BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, yang
mana karena limpahan kasih sayang dan kemurahan-Nya, tim penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Juga lantunan sholawat serta
salam senantiasa tercurah pada junjungan kita semua, Nabi Muhammad SAW.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
BAB II : PENDAHULUAN
A. KESIMPULAN ......................................................................... 20
B. SARAN ..................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Geografi tidak hanya mempelajari bentuk-bentuk muka Bumi, namun juga
mempelajari tentang fenomena ruang tidak terbatas yang di dalamnya terdiri atas
semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Inilah pembahasan mengenai
Kosmografi dan Jagat raya yang sulit untuk diukur, dalam arti batas-batasnya
tidak dapat diketahui dengan jelas.
Kosmografi berarti "pengukuran langit" adalah ilmu yang mengkaji
penggambaran alam semesta, baik langit maupun bumi (benda-benda langit
lainnya). Kajian dari ilmu ini menghasilkan berbagai peta langit maupun bumi.
Pengetahuan akan posisi berbagai benda langit yang dipelajari dalam kosmografi
dalam bentuknya yang paling awal telah lama dimanfaatkan oleh berbagai bangsa
dunia pada masa prasejarah sebagai pedoman navigasi untuk menunjukkan arah
atau posisi pengamat; atau sebagai panduan untuk penentuan suatu kegiatan
budaya. Misalnya pelaut masa lalu mengandalkan pengetahuan mengenai posisi
beberapa rasi bintang sebagai petunjuk untuk memulai suatu perjalanan lewat laut
serta untuk menentukan arah.
1
dan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya, tentang letak,
gerakan, dan bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah
diketahui bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi
Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti bukan
satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirincikan rumusan masalah
sebaga berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Kosmografi?
2. Apa yang dimaksud dengan Jagat Raya?
3. Bagaimana sejarah perjalanan ilmu Kosmografi?
4. Apa saja hal-hal terkait mengenai Jagat Raya?
C. TUJUAN PENULISAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. KOSMOGRAFI
Kosmografi adalah ilmu pengetahuan yang menguraikan dan memberikan
gambaran alam semesta serta menjelaskan fenomena dan hukum-hukum yang
terjadi di alam semesta. Kosmografi memiliki persamaan dengan cabang-cabang
lain dari geografi seperti kosmologi dan astronomi, yaitu dalam objek kajiannya
yang sama-sama mempelajari tentang alam semesta. Perbedaannya terletak pada
3
spesifikasi materi pembelajaran dalam kosmologi yang mempelajari struktur dan
sejarah alam semesta yang berukuran besar. Sedangkan astronomi mempelajari
berbagai sisi dari benda-benda langit seperti asal-usul, sifat fisik atau kimia,
meteorologi dan gerak serta pengetahuan mengenai benda-benda alam semesta
yang menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.
Kosmografi pada khususnya, ilmu bintang-bintang pada umumnya,
dipergunakan diberbagai cabang ilmu pengetahuan: ilmu pelayaran, ilmu
penerbangan, ilmu ukur tanah, penetapan waktu, penetapan musim, perhitungan
tinggi air pasang, perhitungan gerhana.
Keadaan-keadaan: suhu berjuta derajat tingginya, tekanan berjuta atmosfer
besarnya, vakum berlipat rendahnya, atau ruang tak berdinding dan pengaruhnya
terhadap sifat-sifat materi tak mungkin atau sukar dicapai di laboratorium. Untuk
mengetahui hal demikian, Ilmu Astrofisikalah yang dapat menjawabnya.
Perkembangan sangat cepat sebagian ilmu astronomi dan saling pengaruhnya
terhadap ilmu alam yang lain pada dasawarsa ini memperluas perkembangan ilmu
teknik.
Dalam mempelajari alam semesta, tentunya kita mesti tahu apa saja yang
terdapat dalam alam semesta, dan juga bagaimana ’sifat-sifat fisis’ nya. Dengan
teknologi yang dimiliki manusia sekarang, kita beruntung bahwa kita cukup
memiliki data-data yang dibutuhkan.
Dalam kosmografi terdapat dua objek yaitu objek formal dan material.
Objek formal kosmografi menggunakan pendekatan stereografis terhadap alam
semesta beserta bola langitnya dengan planet bumi sebagai titik pengamatan.
Kosmografi juga mempunyai objek material atau bidang kajian seluruh benda-
benda antariksa, baik mengenai letak, bentuk, materi penyusun, proses-proses
yang dialami, gejala-gejala, pergerakannya dan sifat-sifatnya maupun hokum alam
yang berlaku.
Kosmografi memiliki beberapa materi antara lain tata koordinat, waktu
dalam kosmografi, system teleskop, peta langit, tata surya, falakiyah, gerhana,
astrofisika, dan berselancar di dunia maya.
4
C. JAGAT RAYA
Jagat Raya merupakan ruang yang sangat luas tak terbatas. Jagat raya
terdiri atas bermilyar-milyar galaksi, dan setiap galaksi terdiri atas bermilyar-
milyar bintang. Benda-benda langit yang bertebaran di jagat raya sebenarnya
masing-masing terikat pada suatu susunan atau kumpulan-kumpulan tertentu, dan
benda-benda langit ini ada yang bisa terlihat secara langsung dengan mata
telanjang maupun dengan teropong yang besar. Besar kecilnya ukuran benda-
benda langit yang terlihat bisa disebabkan jarak antara benda-benda langit yang
sangat jauh.
Apabila langit dalam keadaan cerah, kita akan melihat bintang-bintang di
langit yang jumlahnya sangat banyak. Disamping itu, kita akan melihat
kenampakan seperti embun tipis yang membentang dari utara ke selatan. Embun
atau kabut tipis ini ternyata merupakan kumpulan bintang-bintang yang
jumlahnya banyak sekali, sebagai bagian daerah galaksi kita yakni Bima Sakti
atau Kabut Susu (Milky Way). Galaksi kita ini berbentuk cakram (spiral). Bagian
tengah galaksi Bima Sakti lebih tebal, terdiri sekitar 80 milyar bintang, dan bagian
tepinya semakin menipis terdiri sekitar 20 milyar bintang. Dengan melihat galaksi
Bima Sakti, sesungguhnya kita berada di tengah-tengah rapatnya bintang-bintang.
5
tentunya temperatur dan energi jagad raya ini amat sangat tinggi. Hal ini berarti
bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauh dan jagat raya mengembang
menjadi lebih luas.
2. Teori Terjadinya Jagat Raya
6
Untuk lebih mengenal beberapa anggapan atau pandangan manusia
mengenai jagat raya, kita kenal pandangan beberapa ahli berikut:
a. Eodoxus
Eodoxus mengamati adanya gerakan rektograde benda-benda
langit. Dia berpendapat bahwa bumi diam dan berada di tengah-tengah
jagat raya. Di jagat raya terdapat beberapa lapisan bola kaca atau bola
langit dimana bintang-bintang berada pada bola kaca paling luar atau
paling jauh, kemudian disusul bola kaca tempat beredarnya Saturnus,
Yupiter, Mars, Matahari, Venus, dan sebagainya.
b. Claudius Ptolomeus/Ptolemy (140 M)
Pendapatnya: bumi berada dalam keadaan diam di jagat raya,
kemudian berturut-turut dikelilingi oleh Bulan, Venus, Mercurius,
Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus. Ketujuh benda langit tersebut selalu
beredar mengelilingi bumi menjalani lintasan masing-masing yang
berbentuk lingkaran dan berturut-turut semakin jauh letaknya dari bumi,
semakin besar pula bentuk lingkarannya. Semua benda langit itu terkurung
oleh bola langit, dimana pada dindingnya melekat bintang-bintang yang
juga beredar mengelilingi bumi sepanjang lingkaran yang terletak paling
jauh/paling luar. Pandangan ini kemudian dikenal sebagai pandangan
geosentris dan dikenal pula sebagai system Ptolomeus atau system
geosentrik. Kesulitan terbesar pandangan ini adalah pembuktian bahwa
beberapa planet secara periodik mempunyai gerakan yang berbalik
didalam lintasannya.
c. Nicolas Copernicus (1473-1543 M)
Tokoh pertama yang memiliki pandangan heliosentris, yakni
matahari sebagai pusat tata surya. Didalam system heliosentris ini,
bintang-bintang masih dianggap melekat pada sebuah bola langit, dan
beredar mengelilingi matahari. Antara matahari dan bintang-bintang
terdapat planet-planet termasuk bumi yang selalu beredar mengelilinginya
sepanjang lintasan-lintasan yang masng-masing berbentuk lingkaran.
7
Gerakan membalik planet-planet oleh Teori Copernicus dapat
diterangkan karena kecepatan bergerak planet-planet dan bumi dalam
mengelilingi matahari masing-masing tidak sama. Hukum Copernicus
berbunyi:
a) Bumi beredar mengelilingi sumbunya sekali sehari
b) Bumi mengelilingi matahari sekali dalam satu tahun.
Adapun kelemahan teori Copernicus adalah anggapannya bahwa:
a) Bintang-bintang beredar mengelilingi matahari.
b) Lintasan planet-planet berbentuk lingkaran.
8
4. Satuan Jarak di Jagat Raya
9
c. Parallax of One Arcsecond (Parsec atau PC)
Paralaks adalah perbedaan latar belakang yang tampak ketika
sebuah benda yang diam dilihat dari dua tempat yang berbeda. Paralaks
pada bintang baru bisa diamati untuk pertama kalinya pada tahun 1837
oleh Friedrich Bessel, seiring dengan teknologi teleskop untuk astronomi
yang berkembang pesat (sejak Galileo menggunakan teleskopnya untuk
mengamati benda langit pada tahun 1609). Bintang yang ia amati adalah
61 Cygni (sebuah bintang di rasi Cygnus/angsa) yang memiliki paralaks
0,29″. Ternyata paralaks pada bintang memang ada, namun dengan nilai
yang sangat kecil. Hanya keterbatasan instrumenlah yang membuat orang-
orang sebelum Bessel tidak mampu mengamatinya. Karena paralaks
adalah salah satu bukti untuk model alam semesta heliosentris (yang
dipopulerkan kembali oleh Copernicus), maka penemuan paralaks ini
menjadikan model tersebut semakin kuat kedudukannya dibandingkan
dengan model geosentris Ptolemy.
Dari geometri segitiga kita ketahui adanya hubungan antara sebuah
sudut dan dua buah sisi. Inilah landasan kita dalam menghitung jarak
bintang dari sudut paralaks (lihat gambar di bawah). Apabila jarak bintang
adalah d, sudut paralaks adalah p, dan jarak Bumi-Matahari adalah 1 AU
(Satuan Astronomi = 150 juta kilometer), maka kita dapatkan persamaan
sederhana tan p = R/d atau d = 1/p, dimana d dalam satuan parsec dan p
dalam satuan detik busur karena p adalah sudut yang sangat kecil sehingga
tan p ~ p. Jarak d dihitung dalam AU dan sudut p dihitung dalam radian.
Apabila kita gunakan detik busur sebagai satuan dari sudut paralaks (p),
maka kita akan peroleh d adalah 206.265 SA atau 3,09 x 1013 km. Jarak
sebesar ini kemudian didefinisikan sebagai 1 pc (parsec, parsek), yaitu
jarak bintang yang mempunyai paralaks 1 detik busur. Kita akan
mendapatkan persamaan 1 pc = 206265 AU = 3,086 x 1018 cm = 3,26
tahun cahaya.
10
5. Anggota Jagat Raya
a. Galaksi
Benda-benda langit berada dan bergerak di antariksa dengan sangat
rapi dan teratur, menunjukkan suatu keteraturan dengan perhitungan yang
sangat cermat. Beberapa benda-benda langit berkelompok membentuk
suatu system bintang atau tata bintang yang kemudian disebut sebagai
galaksi. Sebuah galaksi terdiri dari berjuta-juta bahkan bermilyar bintang
atau benda langit. Jarak antara bintang-bintang pada umumnya amat jauh
sehingga alam semesta tampak “kosong”. Akan tetapi ada pula beberapa
puluh ribu bintang yang tampak mengelompok mengelilingi sebuah pusat
sehingga tampak seperti kabut. Selain itu ada pula benda langit yang
memang merupakan kabut (nebula) yang terdiri atas gumpalan gas kosmis
yang maha besar.
b. Bintang
Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan
panas sendiri. Diduga bintang berwujud bola gas yang amat besar, yang
sangat panas, dan menyala-nyala. Bintang-bintang dapat digolongkan
sesuai spectrumnya, yaitu garis cahaya terkuat yang dipancarkannya.
Dikenal terdapat tujuh golongan bintang, yakni golongan O, B, A, F, G, K,
dan M.
a) Bintang golongan O adalah bintang termuda sekaligus terpanas
diantara bintang-bintang lainnya dengan suhu permukaan antara
30.2730C hingga 60.2730C. Populasinya adalah yang terkecil,
hanya 0,003% diantara bintang-bintang yang ada. Bintang ini
berwarna biru.
11
c) Bintang golongan A, memiliki suhu permukaan antara 7.7730C
hingga 10.2730C. Bintang ini berwarna putih, dan populasinya
hanya 0,63% diantara bintang-bintang.
c. Tata Surya
Tata Surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh
gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet
yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet
kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda
12
langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Matahari, planet-planet, satelit,
Meteor, asteroid, dan komet merupakan anggota dari tata surya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam
(Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars), sabuk asteroid, empat planet bagian
luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus), dan di bagian terluar
adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan
terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian
yang terluar.
13
b) Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)
Hipotesis planetisimal dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin
dan Forest R. Moulton, astronom Amerika. Hipotesis planetisimal
mengatakan bahwa matahari telah ada sebelumnya sebagai salah satu
dari bintang-bintang yang ada. Pada suatu masa, ada sebuah bintang
berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya terjadilah
pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian
massa matahari tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang itu
menjauh, sebagian massa matahari jatuh kembali ke permukaan
matahari dan sebagian lainnya terhambur ke ruang angkasa sekitar
matahari. Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian
menjadi planet-planet dan benda angkasa lainnya dan beredar pada
orbit masng-masing.
14
bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya. Teori bintang
kembar juga dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton. Teori
ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang
kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu
masa melintas bintang lainnya dan menabrak salah satu bintang
kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang
terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet yang mengelilingi
bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.
15
mil, sama dengan 109 kali diameter bumi. Matahari terbentuk dari gas
hidrogen (74%) dan helium (25%). Senyawa penyusun lainnya terdiri dari
besi, nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan
kromium. Cahaya matahari berasal dari hasil reaksi fusi hidrogen menjadi
helium. Matahari termasuk bintang berwarna kuning (Bintang golongan G)
yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata surya
termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid,
komet, dan debu angkasa berputar mengelilingi matahari.
Nicolas Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan
teori bahwa matahari adalah pusat peredaran tata surya di abad 16. Teori
ini kemudian dibuktikan oleh Galileo Galilei dan pengamat angkasa
lainnya. Teori yang kemudian dikenal dengan nama ini mematahkan teori
geosentris (bumi sebagai pusat tata surya) yang dikemukakan oleh
Ptolemy dan telah bertahan sejak abad ke dua sebelum masehi.
Matahari tergolong bintang tipe G, dengan ciri memiliki suhu
permukaan sekitar 6.0000C dan umumnya bertahan selama 10 juta tahun.
Matahari diperkirakan berusia sekitar 7 juta tahun lagi, sebelum hidrogen
di intinya habis. Bila hal tersebut terjadi, matahari akan berekspansi
menjadi bintang raksasa berwarna merah yang dingin dan 'memakan'
planet-planet kecil di sekitarnya (mungkin termasuk Bumi) sebelum
akhirnya kembali menjadi bintang kerdil berwarna putih kembali.
Matahari memiliki gaya gravitasi sebanding dengan 28 kali
gravitasi di Bumi. Secara teori hal tersebut berarti bila seseorang memiliki
berat 100 kg di Bumi maka bila berjalan di permukaan matahari beratnya
akan terasa seperti 2.800 kg. Gravitasi matahari memungkinkannya
menarik semua komponen-komponen penyusunnya membentuk suatu
bentuk bola sempurna. Gravitasi matahari jugalah yang menahan planet-
planet yang mengelilinginya tetap berada pada orbit masing-masing.
Pengaruh dari gravitasi matahari masih dapat terasa hingga jarak 2 tahun
cahaya.
16
Radiasi matahari, lebih dikenal sebagai cahaya matahari, adalah
campuran gelombang elektromagnetik yang terdiri dari gelombang
inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet. Semua gelombang
elektromagnetik ini bergerak dengan kecepatan sekitar 3,0 x 108 m/s. Oleh
karena itu radiasi atau cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk sampai ke
bumi. Matahari juga menghasilkan sinar gamma, namun frekuensinya
semakin kecil seiring dengan jaraknya meninggalkan inti.
a) Planet
Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat
tata surya (matahari). Planet tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri
namun dapat memantulkan cahaya. Planet bergerak dengan arah yang
sama mengelilingi matahari, tetapi dengan lintasan dan jarak terhadap
matahari yang berbeda-beda, lintasan planet merupakan bidang yang
berbentuk elips. Kebanyakan planet mempunyai satelit (pengiring)
seperti bulan sebagai satelit bumi. Planet yang tidak mempunyai
satelit (pengiring) yaitu merkurius dan venus.
17
b) Satelit
Satelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kecil
daripada planet, berputar pada porosnya, beredar mengelilingi planet,
kemudian bersama-sama dengan planet, berputar mengelilingi
matahari. Satelit melakukan tiga gerakan, yaitu berputar pada
porosnya, berevolusi mengelilingi planet, dan berevolusi bersama
planet mengelilingi matahari. Satelit ada dua macam yaitu: Satelit
alamiah sudah ada dalam tata surya dan bukan buatan manusia,
misalnya baik yang berawak maupun yang tidak berawak.
c) Asteroid
Asteroid atau Planetoid adalah batu-batuan yang bergerak bulan
sebagai satelit alamiah bumi. Satelit buatan Satelit buatan adalah
pesawat kendaraan ruang angkasa masuk ke orbit bumi, mengelilingi
Matahari, tetapi ukurannya sangat kecil untuk digolongkan sebagai
planet, sehingga Asteroid disebut Planetoid atau planet kerdil.
Sebagian besar Asteroid menempati sabuk utama yang berada di
antara orbit Mars dengan Jupiter. Ada dua teori asal mula asteroid:
Asteroid berasal dari planet yang terletak di antara Mars dan Jupiter
meledak karena efek gaya ganggu Jupiter dan membentuk asteroid-
asteroid. Asteroid terbentuk pada awal terbentuknya tata surya,
terdapat cukup banyak partikel di antara Mars dan Jupiter yang
membentuk batu-batu berkelompok.
d) Meteoroid, Meteor, Meteorit
Meteoroid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa
yang berasal dari pecahahan asteroid, materi ekor komet yang
tercecer, atau pecahan benda langit lain. Meteor atau bintang beralih
adalah benda langit yang sangat kecil yang terdiri atas debu, pasir,
atau kersik langit yang bergerak mengelilingi Matahari seperti planet.
Timbulnya jalur cahaya di langit, karena meteor bergerak dengan
cepat ketika memasuki atmosfer bumi sehingga menjadi panas dan
18
terbakar yang pada akhirnya menyala. Meteorit atau batu bintang
beralih adalah meteor yang beberukuran sangat besar sehingga tidak
terbakar habis saat memasuki atmosfer.
e) Komet
Komet adalah benda langit yang diselimuti awan dan gas sehingga
tampak seperti bintang berekor ketika mendekati matahari. Bagian-
bagian komet Kepala komet terdiri dari Inti komet (nucleus) dan
rambut (Cuma). Kepala komet merupakan pusat sinar atau cahaya
sekaligus pusat energi bagi komet. Ekor komet dapat dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu ekor gas (yang lurus terhadap kepala), ekor
debu (yang arahnya menyamping terhadap kepala komet), dan ekor
ion (bagian ekor komet yang tidak beraturan arahnya). Arah ekor
komet selalu menjauh dari matahari, karena ekor komet terdorong
oleh radiasi matahari dan angin matahari.
Komet mempunyai orbit berbentuk lingkaran atau mendekati
lingkaran, parabola, atau hiperbola. Semakin besar kepala komet,
semakin besar energinya. Pada umumnya, kepala komet yang besar
identik dengan cadangan energi yang besar sehingga orbitnya pun
besar atau panjang sehingga lama kembali. Contoh: komet Halley.
Hingga saat ini belum ada kesepakatan apakah komet bercahaya
sendiri ataukah hanya pembiasan atau resonansi cahaya matahari.
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasar uraian uraian diatas, maka isi makalah yang kami susun dapat di
simpulkan sebagai berikut:
Jagat Raya adalah istilah lain dari alam semesta. Dalam ilmu astronomi
(ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat Raya, semesta yang disebut Cosmos
sesungguhnya adalah sebuah ruang tempat segenap benda langit berada, termasuk
bumi tempat manusia hidup. Di Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet-
planet, komet, serta meteor. Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda-benda
langit lain seperti debu, kabut, dan gas.
B. SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang. 2009. Pengantar Kosmografi. Surakarta: LPP UNS dan UNS
iii