Anda di halaman 1dari 18

TEORI KEPERAWATAN HILDEGARD E.

PEPLAU

Oleh:

KELOMPOK 7 (KELAS B):


1.FITRIANI TELAUMBANUA ( 032019087)
2.PASKAHLIS GULO (032019073)
3.MAWATI MANALU (032019077)
4.DUMORA PANJAITAN (032019082)
5.DINA SINAR SIREGAR (032019080)

Dosen Pembimbing : Friska Ginting,S.kep.,Ns.,M.Kep

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

T.A 2019/2020
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………i
Daftar isi…………………………………………………………………………….ii
BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….……1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………................1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………….……..1
BAB II Pembahasan :
2.1 Sejarah Hildegard Peplau………………………………………………………...2
2.2 Konsep Utama Peplau……………………………………………………………8
2.3 Model Teori Peplau………………………………………………………………8
2.4 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat Klien…………………...9
2.5 Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan…………………..12
2.5.1 Komunikasi Teraupetik Perawat……............…………………………………13
2.5.2 Analisa Diri perawat………………………………………...................13
2.5.3 Komunikasi Teraupetik………………………………………………...15
2.5.4 Tujuan Komunikasi Teraupetik………………………………………...16
2.5.5 Mengembangkan Helping Relationship………………………………..16
2.5.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik………………………………..16
2.5.7 Tehnik Komunikasi Teraupetik ………………………………………..17
2.6 Blending Dari Hubungan Perawat Klien………………………………………….20
2.7 Tujuan Teori Peplau………………………………………………………………20
2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau………………………………………...20
BAB III Penutup :
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...21
3.2 Saran……………………………………………………………………………....21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..……...22
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Eesa karena dengan karunia
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Keperawatan Hildegard E.Peplau”
dalam tugas mata kuliah falsafah keperawatan oleh dosen Friska Ginting,s.kep.,ns.,m.kep.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah
ini,namun kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. jika didalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami memohon maaf. Kami menyadari bahwa
makalah kami jauh dari kesempurnaan.Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.

Medan, 4 oktober 2017

Kelompok 7

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu keperawatan sering sekali teori yang digunakan adalah teori yang
merupakan pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di bidang ilmu keperawatan, tokoh
tersebut salah satunya adalah Peplau.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang
model konsep dan teori keperawatan menurut peplau, selain itu dengan adanya makalah
ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat
yangseharusnya serta dapat mengimplementasikannya dalam lingkungan kerja nanti.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan teori Peplau?
b. Apa saja model teori Peplau?
c. Bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan?
d. Apa saja blending dari hubungan perawat dan klien?
e. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau?
1..3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Hildegard E. Peplau
2. Mengetahui bagai manakah tahapan model keperawatan Hildegard E. Peplau
3. Mengetahui bagaimanakah teori Peplau dan konsep 4 besar
4. Mengetahui bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Peplau
Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma
Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College
bidang interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa
(Psychiatrict) 1947 dan Doktor PEndidikan bidang pengembangan kurikulum 1953. DR
Peplau memiliki pengalaman kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit swasta
maupun pemerintah, 2 tahun di Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan praktek
paruh waktu di keperawatan jiwa swata. Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa
selama beberapa tahun dan professor emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana
bidang keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di belgia.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam
keperawatan” 1952. Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah
professional dengan topic mulai konsep interpersonal sampai issue terkini dalam bidang
keperawatan. Pampletnya “prinsip dasar bagi konseling keperawatan” yang berasal dari
hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman kerja).
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga
nasional kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan
presiden persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia
telah bekerja /melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara
asing dan bagian bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih
aktif dalam keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi
pribadi, November 4, 1987). Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil
kualitas rintisanya dalam komunikasi dan persepsinya mengenai keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal)
dalam keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek
keperawatan” Peplau membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi,
peran dalam kerja keperawatan, dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan
sebagai satu proses interpersonal.
dalam praktik keperawatan.
Dari 1943-1945 ia Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai
lulusan dari Pottstown Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA . Dia kemudian
bekerja sebagai perawat staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas sebagai
perawat untuk New York University perkemahan musim panas menyebabkan rekomendasi untuk
Peplau untuk menjadi perawat sekolah di Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh
gelar sarjana di bidang psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui pengalaman
lapangan di Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis dengan Erich
Fromm , Frieda Fromm-Reichmann , dan Harry Stack Sullivan .Pekerjaan seumur hidup Peplau
sebagian besar berfokus pada pengembangan teori interpersonal yang Sullivan untuk digunakan
menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke Field Station Hospital di
Inggris, di mana American School of Military Psychiatry terletak. Di sini ia bertemu dan
bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam psikiatri Inggris dan Amerika.
Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama
seperti mereka bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika
Serikat melalui bagian dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia
University. Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute
of New York City. Pada awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama
untuk lulusan kejiwaan mahasiswa keperawatan di Teachers College. Dr Peplau adalah
anggota fakultas dari College of Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di
Rutgers, Peplau menciptakan program tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan
spesialis klinis di keperawatan jiwa .
Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk
presentasi, pidato, dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat
menganjurkan bahwa perawat harus menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa
memberikan perawatan yang benar-benar terapi untuk pasien daripada perawatan
kustodian yang umum di rumah sakit jiwa di masa itu. Selama tahun 1950 dan 1960-an,
ia mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di seluruh Amerika Serikat,
terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia mengajar konsep interpersonal
dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di
universitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika
Serikat.Seorang pengacara yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di
bidang keperawatan , ia menjabat sebagai konsultan untuk US Surgeon General,
Angkatan Udara AS, dan National Institute of Mental Health . Dia berpartisipasi dalam
banyak kelompok pembuatan kebijakan pemerintah. Dia menjabat sebagai presiden
American Nurses Association 1970-1972 dan wakil presiden kedua 1972-1974. Setelah
pensiun dari Rutgers, ia menjabat sebagai profesor tamu di University of Leuven di
Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia meninggal dengan tenang dalam tidurnya di rumah di
Sherman Oaks, California.

2.2 Konsep Utama Peplau


Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang "berusaha dengan
caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan." Klien adalah
seorang individu dengan kebutuhan yang dirasakan.
Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju
kepribadian dan proses manusia lainnya yang sedang berlangsung ke arah kreatif, konstruktif,
produktif, personal, dan masyarakat hidup."
Meskipun Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat / lingkungan, dia tidak
mendorong perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat pasien ketika pasien
menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.
Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit atau
membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus untuk mengenali dan
merespon perlu bantuan. "

2.3 Model Teori Peplau


Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan dokter
dalam mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk
perawatan klinis.
1.Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam
situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa membangun kepercayaan.
2.Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis, memberikan
informasi.
3.Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan
analisis dan sintesis dari pengalaman peserta didik.
4.Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan
hidup saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan
5.Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan, saling
ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokat.
6.Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk
memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.
7 .Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan
klinis; Mengoperasikan peralatan.

2.4 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat-Klien


Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan
dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
1. Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung
dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi
tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra
kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan
fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan
yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan
pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :
a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi
klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K
merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan
sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga
terutama dalam megatasi masalah kesehatan.
d. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga
merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif
klien.
e. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap
manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu
yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau
rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.

f. Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu


kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan
bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

3. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan
orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau
ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan
kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu
perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas
menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses
interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu
dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien
ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang
terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan
rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal
untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan
asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman
menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan
menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase
identifikasi dapat berupa :
1) Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2) Individu mandiri terpisah dari perawat.
3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan
sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam
proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.

d. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi
kearah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana
perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang
saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya,
termasuk konsultan, guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan
peneliti. Ini tidak didefinisikan secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan
imajinasi pembaca." (Peplau, 1952).

2.5 Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan


Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi seperti yang
dibahas di atas. Proses keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas’’, yang disengaja
intelektual dimana praktek keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi Peplau
itu. Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi
terapeutik. Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien
untuk berkolaborasi pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya,
perasaan yang samar-samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik tentang perasaan samar-
samar. Kedua meliputi observasi, komunikasi, dan rekaman sebagai alat dasar yang
digunakan oleh perawat.
Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika
mempertimbangkan perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam
Hubungan Keperawatan’’ diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini
berfungsi dengan tujuan lebih jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter
dan perawat sebagai advokat konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses
keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat Amerika dalam Standar Praktik Keperawatan,
menyatakan: "Diagnosis keperawatan berasal dari data status kesehatan".Peplau
menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama dokter adalah "mengakui impor penuh
masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang dibutuhkan" yang hasil untuk dokter
dalam" tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah muncul". Ini bertentangan dengan
pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.

2.5.1 Komunikasi Teraupetik Perawat


Hubungan perawat-klien yang teraupetik adalah pengalaman belajar bersama dan
pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara
theraupetik dengan mengunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah
kearah yang positif seoptimal mungkin.
Untuk dapat melaksanakan komunikasi teraupetik yang efektif, perawat harus
mempunyai ketrampilan yang cukup dan memahami betul tentang dirinya.

2.5.2 Analisa Diri Perawat


Setiap memulai aktifitas dalam memberikan pelayanan kepada klien didahului
dengan komunikasi.Komunikasi dilakukan untuk menjalin hubungan interpersonal
parawat-klien agar proses keperawatan dapat dilakukan dengan lancer dan efektif. Dalam
komunikasi theraupetik, hubungan yang dilakukan adalah dalam rangka menolong atau
membantu mengatasi masalah klien dan alat yang efektif digunakan adalah diri perawat.
Karena alat yang digunakan adalah diri perawat sendiri, maka sebelum melakukan
komunikasi,perawat harus melakukan “Analisa diri” yang meliputi : (1) Kesadaran Diri,
(2) Klarifikasi Nilai, (3) Eksplorasi Perasaan,(4) Kemampuan menjadi model, dan (5)
Rasa Tanggung Jawab.
1.Kesadaran Diri
Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang
teraupetik.Untuk membantu mengenal sipa sebenarnya diri seseorang pada aspek
perilaku,pikiran,dan perasaan,dapat di lihat dari teori “Self Disclosure” yang di
gambarakan oleh Johari Window.

I II
Diketahui oleh diri sendiri Hanya diketahui oleh
Dan orang lain orang lain

III IV
Hanya di ketahui oleh Tidak diketahui oleh
Diri sendiri siapapun
Darihal tersebut,terjadi perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang
lain.Kuadran yang menurut teori tersebut antara lain :
Jika Kuadran I yang diperbesar,maka individu ini cenderung bahkan selalu terbuka
dengan orang lain.
Jika Kuadran II yang diperbesar,maka individu ini suka menonjolkan dirinya sendiri.
Jika Kuadran III yang diperbesar,maka individu ini akan nampak suka menyendiri ,
pendiam,tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.

Jika Kuadran IV yang diperbesar,maka individu ini tidak diketahui oleh orang lain
namun dia tahu banyak tentang orang lain.
Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu : 1) Mempelajari diri
sendiri, 2) Belajar dari orang lain, dan 3) membuka diri terhadap informasi atau
perubahan yang terjadi.
Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi yang dibanggun antara komunikator
dengan komunikan, antara perawat dengan klien.Kesadaran diri yang baik dapat
menciptakan hubungan yang teraupetik yang saling memuaskan.
2.Klarifikasi Diri
Kenyaman dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut merupakan
model yang bermakna bagi perawat dalam melaksanakan komunikasi teraupetik.Perawat
akan lebih siap dan mantap dalam mengidentifikasikan situasi yang bertentangan dengan
nilai yang dimiliki , sehingga hubungan teraupetik antara perawat-klien tidak
terganggu.
3.Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia
dapat menggunakan dirinya secara teraupeutik.
Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasih
penting,yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada
klien.Sehingga pada saat berbicara dengan klien,perawat harus menyadari responnya dan
mengontrol penampilannya.
4.Kemampuan Menjadi Model
Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan
dalam berhubungan antara klien-perawat. Perawat tidak dapat memisahkan atau member
batasan yang jelas antara peran sebagai professional dengan kehidupan pribadinya karena
diri perawat sebagai intrumens dalam menjalankan hubungan yang teraupetik.
Kemampuan manjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat
tehadap apa yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.

2.5.3 Komunikasi Teraupetik


Komunikasi teraupetik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat-klien
yang bertujaun untuk menyelesaikan masalah klien.
Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang teraupetik tidak
mungkin dacapai tanpa komunikasi.
Hubungan teraupetik sebagai pengalaman belajar baik bagi klien maupun perawat yang
didentifikasikan dalam 4 tindakan yang harus diambil antara perawat-klien, yaitu :
-Tindakan diawali perawat
- Respon reaksi dari klien
- Interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan tujuan
- Transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun untuk mencapai
tujuan hubungan.

Kaltthner (1995), mengatakan bahwa komunikasi teraupetik terjadi dengan tujuan


menolong pasien yang dilakukan oleh orang-orang yang professional denga menggunkan
pendekatan personal berdasarkan perasaan dan emosi.
Didalam komunikasi teraupetik ini harus ada unsur kepercayaan.
Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang di rencanakan secara sadar dan bertujuan
dan kegiatannya di fokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi
professional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien.

2.5.4 Tujuan Komunikasi Theraupetik


Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya
pada hal-hal yang di perlukan.

2.5.5 Memngembangkan “Helping Relationship”


Helping Relationship antara perawat-klien tidak dapat begitu saja terjadi,namun
harus dibanggun secara cermat dalam melakukan tehnik komunikasi yang teraupetik.
Carl Rogers (1961) adalah orang yang secara intensif melakukan penelitian tentang
komunikasi teraupetik.Rogers berpendapat bahwa komunikasi teraupetik bukan tentang
apa yang dilakukan seseorang, tetapi bagaimana seseorang itu melakukan komunikasi
dengan orang lain. Rogers mengidentifikasi tiga factor dasar dalam mengembangkan
hubungan yang saling membantu (Helping Relationship), yaitu : 1) Pembantu harus
benar-benar iklas dan memahami tentang dirinya, 2) Pembantu harus menunjukan rasa
empati,dan 3)Individu yang dibantu harus merasa bebas untuk mengeluarkan segala
sesuatunya tentang dirinya dalam menjalin hubungan.Dengan demikian ada tiga hal yang
mendasar dalam pengembangan Helping Relationship, yaitu : Genuineness (Keiklasan),
Empathy (Empati), dan Warmth (Kehangatan).

2.5.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik


Untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut bersifat teraupetik atau
tidak,maka dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai dengan perinsip-prinsip
berikut ini :
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta
nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,saling percaya,dan saling
menghargai.
3. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang di anut oleh klien .
4. Perawat harus menyadari pantingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.

5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motifasi


untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang di hadapi.
6. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk
mengetahui dan mengatasi perasaan gembira,sedih,marah,keberhasilan maupun frustasi.
7. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya.
8. Memahami betul arti simpati sebagai tindakan teraupetik dan sebalinya sempati
yang bukan tindakan teraupetik.
9. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan teraupetik.
10. Mampu berperan sebagai Role Model agar dapat menunjukan dan meyakinkan orang
lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan
sehat fisik,mental,social,spiritual,dan gaya hidup .

2.5.7 Tehnik Komunikasi Theraupetik


Dalam menanggapi pesan yang di sampaikan klien,perawat dapat menggunakan berbagai
teknik komunikasi teruptik sebagai berikut :
1. Listening (Mendengar) merupakan daras utama dalam komunikasi.Dengan mendengar
perawat mengetahui perasaan klien,memberi kesempatan lebih banyak pada klien untuk
bicara.Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap kritis dan korektif bila
apa yang di sampaikan klien perlu di luruskan.Tujuan thenik ini adalah member sara
aman klien dalam mengungkapkan perasannya dan menjaga kestabilan emosi/psokologis
klien.Misalnya :”Silakan mengungkapkan semua perasaan sudarah,saya akan
mendengarkan disini dengan baik”.
2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening) think ini member kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya sesui kehendak klien tanpa membatasi,Contoh :”apa yang
sedang saudara pikirkan?”, “apa yang akan kita bicarakan hari ini?.Agar klien merasa
aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat dapat member dorongan dengan
cara ,mendengar atau mengatakan “saya mengerti apa yang saudara katakana”
3. Mengulang (Restarting) mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien.Gunanya
untuk menguatkan ungkapan klien dan member indikasi perawat mengikuti pembicaraan
klien.Misalnya : “Oo… jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur karena………”
4. Klarifikasi, di lakukan bila perawat ragu, tidak jelas,tidak mendengar, atau klien berhenti
karena malu mengemukakan informasi,informasih yang di peroleh tidak lengkap atau
mengemukakannya berpindah-pindah.Contoh : “Dapatkah anda menjelaskan kembali
tentang……?”Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide,perasaan dan presepsi
perawat-klien.

5. Refleksi,refleksi adalah reaksi perawat-klien selama berlangsungnya komunikasi.Refleks


ini dapat dibedakan menjadi dua,yaitu refleksi isi,bertujuan memfalidasi apa yang di
dengar.Klarifikasi ide yang di ekspresikan klien dengan pengertian perawat, dan refleksi
perasaan,yang bertujuan memberi respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan
agar klien mengetahui dan menerima perasaanya.Teknik refleksi ini berguna untuk
a.mengetahui dan menerima ide perasaan
b.mengoreksi
c.memberi keterangan lebih jelas .sedangkan kerugiannya adalah :
a.mengulang terlalu sering tema yang sama
b.dapat menimbulkan marah,iritasi dan frustasi
6. Memfokuskan,membantu klien bicara pada topik yang telah di pilih dan yang penting
serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik,lebih jelas dan
berfokus pada realitas . Contoh : klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit
ini kurang perhatian pada pasien.”Perawat :”A pakah saudara sudah minum
obat?”.
7. Membagi presepsi,meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan
pikirkan.Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balikdan member
informasi.Contoh : “Anda tertawa,tetapi saya rasa anda marah kepada saya”.
8. Identifikasi tema,mengidentifikasi latar belakang masalah yang di alami klien yang
muncul selama percakapan.Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi
masalah yang penting. Misalnya :”saya lihat dari semua keterangan yang anda
jelaskan,anda telah di sakiti.apakah ini latar belakang masalahnya?”.
9. Diam (Silence) cara yang sukar,biasanya di lakukan setelah mengajukan
pertanyaan.Tujuannya untuk member kesempatan berpikir dan memotifasi klien untuk
bicara.Pada klien yang menerik diri,tehnik diam berarti perawat menerima klien,Misalnya
:klien : saya jengkel pada suami saya
Perawat :diam (member kesempatan klien)
Klien : suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alas an yang jelas,kalau
saya tanya pasti marah.
10. Informing,tehnik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan
kesaehatan bagi klien. Misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang di
alami klien
Klien : suster,kenepa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya sudah minum
obat,kira-kira kenapa ya suster?
Perawat : baik saya jelaskan,penas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi,dehidrasi atau
karena metabolism tubuh yang meningkat.
11. Saran,member alternative ide untuk pemecahan masalah.Tepat dipakai pada fase kerja
dan tidak tepat pada fase awal hubungan.Misalnya :Kita tadi sudah cukup banyak bicara
tentang penyebab batuk dan sesak napas,salah satunya karena merokok,kami
berharap anda dapat mengurangi atau berhenti merokok.

2.6 Blending Dari Hubungan Perawat Klien


Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena merupakan seni
penyembuhan, membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan.
Perawatan dapat dilihat sebagai proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara
dua atau lebih individu dengan tujuan bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini
memberikan insentif untuk proses terapi di mana perawat dan menghormati pasien sama
lain sebagai individu, keduanya belajar dan berkembang sebagai akibat dari interaksi.
Seorang individu belajar ketika dia atau dia memilih stimuli dalam lingkungan dan
kemudian bereaksi terhadap rangsangan tersebut.

2.7 Tujuan Teori Peplau


Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan membantu pasien
untuk mencapai kematangan kepribadian.

2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau


Kelebihan:
 Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
 Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
 Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
 Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.
Kekurangan:
 Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif.
Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori
ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses
interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan
untuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan gagasan
Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu
perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas
sebagai narasumber, konselor dan wali.

3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistic yang terdiri dari bio-
psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan
pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang di kembangkan pada
pemantapan perkembangan kepribadian.

DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing. Missouri. Mosby Elsevier

Anda mungkin juga menyukai