Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI

DI RUANG JALAK

RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Oleh :

Kelompok 4

1. Bintoro Krisdyanto (201701010)


2. Endah Melati Suci (201701015)
3. Fauziah Zain Muttaqin (201701018)
4. Herlin Yuli Astuti (201701022)
5. Herlina Dika Setyarini (201701023)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG PRODI VI PONOROGO

D-III KEPERAWATAN
LEMBAR PENGESAHAN PERSETUJUAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Laporan yang berjudul : Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi Persepsi Sensori

( Halusinasi )

Disusun Oleh : Kelompok 4

Program Studi : D3 Keperawatan

Lawang, September 2019

Menyetujui,

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

Heru Pranoto Hadi, S.Kep, Ns Agung Eko Hartanto, S.Kep,Ns.M.kep

Kepala Ruangan

Heru Pranoto Hadi, S.Kep, Ns

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan proposal terapi aktivitas kelompok yang berjudul
Stimulasi Persepsi Sensori: Halusinasi dengan lancar dan tepat waktu.

Penulisan dan penyajian proposal ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek
Keperawatan Jiwa serta memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu keperawatan
khususnya keperawatan jiwa.

Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.Untuk itu dalam
kesempatan ini,penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Direktur Rumah Sakit Jiwa dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang


2. Kepala Bidang Perawatan RSJ dr.Radjiman Wediodiningrat Lawanng.
3. Dosen dan Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan Jiwa Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang Prodi Keperawatan Kampus VI Ponorogo
4. Kepala Ruang Jalak RSJ dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang beserta Seluruh
Perawat Ruangan
5. Rekan-rekan mahasiswa kelompok 4

Usaha untuk dapat menyelesaikan proposal ini telah dilaksanakan semaksimal


mungkin. Namun tentunya masih banyak kekurangannya,oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Lawang, 30 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan dan Persetujuan Laporan Kerja Praktik ........................ i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................................ iii

BAB I: Pendahuluan ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
D. Metodelogi ......................................................................................... 3

BAB II: Konsep Teori .................................................................................... 4

A. Halusinasi ........................................................................................... 4
B. TAK (Terapi Aktifitas Kelompok) .................................................... 7

BAB III: Rencana Pelaksanaan ...................................................................... 11

A. Klien................................................................................................... 11
B. Tujuan ................................................................................................ 11
C. Pengorganisasian................................................................................ 12

BAB IV: Penutup ........................................................................................... 42

A. Kesimpulan ........................................................................................ 42
B. Saran .................................................................................................. 43

Daftar Pustaka ................................................................................................ 44

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) : Sosialisasi TAK adalah upaya

memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan

social. Salah satu gangguan hubungan social pada pasien gangguan jiwa adalah

Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi, merupakan salah satu masalah keperawatan

yang dapat ditemukan pada klien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala

gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori persepsi yaitu merasakan

sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidung.

Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang

diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan

asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan

Terapi Aktifitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan

mengontrol halusinasi yang dialaminya.

Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Dr. Radjiman

Wediodiningrat Lawang, khususnya pada Ruang Jalak sebagian besar pasien

menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktifitas Kelompok

tentang Halusinasi.

Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi adalah terapi yang

menggunakan aktifitas yang menggunakan aktifitas mempersepsikan berbagai

stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk di diskusikn

1
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau

alternatif penyelesaian masalah.

Dalam terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi halusianasi dibagia

menjadi 5 sesi, yaitu:

1) Sesi I : Klien mengenal halusinasi

2) Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

3) Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan minum obat teratur

4) Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap – cakap dengan orang

lain

5) Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara melakuka aktifitas yang terjadwal

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Terapi Aktifitas Kelompok?

2. Apa saja model terpai aktivitas kelompok?

3. Apa tujuan dari TAK stimulasi persepsi halusinasi?

4. Apa saja tahap-tahap dalam terapi aktivitas kelompok?

5. Bagaimana peran perawat dalam terapi aktivitas kelompok?

6. Bagaimana rencana pelaksaan terapi aktivitas kelompok?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan proposal ini adalah untuk memnuhi tugas mata

kuliah Keperawatan Jiwa dengan judul “Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Stimulasi Persepsi Sensori: Halusinasi”

2
2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui pengertaian Terapi Aktivitas Kelompok

b) Untuk mengetahui model dari aktifitas kelompok

c) Untuk mengetahui tujuan dari stimulasi persepsi halusinasi

d) Untuk mengetahui tahap-tahap dalam terapi aktifitas kelompok

e) Untuk mengetahui peran perawat dalam terapi aktifitas kelompok

f) Untuk mengetahui rencana pelaksanaan terapi aktifitas kelompok

D. Metodelogi

Kelompok menggunakakn metodologi Terapi Aktifitas Kelompok berupa

kegiatan berdiskusi dan Tanya ajwab serta bermain peran atau simulasi yang

dilakukan klien dibantu dengan semua pihan yang terlibat dalam Terapi Aktifitas

Kelompok.

3
BAB II
KONSEP TEORI

A. Halusinasi
1. Definisi Halusinasi

Halusinasi adalah kesalahan persepsi yang berasal dari lima panca indera yaitu

pendengaran, penglihatan, peraba, pengecap dan penghidu ( Struat&Laria, 2005).

Menurut Keliat (2006) halusinasi merupakan ketidakmampuan klien menilai dan

merespon pada realitas klien tidak dapar membedakan rangsangan internal dan

eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan, klien tidak mampu

memberi respon secara akurat sehingga tampak berlak yang sukar dimengerti dan

mungkin menakutkan (Keliat, 2006).

2. Penyebab Halusinasi

a. Faktor predisposisi

1) Biologis ( ganggguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf psat

dapat menimbulkan gangguan realita)

2) Psikologis ( Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat

mempengaruhi respons psikologis klien)

3) Sosial Budaya ( kemiskinan, knflik sosial budaya (perang, kerusuhan,

bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai strees.

b. Fase Presipitasi

Secara umum klien dengan gangguan halusinai timbul gangguan setelah

adanya hubungan yag bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,

putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah

koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).

4
3. Tanda dan Gejala

Berikut ini merupakan gejala klinis berdasarkan halusinasi:

a. Tahap 1: Halusinasi bersifat tidak menyenangkan

Gejala klinis:

1) Tertawa tidak sesuai

2) Menggerakkan bibit tanpa bicara

3) Gerakan mata cepat

4) Bicara lambat

5) Diam dan pikiran dipenuhi sesuatu yang mengasikkan

b. Tahap 2: Halusinasi bersifat menjijikkan

Gejala Klinis:

1) Cemas

2) Konsentrasi menurun

3) Ketidakmampuan membedakan nyata dan tidak nyata

c. .Tahap 3: Halusinasi bersifat mengendalikan

Gejala klinis:

1) Cenderung mengikuti halusinasi

2) Kesulitan berhubungan dengan orang lain

3) Perhatian atau konsentrasi menrun dan cepat berubah

4) Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti

petunjuk)

d. Tahap 4:Halusinasi bersifat menaklukkan

Gejala klinis:

1) Pasien mengikuti halusinasi

2) Tidak mampu mengikuti perintah nyata

5
3) Tidak mampu mengendalikan diri

4) Beresiko mencederai diri, orang lain da lingkungan

4. Klasifikasi

Halusinasi patologis pada dasarnya dikelompokkan berdasarkan modalitas

sensorik yang terkena yaitu:

a) Halusinasi Pendengaran

Meliputi suaru bising, seperti suara mesin yang beroperasi, dengungan

listrik, atau gema, mungkin juga suara yang berbicara langsung kepada pasien

(orang kedua) atau berbicara tentang pasien.

b) Halusinasi Penglihatan

Dapat singkat namun terbagi-bagi (misalnya sorotan atau cahaya),

membentuk objek atau bahkan gambaran berkilau atau kompleks. Halusinasi

penglihatan terutama disebbakan oleh penyakit organik, seperti epilepsi lobus

temporalis dan derilium, tetapi dapat juga terjadi pada skizofrenia dan psikosis

fungsional lainnya.

c) Halusinasi Penciuman

Halusinasi sederhana terhadap parfum atau aroma benda terbakar, seperti

pada pasien yang dapat mencium aroma gas beracun yang dipompa ke dalam

ruangan oleh orang yang dianggap akan menyerang mereka.

d) Halusinasi Peraba

Meliputi perasaan disentuh seperti ditusuk kawat atau jarum suntik yang

menyakitkan ke dalam tubuh

e) Halusinasi Pengecapan

Termasuk merasakan racun didalam makanan

6
B. TAK (Terapi Aktifitas Kelompok)

1. Definisi

Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah aktifitas membantu anggotannya untuk

mengatasi identitas hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang

adaptif (Struat and Sundeen, 1998).

Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah salah satu upaya untuk memfasilitasi

psikoterapI terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau dan

meningkatkan hubungan antar anggota.

Halusinasi adalah ketidakmampuan klien untuk menilai dan berespon terhadap

realita. Klien dapat membeedakan rangsangan internal dan eksternal dan tidak

membedakan antar lamunan dan kenyataan. Tidak mampu berespon secara akurat

sehingga tempat perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Dapat

diambil kesimpulannya bahwa halusinasi merupakan respon seseorang terhadap

rangsangan yang tidak nyata (Struat dan Sundeen, 1998).

2. Model Terapi Akrifitas Kelompok

a. Focal conflict model

Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus

pada kelompok individu. Tugas leader adalah membantu kelompok

memahami konflik dan membantu kelompok memahami konflik dan

membantu penyelesaian masalah. Misal adanya perbedaan pendapat antar

anggota, bagaimana masalah ditanggapi anggota dan leader mengarahkan

alternative penyelesaian masalah.

b. Model komunikasi

Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak

efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas.

7
Tujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan social

anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi yang

efektifitas antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa perlu

adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab

terhadap apa yang di ucapkan,kemudian pada semua jenis : verbal, non

verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus dipahami

orang lain.

c. Model interpersonal

Tingkah laku (pikiran,perasaan,dan tindakan) digambarkan mellaui

hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga

menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat dari

tingkah laku anggota lain. Terapis bekerja dengan individu dan kelompok,

anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui proses ini,

tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan dipelajari.

d. Model Psikodarma

Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk

berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang

lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat

memainkan peran sesuai peristiwa yang pernah di alami.

3. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk membantu klien yang mengalami kemunduran orientasi,

menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan aafektif

serta mengurangi perilaku mal adaptif

8
b. Tujuan Khusus:

1) Meningkatkan kemampuan orientasi realita

2) Memusatkan perhatian

3) Meningkatkan kemampuan intelektual

4) Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain

5) Mengemukakan perasaannya

4. Tahap – Tahap Terapi Aktifitas Kelompok

Menurut Yalom dikutip oleh Stuart dan Sundeen 1995, fase-fase dalam

terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :

a. Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, mernecanakan, siapa yang menjadi

leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan,

proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber-sumber

yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkinkan biaya

dan keuangan.

b. Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu

orientasi, konflik, atau kebersamaan.

1) Orientasi

Anggota mulai mengembangkan system social masing-masing,

dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil

kontrak dengan anggota.

9
2) Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai

memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran

anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.

3) Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi maslaah, anggota

mulai menemukan siapa dirinya.

c. Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan postif dan

negative dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,

bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan

menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh

sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang

kreatif.

d. Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin

mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

5. Peran Perawat dalam Terapi aktivitas Kelompok

a. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok

b. Sebagai leader dan co leader

c. Sebagai fasilitator

d. Sebagai observer

e. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

10
BAB III

RENCANA PELAKSANAAN

A. Klien

1. Karakteristik Klien

a. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan persespi

sensori:halusiansi

b. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku

agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.

c. Klien dapat diajak bekerjasama (kooperatif)

2. Proses seleksi

a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.

d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan

tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam

kelompok.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yaitu klien mampu mengontrol halusinasi yang dialaminya

2. Tujuan Khusus

a. Klien dapat mengenal halusinasi

b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

c. Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan

d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan

orang lain

11
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

C. Pengorganisasian

1. Waktu Pelaksanaan

Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada:

 Hari, tanggal : Senin , 2 September 2019

 Waktu : 16:00 – 16.30 WIB

 Tempat : Ruang Jalak

2. Tim Terapi dan Tugasnya

a. Tim Terapi

1) Leader: M. : Bintoro Krisdyanto

2) Co. Leader : Herlina Dika Setyarini

3) Fasilitator I : Herlin Yuli Astuti

4) Fasilisator 2 : Endah Melati Suci

5) Observer : Fauziah Zain Muttaqin

b. Tugas Terapi

1) Tugas Leader

 Membuka acara TAK

 Membuka tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas

kelompok sebelum kegiatan dimulai

 Memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan

memperkenalkan dirinya

 Memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib

 Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok

 Menjelaskan aturan permainan

12
2) Tugas Co. Leader

 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang

aktifitas pasien

 Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

 Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan

kegiatan

 Membantu memimpin jalannya kegiatan

 Menggantikan leader jika terhalang tugas

3) Tugas fasilitator

 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah

kegiatan

 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk

melaksanakan kegiatan

 Membimbing kelompok selama permainan diskusi

 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

4) Tugas Observer

 Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada

format yang tersedia).

 Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan,

proses hingga penutupan.

c. Setting Tempat

1) terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2) tempat tenang dan nyaman.

13
Gambar Setting Tempat

L CL
O

P P

F F

P P

Keterangan gambar:

L : LEADER P : PASIEN

CL : CO LEADER F : FASILITATOR

O : OBSERVER

3. Metode dan Media

a. Media

 Spidol

 Papan tulis/whiteboard/flipchart

b. Metode

 Diskusi dan tanya jawab

 Bermain peran atau simulasi

14
4. Kriteria Hasil

a. Evaluasi Struktur

 Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan

memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

 Posisi tempat dilantai menggunakan tikar

 Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan

 Alat yang digunakan dalam kondisi baik

 Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana

mestinya.

b. Evaluasi Proses

 Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

 Leader mampu memimpin acara.

 Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

 Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

 Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung

jawab dalam antisipasi masalah.

 Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada

kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

 Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

c. Evaluasi Hasil

Diharapkan 75% dari kelompok mampu:

 Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat

 Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas

15
5. Antisipasi Masalah

a. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas

 Memanggil klien

 Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau

klien lain

b. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin

 Panggil nama klien

 Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

c. Bila klien lain ingin ikut

 Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang

telah dipilih

 Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti

oleh klien tersebut

 Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak

memberi pesan pada kegiatan ini.

D. Proses Pelaksanaan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori

persepsi : halusinasi

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

 Salam dari terapis kepada klien

16
 Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

 Menanyuakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)

b. Evaluasi/ validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu

mengenal suara-suara yang didengar.

2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.

 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta

izin pada terapis

 Lama kegiatan 30 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesaI

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-

suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi

terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.

b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi

yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari

klien dari sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat klien.

Hasilnya tulis di whiteboard.

c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik

d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang

biasa didengar

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

17
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan

perasaannya jika terjadi halusinasi.

c. Kontrak yang akan datang

 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi

 Menyepakati waktu dan tempat

Pasien peserta TAK sebagai berikut:

NO NAMA MASALAH KEPERAWATAN

18
TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

Sesi 1: Mengenal Halusinasi

A. Tujuan

1. Klien dapat mengenal halusinasi

2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi

3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi

4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

B. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Tempat tenang dan nyaman

C. Alat

1. Spidol

2. Papan tulis/whiteboard/flipchart

D. Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Bermain peran/simulasi

E. Langkah kegiatan

1. Persiapan

 Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan

sensori persepsi: halusinasi

 Membuat kontrak dengan klien

 Mempersiapkan alat dan tempat perteuan

19
2. Orientasi

a. Salam teraupetik

 Salam dari terapis kepada klien

 Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

 Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

3. Kontrak

a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

mengenal suara-suara yang didengar

b. Terapis menjelaskan aturan main berikut.

 Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin

kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

c. Tahap kerja

 Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal

suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu

terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi

 Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan

terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat

terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang sebelah kanan, secara

berurutan sampai semua klien mendapat giliran. Hasil nya ditulis di

whiteboard

 Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik

20
 Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari

suara yang biasa didengar

d. Tahap terminasi

1) Evaluasi

 Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

2) Tindak lanjut

Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi,

dan perasaannya jika terjadi halusinasi

3) Kontrak yang akan datang

 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol

halusinasi

 Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

Evaluasi dilakuakn saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi , kemampuan yang

diharapkan adalah mengenal halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan

perasaan saat terjadinya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut:

21
Kemampuan mengenal halusinasi

No Nama Menyebut isi Menyebut waktu Menyebut Menyebut

Klien Halusinasi terjadi halusinasi situasi terjadi perasaan saat

halusinsi halusinasi

Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petunjuk:

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolo nama klien

2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,

waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda () jika klien mampu dan

tanda  jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi

persepsi:halusinasi sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi

(menyuruh memukul), (waktu pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri),

perasaan (kesal dan geram). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang

timbul dan menyampaikan kepada perawat.

22
Sesi 2: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik

A. Tujuan

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi

halusinasi

2. Klien dapat memahami cara menhardik halusinasi

3. Klien dpaat memperagakan cara menghardik halusinasi

B. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan

2. Ruangan nyaman dan tenang

C. Alat

1. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/flipchart

2. Jadwal kegiatan klien

D. Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Bermain peran/simulasi

E. Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam teraupetik

 Salam dari terapis kepada klien

 Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

 Terapis mennaykan perasaan klien saat ini

23
 Terapis mennaykan pengalaman halusinasi yang terjadi: Isi, waktu,

situasi, dan perasaan

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara

mengontrol halusinasi

2) Menjelaskan aturan main, yaitu:

 Jika ada klien yan ingin meninggalkan kelompok, harus minta

izin pada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap kerja

 Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada

saat mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi

sampai semua klien mendapat giliran

 Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

 Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan

menghardik halusinasi saat halusinasi muncul

 Terapis memperagakan cara menghardikhalusinasi yaitu: “pergi

jangan ganggu saya”, “saya mau bercakap-cakap dengan...”

 Terapis meminta masing-masingklien memperagakan cara

mengahrdik halusinasi dimulai dari klien di sebelah kiri terapis

berurutan seararah jarum jam sampai semua peserta mendapat

kan giliran

24
 Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien

bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan

mengahrdik halusinasi

4) Tahap terminasi

a) Evaluasi

 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b) Tindak Lanjut

 Terapis menganjurkan klien untuk menerpakan cara yang

telah dipelajari jika halusinasi muncul

 Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan

harian klien

c) Kontrak yang kan datang

 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK

yang berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi

dengan melakukan kegiatan

 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK

berikutnya

F. Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap

kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan

TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, Kemampuan yang

diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik. Formulir evaluasi

sebagai berikut:

25
Sesi 2:

Stimulasi Persepsi: Halusinasi

Kemampuan mengahrdik halusinasi

Aspek yang dinilai

Menyebutkan Menyebutkan

cara yang selama cara mengatasi Memperagakan


Nama Menyebutkan
No ini digunakan halusinasi mengharik
Klien efektifitas cara
mengatasi dengan halusinasi

halusinasi menghardik

Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petunjuk:

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemmapuan menyebutkan: cara

yang biasa yang digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifa

26
nya, car menhardik halusinasi, dan memperagakannya. Beri

tanda jika klien mampu dan tanda  jika kalian tidak mampu.

2. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klein saat TAK pada

catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi

persepsi: halusinasi sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik

halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul, kusus

pada mlam hari (buat jadwal).

Sesi 3: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

A. Tujuan

1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah

munculnya halusinasi

2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasinya

B. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan

2. Ruangan nyaman dan tenang

C. Alat

1. Jadwal kegiatan harian

2. Pulpen

3. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart

D. Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Bermain peran/simulasi dan latihan

E. Langkah Kegiatan

27
1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2

b. Mempersiapakn alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam teraupetik

 Salam dari terapis kepada klien

 Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

 Terapis menanyakan keadaan klien saat ini

 Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari

 Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara mengahrdik

halusinasi

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya

halusinasi dengan melakukan kegiatan

2) Menjelaskaan aturan main berikut:

 Jika klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta

izin kepada terpis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setia klienmengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap Kerja

 Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-

hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur

akan mencegah munculnya halusinasi.

28
 Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa

dilakukan sehari-hari, dan tulis di whiteboard

 Terapis membagikanformulir jadwal kegiatan harian. Terapis

menulis formulir yang sama di whiteboard

 Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal

kegiatan harian, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien

menggunkana formulir, terapis menggunakan whiteboard

 Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang tealah disusun

 Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang

usdah selesai membuat jadwal dan memperagakan kegiatan

4) Tahap terminasi

a) Evaluasi

 Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun

jadwal kegiatan dan memperagakannya

 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b) Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol

halusinasi, yaitu mengahrdik dan melakukan kegiatan kelompok

c) Kontrak yang akan datang

 Terapis memebuat kesepakatan dengan klien untuk TAK

berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan

bercakap-cakap

 Terapis membuat kesepakan waktu dan tempat

F. Evaluasi dan dokumentasi

1. Evaluasi

29
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Askep yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan

yang diharapakan adalah klien meelkaukan kegiatan harian untuk mencegah

timbulnya halusinasi.Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 3 TAK

Stimulais Persepsi Halusinasi

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

Aspek yang dinilai

Menyebutkan
Menyebutkan Memperagakan
Nama
Menyusun dua cara
No
kegiatan yang kegiatan yang
Klien
jadwal kegiatan mengontrol
biasa dilakukan biasa dilakukan
halusinasi

Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

30
Petunjuk:

1) Tulis nama panggilan klien yan ikut TAK pada kolom nama klien

2) Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan meyebutkan

kegiatan yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan,

menyusun jadwal kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara

mencegah halusinasi. Beri tanda  jika klien mampu dan tanda 

jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mengikuti TAK stimulasi

persepsi: halusiansi sesi 3. Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan

menyususn jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah

halusinasi.

Sesi 4: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-Cakap

A. Tujuan

1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk

mencegah munculnya halusinasi

2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

B. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

C. Alat

1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart

2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

31
D. Metode

1. Diskusi kelompok

2. Bermain peran/simulasi

E. Langkah Kegiatan

1. Persiapan

 Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi

 Terapis membuat kontrak dengan klien 3

 Memepersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam Teraupetik

 Salam terapis kepada klien

 Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

 Menanyakan perasaan klien saat ini

 Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang

telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan

terarah) untuk mencegah halusinasi

c. Kontrak

1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan

bercakap-cakap

2) Terapis menjelaskan aturan main berikut

 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

meminta izin kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

32
3) Tahap kerja

 Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan

orang lain untuk mengontrol dan mencegah dan mencegah

halusinasi

 Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa

dan bisa diajak bercakap-cakap

 Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pebicaraan

yang biasa dan bisa dilakukan

 Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi

muncul “ suster, ada suara ditelinga, saya mau ngobrol

tentang kapan saya boleh pulang”.

 Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan

dengan orang ide sebelahnya

 Berikan pujian atas keberhasilan klien

 Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran

4) Tahap terminasi

a) Evaluasi

 Terapis menanykan perasaan klien setelah mengikuti

TAK

 Terapis menanykan TAK mengontrol halusinasi yang

sudah dilatih

 Memberikan ppujian atas keberhasilan kelompok

33
b) Tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol

halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, dan

bercakap-cakap

c) Kontrak yang akan datang

 Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK

berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi

dengan patuh minum obat

 Terapis menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

tujuan TAK. Untuk stimulasi persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang

diharapkan adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap. Formulir

evaluasi sebai berikut:

34
Sesi 4: TAK

Stimulasi Persepsi: halusinasi

Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

Aspek yang dinilai

Menyebutkan

Menyebutkan Menyusun tiga cara


Nama Memperagakan
No orang yang biasa jadwal mengontrol dan
Klien percakapan
diajak bicara percakapan mencegah

halusinasi

Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petunjuk:

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2) Untuk tiap klien, beri penilaian kemmapuan menyebutkan orang

yang bisa dajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun

35
jadwal percakapan, menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi.

Beri tanda  jika klien mampu, dan tanpa  jika klien tidak

mampu.

2. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi

persepsi halusinasi sesi 4. Klin belum mampu secara lancar bercakap-cakap

dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap cakap dengan perawat dan klien

lain diruang perawat.

Sesi 5: Megontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

A. Tujuan

1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat

2. Klien memahamiakibat tidak patuh minum obat

3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat

B. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam liingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

C. Alat

1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart

2. Jadwal kegiatan harian

3. Beberapa contoh adat

D. Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Melengkapi jadwal harian

36
E. Langkah Kegiatan

1. Persiapan

 Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4

 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam teraupetik

 Salam dari terpis kepada klien

 Terapis dan klien memakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

 Menanyakan perasaan klien saat ini

 Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi

setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,

menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap)

c. Kontrak

1) Terapis menejelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan

patuh minum obat

2) Menjelaskan aturan main berikut

 Jika klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

memakai izin kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap kerja

 Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu

mencegah kambuh karena obat memberi perasaan tenang,

dan memperlambat kambuh

37
 Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat,

yaitu penyebab kambuh

 Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang

dimakan dan waktu memakannya. Buat daftar di

whiteboard

 Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat,

benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat,

benar cara minum obat, benar dosis obat

 Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat,

secara bergiliran

 Berikan pujian pada klien yang benar

 Mendiskusikan perasaan klien sebelum teratur minum obat

(cacat di whiteboard)

 Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat

(cacat di whiteboard)

 Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah

satu cara mencegah halusinasi/kambuh

 Menjelaskan akibat/kerugian tidak path minum obat, yaitu

kejadian halusinasi/kambuh

 Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh

minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat

 Memberi pujian tiap kali klien benar

4) Tahap terminasi

a) Evaluasi

38
 Terapis menanykan perasaan klien setelah mengikuti

TAK

 Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi

yang sudah dipelajari

 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan klien

b) Tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan empat cara

mengontrol halusinasi, yaitu melakukan kegiatan harian,

bercakap-cakap, dan patuh minum obat

c) Kontrak yang akan datang

 Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk

mengontrol halusinasi

 Buat keseapakatan baru untuk TAK yang lain sesuai

dengan indikasi klien

F. Evaluasi dan dokumentasi

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Askep yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi sesi 5,

kemampuan klien yang diharapkan adalah menyebutkan 5 benar cara minum

obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir

evaluasi sebagai berikut.

39
Sesi 5: TAK

Stimulasi persepsi: halusinasi

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

Menyebutkan 5 Menyebutkan Menyebutkan

benar cara minum keuntungan tidak atuh


No Nama Klien
obat miinum obat minum obat

Mampu Tidak Mampu Tidak Mampu Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petunjuk:

1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

klien

2) Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan

menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum

obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda  jika

klien mampu dan tanda  jika klien tidak mampu

40
2. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengkikuti sesi 5, TAK stimulasi

persepsi halusinasi. Kien mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat,

manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh), anjurkan

klien minum obat dengan cara yang benar.

41
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalias yang dilakukan

perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama

(Budi Anna Keliat, 2005).

Model Terapi Aktifitas Kelompok:

 Focal Confilct Model

 Model Komunikasi

 Model Interpersonal

 Model psikodrama

Tujuannya adalah untuk membantu klien yang mengalami

kemunduranorientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir

dan afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif.

Tujuan Khusus:

 Meningkatkan kemampuan orientasi realita

 Memusatkan perhatian

 Meningkatkan kemampuan intelektual

 Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain

 Mengemukakan perasaannya

42
B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literature dalam

pembuatan prosedur serta bisa sebagai pedman dalam melakukan terapi

aktivitas kelompok yang tepat

2. Bagi Pendidikan

Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih

baik dalam pembuatan proposal selanjutnya.

43
DAFTAR PUSTAKA

Keliat , Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta: EGC

Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3.

Jakara: EGC.

44

Anda mungkin juga menyukai