilan. Retrieved from :


repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25471/4/Chapter%2520II.pdf+&cd=6&
hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai