Anda di halaman 1dari 13

PERSEKUTUAN PEMBENTUKAN, OPERASI DAN PEMBAGIAN LABA/RUGI

1. Pengertian Persekutuan
Persekutuan (partnership) didefinisikan suatu asosiasi atau kerja sama diantara dua orang
atau (badan) atau lebih untuk memiliki bersama-sama dan secara lansung menjalankan
perushaan dengan tujuan untuk mendapatkan keutungan.
Masalah yang timbul di dalam persekutuan adalah berhubungan dengan perlakuan dan
prosedur akuntansinya. Permasalahan ini dikarenakan persekutuan memiliki karakteristik
yang berbeda dengan Perseroan Terbatas.
2. Karakteristik Persekutuan
a. Umumnya terbatas
Kelangsungan hidup persekutuan berakhir apabila para anggota secara sukarela
sepakat untuk membubarkan persekutuan, masuknya sekutu/rekanan baru,
pengunduran diri salah satu atau lebih sekutu atau meninggalnya sekutu lama atau
pembubaran dikarenakan terpaksa.
b. Tanggung jawab tidak terbatas
Tanggung jawab anggota persekutuan tida terbatas pada jumlah modal yang
ditanamkan dalam usaha tersebut.
c. Keagenan yang saling menguntungkan
Setiap sekutu dianggap sebagai agen bagi seluruh kegiatan persekutuan dengan
kekuatan yang mengikat sekutu lainnya melalui aktivitas yang dilakukannya atas
nama persekutuan.
d. Memiliki bagian hak dari harta persekutuan dan pendapatan
Kekayaan milik persekutuan tida didefinisikan untuk para anggotanya. Tetapi yang
dimiliki anggotanya adalah mengenai hak dalam persekutuan jika haknya dijual pada
pihak lain atau pada saat pembubaran, demikian pula pada saat terjadi laba atau rugi
dalam persekutuan.
3. Isi perjanjian persekutuan
Persekutuan dapat didirikan atau dibentuk hanya dengan cara lisan antara dua orang atau
lebih untuk melakukan kegiatan yang menguntungkan. Isi perjanjian yang biasanya
dicantumkan dalam kata pendirian persekutuan antara lain adalah :
a. Nama persekutuan
b. Pihak-piha yang bersangkutan dalam persetujuan
c. Lokasi persekutuan
d. Tanggal berdirinya persekutuan
e. Bidang usaha yang dilakukan
f. Hak, wewenang dan kewajiban masing-masing anggota persekutuan, serta batasan-
batasan berdasarkan otoritas para sekutu
g. Besarnya investasi masing-masing anggota persekutuan dan nilai yang ditetapkan atas
masing-masing investasi
h. Buku-buku catatan dan laporan keuangan
i. Cadangan unuk tambahan atau pengambilan investasi
j. Cara pembagian laba-rugi, yang meliputi ketentuan-ketentuan khusus untuk
penetapan selisih-selisih dalam investasi sumbangan jasa
k. Asuransi jiwa atas kematian anggota sekutu
l. Penyelesaian apabila ada perselisihan antar anggota persekutuan
m. Investasi dan pengambilan prive oleh salah seorang sekutu
n. Sifat dan ruang lingkup perusahaan dan lokasinya
4. Jenis-jenis Persekutuan
Persekutuan dilihat dari jenis usahanya dapat dikelompokkan ke dalam persekutuan yang
bergerak dibidang jasa, perdagangan dan manufaktur. Namun kalau ditinjau dari aktivitas
persekutuannya, maka persekutuan dapat dibedakan menjadi persekutuan umum,
persekutuan terbatas dan joint stock companies.
5. Akuntansi dalam Persekutuan
Para sekutu membutuhkan informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengontrol
harta kekayaan dan aktivitas persekutuan dan untuk membuat keputusan investasi baik
secara pribadi maupun persekutuan.
Masalah yang spesifik dalam persekutuan adalah berhubungan dengan pengukuran modal
masing-masing anggota sekutu. Hal ini berhubungan dengan penyertaan (hak) masing-
masing anggota didalam persekutuan tersebut.
6. Pembentukan persekutuan
Persekutuan dapat dibentuk dengan menggabungkan perusahaan perseorangan yang
sudah berjalan dengan anggota sekutu yang baru dengan cara menyetorkan
modalnya,atau dapat juga didirikan perusahaan yang sama sekali baru yang sebelumnya
tidak ada(belum berdiri)
a. Pendirian persekutuan baru
Catatan auntansi untuk pendirian persekutuan baru adalah mencatat investasi masing-
masing amggota menjadi harta persekutuan.investasi awal tersebut dicatat ke dalam
rekening modal untuk masing-masing angota.
b. Persekutuan didirikan dari perusahaan perseorangan yang sudah berdiri
Persekutuan yang didirikan sebagai pengembangan dari perusahaan
perseorangan,maka akan membawa konskwensi pada penilaian kmbali aset-aset
perusahaan perseorangan tersebut.penilaian kembali tersebut akan melibatkan tim
penilai(Apprasial) atau berdasarkan kesepakatan diantara masing-masing anggota
sekutu yang didasarkan pada nilai wajarnya atau nilai pasarnya. Persoalan lainyang
akan timbul di dalam pendirian persekutuan ini adalah berhubungan dengan
penggunaan catatan akuntansinya.
Ada dua metode yang dapat digunakan yaitu:
a. Melanjutkan catatan akuntansi perusahaan perseorangan yang sudah berjalan
b. Membuat catatan akuntansi yang baru.
7. Masalah akuntansi selama kegiatan operasional persekutuan
Sebagaimana layaknya perusahaan yang berorientasi untuk mencari keuntungan ,maka
masalah akuntansi yang timbul dalam penyelenggaraan persekutuan tidak banyak
berbeda dengan jenis badan usaha yang lain.hanya saja dalam perhitungan laba/rugi
dalam satu periode tertentu,biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pribadi
harus dipisahkan dari biaya yang diebankan pada periode yang bersangkutan.hal ini
dilakukan supaya ada pemisahan biaya untuk kepentingan pribadi.pengambilan uang kas
oleh salah satu sekutu harus diperlakukan sebagai pengurang modal sekutu yang
bersangkutan.atau apabila ada penambahan modal(investasi)dari salah satu sekutu harus
diperlakukan sebagai penambah modal sekutu yang bersangkutan.
8. Masalah pembagian laba-rugi persekutuan
Pembagian lagi persekutuan dapat menggunakan berbagai macam cara.cara yang
digunakan tentunya didasarkan pada hasil kesepakatan para sekutu pada saat
pendirian.apabila tidak diatur secara spesifik maka pembagiannya dilakukan dengan
perbandingan yang sama.
Terdapat banyak cara pembagian laba-rugi yang dapat digunakan oleh persekutuan.dasar
pembagian laba rugi tersebut harus dinyatakan didalam perjanjian persekutuan.
Adapun cara-cara pembagian laba rugi tersebut adlah sebagai berikut:
a. Dibagi sama
b. Dibagi berdasar perbandingan sesuai dengan perjanjian
c. Dibagi berdasarkan perbandingan modal
I. Didasarkan pada perbandingan modal awal
II. Didasarkan pada perbandingan modal akhir
III. Didasarkan pada perbandingan modal rata-rata
d. Dibagi berdasarkan bungan modal,saldonya dibagikan dengan perbandingan tertentu
e. Mula-mula diperhitungkan gaji kepada sekutu yang aktiv dan atau bonus ,sisanya
dibagikan sesuai dengan perbandingan tertentu.
f. Mula-mula diperhitungkan bunga modal,gaji kepada sekutu yang aktiv atau bonus
untuk anggota tertentu ,baru sisanya dibagi sesuai dengan perbandingan tertentu
g. Atau pembagian yang lain.
9. Masalah gaji pemilik dan bunga modal
Secara teoritis gaji pemilik dalam satu periode akuntansi adalah sebagai beban gaji
persekutuan dan bukan pembagian laba rugi. Gaji pemilik adalah beban yang terjadi atas
jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Untuk kepentingan perusahaan alangkah baiknya apabial gaji pemilik diperlakukan
sebagai beban usaha. Karena dengan perlakuan yang konsisten dan sesuai, maka
informasi laba rugi akan lebih bermanfaat bagi pihak- pihak yang berkepentingan. Oleh
karena itu perlakukan pembagian laba rugi harus ditegaskan didalam perjanjian.
MASALAH AKUNTANSI PEMBUBARAN PERSEKUTUAN

1. Masalah masuknya seorang atau lebih anggota sekutu


Seorang anggota sekutu baru dapat masuk(gabung) ke dalam persekutuan harus dengan
kesepakatan semua anggota sekutu.ini berarti persekutuan baru telah dibentuk.gabungnya
sekutu baru secara otomatis membubarkan persekutuan yang lama.oleh karna itu
perjanjian persekutuan yang lama harus dirubah dengan perjanjian yang baru.hal penting
dalam perjanjian yang baru adalah perubahan pembagian laba rugi,karena dengan
dibubarkannya persekutuan yang lama berarti membatalkan ketentuan pembagian laba
rugi yang telah disepakati.
Masuknya anggota sekutu baru ke dalam persekutuan yang telah berjalan dapat dilakukan
dengan cara membeli kepemilikan satu atau lebih sekutu lama dengan persetujuan
anggota sekutu lama yang lain atau dengan cara menginvestasikan uang kas atau asset
yang lain ke dalam persekutuan.
a. Pembelian sebagian atau seluruh hak penyertaan anggota sekutu lama
Apabila seorang membeli sebagian atau seluruh hak penyertaan sekutu lama,maka
bagian hak sektu lama tersebut dikurangi sebesar bagian yang dibeli oleh sekutu baru.
b. Penyertaan (investasi) sekutu baru ke dalam persekutuan
Anggota sekutu baru dapat menjadi anggota persekutuan yang sudah berjalan dengan
cara menyetorkan (menginvestasikan) kekayaannya ke dalam persekutuan.dengan
investasi tersebut maka anggota lama akan mengakui bagian hak penyertaan sekutu
baru sesuai dengan kesepakatan bersama.
Ada beberapa kemungkinan pencatatan modal anggota sekutu baru ke dalam
persekutuan.
a. Modal anggota sekutu baru dicatat sebesar rillnya
b. Modal anggota sekutu baru dicatat lebih besar dari rillnya
c. Modal anggota sekutu baru dicatat lebih kecil dari rillnya
d. Modal anggota sekutu baru dicatat setelah pembentukan goodwill kepada anggoat
lama.

Contoh kasus persekutuan dan firma


Pada tanggal 1 maret 2005 Ali, Amir dan Ari adalah 3 sekawan yang ingin membentuk firma
baru yang diberi nama 3A. mereka setuju untuk menyetor aktiva dengan nilai wajar sebagai
berikut:

Jenis aktiva Nilai wajar


Ali ari amir
Kas 35.000.000 10.000.000 -
Tanah (nilai buku (Rp 325.000.000 - -
100.000.000
Gedungkantor (nilai 50.000.000 - -
buku Rp 75.000.000)
Truk (nilai buku Rp - - 25.000.000
40.000.000)
total 410.000.000 10.000.000 25.000.000

Diminta:

1. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat pembentukan firma 3A


2. Buatlah neraca per pembentukan tersebut

PEMBAHASAN CONTOH 1.
Jurnal untuk mencatat pembentukan firma 3A
tanggal keterangan debit Kredit
1-3-2005 Kas 45.000.000
Tanah 325.000.000
Gedung 50.000.000
Truk 25.000.000
Modal ali 410.000.000
Modal amir 10.000.000
Modal ari 25.000.000

Neraca saldo awal pada tanggal pendirian


FIRMA 3A
PER 1 MARET 2005
AKTIVA MODAL
Kas 45.000.000 Modal ali 410.000.000
Tanah 325.000.000 Modal amir 10.000.000
Gedung 50.000.000 Modal ari 25.000.000
Truk 25.000.000
Total aktiva 445.000.000 Total modal 445.000.000
CONTOH KASUS LIKUIDASI PERSEKUTUAN SEKALIGUS
Asset nonkas dijual dengan harga $ 80.000 pada tanggal 15 Mei 20X5 dengan kerugian sebesar
$10.000. Kreditor eksternal dibayar sebesar $ 40.000 pada tanggal 20 Mei dan sisa kas sebesar $
50.000 didistribusikan kepada para sekutu pada tanggal 30 Mei 20X5.
Observasi penting lainnya :
Saldo sebelum likuidasi diperoleh dari neraca saldo pada tanggal 1 Mei 20X5.
Kerugian sebesar $ 10.000 didistribusikan langsung terhadap akun modal para sekutu.
Kreditor eksternal dibayarkan sebelum terdapat asset yang didistribusikan kepada sekutu.
Secara teknis utang pinjamankepada sekutu Cha di bayarkan sebelum pembayaran saldo modal
dilakukan kepada sekutu.
Saldo pascalikuidasi sebesar 0, yang menandakan bahwa seluruh akun telah ditutup dan
persekutuan tekah benar-benar dilikuidasi dan dihentikan sepenuhnya.
Laporan realisasi dan likuidasi merupakan dasar untuk ayat jurnal yang mencatat proses likuidasi
sebagai berikut :
15 Mei 20X5
(3) Kas 80.000
Modal, Alt 4.000
Modal,Blue 4.000
Modal,Cha 2.000
Asset nonkas 90.000
Realisasi seluruh asset nonkas persekutuan ABC dan distribusi kerugian sebesar $ 10.000 dengan
menggunakan rasio laba dan rugi.
20 Mei 20X5
(4) Laibilitas 40.000
Kas 40.000
Pembayaran kas kreditor dan eksternal
30 mei 20X5
(5) Utang pinjaman, Cha 4.000
Modal, Alt 30.000
Modal,Blue 6.000
Modal,Cha 10.000
Kas 50.000
Pembayaran sekaligus kepada para sekutu

PERSEKUTUAN ABC
Laporan Realisasi dan Likuidasi Persekutuan
Likuidasi Sekaligus

Saldo Modal

Utang
Asset Alt Blue Cha
Kas Laibilitas Pinjaman
Nonkas (40%) (40%) (20%)
pada Cha
Saldo kas 10.000 90.000 (40.000) (4.000) (34.000) (10.000) (12.000)
sebelum
likuidasi
Penjualan
asset dan
distribusi
80.000 (90.000) 4.000 4.000 2.000
kerugian
sebesar $
10.000

90.000 0 (40.000) (4.000) (30.000) (6.000) (10.000)


Pembayaran
untuk
(40.000) 40.000
Kreditor
eksternal

50.000 0 0 (4.000) (30.000) (6.000) (10.000)


Pembayaran
sekaligus
kepada
sekutu:
Utang
pinjaman (4.000) 4.000
sekutu
Modal
(46.000) 30.000 6.000 10.000
sekutu

Saldo
sesudah 0 0 0 0 0 0 0
likuidasi

CONTOH SOAL PENJUALAN KONSINYA

Contoh soal :
Toko MAJU JAYA bertindak selaku komisioner yang menjual barang-barang elektronik milik
PD UTAMA. Transaksi yang terjadi pada Toko MEDIAN JAYA selama bulan Maret 2003
sehubungan dengan barang konsinyasi, sebagai berikut :
3 Maret, PD UTAMA mengirim 26 unit TV Sharp 1404 GE kepada Toko MEDIAN JAYA.
Harga pokok tiap unit Rp. 1.500.000 harga jual tiap unit Rp. 2.300.000. Komisi 20%, Biaya
pengiriman Rp. 520.000.
4 Maret, Penerimaan kiriman barang selaku konsinyasi dari PD UTAMA, berupa 26 unit TV
Sharp 1404 GE. Harga jual tiap unit Rp. 2.300.000, komisi 20% dari harga jual.
12 Maret, Penjualan tunai 8 unit TV Sharp 1404 GE. Harga tiap unit Rp. 2.300.000. Beban
pengiriman Rp. 50.000 dan Biaya pemasangan Rp. 40.000 dibayar tunai.
26 Maret, Penjualan 12 unit TV Sharp 1404 GE kepada Toko SINAR. Harga tiap unit Rp.
2.300.000 pembayaran dalam 30 hari. Beban pengiriman sebesar Rp. 80.000 dibayar tunai.
31 Maret, Pengiriman laporan perhitungan penjualan kepada PD UTAMA
31 Maret, PD UTAMA menerima laporan hasil perhitungan penjualan konsinyasi dari Toko
MEDIAN JAYA

Laba Penjualan Dicatat Terpisah :


(dalam Rupiah)
Toko MAJU JAYA PD UTAMA
(Komisioner) (Pengamanat)
Tidak dijurnal Barang Konsinyasi Keluar 39.000.000
3/3 Pengiriman Barang Konsinyasi 39.000.000
(26 x Rp. 1.500.000)
Barang Konsinyasi Keluar 520.000
Kas 520.000
(Mencatat beban pengiriman)
Tidak dijurnal, hanya dibuat memo : Tidak dijurnal
4/3 “Diterima 26 unit TV Sharp 1404 GE, harga
jual Rp. 2.300.000, komisi 20%”.
a) Kas 18.400.000 Tidak dijurnal
12/3 Brg Konsinyasi Masuk 18.400.000
(8 x Rp. 2.300.000)
b) Brg Konsinyasi Masuk 90.000
Kas 90.000
(Mencatat beban-beban)
c) Brg Konsinyasi Masuk 3.680.000
Pendapatan Komisi 3.680.000
(Mencatat pendapatan komisi. 20% x
18.400.000)
2 a) Piutang Dagang 27.600.000 Tidak dijurnal
6/3 Brg Konsinyasi Masuk 27.600.000
(12 x 2.300.000)
b) Brg Konsinyasi Masuk 80.000
Kas 80.000
c) Brg Konsinyasi Masuk 5.520.000
Pendapatan Komisi 5.520.000
Brg Konsinyasi Masuk 36.630.000 Kas 36.630.000
31/1 Kas 36.630.000 Brg Konsinyasi Keluar 9.370.000
Penjualan Konsinyasi 46.000.000

AJP:
31/1 HPP Konsinyasi 30.000.000
Beban Penjualan Konsinyasi 9.770.000
Brg Konsinyasi Keluar 39.770.000

Perhitungan AJP:
HPP (20 x Rp. 1.500.000) Rp. 30.000.000
Biaya yang dibebankan
Komisi (20% x Rp. 46.000.000) Rp. 9.200.000
Biaya Pengiriman dan Pemasangan dari Komisioner Rp. 170.000
Biaya Pengiriman dari Pengamanat Rp. 400.000
20 x (520.000:26)
Rp. 9.770.000
Jml yang harus dikeluarkan dari akun
Brg Konsinyasi
Keluar Rp. 39.770.000
Laba Penjualan Dicatat Tidak Terpisah :
(dalam Rupiah)
Toko MAJU JAYA
(Komisioner)
3/3 Tidak dijurnal
4/3 Tidak dijurnal, hanya dibuat memo :
“Diterima 26 unit TV Sharp 1404 GE, harga jual Rp. 2.300.000, komisi
20%”.
12/3a) Kas 18.400.000
Penjualan 18.400.000
b) Hutang- PD UTAMA 90.000
Kas 90.000
c) Pembelian 14.720.000
Hutang- PD UTAMA 14.720.000
(18.400.000-20%)
26/3a) Piutang Dagang 27.600.000
Penjualan 27.600.000
b) Hutang- PD UTAMA 80.000
Kas 80.000
c) Pembelian 22.080.000
Hutang- PD UTAMA 22.080.000
31/1 Hutang- PD UTAMA 36.630.000
Kas 36.630.000
(mencatat laporan perhitungan penjualan dan pengiriman cek)
Laba Rugi PD UTAMA :
Penjualan Rp. 46.000.000
HPP
20 x Rp. 1.500.000 Rp.30.000.000
Beban Angkut Rp. 400.000
(20:26 x Rp. 520.000)

HPP (Rp. 30.400.000)


Laba Kotor Rp. 15.600.000
Beban Penjualan :
B. Pengiriman & Pemasangan (Rp. 170.000)
B. Komisi (Rp. 9.200.000)
Laba Bersih Rp. 6.230.000

CONTOH KASUS PENJUALAN ANGSURAN

Pada tanggal 1 Mei 2015 PT.Apollo menjual aktiva tetap berupa tanah dan bangunan dengan
harga Rp970.000.000 kepada PT. Makmur. Tanah dan Bangunan tersebut memiliki nilai buku
bersih Rp680.000.000. PT. Makmur menyerahkan uang muka pembelian sebesar Rp
250.000.000 dan sisanya akan diangsur setiap semester 4 tahun. PT. Makmur dikenakan bunga
atas hutangnya sebesar 10%/tahun.

Diminta :

1. Buatlah jurnal transaksi penjualan angsuran dengan metode laba diakui pada periode penjualan
2. Buat tabel pembayaran angsuran
3. Jika setelah angsuran ke-5 PT.Apollo menyatakan tidak sanggup lagi untuk melunasi sisa
angsurannya dan aktiva tersebut ditarik kembali oleh PT.Apollo, pada saat penarikan aktiva
tersebut memiliki nilai pasar Rp 500.000.000. Hitunglah laba rugi kepemilikan kembali aktiva
tersebut dan buat jurnal yang dibutuhkan.
Penyelesaian :
Diketahui
Harga jual/unit Rp 970.000.000
Harga pokok/unit Rp 680.000.000
Laba penjualan Rp 290.000.000
Down Payment (DP) Rp 250.000.000
Sisa Agsuran Rp 720.000.000 (Harga jual 970.000.000 – DP 250.000.000)
Angsuran pokok/6bln Rp 90.000.000 (720.000.000/8 kali angsuran)
Bunga = 10%/tahun, setiap 6 bulan bunga angsurannya = 5%
1. Jurnal pada saat penjualan
Laba diakui dalam periode Penjualan
Kas 250.000.000
Piutang Angsuran 720.000.000
Tanah & Bangunan 680.000.000
Laba Penjualan 290.000.000

2. Tabel perhitungan bunga angsuran


Perhitungan :
Saldo Pokok : Harga jual – Uang muka
970.000.000 – 250.000.000 = Rp 720.000.000
Angsuran pokok : Piutang agsuran / 8 kali agsuran
720.000.000 / 8 = Rp 90.000.000
Bunga : Saldo Pokok x 5%
720.000.000 x 5% = 36.000.000
Total Angsuran : Angsuran pokok + bunga
90.000.000 + 36.000.000 = Rp 126.000.000
Saldo Pokok akhir : Saldo Pokok – Angsuran Pokok
720.000.000 – 90.000.000 = Rp 630.000.000

Saldo
Saldo Angsuran
Tanggal Bunga Total Pokok
Pokok Pokok
Akhir
1/11/2015 720.000.000 90.000.000 36.000.000 126.000.000 630.000.000
1/5/2016 630.000.000 90.000.000 31.500.000 121.500.000 540.000.000
1/11/2016 540.000.000 90.000.000 27.000.000 117.000.000 450.000.000
1/5/2017 450.000.000 90.000.000 22.500.000 112.500.000 360.000.000
1/11/2017 360.000.000 90.000.000 18.000.000 108.000.000 270.000.000
1/5/2018 270.000.000 90.000.000 13.500.000 103.500.000 180.000.000
1/11/2018 180.000.000 90.000.000 9.000.000 99.000.000 90.000.000
1/5/2019 90.000.000 90.000.000 4.500.000 94.000.000 -

3. Jurnal untuk pembayaran angsuran


Tanggal Jurnal Laba diakui dalam periode penjualan
1 Nov
2015 Kas 126.000.000
Piutang
Angsuran 90.000.000
Pendapatan
Bunga 36.000.000
Contoh kasus Pemilikan kembali aset tetap :
Harga Pokok Aset : Rp 680.000.000
Harga jual : Rp 970.000.000
Uang muka : Rp 250.000.000
Angsuran : 8 kali
Setelah angsuran ke 5 ternyata pembeli menyatakan tidak sanggup melunasi sisa angsuran.
Harga pasar aset : Rp 500.000.000

Penyelesaian contoh kasus :


Perhitungan menggunakan metode laba diakui saat penjualan
Harga jual : Rp 970.000.000
Uang muka : Rp 250.000.000
Piutang Angsuran : Rp 720.000.000
Pokok yang sudah dibayar : (Rp 450.000.000) = 720.000.000 : 8 = 90.000.000 x 5 =
450.000.000
Nilai buku : Rp 270.000.000
Harga pasar aset : Rp 500.000.000
Laba pemilikan kembali : Rp 230.000.000

Keterangan Jurnal
Penjualan Kas 250.000.000
Piutang Angsuran 720.000.000
Tanah & Bangunan 680.000.000
Laba penjualan 290.000.000
Pengembalian Tanah & Bangunan 500.000.000
Piutang angsuran 270.000.000
Laba pemilikan
kembali 230.000.000

Anda mungkin juga menyukai