DI RUANG JALAK
Oleh :
Kelompok 4
D-III KEPERAWATAN
LEMBAR PENGESAHAN PERSETUJUAN
( Halusinasi )
Menyetujui,
Kepala Ruangan
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan proposal terapi aktivitas kelompok yang berjudul
Stimulasi Persepsi Sensori: Halusinasi dengan lancar dan tepat waktu.
Penulisan dan penyajian proposal ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek
Keperawatan Jiwa serta memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu keperawatan
khususnya keperawatan jiwa.
Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.Untuk itu dalam
kesempatan ini,penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Halusinasi ........................................................................................... 4
B. TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) .................................................... 7
A. Klien................................................................................................... 11
B. Tujuan ................................................................................................ 11
C. Pengorganisasian................................................................................ 12
A. Kesimpulan ........................................................................................ 42
B. Saran .................................................................................................. 43
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
social. Salah satu gangguan hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah
yang dapat ditemukan pada klien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala
gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori persepsi yaitu merasakan
Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang
diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Dr. Radjiman
menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktifitas Kelompok
tentang Halusinasi.
1
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
lain
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Terapi Aktifitas Kelompok?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan proposal ini adalah untuk memnuhi tugas mata
2
2. Tujuan Khusus
D. Metodelogi
kegiatan berdiskusi dan Tanya ajwab serta bermain peran atau simulasi yang
dilakukan klien dibantu dengan semua pihan yang terlibat dalam Terapi Aktifitas
Kelompok.
3
BAB II
KONSEP TEORI
A. Halusinasi
1. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah kesalahan persepsi yang berasal dari lima panca indera yaitu
merespon pada realitas klien tidak dapar membedakan rangsangan internal dan
eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan, klien tidak mampu
memberi respon secara akurat sehingga tampak berlak yang sukar dimengerti dan
2. Penyebab Halusinasi
a. Faktor predisposisi
b. Fase Presipitasi
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah
4
3. Tanda dan Gejala
Gejala klinis:
4) Bicara lambat
Gejala Klinis:
1) Cemas
2) Konsentrasi menurun
Gejala klinis:
petunjuk)
Gejala klinis:
5
3) Tidak mampu mengendalikan diri
4. Klasifikasi
a) Halusinasi Pendengaran
listrik, atau gema, mungkin juga suara yang berbicara langsung kepada pasien
b) Halusinasi Penglihatan
temporalis dan derilium, tetapi dapat juga terjadi pada skizofrenia dan psikosis
fungsional lainnya.
c) Halusinasi Penciuman
pada pasien yang dapat mencium aroma gas beracun yang dipompa ke dalam
d) Halusinasi Peraba
Meliputi perasaan disentuh seperti ditusuk kawat atau jarum suntik yang
e) Halusinasi Pengecapan
6
B. TAK (Terapi Aktifitas Kelompok)
1. Definisi
mengatasi identitas hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapI terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan
realita. Klien dapat membeedakan rangsangan internal dan eksternal dan tidak
membedakan antar lamunan dan kenyataan. Tidak mampu berespon secara akurat
sehingga tempat perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Dapat
b. Model komunikasi
7
Tujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan social
verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus dipahami
orang lain.
c. Model interpersonal
tingkah laku anggota lain. Terapis bekerja dengan individu dan kelompok,
anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui proses ini,
d. Model Psikodarma
berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
8
b. Tujuan Khusus:
2) Memusatkan perhatian
5) Mengemukakan perasaannya
Menurut Yalom dikutip oleh Stuart dan Sundeen 1995, fase-fase dalam
a. Pre kelompok
dan keuangan.
b. Fase awal
1) Orientasi
9
2) Konflik
3) Kebersamaan
c. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan postif dan
sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang
kreatif.
d. Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
c. Sebagai fasilitator
d. Sebagai observer
10
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN
A. Klien
1. Karakteristik Klien
sensori:halusiansi
b. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku
2. Proses seleksi
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
orang lain
11
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
C. Pengorganisasian
1. Waktu Pelaksanaan
a. Tim Terapi
b. Tugas Terapi
1) Tugas Leader
memperkenalkan dirinya
12
2) Tugas Co. Leader
aktifitas pasien
kegiatan
3) Tugas fasilitator
kegiatan
melaksanakan kegiatan
4) Tugas Observer
c. Setting Tempat
13
Gambar Setting Tempat
L CL
O
P P
F F
P P
Keterangan gambar:
L : LEADER P : PASIEN
CL : CO LEADER F : FASILITATOR
O : OBSERVER
a. Media
Spidol
Papan tulis/whiteboard/flipchart
b. Metode
14
4. Kriteria Hasil
a. Evaluasi Struktur
mestinya.
b. Evaluasi Proses
c. Evaluasi Hasil
15
5. Antisipasi Masalah
Memanggil klien
klien lain
telah dipilih
Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
D. Proses Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi : halusinasi
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
16
Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
b. Evaluasi/ validasi
c. Kontrak
3. Tahap kerja
yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari
klien dari sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat klien.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang
biasa didengar
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
17
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Tindak lanjut
18
TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
1. Spidol
2. Papan tulis/whiteboard/flipchart
D. Metode
2. Bermain peran/simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
19
2. Orientasi
a. Salam teraupetik
b. Evaluasi/validasi
3. Kontrak
Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
c. Tahap kerja
whiteboard
20
Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
2) Tindak lanjut
halusinasi
1. Evaluasi
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi , kemampuan yang
21
Kemampuan mengenal halusinasi
halusinsi halusinasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolo nama klien
waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda () jika klien mampu dan
2. Dokumentasi
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
22
Sesi 2: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
B. Setting
C. Alat
D. Metode
2. Bermain peran/simulasi
E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam teraupetik
b. Evaluasi/validasi
23
Terapis mennaykan pengalaman halusinasi yang terjadi: Isi, waktu,
c. Kontrak
mengontrol halusinasi
3) Tahap kerja
kan giliran
24
Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien
mengahrdik halusinasi
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
b) Tindak Lanjut
harian klien
berikutnya
1. Evaluasi
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
sebagai berikut:
25
Sesi 2:
Menyebutkan Menyebutkan
halusinasi menghardik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
26
nya, car menhardik halusinasi, dan memperagakannya. Beri
tanda jika klien mampu dan tanda jika kalian tidak mampu.
2. Dokumentasi
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
A. Tujuan
munculnya halusinasi
B. Setting
C. Alat
2. Pulpen
D. Metode
E. Langkah Kegiatan
27
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam teraupetik
b. Evaluasi/validasi
halusinasi
c. Kontrak
3) Tahap Kerja
28
Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
b) Tindak lanjut
bercakap-cakap
1. Evaluasi
29
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Askep yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
Sesi 3 TAK
Menyebutkan
Menyebutkan Memperagakan
Nama
Menyusun dua cara
No
kegiatan yang kegiatan yang
Klien
jadwal kegiatan mengontrol
biasa dilakukan biasa dilakukan
halusinasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
30
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yan ikut TAK pada kolom nama klien
2. Dokumentasi
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti TAK stimulasi
halusinasi.
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
31
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi
E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam Teraupetik
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
bercakap-cakap
32
3) Tahap kerja
halusinasi
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
TAK
sudah dilatih
33
b) Tindak lanjut
bercakap-cakap
1. Evaluasi
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
34
Sesi 4: TAK
Menyebutkan
halusinasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
35
jadwal percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi.
Beri tanda jika klien mampu, dan tanpa jika klien tidak
mampu.
2. Dokumentasi
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap cakap dengan perawat dan klien
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
D. Metode
36
E. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
a. Salam teraupetik
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak
3) Tahap kerja
37
Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat,
whiteboard
secara bergiliran
(cacat di whiteboard)
(cacat di whiteboard)
kejadian halusinasi/kambuh
4) Tahap terminasi
a) Evaluasi
38
Terapis menanykan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
b) Tindak lanjut
mengontrol halusinasi
1. Evaluasi
obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir
39
Sesi 5: TAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien
obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda jika
40
2. Dokumentasi
manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh), anjurkan
41
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalias yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama
Model Komunikasi
Model Interpersonal
Model psikodrama
Tujuan Khusus:
Memusatkan perhatian
Mengemukakan perasaannya
42
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Pendidikan
43
DAFTAR PUSTAKA
Keliat , Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta: EGC
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3.
Jakara: EGC.
44