Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
limpahan karunianya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah kami yang
berjudul “Anemia Pada Ibu Hamil”. Makalah ini ditugaskan oleh dosen mata kuliah
Asuhan Kebidanan. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah memberikan saran serta masukkan kami dalam menyelesaikan makalah
ini.

Tak lupa juga kami ucapkan maaf yang sebesar-besarnya, jika ada kata dan
pembahasan yang keliru dari kami. Kami berharap kritik dan saran Anda. Semoga
makalah kami ini dapat menjadi pelajaran dan menambah wawasan Anda dalam
mata kuliah Kewarganegaraan.

Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan
dan pemahaman kita semua tentang demokrasi di Indonesia. Kami sadar dalam
penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Akan tetapi kami yakin
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Kediri, 5 Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………….………………….i

Daftar Isi……………………………………………………..…….ii

Bab I Pendahuluan…………………………………………...…….1

1.1 Latar Belakang…………………………………...…….1


1.2 Rumusan Masalah………………………………...……1

Bab II Pembahasan……………………………………………..….2

2.1 Definisi Anemia……………………………………..…2

2.2 Tanda Dan Gejala Anemia pada Ibu Hamil…………....3

2,3 Penyebab Anemia pada Ibu Hamil……………………..3

2,4 Hb Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil ………….5


2.5 Pengaruh Anemia pada Ibu Hamil……………………..5
2.6 Pencegahan Anemia Kehamilan…………………….….6
2.7 Pengobatan Anemia Kehamilan…………………….….7

Bab III Penutup…………………………………………………….8

3.1 Kesimpulan……………………………………………………..8

3.2 Saran……………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka anemia pada kehamilan diIndonesia cukup tinggi sekitar 67% dari
semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing – masing
sekitar 10-15% tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi
tumbuh kembang janin dan rahim.
Anemia secara umum memiliki arti tidak cukupnya sel darah merah yang
sehat untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Ketika jaringan
tubuh kita tidak mendapatkan cukup oksigen, maka fungsinya akan terganggu.
Anemia pada ibu hamil, menjadi perhatian yang lebih, karena ini akan
mempengaruhi janin yaitu berat badan lahirrendah, kelahiran prematur dan
kematian ibu. Ibu hamil memang rentan terkena anemia, karena meningkatnya
kebutuhan nutrisi guna memproduksi sel darah merah yang lebih banyak yaitu
untuk dirinya sendiri dan janin yang dikandungnya. Umumnya, Anemia
selama kehamilan tergolong ringan dan mudah ditangani jika ditemukan pada
kondisi dini. Namun, dapat menjadi berbahaya bagi ibu dan janinnya, apabila
lama tidak ketahuan dan tidak diobati. Di sinilah pentingnya untuk rutin
periksa kehamilan sesuai yang dijadwalkan. Gejala Anemia Pada
Kehamilan Gejala anemia pada ibu hamil sering luput dari perhatian, karena
umumnya begitu ringan pada awalnya. Namun, karena terus berlangsung,
maka gejalanya menjadi memburuk. Oleh karena itu kita harus mengenalinya
secara dini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Anemia Pada Ibu Hamil ?
2. Apa Saja Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil ?
3. Apa Saja Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil ?
4. Apa Pengaruh Anemia Pada Kehamilan ?
5. Apa Saja Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil ?
6. Bagaimana Pengobatan Anemia Pada Kehamilan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anemia


Menurut WHO (1992) anemi adalah suatu keadaan dimana kadar
hemoglobin lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang
bersangkutan (Tarwoto,dkk, 2007 : 30).

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin


dibawah nilai normal. Pada penderita anemi lebih sering disebut dengan
kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal. (Rukiyah, Ai
Yeyeh, dkk,2010 : 114)

Anemi adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam


sirkulasi darah massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.
(Tarwoto,dkk,2007 : 30)

Ibu hamil dikatakan anemi jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%.
Bahaya anemi pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap keselamatan
dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono,
Hermawan,dkk, 2009 : 101)

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan


zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada
kunjungan pertama kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada
saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemi pada kehamilan
lanjutannya (Proverawati,2011 :129)

Anemia juga bisa disebabkan oleh kurangnya konsumsi mekanan yang


mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam
tubuh (Wibisono, Hermawan,dkk,2009 : 101)
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% .Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I
dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II .

Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat


besi,jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah. Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan

2
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%
dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah
dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah
ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan
adanya kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling
berinteraksi.
2.2 Tanda Dan Gejala Anemia pada Ibu Hamil

Bila kadar Hb < 7gr% makan gejala dan tanda anemia akan jelas.
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia
berdasarkan kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu :
a. Normal > 11gr%
b. Ringan 8-11gr%
c. Berat 8gr%

Gejala yang mungkin timbul pada pada anemia adalah keluhan lemah,
pucat dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas
normal (Feryanto,Achmad,2011 : 37). Munurut Proverawati (2011) banyak
gejala anemia selama kehamilan meliputi :

a. Merasa lelah atau lemah


b. Kulit pucat progresif
c. Denyut jantung cepat
d. Sesak nafas
e. Konsentrasi terganggu
2.3 Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
Menurut Tarwoto,dkk,(2007:13) penyebab anemia secara umum adalah :
a. Kekurangan zat gizi dalam dalam makanan yang dikonsumsi, misalnya
faktor kemiskinan
b. Penyerapan zat besi yang tidak optimal, misalnya karena diare
c. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang
banyak, perdarahan akibat luka.

Sebagian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekurangan zat


besi. Zat besi adalah salah satu gizi yang merupakan komponen
pembentuk Hb. Oleh karena itu disebut “ Anemia Gizi Besi”.

Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai


dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan prosuktif.
Untuk dapat mencapai keseimbangan gizi maka setiap orang haru

3
mengkonsumsi minimal satu jenis makanan dari golongan bahan makanan
yaitu karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu.
(2005). Seringnya ibu hamil mengkonsusi makanan yang mengandung zat
yang menghambat penyerapan zat besi seperti the, kopi, kalsium
(Kusumah,2009)

Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan ke III


karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya
sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir. Pada penelitian
Djamilus dan Herlina 2008 menunjukan adanya kecenderungan bahwa
semakin kurang baik pola makan, maka akan semakin tinggi angka
kejadian anemia. Faktor umum merupakan faktor resiko kejadian anemia
pada ibu hamil. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat reproduksi wanita
. umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun.
Kehamilan diusia kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat
menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia kurang 20 tahun
secara biologis belum dapat optimal emosinya cenderung labil, mentalnya
belum matang hingga mudah mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kurangnya pehatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-
zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia diatas 35 tahun terkait
dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian didapatkan
bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kejadian
anemia (Amirudin dan Wahyudin, 2004)

Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai


resiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia disbanding yang
patuh mengkonsumsi tablet Fe. Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur
dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara
mengkonsumsi tablet Fe, frekiensi konsumsi perhari. Suplementasi besi
atau tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia, khusu anemia kekurangan besi. Suplementasi besi
merupakan cra efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam
folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat
(Depkes 2009)

Konsumsi tablet besi sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan


kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan pendukung bagi ibu hamil
untuk patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat kepatuhan yang
kurang sagat dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi, inipun besar kemungkinan mendapat pengaruh
melalui tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan. Kepatuhan ibu hamil
mengkonsumsi tablet besi tidak hanya dipengaruhi oleh kesadaran saja,

4
namun ada beberapa faktor lain yaitu bentuk tablet, warna, rasa, dan efek
samping seperti mual, konstipasi (Simanjuntak 2004).

2.4 Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut
WHO
Adapun kadar Hb menurut WHO pada perempuan dewasa dan ibu hamil
adalah sebagai berikut :

Jenis Kelamin Hb Normal Hb Anemia Kurang


Dari (gr/dl)
Lahir (aterm) 13.5 – 18.5 13.5
Perempuan dewasa 12.0 – 15.0 12.0
tidak hamil
Perempuan dewasa
hamil
Trimester Pertama : 0- 11.0 -14.0 11.0
12 minggu
Trimester Kedua : 13-28 10.5 – 14.5 10.0
minggu
Trimester Ketiga : 29- 11.0 – 14.0 11.0
aterm
2.5 Pengaruh Anemia Pada Kehamilan
Zat besi terutama sangat diperlukan ditrimester 3 kehamilan.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada trimester ketiga, karena
pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir ( Sinsin,Lis 2008: 65)
Tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia.
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-
sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen pada wanita hamil
anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat. Pengaruh
anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
hingga terjadinya gangguan kelangsungan pada kehamilan
(Abortus,Partu Prematurus). Gangguan proses persalinan (atonia uteri,
partus lama), gangguan pada masa nifas (daya tahan tehadap infeksi dan
stress, produksi ASI rendah) dan gangguan pada janin (Abortus
Mikrosomia BBLR, kematian perinatal)(Rukiyah, Ai Yeyeh,dkk,2010 :
114 -115)

5
2.6 Pencegahan Anemia Kehamilan
Ibu hamil memerlukan 27 miligram zat besi per hari. Untuk mengatasi
anemia pada ibu hamil dapat dengan melakukan beberapa cara berikut:

 Mengonsumsi suplemen zat besi


Suplemen zat besi yang umum diberikan adalah ferrous sulphate, yang
dikonsumsi 2-3 kali per hari. Namun, sebagian orang mengalami efek
samping dari konsumsi suplemen zat besi ini, seperti sakit perut, diare atau
konstipasi, nyeri ulu hati, mual, atau tinja yang berwarna gelap. Konsultasi
ke dokter jika Anda merasakan efek samping ini setelah mengonsumsi
suplemen zat besi.
 Menambah asupan makanan kaya zat besi
Selain melalui suplemen, kekurangan zat besi juga bisa ditangani melalui
pola makan yang sehat dan teratur. Menambah asupan makanan
mengandung zat besi merupakan salah satu cara mencegah dan menangani
anemia pada ibu hamil. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang,
kemudian tambahkan minimal tiga porsi makanan kaya zat besi. Contoh
makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain:
- Ikan, daging merah, ayam.
- Sayur berwarna hijau gelap.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian.
- Sereal yang sudah difortifikasi zat besi.
- Telur dan tahu.
 Memenuhi kebutuhan vitamin C
Agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan maksimal, diperlukan
juga vitamin C, yang dapat ditemukan dalam jeruk, stroberi, kiwi, dan
tomat. Kombinasikan makanan yang mengandung tinggi zat besi dan
tinggi vitamin C, untuk asupan optimal.

6
2.7 Pengobatan Anemia Kehamilan
Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet
mengandung 200 mg ferro sulfat dan 0.25 mg asam folat. Wanita yang
sedang hamil dan menyusui, kebutuhan zat besinya sangat tinggi sehingga
perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja, minumlah 1 (satu)
tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minimal satu tablet
selama haid. Untuk ibu hamil, minumlah satu tablet tambah darah paling
sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.
Perawatan diarahkan untuk mengatasi anemia. Tranfusi darah biasanya
dilakukan untuk setiap anemia jika gejala yang dialami cukup parah
(Proverawati,Atikah,2011 :136)

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat


anemia dapat menimbulkan resiko angka kematian ibu, angka prematuritas,
BBLR, dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada
kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu
cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan turun,
konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah
lebih hebat pada kehamilan muda.

3.2 Saran

Khusus pada ibu hamil trimester II dan III perlu diperhatikan secara
khusus dalam pemberian Fe dan sebaliknya mengikuti program keluarga
berencana untuk meningkatkan kesehatan reproduksi pada ibu, guna mencegah
terjadinya anemia secara tidak langsung dapat menimbulkan berbagai komplikasi.
Pada petugas kesehatan perlu penyampaian khusus pada ibu hamil bagaimana cara
pengolahan makanan yang baik agar zat besi yang terkandung dalam makanan
tetap terjaga.

8
DAFTAR PUSTAKA

Varney H, 2006, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta


Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kebidanan edisi ketiga, Jakarta
Shafa, 2010, Anemia pada Ibu Hamil, Jakarta
Dewi, Vivian nanny lia, dkk Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan 2011
Putri Dewi Anggraini Bagian Jurnal Kebidanan Vol.7 No.15 2018
Pritania Astari, dkk, Jurnal Anemi pada Ibu Hamil. Yogyakarta 2018
Florencia. T Paendong, Jurnal e-clinic, Vol. 4 No. 1 2016

Anda mungkin juga menyukai