Anda di halaman 1dari 24

1.

Bilangan Kompleks

BILANGAN KOMPLEKS
Sistem bilangan yang sudah dikenal sebelumnya yaitu sistem bilangan real, tetapi
sistem bilangan real ternyata masih belum cukup untuk menyelesaikan semua bentuk
persamaan. Oleh karena itu, perlu suatu jenis bilangan baru yang disebut bilangan
kompleks. Pengertian bilangan kompleks, bidang kompleks dan sifat aljabar bilangan
kompleks yang diuraikan dalam bab ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk mempelajari
bab-bab selanjutnya. Oleh karena itu, setelah membaca Bab I, mahasiswa diharapkan
dapat
 mengerti definisi bilangan kompleks.
 mengerti sifat aljabar dan tafsiran geometri bilangan kompleks.
 menuliskan bilangan kompleks dalam bentuk kutub, eksponen, pangkat dan
akar.

1.1 Pengertian Bilangan Kompleks


Mengapa perlu bilangan kompleks ?

 x 2  1  0 mempunyai penyelesaian dengan x   .

 x 2  1  0  x 2  1 tidak mempunyai penyelesaian jika x   .

Sehingga perlu mengidentifikasi suatu bilangan sehingga x2 1  0 mempunyai


penyelesaian. Selanjutnya perlu dikembangkan suatu sistem bilangan yaitu bilangan
kompleks.

Definisi Bilangan kompleks z :


Bilangan  merupakan pasangan berurut x, y  dengan x , y   .
Kompleks Ditulis : z  x, y  .
 merupakan bilangan yang berbentuk x  iy dengan x , y  
dan i  0,1   1 .
Ditulis : z  x  iy .

Jika z  x, y   x  iy maka

x  Re z  = bagian riil z,
y  Im z  = bagian imajiner z,
i = satuan imajiner dan i 2  1 .

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bilangan kompleks yaitu
1. C = himpunan bilangan kompleks

1
1. Bilangan Kompleks

= z z  x  iy , x, y   & i 2  1 . 
2. Jika Re z   0 dan Im z   0 maka z dinamakan bilangan imajiner murni.

3. Jika Re z   0 dan Im z   0 maka z merupakan bilangan riil.


4. Kesamaan bilangan kompleks.
Misalkan z1  x1  iy1 dan z 2  x2  iy 2 .

z1  z 2 jika dan hanya jika x1  x2 dan y1  y 2 .

Contoh 1 a. z  10  2i
Re z   10 dan Im z   2 .
b. z  i
Re z   0 dan Im z   1. □□

1.2 Bidang Kompleks


Bilangan kompleks merupakan pasangan berurut x, y , sehingga secara geometri

dapat disajikan sebagai titik x, y  pada bidang kompleks (bidang xy), dengan sumbu x

(sumbu riil) dan sumbu y (sumbu imajinair). Selain itu, bilangan kompleks

z  x  iy  x, y  juga dapat disajikan sebagai vektor dalam bidang kompleks dengan titik
pangkal pada titik asal dan ujung vektor merupakan titik x, y  .
y (sumbu imajinair)

• z  ( x, y )  x  iy

O x (sumbu riil)

Gambar 1. Bidang kompleks

1.3 Operasi Aljabar


Operasi aljabar pada bilangan kompleks sesuai dengan operasi aljabar pada bilangan
riil.
Operasi Aljabar Misalkan z1  x1  iy1 dan z 2  x2  iy 2 .
pada bilangan a. Penjumlahan : z1  z 2  x1  x2   i  y1  y2 
kompleks b. Pengurangan : z1  z 2  x1  x2   i  y1  y2 
c. Perkalian :

2
1. Bilangan Kompleks

z1 z 2  x1  iy1  x2  iy 2 


 x1 x 2  y1 y 2   i x1 y 2  x 2 y1 
d. Pembagian :
z1 x x  y1 y 2 x y x y
 z1 z 21  1 22  i 2 21 1 2 2 , z 2  0
x2  y 2 x2  y 2
2
z2

Perlu diperhatikan :
1.  z ( negatif z ).
Jika z  x  iy maka  z   x  iy .

1
2. z 1  ( kebalikan z )
z
x y
Jika z  x  iy maka z 1  i 2 .
x y
2 2
x  y2
Sifat Operasi a. Hukum komutatif
Aljabar z1  z 2  z 2  z1
z1 z 2  z 2 z1
b. Hukum asosiatif
z1  z 2   z3  z1  z 2  z3 
z1 z 2  z3  z1 z 2 z3 
c. Hukum distributif
z1 z 2  z 3   z1 z 2  z1 z 3
d. Elemen netral dalam penjumlahan ( 0  0  0 i )

z 0  0 z  z
e. Elemen netral dalam perkalian ( 1  1  0 i )

z .1  1. z  z

1.4 Modulus dan Bilangan Kompleks Sekawan


Penyajian bilangan kompleks sebagai vektor dapat digunakan untuk mengembangkan
konsep nilai mutlak bilangan riil pada bilangan kompleks.

Definisi  Modulus (nilai mutlak) z  x  iy didefinisikan sebagai bilangan


modulus
(nilai mutlak) riil non negatif x 2  y 2 dan ditulis sebagai

Modulus z = z = x2  y2 .

3
1. Bilangan Kompleks

Secara geometri, z menyatakan jarak antara titik x, y  dan titik asal.

Misalkan z1  x1  iy1 dan z 2  x2  iy 2 . Jarak antara z1 dan z 2 didefinisikan dengan

z1  z 2  x1  x2 2   y1  y 2 2 .
Selanjutnya, persamaan z  z 0  R menyatakan bilangan kompleks z yang bersesuaian

dengan titik-titik pada lingkaran dengan pusat z 0 dan jari-jari R.

Definisi bilangan  Bilangan kompleks sekawan dari z  x  iy didefinisikan


kompleks sekawan sebagai bilangan kompleks z  x  iy .

Secara geometri, bilangan kompleks sekawan z  x  iy dinyatakan dengan titik x, y 


dan merupakan pencerminan titik x, y  terhadap sumbu riil.

Contoh 2 a. 3  4i  32  (4) 2  5 .

b. z  3  3i  2 menyatakan lingkaran dengan pusat z 0  3,3


dan jari-jari R  2 .
c. Jika z  3  4 i maka z  3  4 i . □□

Sifat Modulus dan a. z1 z 2  z1 z 2


Bilangan Kompleks
Sekawan b. Re z   Re z   z

c. Im z   Im z   z

z1 z
d.  1
z2 z2

e. zz
f. z  z

g. z1  z 2  z1  z 2

h. z1  z 2  z1  z 2

i. z1 z 2  z1 z 2

 z 1  z1
j.   
 z2  z2

4
1. Bilangan Kompleks

zz zz
k. Re z   , Im z  
2 2i

zz  z
2
l.

m. Pertidaksamaan Segitiga : z1  z 2  z1  z 2

n. z1  z 2  z1  z 2

o. z1  z 2  z1  z 2

p. z1  z 2    z n  z1  z 2    z n .

1.5 Bentuk Kutub


Bentuk kutub Bilangan kompleks z  x  iy dapat disajikan dalam koordinat
bilangan kompleks kutub r,  .
Misalkan x  r cos dan y  r sin  maka
z  x  iy dapat dinyatakan dalam bentuk kutub
z  r cos  i r sin   r cos  i sin  
 r cis 
dengan

r = modulus (nilai mutlak) z = z = x2  y2 .


 = argumen dari z = arg z
y
= arc tg , x  0.
x

y • z = x+ iy
r
θ

Nilai argumen dari z (arg z) tidak tunggal tetapi merupakan kelipatan 2 (sesuai dengan
kuadran dimana titik z berada). Sedangkan, nilai utama (principal value) dari arg z ditulis
Arg z dengan    Arg z   adalah tunggal.

Jelas, arg z  Arg z  2n , n  0,  1,  2,  . Perlu diperhatikan bahwa :


z  r cos  i sin   z  r cos  i sin  
 r cis  r cis   

arg z   arg z  

5
1. Bilangan Kompleks

Operasi aljabar Misalkan z1  r1 cos1  i sin 1  dan z 2  r2 cos 2  i sin  2 


bentuk kutub dan dengan r1  z1 , r2  z 2 , arg z1  1 , arg z 2   2 .
sifat argumen a. Perkalian
z1 z 2  r1r2 cis 1   2 
 z1 z 2 cis 1   2 
arg z1 z 2  arg z1  arg z 2 .

b. Pembagian z 2  0
z1 r1 z
 cis 1   2   1 cis 1   2  .
z 2 r2 z2
z1
arg  arg z1  arg z 2 .
z2
i
c. Invers sebarang bilangan kompleks z  r e yaitu

z 1   cis    .
1 1
z r
1
arg   arg z .
z

(1  i ) (1  i 3 )
Diketahui z  . Tentukan bentuk kutub dari z dan z .
Contoh 3 1 i
Penyelesaian :
Menggunakan sifat argumen diperoleh :
 
( 2 cis ) (2 cis )
z 4 3  2 cis      3   2 cis     .
   
3 4 3 4   6
2 cis
4
 
z  2 cis   . □□
6

Selain dalam bentuk umum z  x  iy dan bentuk kutub z  r cos  i sin  , bilangan
kompleks z juga dapat dinyatakan dalam bentuk eksponen.

Bentuk Bentuk eksponen bilangan kompleks z  x  iy yaitu


eksponen i
z  re
i
dengan e  cos  i sin  dinamakan rumus Euler.

Operasi i 1 i 2
Misalkan z1  r1 e dan z 2  r2 e .

6
1. Bilangan Kompleks

aljabar a. Perkalian
bentuk i 1 i  2 i (   2 )
eksponen z1 z 2  r1 r2 e e  r1 r2 e 1
b. Pembagian
z1 r1 i (1   2 )
 e
z 2 r2
i
c. Invers sebarang bilangan kompleks z  r e yaitu

1 1  i
z 1   e
z r

i
Misalkan z  r e , maka menggunakan aturan pangkat seperti pada
Bentuk
pangkat bilangan riil diperoleh
i n i n
z n  (r e )  rn e , n  0,  1,  2, 

i  n i n
Rumus Jika r  1 , maka bentuk pangkat di atas menjadi z n  ( e ) e ,
Moivre i  n i n
atau ( e ) e , n  0,  1,  2,  . Selanjutnya dapat ditulis dalam

bentuk (cos   i sin  ) n  cos n  i sin n yang disebut Rumus Moivre .

1.6 Bentuk Akar


Bentuk Misalkan z  r cis  , akar pangkat n dari bilangan kompleks z ditulis
akar 1
z n atau n z . Jika diberikan bilangan kompleks z  0 dan n bilangan
1
bulat positif, maka diperoleh n buah akar untuk z n yaitu

   2k   2k 
z  n r cos  i sin , k  0, 1, 2, , (n  1) .
k  n n 

Secara geometri, n buah akar tersebut merupakan titik-titik sudut segi n

beraturan pada suatu lingkaran dengan pusat titik O dan jari-jari n r .

7
1. Bilangan Kompleks

Tentukan semua akar dari 3  8i dan gambarkan akar-akar tersebut


Contoh 4
dalam bidang kompleks.

Penyelesaian :
8 
Misalkan z  8 i , maka r  z  8 dan   arctg  ,
0 2

   
   2k   2k 
z  3  8 i  3 8 cos 2  i sin 2  , k  0, 1, 2.
k 3 3
 
 

Sehingga diperoleh
   
   
3 2 2    
z  8 cos  i sin   2cos ( )  i sin(  )  3  i .
0 3 3   6 6 

 
   
z  2 cos ( )  i sin( )  2 i .
1  2 2 

 7 7 
z  2 cos ( )  i sin( )   3 i .
2  6 6 
y
2 z1

x . □□

z2 z0

Ringkasan

Bilangan kompleks z  x  iy mempunyai bentuk kutub z  r cis  , dan bentuk


i
eksponen z  r e , dengan   arg z .

8
1. Bilangan Kompleks

2. FUNGSI ANALITIK
Fungsi f(z) disebut analitik di titik z0 apabila f (z ) ada di semua titik
pada suatu lingkungan z0. Untuk menguji keanalitikan suatu fungsi kompleks w
= f(z) = u (x,y) + iv (x,y) digunakan persamaan Cauchy – Riemann. Sebelum
mempelejari persamaan Cauchy-Riemann akan diperkenalkan terlebih dahulu
pengertian tentang limit fungsi dan turunan fungsi pada bilangan kompleks.
Oleh karena itu, setelah membaca Bab 2, mahasiswa diharapkan dapat
 Mengerti definisi fungsi analitik
 Menghitung nilai limit dari fungsi kompleks
 Menentukan kekontinuan fungsi
 Mencari turunan fungsi
 Menentukan fungsi analitik dan fungsi harmonik

2.1 Fungsi Peubah Kompleks

9
1. Bilangan Kompleks

Definisi Misalkan S himpunan bilangan kompleks. Fungsi kompleks f pada S


adalah aturan yang mengawankan setiap z  S dengan biangan
kompleks w.
Notasi w = f(z).
Dalam hal ini, S disebut domain dari f dan z dinamakan variabel
kompleks.

Misalkan w = u + iv adalah nilai fungsi f di z = x + iy, sehingga


u + iv = f(x + iy).
Masing-masing bilangan riil u dan v bergantung pada variabel riil x dan y, sehingga
f(z) dapat dinyatakan sebagai pasangan terurut dari variabel riil x dan y, yaitu
f(z) = u(x,y) + iv(x,y).
Jika koordinat polar r dan θ pada x dan y digunakan, maka
u + iv = f(reiθ),
dimana w = u + iv dan z = reiθ. Sehingga f(z) dapat ditulis menjadi
f(z) = u(r,θ) + iv(r,θ).

Contoh 1 Misalkan w = f(z) = z2 +3z.


Tentukan u dan v serta hitung nilai dari f pada z = 1 + 3i. Nyatakan juga u
dan v dalam bentuk polar.
Penyelesaian:
Misal z = x + iy, sehingga
f ( z )  f ( x  iy )  ( x  iy ) 2  3( x  iy )  x 2  3x  y 2  i(2 xy  3 y)

Jadi u  x 2  3x  y 2 dan v  2 xy  3 y .

Untuk z = 1 + 3i maka f ( z )  f (1  3i)  (1  3i) 2  3(1  3i)  5  15i .


Jadi u(1,3) = -5 dan v(1,3) = 15.
Jika koordinat polar digunakan dimana z = reiθ, maka
f ( z )  f (re i )  (re i ) 2  3(re i )  r 2 e 2i  3re i
 r 2 cos 2  ir 2 sin 2  3r cos   3ir sin 
 r 2 cos 2  3r cos   i (r 2 sin 2  3r sin  )

Jadi u  r 2 cos 2  3r cos  dan v  r 2 sin 2  3r sin  .

2.2 Pemetaan / Transformasi

10
1. Bilangan Kompleks

Sifat-sifat dari fungsi bernilai riil dapat dilihat dari grafik fungsinya. Tetapi
untuk w = f(z), dimana w dan z bilangan kompleks, tidak ada grafik yang
menyatakan fungsi f karena setiap bilangan z dan w berada di bidang bukan di
garis bilangan.

Definisi Korespondensi antara titik-titik di bidang-z dengan titik-titik


Transformasi
di bidang-w disebut pemetaan atau transformasi dari titik-

titik di bidang-z dengan titik-titik di bidang w oleh fungsi f.

Pemetaan dapat berupa:


 Translasi / pergeseran
 Rotasi / perputaran
 Refleksi / pencerminan
Sebagai contoh, pemetaan
 w = z + 1 = (x+1) +iy, dimana z = x + iy, mentranslasikan / menggeser setiap
titik z satu satuan ke kanan.
  
 w  iz  r exp i   , dimana z = reiθ dan i = eiπ/2, merotasi / memutar
 2 
setiap titik taknol z ke kanan dari pusatnya berlawanan arah jarum jam.
 w  z  x  iy merefleksikan / mencerminkan setiap titik z = x + iy pada sumbu
riil.
2.3 Limit
Secara umum definisi limit dalam kompleks sama dengan definisi limit pada bilangan

riil dalam kalkulus. Kalau pada bilangan riil bila x mendekati x0 hanya mendekati sepanjang

garis riil sedangkan pada bilangan kompleks bila z mendekati z0 akan mendekati dari semua

arah dalam bidang kompleks.

Definisi Limit lim f ( z)  w0 dibaca “limit f(z) untuk z menuju z0 sama


z  z0

dengan w0 “, dan didefinisikan sebagai berikut:


lim f ( z )  w0    0   0  0  z  z 0   berlaku
z  z0

11
1. Bilangan Kompleks

f ( z)  w0   .

Secara geometri definisi di atas mengatakan bahwa untuk setiap lingkungan- dari

w0, yaitu |w - w0|<  ada suatu lingkungan- dari z0, yaitu 0 < |z - z0| < 

sedemikian sehingga setiap titik z pada image w berada pada lingkungan-.

Perhatikan Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1

Dalam hal ini


 Jika limit tersebut ada, maka limitnya tunggal
 z mendekati z0 dari berbagai arah atau lintasan
 Jika untuk lintasan yang berbeda, nilai f(z) untuk z menuju z0 berbeda maka
lim f ( z) tidak ada
z z0

 f(z) tidak disyaratkan terdefinisi di z = z0

12
1. Bilangan Kompleks

Contoh 2 iz i
Misalkan f ( z )  , z  1 . Buktikan lim f ( z )  .
2 z 1 2
Bukti:
Ambil ε > 0 sebarang. Pilih   2  z  1   berlaku

i iz i i ( z  1) i z 1 1 z 1
f ( z)      
2 2 2 2 2 2
z 1  2
   
2 2 2
i
Jadi untuk setiap z dan  positif berlaku f ( z )    bila
2

0  z  1  2 , lihat gambar 2.

i
Sehingga menurut definisi limit terbukti lim f ( z )  .
z 1 2

Gambar 2

Contoh 3 z
Misalkan f ( z )  . Buktikan lim f ( z ) tidak ada.
z z0

Bukti:
Akan ditunjukkan nilai limit dengan lintasan yang berbeda.
 Pendekatan sepanjang sb-x positif, dalam hal ini y = 0.
x  iy x  i.0
lim f ( z )  lim  lim  lim 1  1 .
z 0 ( x , y )( 0 , 0 ) x  iy ( x , 0 ) x  i.0 x 0

 Pendekatan sepanjang sb-y positif, dalam hal ini x = 0.


x  iy 0  i. y
lim f ( z )  lim  lim  lim  1  1 .
z 0 ( x , y )( 0 , 0 ) x  iy ( 0, y ) 0  i. y y 0

13
1. Bilangan Kompleks

 Pendekatan sepanjang garis y = x.


x  iy x  i.x x(1  i) 1  i
lim f ( z )  lim  lim  lim  .
z 0 ( x , x ) ( 0 , 0 ) x  iy x  0 x  i.x x  0 x(1  i) 1  i
Karena pendekatan sepanjang arah yang berbeda menghasilkan
nilai yang tidak sama maka lim f ( z ) tidak ada.
z0

Teorema 1 Andaikan f(z) = u(x,y) + iv(x,y), z0 = x0 + iy0 , ω0 = u0 + iv0 maka


lim f ( z )  0  lim u( x, y)  u0 dan lim v( x, y)  v0
z  z0 ( x , y ) ( x0 , y 0 ) ( x , y ) ( x 0 , y 0 )

Bukti:
(  ) Misalkan lim u ( x, y )  u 0 dan lim v( x, y )  v0 , artinya
( x , y )  ( x0 , y 0 ) ( x , y )  ( x0 , y 0 )


  0 1 ,  2  u  u 0  ,0  ( x  x 0 ) 2  ( y  y 0 ) 2   1
2

v  v0  ,0  ( x  x0 ) 2  ( y  y 0 ) 2   2
2
Pilih   min( 1 ,  2 ) .
Karena
(u  iv)  (u0  iv 0 )  (u  u0 )  i(v  v0 )  u  u0  v  v0
dan
( x  x0 ) 2  ( y  y0 ) 2  ( x  x0 )  i( y  y0 )  ( x  iy )  ( x0  iy 0 )
 
maka (u  iv )  (u 0  iv 0 )     bila
2 2
0  ( x  iy )  ( x0  iy 0 )   .
Jadi lim f ( z)  0 .
z  z0

() Misalkan lim f ( z)  0 , artinya


z  z0

  0  (u  iv)  (u0  iv0 )   bila 0  ( x  iy )  ( x0  iy 0 )   .


Perhatikan bahwa
u  u 0  (u  u 0 )  i (v  v0 )  (u  iv )  (u 0  iv 0 )
v  v0  (u  u 0 )  i (v  v0 )  (u  iv )  (u 0  iv 0 )
dan
( x  iy )  ( x0  iy 0 )  ( x  x0 )  i( y  y0 )  ( x  x0 ) 2  ( y  y0 ) 2
Sehingga u  u0   dan v  v0   bila
0  ( x  x0 ) 2  ( y  y 0 ) 2   .
Jadi lim u ( x, y )  u 0 dan lim v ( x, y )  v 0 .
( x , y )  ( x0 , y 0 ) ( x , y )  ( x0 , y 0 )

14
1. Bilangan Kompleks

Teorema 2 Andaikan lim f ( z)  A , lim g ( z)  B maka


z  z0 z  z0

 lim  f ( z)  g ( z)  A  B .
z  z0

 lim f ( z) g ( z)  AB .
z  z0

f ( z) A
 lim  .
z  z0 g ( z) B

2.4 Limit Tak Hingga dan Limit di Tak Hingga

Kadang-kadang suatu bidang kompleks memuat titik di tak hingga.Bidang


kompleks yang memuat titik tersebut disebut bidang kompleks yang diperluas.

Jika z0 dan w0 titik-titik pada bidang z dan w, maka


Teorema 3
1
1) lim f ( z )   jhj lim 0
z  z0 z  z0 f ( z )

1
2) lim f ( z )  w0 jhj lim f    w0
z  z 0
z
1
3) lim f ( z )   jhj lim 0
z  z 0 f (1 / z )
Bukti:
1
1) Misalkan lim f ( z )   , artinya   0  f ( z )  bila
z  z0 
0 < |z – z0| < δ ............…………………………………..(#).
1
Akan dibuktikan lim  0.
z  z0 f ( z )

Titik w = f(z) berada di suatu lingkungan-ε ,yaitu |w| > 1/ε


dari ∞ bila z ada di lingkungan 0 < |z – z0| < δ dari z0.
Sehingga persamaan (#) dapat ditulis menjadi
1
 0   bila 0 < |z – z0| < δ.
f ( z)
1
Jadi lim  0.
z  z0 f ( z )

2) Misalkan lim f ( z )  w0 ,
z 

artinya   0  f ( z)  w0   bila |z| >1/δ.............(*).


1
Akan dibuktikan lim f    w0 .
z 0
z
Pada persamaan (*) rubah z dengan 1/z, maka akan

15
1. Bilangan Kompleks

1
diperoleh f    w0   bila 0 < |z – 0| < δ.
z
1
Jadi lim f    w0 .
z 0
z
3) Misalkan lim f ( z)   ,
z 

1
artinya   0  f ( z )  bila |z| > 1/δ ……………....(**).

1
Akan dibuktikan lim  0.
z 0 f (1 / z )
Pada persamaan (**) rubah z dengan 1/z, maka akan
1
diperoleh  0   bila 0 < |z – 0| < δ.
f (1 / z )
1
Jadi lim  0.
z 0 f (1 / z )

2.5 Kekontinuan
Definisi Kontinu Fungsi f(z) dikatakan kontinu di z = z0 jika
 lim f ( z ) ada
z z 0

 f(z0) ada
 lim f ( z )  f ( z 0 )
z  z0

Dengan kata lain f(z) kontinu di z = z0 jika


lim f ( z )  f ( z 0 )    0   0  z  z 0   berlaku
z  z0

f ( z)  f ( z0 )   .

Fungi kompleks f(z) dikatakan kontinu pada region D jika f(z) kontinu pada tiap

titik z dalam D. Misalkan f(z) = u(x,y) + iv(x,y) kontinu di z0 = x0 + iy0 ,

 u(x,y) dan v(x,y) kontinu di (x0,y0) 

lim u ( x, y )  u ( x 0 , y 0 ) dan lim v ( x, y )  v ( x 0 , y 0 ) .


( x , y )  ( x0 , y 0 ) ( x , y ) ( x0 , y0 )

Sifat-sifat fungsi 1) Fungsi konstan kontinu pada bidang kompleks


kontinu
2) Jika f dan g kontinu pada daerah D maka

16
1. Bilangan Kompleks

a) f+g kontinu

b) f-g kontinu

c) f.g kontinu

d) f/g kontinu kecuali di z 0  D sehingga g(z0) = 0.

2.6 Turunan
Definisi Turunan Turunan fungsi f di z0, ditulis dengan f ( z 0 ) didefnisikan
sebagai berikut:
f ( z 0  z )  f ( z 0 )
f ( z 0 )  lim jika limitnya ada.
z 0 z
d
Notasi untuk turunan f di z adalah f ( z )  f ( z) .
dz

Aturan turunan pada bilangan riil berlaku juga pada bilangan kompleks.

Aturan d
1. (c )  0
Turunan dz
d
2. ( z)  1
dz
3.
d
c( f ( z )  cf ( z )
dz
d n
4. ( z )  nz n 1 , z  0, n  
dz
5.
d
 f ( z )  g ( z )  f ( z )  g ( z )
dz
6.
d
 f ( z ) g ( z )  f ( z ) g ( z )  f ( z ) g ( z )
dz
d  f ( z )  f ( z ) g ( z )  f ( z ) g ( z )
7. 
dz  g ( z )  g ( z )2

Contoh 4 Tentukan turunan dari fungsi berikut:


1. f(z) = (2z2 + i)5
( z  i)
2. f ( z )  pada i
z i

17
1. Bilangan Kompleks

Penyelesaian :
1. Dengan menggunakan aturan turunan (4) dan aturan rantai
diperoleh f ( z )  5(2 z 2  i) 4 .4 z  20 z (2 z 2  i) 4 .
2. Dengan menggunakan aturan turunan (7) diperoleh
f ( z ) g ( z )  f ( z ) g ( z ) 1( z  i)  ( z  i)1 2i
f ( z )   
g ( z) 2
z  i 2
( z  i) 2
Sehingga untuk z = i diperoleh
2i 2i 1
f (i )   2   i.
(i  i ) 2
4i 2

Aturan Misalkan f mempunyai turunan di z0, dan g mempunyai turunan di


Rantai f(z0). Maka fungsi F(z) = g[f(z)] mempunyai turunan di z0, dan
F ( z0 )  g[ f ( z0 )]. f ( z0 ).
Dengan kata lain, jika w = f(z) dan W = g(w) = F(z), maka
menurut aturan rantai
dW dW dw
 .
dz dw dz

Contoh 5 Tentukan turunan dari fungsi f(z) = (2z2 + i)5 dengan

menggunakan aturan rantai!

Penyelesaian:

Misalkan w = 2z2 + I dan W = w5. Maka menurut aturan rantai

dW dW dw
 = (5w4)(4z) = 20z(2z2 + i)4.
dz dw dz

2.7 Persamaan Cauchy – Riemann

Persamaan Cauchy – Riemann merupakan persamaan yang sangat penting

pada analisis kompleks. Karena persamaan ini digunakan untuk menguji

keanalitikan suatu fungsi kompleks w = f(z) = u (x,y) + iv (x,y).

18
1. Bilangan Kompleks

Definisi Persamaan Fungsi f dikatakan analitik pada domain D jika dan hanya
Cauchy - Riemann
jika turunan parsial pertama dari u dan v memenuhi

persamaan Cauchy – Riemann, yaitu

ux  vy u y  v x

u u v v
dengan u x  uy  vx  vy  .
x y x y

Misalkan f(z) = z2 = x2 – y2 + 2ixy.


Contoh 6
Apakah f(z) analitik untuk semua z ?
Penyelesaian :
f(z) analitik jika memenuhi persamaan Cauchy – Riemann,
ux  vy u y  v x .

Perhatikan bahwa
u = x2 – y2 dan v = 2xy. Maka ux = 2x = vy dan uy = -2y = -vx. Karena
memenuhi persamaan C-R maka f analitik untuk semua z.

Teorema 4 Misalkan f(z) = u (x,y) + iv (x,y) terdefinisi dan kontinu di suatu

lingkungan dari z = x + iy dan mempunyai turunan di z maka ux ,

vy , uy , vx ada dan memenuhi persamaan Cauchy - Riemann

ux  vy u y  v x .

Teorema 5 Jika dua fungsi kontinu yang bernilai riil u(x,y) dan v(x,y)

mempunyai turunan parsial pertamanya kontinu dan memenuhi

persamaan Cauchy – Riemann dalam domain D maka fungsi

kompleks f(z) = u (x,y) + iv (x,y) analitik di D.

19
1. Bilangan Kompleks

Contoh 7 Apakah f(z) = z3 analitik?

Penyelesaian

Perhatikan bahwa

u = x3 – 3xy2 dan v = 3x2y – y3. Maka ux = 3x2 – 3y2 = vy dan

uy = -6xy = -vx. Karena memenuhi persamaan C-R maka f analitik

untuk semua z.

2.8 Fungsi Analitik


Definisi Fungsi Fungsi f(z) disebut analitik (atau holomorfik atau reguler atau
Analtik
monogenik) di titik z0 apabila f’(z) ada di semua titik pada

suatu lingkungan z0.

Teorema 5 Misal f(z) = u(x,y) + iv(x,y). Andaikan


i. ux , vy , uy , vx kontinu di semua titik dalam lingkungan
tertentu N dari titik z0
ii. persamaan Cauchy- Riemann u x  v y u y  v x berlaku

di setiap titik di N
maka f(z) analitik di z0.

Contoh 8 Buktikan f(z) = | z | 2 tidak analitik


Bukti:
Karena f hanya mempunyai turunan di z = 0 atau f’(z) tidak
ada pada persekitaran z = 0.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
 Jika f(z) analitik pada setiap titik di himpunan S maka f(z) analitik pada S.
 Jika f(z) analitik di seluruh bidang kompleks maka f(z) fungsi menyeluruh
/fungsi utuh (entire function).
 Daerah keanalitikan (region of analycity) bagi f adalah keseluruhan titik pada
bidang datar yang membuat f analitik.

20
1. Bilangan Kompleks

Contoh 9 z3  z 1
Misalkan f ( z )  . Apakah f(z) analitik?
z2 1

Penyelesaian:

f’(z) ada di semua z kecuali di z2 + 1 = 0 atau z = ± i. Jadi

f(z) analitik kecuali di z = ± i.

Definisi Titik Titik z0 dinamakan titik singular bagi f jika dan hanya jika
Singular
f gagal menjadi analitik pada z0 tetapi setiap lingkungan z0

memuat paling sedikit satu titik yang membuat f analitik.

Contoh 10 2z  1
Misalkan f ( z )  . Tentukan titik singular dari f dan
z3  z

tentukan dimana saja f(z) analitik!

Penyelesaian:

f’(z) ada di semua z kecuali di z3 + z = 0 atau di z = 0

dan di z = ± i . Sehingga titik singular dari f adalah di

z = 0 dan di z = ± i. f(z) analitik di semua z

kecuali di z3 + z = 0 atau di z = 0 dan di z = ± i .

2.9 Fungsi Harmonik


Definisi Fungsi Fungsi riil H(x,y) yang mempunyai turunan parsial orde 1
Harmonik dan 2 yang kontinu dan memenuhi persamaan Laplace
H xx ( x, y )  H yy ( x, y )  0 disebut fungsi Harmonik.

Contoh 11 Misalkan u(x,y) = x2 – y2 dan v(x,y) = 2xy. Apakah u dan v

fungsi harmonik?

Penyelesaian:

21
1. Bilangan Kompleks

Perhatikan bahwa:

ux = 2x vx = 2y uxy = 0 vxy = 2

uy = -2y vy = 2x uyx = 0 vyx = 2

uxx = 2 vxx = 0 uyy = -2 vyy = 0

Karena ux = 2x = vy , uy = -2y = -vx , uxx + uyy = 2 + (-2) = 0

dan vxx + vyy = 0 + 0 = 0 dimana u dan v memenuhi

persamaan Laplace maka u dan v fungsi harmonik.

Definisi Fungsi Misalkan f(z) = u + iv. v disebut fungsi harmonik sekawan


Harmonik Sekawan
dari u jika u fungsi harmonik dan v fungsi harmonik.

Contoh 12 Misalkan u(x,y) = y3 – 3x2y. Tentukan fungsi harmonik

sekawan dari u.

Penyelesaian:

ux = -6xy dan uy = 3y2 – 3x2. Menurut persamaan cauchy –

Riemann diperoleh -6xy = ux = vy.

Sehingga v( x, y )   (6 xy)dy  3xy 2  h( x) ……….(1)

atau vx = -3y2 + h’(x).

Syarat persamaan Cauchy – Riemann yang kedua harus

dipenuhi, yaitu uy = -vx. Sehingga


3 y 2  3 x 2    3 y 2  h( x ) 
3 y 2  3 x 2  3 y 2  h( x )
..........…………………………(2)
h ( x)  3 x 2
h( x)   3 x 2 dx  x 3  c

Dari (1) dan (2) diperoleh

22
1. Bilangan Kompleks

v(x,y) = -3xy2 + x3 + c yang merupakan fungsi harmonik

sekawan dari u.

Contoh 13 
Misalkan v  x 2  y 2 2
. Apakah fungsi tersebut harmonik?

Jika ya, tentukan fungsi analitik sekawan dari

f(z) = u (x,y) + iv (x,y).

Penyelesaian:

Akan diselidiki apakah v merupakan fungsi harmonik atau

bukan.

Perhatikan bahwa:

vx = 2(x2 – y2 )2x = 4x3 – 4xy2

vy = 2(x2 – y2 )(-2y) = -4x2 + 4y3

vxx = 12x2 – 4y2 dan vyy = -4x2 + 12y2 .

vxx dan vyy kontinu pada semua z, tetapi tidak memenuhi

persamaan Laplace, yaitu

vxx + vyy = 8x2 + 8y2 = 8(x2 +y2 ) ≠ 0. Jadi v bukan fungsi

harmonik.

Soal – soal Latihan


1
1. Tuliskan fungsi f ( z)  z  ,z  0 kedalam bentuk f(z) =
z
u(r,θ) + iv(r,θ).

2. Misalkan a dan b konstanta kompleks. Gunakan definisi limit untuk


membuktikan

23
1. Bilangan Kompleks

a) lim (az  b)  az 0  b
z  z0

b) lim ( z 2  b)  z 0  b
2
z  z0

3. Buktikan teorema 2 pada bagian 2.3


4. Gunakan induksi matematika untuk membuktikan lim z n  z 0 dimana n
n
z  z0

bilangan asli.

5. Tentukan f (z ) pada persamaan

a) f ( z )  (1  4 z 2 ) 3

(1  z 2 ) 4
b) f ( z )  ,z  0
z2
z2
 bila z  0 . Buktikan
6. Misalkan u dan v bilangan riil dan misalkan f ( z )   z

0 bila z0

bahwa fungsi tersebut memenuhi persamaan Cauchy – Riemann pada z =


(0,0).

24

Anda mungkin juga menyukai