Anda di halaman 1dari 6

Skenario Diare

Di sebuah desa kecil hiduplah 2 keluarga. Keluarga pertama hidupnya miskin


namun bahagia, dan keluarga ini terdiri dari seorang kakek dengan istri mudanya dan
ditemani oleh cucunya perempuan.

Dilain rumah tinggallah sebuah keluarga yang berkecukupan dan mengikuti


perkembangan jaman. Dalam keluarga itu terdiri dari bapak, istri, dan anaknya.

Keluarga 1 :

Kakek : “Aduuh,wetengku lara,buk.”

Istri muda : “Wealah,lho mau maem opo to mas?”

Kakek : “Lhaiyo, mangan masakanmu mau kae to, ndelok iki aku dadi
mencret.” (nada tinggi)
Istri muda : “Yaudah,ayo periksa wae laa mas, marake repot wae.”

Tiba-tiba cucu dari kakek ini datang menghampiri mereka.

Cucu : “Lho.. lho, iki enten menopo nggeh mbah ? kok pada ribut to?”

Istri muda : “Ini lho mbah mu sambet lara weteng, mosok jarene mergo
masakanku.”

Cucu : “Oalah, kok bisa sih mbah ? emang simbah masak menopo nggeh?”

Kakek : “Aduhhhh uwis menengo to, weteng lagi lara iki, ayo melu ke rumah
sakit wae.”

Kemudian keluarga 1 pergi ke rumah sakit terdekat. Di depan pintu rumah sakit terdapat
seorang cleaning service yang sedang mengepel lantai. Kakek beserta keluarganya
terlihat kebingungan untuk mendaftar karena sangat ramai. Cucu menghampiri seorang
cleaning service untuk menanyakan cara mendaftar dan mendapatkan antrian.

Cucu : “Permisi mbak, ini tempat mendaftarnya disebelah mana ya, lalu cara
mendaftarnya bagaimana ya mbak ?.”

Cleaning service : “Oh, ini masuk saja dek, terus belok kiri nanti ada mbak petugasnya.
Kalau cara pendaftaran saya kurang tau, coba ditanyakan kepada
petugas adminnya saja dek.” (nada pelan)

Cucu : “Oh ya, terimakasih ya mbak atas informasinya.”


Kakek beserta keluarganya masuk ke rumah sakit. Kakek dan istri mudanya duduk di
kursi ruang tunggu, sedangkan cucunya mendaftarkan kakek pada petugas administrasi.

Petugas : “Ada yang bisa dibantu, dek ?”

Cucu : “Kakek saya mau berobat. Ini bagaimana cara mendaftarnya ya


mbak?”

Petugas : ”Apa sebelumnya pernah periksa disini ?”

Cucu : “Sepertinya pernah mbak.”

Petugas : “Nama lengkap kakeknya siapa ya dek?.”

Cucu : “Suyatno, mbak”

Petugas : “Sebentar ya. Rumahnya di Jalan Tantular bukan dek.”

Cucu : “Iya mbak.”

Petugas : “Ini nomer antriannya, silahkan tunggu diruang poli umum, nanti
akan dipanggil oleh perawat yang sedang bertugas.”

Cucu : “Oh ya mbak, terimakasih.”

Datanglah keluarga 2 yang juga ingin mendaftarkan anaknya yang sedang sakit

Anak : “Aduh.. ma perutku sakit sekali.” (sambil merintih kesakitan )

Mama : “Sabar ya nak, papamu baru mendaftar dan mau mengambil nomor
antriannya.”

Beberapa menit kemudian, papanya membawa nomor antrian dan menunggu giliran
untuk dipanggil oleh petugas perawatnya.

Papa : “Tunggu ya nak .. sedikit lagi nomor antriannya udah dipanggil kok.”

Mama : “Nanti mama aja yang temani kamu masuk kedalam.”


(sambil merangkul anaknya )

Tidak lama kemudian perawat memanggil nomor antrian pak Suyatno.

Dokter : “Selamat pagi pak buk, silahkan duduk..”


(sambil mempersilahkan keduanya untuk duduk )

Istri Muda : “Selamat pagi dok, terima kasih.” (sambil duduk)

Dokter : “Dengan bapak Suyatno?” (Setelah melihat data pasien)

Istri Muda : “Iya benar dok, suami saya.”

Dokter : “Bapak, Ibu, perkenalkan nama saya dokter Ressy.


adakah yang bisa saya bantu?”

Kakek : “iki loh, weteng ku lara, mencret terus uwis loro dino “.
Dokter pun merasa kebingungan dengan omongan kakek yang menggunakan bahasa
jawa, sedangkan dokter sendiri tidak bisa bahasa jawa.

Isti muda : “jadi Begini dok, suami saya sudah BAB selama 2 hari. Dan sebelum
kesini saya
sudah lebih dari lima kali BAB, dok. Dan dalam bentuk cairan dok.”

Dokter : “ Makanan apa yang Bapak makan sebelumnya?”

Istri muda : “ mas, panjengan maem opo? Kok iso koyo ngono ?”.

Kakek : “weladalah, yo mangan masakanmu kae, oseng-oseng pete mercon to


dek ku sayang.”

Istri muda :” “Makanan biasa yang dikonsumsi setiap hari tetapi kemarin makan
masakan saya yang pedes dok.”

Dokter : “Sebelumnya Bapak minum obat apa?”

Istri muda : “ Suami saya biasanya minum obat Imodium, dok”

Dokter : “Baik, pak, bu, saya akan meresepkan obat untuk membantu
mengurangi diare bapak.” (sambil menulis resep)
“Ini resepnya (sambil memberikan resep kepada pasien), resepnya
nanti dijelaskan sama perawat ya, pak, bu.”

Setelah menerima resep tersebut mereka pun pindah ke samping ruang periksa dan
menemui perawat untuk di jelaskan resep tersebut. Setelah beberapa saat menunggu,
perawat pun keluar dan menjelaskan resep yang diberikan oleh dokter kepada pasien
dan istri muda pasien.

Perawat : “Selamat pagi, pak, bu. Dokter memberikan resep obat oralit, tapi ibu
bisa membuatnya di rumah.”

Istri Muda : “Bagaimana caranya, sus?.”

Perawat : “Pertama, sediakan satu sendok teh gula, garam seperempat sendok
teh, air hangat yang sudah dimasak 1 gelas. Kemudian campur gula,
garam dalam air hangat, lalu diaduk sampai larut dan merata.”

Istri Muda : “Kapan saja waktunya minum itu sus?”

Perawat : “Ibu bisa memberikan bapak minum oralit saat mengalami diare atau
mencret yang ditandai dengan buang air besar lebih dari tiga kali
sehari dengan tinja yang encer. Bapak bisa meminum oralit bersama
dengan makan makanan seperti biasa. Berikan secara sedikit demi
sedikit dengan sendok teh. Jangan diberikan sekaligus.”

Istri Muda : “Untuk takarannya sus?”


Perawat : “Untuk dewasa: 2-3 liter oralit per 24 jam, diminum setiap setelah
buang air besar. Nanti pak suyatno minum ya biar cepat sembuh.”

Istri muda : “ kae mas, dikrungukake, inggih maturnuwun njih mbak perawat.”

Kakek : “Dadaaa.. cah ayu”. (melambaikan tangga dengan genit)

Akhirnya mereka pun keluar dari ruang periksa dan pulang menuju ke rumah. Resep
yang diajarkan perawat pun dipraktekkan oleh istri muda demi kesehatan suaminya
tercinta untuk cara penanganan diare.

Setelah beberapa menit berlalu, perawat pun menanggil adek yoslin untuk ke ruang
periksa. Adek yoslin ditemani mamanya sedangkan papanya menunggu diluar.

Dokter : “Selamat pagi adek , silahkan duduk..”


(sambil mempersilahkan keduanya untuk duduk)

Anak : “ Pagi dok.” (nada tinggi)

Mama : “ Huss, anak mama ga boleh kasar kaya gitu, ntar dimarahi papa loh”.

Anak : “ Iya Mamaaaa.” (nada marah)

Mama : “ maafkan, anak saya dok."

Dokter : “ iya bu, tidak apa-apa.” (sambil tersenyum sabar)

Mama : “Anakku sayang, yang ramah dong bicara sama dokternya. Di sekolah
udah diajarin 3S kan? .”

Anak : "Iya Mama."

Kemudian dokter memulai pengkajian tentang sakit perut yang dialami si anak, diduga si
anak menderita penyakit diare dan dikhawatirkan si anak akan menghilakan cairan
tubuh banyak jika tidak ditangani segera.

Dokter : “Ibu,adek perkenalkan nama saya dokter Ressy.


Sembelumnya, keluhan apa yang adek rasakan ?.”

Anak : “ Perutku sakit dokter, aku BAB terus ga berhenti-henti, capek tauk bolak-
balik WC terus.” (sambil memegang perut)

Dokter : " Adek, sebelum sakit perut makan apa ya ?"

Anak : “ Ya makan nasi la dok, aduhh… sakit.”

Mama : “gini, dok. Jadi dia pulang sekolah udah mengeuh sakit perut, sampai 3 hari
sakit perutnya ga sembuh dan BABnya saya liat encer dok. Saya takutnya anak saya sakit
diare.

Dokter : " Iya bisa duga begitu buk , anak ibu menderita sakit diare. Lebih lengkapnya
silakan ibu sama adek duduk dimeja samping, nanti ada perawat yang akan menjelaskan
tentang diare, terutama pada adek yaa.”
Mama : “ baik dok . “

Setelah mereka duduk dikursi samping, kemudian datanglah perawat berparas cantik
ramah, menyapa mereka.

Perawat : “ selamat pagi ibu, adek. Perkenalkan saya suster cornellya, disini saya akan
mendemostrasikan bagaimana mengenali diare dan cara penganganannya. Sebelumnya,
adek cantik ini, namanya siapa? “ (nada ceria)

Anak : “ Nama ku yoslin sus.” (sambil tersenyum)

Perawat : “ Hai adek yoslin, kamu manis.

Anak : “ Ahh, makasih suster cantik.”

Perawat : “ Baik,sekarang kita nonton video kartun tentag diare yukk dek.”

Mereka pun menonton video stimulasi tentang bagaimna mengenali diare dan cara
penganganani diare itu sendiri. Si anak pun tampak antusias terhadap video yang
diputarkan perawat itu. Si anak tampak mengangguk-anggukkan kepalanya tanda bahwa
dia megerti tentang video yang diputar oleh perawat.

Perawat : “ Nah, videonya udah selesai, tadi harus ngapain aja dek ?”

Anak : “ Ga boleh jajan sembarangan,cuci tangan sebelum dan sesudah makan.”

Perawat : “ Bagus sayang. Kalo cara mengatasi tadi gimana dek.”

Anak : “ em pake larutan gula sama garam diminum kan ?.”

Peawat : “ Wah,bagus, daya inget mu bagus ya dek, tambah cantik deh. “

Perawat pun tampak senang dengan respon si anak yang sangat antusias ketika
menjawab pertanyaan dari perawat itu. Kemudian perawat berbicara kepada sang
ibunya untuk membuatkan larutan oralit untuk sang anak, supaya tidak kehilangan
cairan tubuh yang banyak. Karena bila kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang
banyak dapat menyebabakan dehidrasi berat dan menimbulkan kematian.

Perawat : “ Baik bu, tadi ibu juga sudah melihat cara membut cairan oralit. Cukup
mudah tinggal ibu larutkan garam dan gula kedalam air dan ibu minumkan kepada sang
anak dengan takaran 1,2 liter dalam 6 gelas per 24 jam, yaa buk. “

Mama : “ Baiklah sus,saya mengerti. Terimakasih ya sus, saya permisi dulu sus .”

Perawat : “ iya bu, sama-sama.” (sambil tersenyum)

Kemudian mereka keluar dari ruang periksa dan menghampiri papanya untuk pulang
kerumah. Setelah dirumah mereka pun mempraktekkan apa yang dikatakan dokter dan
perawat tadi. Berangsur-angsur kondisi si anak membaik.

Jadi kesimpulan dari roleplay ini, kami ingin menyampaikan pesen tentang bagaimana
cara mengatasi diare pada usia lansia dan usia anak 10 tahun. Disini peran perawat
sangatlah penting dalam mengatasi berbagai sikap, respon yang berbeda terhadap
pasien yang berbeda umur.

Anda mungkin juga menyukai