Skenario Diare New
Skenario Diare New
Keluarga 1 :
Kakek : “Lhaiyo, mangan masakanmu mau kae to, ndelok iki aku dadi
mencret.” (nada tinggi)
Istri muda : “Yaudah,ayo periksa wae laa mas, marake repot wae.”
Cucu : “Lho.. lho, iki enten menopo nggeh mbah ? kok pada ribut to?”
Istri muda : “Ini lho mbah mu sambet lara weteng, mosok jarene mergo
masakanku.”
Cucu : “Oalah, kok bisa sih mbah ? emang simbah masak menopo nggeh?”
Kakek : “Aduhhhh uwis menengo to, weteng lagi lara iki, ayo melu ke rumah
sakit wae.”
Kemudian keluarga 1 pergi ke rumah sakit terdekat. Di depan pintu rumah sakit terdapat
seorang cleaning service yang sedang mengepel lantai. Kakek beserta keluarganya
terlihat kebingungan untuk mendaftar karena sangat ramai. Cucu menghampiri seorang
cleaning service untuk menanyakan cara mendaftar dan mendapatkan antrian.
Cucu : “Permisi mbak, ini tempat mendaftarnya disebelah mana ya, lalu cara
mendaftarnya bagaimana ya mbak ?.”
Cleaning service : “Oh, ini masuk saja dek, terus belok kiri nanti ada mbak petugasnya.
Kalau cara pendaftaran saya kurang tau, coba ditanyakan kepada
petugas adminnya saja dek.” (nada pelan)
Petugas : “Ini nomer antriannya, silahkan tunggu diruang poli umum, nanti
akan dipanggil oleh perawat yang sedang bertugas.”
Datanglah keluarga 2 yang juga ingin mendaftarkan anaknya yang sedang sakit
Mama : “Sabar ya nak, papamu baru mendaftar dan mau mengambil nomor
antriannya.”
Beberapa menit kemudian, papanya membawa nomor antrian dan menunggu giliran
untuk dipanggil oleh petugas perawatnya.
Papa : “Tunggu ya nak .. sedikit lagi nomor antriannya udah dipanggil kok.”
Kakek : “iki loh, weteng ku lara, mencret terus uwis loro dino “.
Dokter pun merasa kebingungan dengan omongan kakek yang menggunakan bahasa
jawa, sedangkan dokter sendiri tidak bisa bahasa jawa.
Isti muda : “jadi Begini dok, suami saya sudah BAB selama 2 hari. Dan sebelum
kesini saya
sudah lebih dari lima kali BAB, dok. Dan dalam bentuk cairan dok.”
Istri muda : “ mas, panjengan maem opo? Kok iso koyo ngono ?”.
Istri muda :” “Makanan biasa yang dikonsumsi setiap hari tetapi kemarin makan
masakan saya yang pedes dok.”
Dokter : “Baik, pak, bu, saya akan meresepkan obat untuk membantu
mengurangi diare bapak.” (sambil menulis resep)
“Ini resepnya (sambil memberikan resep kepada pasien), resepnya
nanti dijelaskan sama perawat ya, pak, bu.”
Setelah menerima resep tersebut mereka pun pindah ke samping ruang periksa dan
menemui perawat untuk di jelaskan resep tersebut. Setelah beberapa saat menunggu,
perawat pun keluar dan menjelaskan resep yang diberikan oleh dokter kepada pasien
dan istri muda pasien.
Perawat : “Selamat pagi, pak, bu. Dokter memberikan resep obat oralit, tapi ibu
bisa membuatnya di rumah.”
Perawat : “Pertama, sediakan satu sendok teh gula, garam seperempat sendok
teh, air hangat yang sudah dimasak 1 gelas. Kemudian campur gula,
garam dalam air hangat, lalu diaduk sampai larut dan merata.”
Perawat : “Ibu bisa memberikan bapak minum oralit saat mengalami diare atau
mencret yang ditandai dengan buang air besar lebih dari tiga kali
sehari dengan tinja yang encer. Bapak bisa meminum oralit bersama
dengan makan makanan seperti biasa. Berikan secara sedikit demi
sedikit dengan sendok teh. Jangan diberikan sekaligus.”
Istri muda : “ kae mas, dikrungukake, inggih maturnuwun njih mbak perawat.”
Akhirnya mereka pun keluar dari ruang periksa dan pulang menuju ke rumah. Resep
yang diajarkan perawat pun dipraktekkan oleh istri muda demi kesehatan suaminya
tercinta untuk cara penanganan diare.
Setelah beberapa menit berlalu, perawat pun menanggil adek yoslin untuk ke ruang
periksa. Adek yoslin ditemani mamanya sedangkan papanya menunggu diluar.
Mama : “ Huss, anak mama ga boleh kasar kaya gitu, ntar dimarahi papa loh”.
Mama : “Anakku sayang, yang ramah dong bicara sama dokternya. Di sekolah
udah diajarin 3S kan? .”
Kemudian dokter memulai pengkajian tentang sakit perut yang dialami si anak, diduga si
anak menderita penyakit diare dan dikhawatirkan si anak akan menghilakan cairan
tubuh banyak jika tidak ditangani segera.
Anak : “ Perutku sakit dokter, aku BAB terus ga berhenti-henti, capek tauk bolak-
balik WC terus.” (sambil memegang perut)
Mama : “gini, dok. Jadi dia pulang sekolah udah mengeuh sakit perut, sampai 3 hari
sakit perutnya ga sembuh dan BABnya saya liat encer dok. Saya takutnya anak saya sakit
diare.
Dokter : " Iya bisa duga begitu buk , anak ibu menderita sakit diare. Lebih lengkapnya
silakan ibu sama adek duduk dimeja samping, nanti ada perawat yang akan menjelaskan
tentang diare, terutama pada adek yaa.”
Mama : “ baik dok . “
Setelah mereka duduk dikursi samping, kemudian datanglah perawat berparas cantik
ramah, menyapa mereka.
Perawat : “ selamat pagi ibu, adek. Perkenalkan saya suster cornellya, disini saya akan
mendemostrasikan bagaimana mengenali diare dan cara penganganannya. Sebelumnya,
adek cantik ini, namanya siapa? “ (nada ceria)
Perawat : “ Baik,sekarang kita nonton video kartun tentag diare yukk dek.”
Mereka pun menonton video stimulasi tentang bagaimna mengenali diare dan cara
penganganani diare itu sendiri. Si anak pun tampak antusias terhadap video yang
diputarkan perawat itu. Si anak tampak mengangguk-anggukkan kepalanya tanda bahwa
dia megerti tentang video yang diputar oleh perawat.
Perawat : “ Nah, videonya udah selesai, tadi harus ngapain aja dek ?”
Perawat pun tampak senang dengan respon si anak yang sangat antusias ketika
menjawab pertanyaan dari perawat itu. Kemudian perawat berbicara kepada sang
ibunya untuk membuatkan larutan oralit untuk sang anak, supaya tidak kehilangan
cairan tubuh yang banyak. Karena bila kehilangan cairan tubuh dalam jumlah yang
banyak dapat menyebabakan dehidrasi berat dan menimbulkan kematian.
Perawat : “ Baik bu, tadi ibu juga sudah melihat cara membut cairan oralit. Cukup
mudah tinggal ibu larutkan garam dan gula kedalam air dan ibu minumkan kepada sang
anak dengan takaran 1,2 liter dalam 6 gelas per 24 jam, yaa buk. “
Mama : “ Baiklah sus,saya mengerti. Terimakasih ya sus, saya permisi dulu sus .”
Kemudian mereka keluar dari ruang periksa dan menghampiri papanya untuk pulang
kerumah. Setelah dirumah mereka pun mempraktekkan apa yang dikatakan dokter dan
perawat tadi. Berangsur-angsur kondisi si anak membaik.
Jadi kesimpulan dari roleplay ini, kami ingin menyampaikan pesen tentang bagaimana
cara mengatasi diare pada usia lansia dan usia anak 10 tahun. Disini peran perawat
sangatlah penting dalam mengatasi berbagai sikap, respon yang berbeda terhadap
pasien yang berbeda umur.