Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KINERJA ORGANISASI BADAN PELAYANAN

PERIJINAN TERPADU KOTA SEMARANG (Studi Kasus pada


Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan)

Oleh :
Mona Agisa Widia Gutama, Hesti Lestari, Sundarso, Nina Widowati

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman : http// www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id
ABSTRAK
Keberhasilan suatu pemerintahan dapat dilihat dari kualitas pelayanan yang
diterima masyarakat. Tingkat kualitas pelayanan tergantung pada kinerja birokrasi
sebagai penyelenggara pelayanan publik. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
merupakan organisasi publik yang menyelenggarakan pelayanan perijinan dalam satu
pintu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja BPPT Kota Semarang yang
difokuskan pada kinerja Bidang Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan
serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pencapaian kinerja.
Penilaian kinerja dilihat dari lima dimensi yaitu produktivitas, orientasi kualitas
pelayanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas, sedangkan faktor
pendukung dan penghambat dilihat dari sumber daya manusia, sarana prasarana,
sistem informasi manajemen dan budaya kerja. Penelitian ini menggunakan
pendekatan diskriptif kualitatif dengan informan pegawai BPPT Kota Semarang dan
masyarakat pengguna pelayanan. Hasil penelitian ini menunjukan kinerja Bidang
Perijinan Kesejahteraan Rakyat dan Lingkungan belum optimal, masih ditemukan
beberapa masalah pada dimensi produktivitas, orientasi kualitas pelayanan,
responsivitas dan responsibilitas, baru indikator akuntabilitas yang berkategori baik,
selain itu terbatasnya sumber daya manusia, sarana prasarana dan budaya kerja yang
kurang baik menjadi faktor penghambat pelaksanaan kinerja. Saran yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kinerja, yaitu menciptakan koordinasi dan kerjasama
yang baik dengan tim teknis, menetapkan hasil Survei Kepuasan Masyarakat sebagai
standar penilaian kinerja, meningkatkan sosialisasi dan kepekaan terhadap kebutuhan
masyarakat dan membuat prosedur persyaratan perijinan yang jelas dan sistematis.
Di dalam mengatasi faktor penghambat kinerja dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia, penambahan dan pembenahan sarana prasarana serta
menentukan target penyelesaian perijinan per harinya.
Kata kunci : Organisasi, Kinerja, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
PENDAHULUAN tingkat kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah dengan
A. Latar Belakang
menciptakan pelayanan agar lebih
Pemerintah sebagai pengerak adil, merata, efektif, efisien dan
sistem pemerintahan mempunyai transparan. Salah satu bentuk
dua fungsi utama, yaitu fungsi nyata reformasi birokrasi pada
peraturan dan fungsi pelayanan. area perubahan pelayanan di era
Keberhasihan suatu pemerintahan, otonomi sekarang ini yaitu, pada
dapat dilihat dari tingkat kualitas pelayanan perijinan.
pelayanan yang diberikan kepada Badan Pelayanan Perijinan
masyarakat, namun dewasa ini Terpadu (BPPT) Kota Semarang
pelayanan yang diberikan oleh merupakan Satuan Kerja
birokrat telah mendapatkan citra Perangkat Daerah (SKPD) yang
buruk di mata masyarakat. mempunyai tugas untuk
Prosedur yang berbelit, lambat, memberikan pelayanan perijinan
waktu yang lama dan tidak adanya dalam satu pintu. BPPT Kota
kepastian penyelesaian sudah Semarang melayani kurang lebih
menghiasi wajah pelayanan di 30 jenis perijinan yang terbagi
Indonesia. Buruknya pelayanan menjadi tiga bidang yaitu, Bidang
publik yang cenderung jalan di Pembangunan, Bidang Ekonomi
tempat, menjadikan semakin serta Bidang Kesejahteraan Rakyat
rendah kepercayaan masyarakat dan Lingkungan. Keberhasilan
kepada pemerintah. pelayanan perijinan, sangat

Citra buruk pelayanan ditentukan oleh kinerja tiap bidang

publik dimata masyarakat, yang diwujudkan dalam pelayanan

mendorong untuk dilakukan yang diberikan. Tujuan BPPT akan

perbaikan. Di era reformasi tercapai apabila ketiga bidang

birokrasi sekarang ini, adanya tersebut melakukan kinerjanya

perbaikan dalam bidang pelayanan dengan baik.

sebagai bentuk untuk memperbaiki Kenyataannya pencapaian


kinerja tidak selamanya mulus,
adanya faktor penghambat baik Kesra dan Lingkungan serta
dari faktor internal dan eksternal Bidang Perijinan Pembangunan.
dapat menimbulkan masalah yang Di dalam menilai keberhasilan
akan berdampak pada kinerja kinerja tidak hanya melihat pada
organisasi, yang menyebabkan satu faktor, perlu mencari faktor-
hasil pencapaian kinerja rendah faktor lain yang memicu
dan tujuan organisasi sulit rendahnya kinerja. Pada
tercapai. kenyataanya, masalah yang terjadi
Berdasarkan data evaluasi pada Bidang Perijinan
kinerja pelayanan, dari ketiga Pembangunan hanya mengenai
bidang pelayanan di BPPT masalah teknis yang ada
menunjukan bahwa kepuasaan dilapangan, berbeda dengan
masyarakat terhadap kinerja masalah yang terjadi pada Bidang
pelayanan Bidang Perijinan Kesra Perijinan Kesra dan Lingkungan
dan Lingkungan serta Bidang yang mana masalah terjadi tidak
Perijinan Pembangunan masih hanya masalah teknis dilapangan
belum sesuai dengan harapan namun juga masalah internal
mereka. Berikut dapat dilihat hasil bidang.
evalusi kinerja pelayanan yang Masalah tersebut dapat
diperoleh berdasarkan dari data dilihat dari dimensi produktivitas
SKM (Survei Kepuasan yang menunjukan bahwa tingkat
Masyarakat). produktivitas pada Bidang
Perijinan Kesra dan Lingkungan
masih rendah, hal tersebut
berdasarkan pada jumlah perijinan
yang masuk belum semua dapat
diterbitkan. Pada dimensi kualitas
pelayanan masih menunjukan

Dari grafik diatas, terlihat bahwa tingkat kepuasan

bahwa capaian kinerja yang masih masyarakat masih rendah, hal

rendah pada Bidang Perijinan tersebut dilihat dari data SKM


(Survei Kepuasan Masyarakat)
yang menunjukan predikat B, ada penulis berasumsi disebabkan
namun masih terdapat penilaian karena beberapa faktor yaitu,
terendah pada indikator waktu terdapat dua sistem dalam
pelayanan dan biaya pelayanan. memproses perijinan, sehingga
Dimensi responsivitas juga masih menjadikan dua sistem tersebut
menunjukan penyelenggaraan menjadi kurang efektif,
pelayanan yang belum sesuai keberadaan tim teknis yang masih
dengan kebutuhan masyarakat. di dinas terkait, terbatasnya
Masyarakat sebagai penerima sumber daya manusia dan sarana
pelayanan masih merasa pelayanan prasarana penunjang kegiatan
yang mereka rasakan masih kerja serta budaya kerja yang tidak
berbelit dan prosedur pelayanan disertai dengan kerjasama dan
yang panjang. Di dalam dimensi koordinasi yang baik antar
responsibilitas juga masih terjadi pegawai.
masalah yaitu penyelenggaran Berdasarkan yang telah
pelayanan perijinan yang masih dijelaskan diatas, diketahui bahwa
belum sesuai dengan SOP terkait tercapainya tujuan BPPT tentu
dengan penerbitan perijinan yang tidak terlepas dari kinerja pada
masih sering terjadi kemoloran. Bidang Perijinan Kesra dan
Oleh karena itu melihat bahwa Lingkungan. Atas dasar itu, penulis
masalah yang terjadi cukup tertarik untuk meneliti mengenai
kompleks dibandingkan dengan kinerja Badan Pelayanan Perijinan
masalah pada Bidang Perijinan Terpadu Kota Semarang dan
Pembangunan, maka penelitian ini, memfokuskan penelitan pada
penulis memfokuskan penelitian Bidang Perjinan Kesejahteraan
pada Bidang Perijinan Kesra dan Rakyat dan Lingkungan dalam
Lingkungan. memberikan pelayanan perijinan.
Masalah yang terjadi Pada penelitian ini, penulis
menunjukan bahwa pelaksanaan mengambil judul “ Analisis
kinerja pada Bidang Perijinan Kinerja Organisasi Badan
Kesra dan Lingkungan masih Pelayanan Perijinan Terpadu
belum optimal, dari masalah yang Kota Semarang (Studi Kasus
pada Bidang Perijinan karena peran utama dari
Kesejahteraan Rakyat dan administrasi publik ialah
Lingkungan) “. memberikan pelayanan publik
B. Rumusan Masalah kepada masyarakat demi
1. Bagaimana kinerja Bidang terwujudnya kesejahteraan
Perijinan Kesejahteraan Rakyat masyarakat.
dan Lingkungan di BPPT Kota Menurut David H.
Semarang? Rosenbloom dalam buku Teori
2. Apa yang menjadi faktor Administrasi Publik (Pasolong,
pendukung dan penghambat 2007: 8) mengenai definisi
kinerja Bidang Perijinan administrasi publik yaitu
Kesejahteraan Rakyat dan menunjukan bahwa administrasi
Lingkungan di BPPT Kota publik merupakan pemanfaatan
Semarang ? teori-teori dan proses-proses
C. Tujuan Penelitian manajemen, politik dan hukum
Penyusunan penulisan karya ilmiah untuk memenuhi keinginan
ini mempunyai tujuan : pemerintah dibidang legislatif,
1. Mengetahui, mendeskripsikan eksekutif dalam rangka fungsi-
dan menganalisis kinerja fungsi peraturan dan pelayanan
Bidang Perijinan Kesejahteraan terhadap masyarakat secara
Rakyat dan Lingkungan di keseluruhan atau sebagian.
BPPT Kota Semarang. Menurut George J.
2. Mengetahui faktor - faktor Gordon dalam buku Ilmu
pendukung dan penghambat Administrasi Publik (Syafiie,
kinerja Bidang Perijinan 2006:24) menyatakan bahwa
Kesejahteraan Rakyat dan administrasi publik dapat
Lingkungan alam memberikan dirumuskan sebagai seluruh
pelayanan perijinan. proses baik yang dilakukan
D. Landasan Teori organiasi maupun perorangan
1. Administrasi Publik yang berkaitan dengan
Peran administrasi publik bagi penerapan atau pelaksanaan
suatu negara sangat penting hukum dan peraturan yang
dikeluarkan oleh badan mencapai misi atau visi
legislatif, eksekutif serta institusi.
pengadilan. 3. Dimensi Kinerja Oragnisasi
2. Kinerja Organisasi Setiap pekerjaan yang sudah
Istilah kinerja merupakan dilaksanakan oleh organisasi
terjemahan dari performance perlu adanya pengukuran yang
atau yang sering diartikan oleh bertujuan untuk menilai apakah
para cendikiawan sebagai hasil yang dicapai sudah sesuai
“penampilan”, “untuk kerja” dengan apa yang diharapkan.
atau “prestasi”. Di dalam Menurut Agus Dwiyanto
Oxford Dictonary kinerja dalam buku Kinerja dan
menunjukan pelaksanaan atau Pengembangan Kompetensi
pencapaian hasil dari suatu SDM (Sudarmanto, 2009:16)
tugas (Keban, 2004: 191-192). mengemukakan ukuran dari
Menurut Rummler dan tingkat kinerja suatu organisasi
Brache (Sudarmanto, 2009 :7- publik secara lengkap sebagai
8) bahwa kinerja organisasi berikut :
merupakan pencapaian hasil 1. Produktivitas
(outcome) pada level atau unit Konsep produktivitas tidak
analisis organisasi. Kinerja pada hanya mengukur tingkat
level organisasi terkait dengan efisiensi tetapi juga efektivitas
tujuan organisasi, rancangan Produktivitas pada umumnya
dan manajemen organisasi. dipahami sebagai rasio antara
Menurut Yeremias T. input dan output.
Keban dalam bukunya Enam 2. Orientasi Kualitas Layanan
Dimensi Strategis Administrasi kepada Masyarakat
Publik (2004: 193) menjelaskan Konsep kualitas layanan
kinerja organisasi atau kinerja dengan mengukur kepuasan
institusi berkenaan dengan masyarakat terhadap layanan
sampai seberapa jauh suatu yang diberikan. Kepuasan
institusi telah melaksanakan masyarakat bisa menjadi
semua kegiatan pokok sehingga
parameter untuk menilai kualitatif. Penelitian ini berlokasi
kinerja organisasi publik. di Kantor BPPT Kota Semarang.
3. Responsivitas Informan pada penelitian ini
Konsep responsivitas adalah adalah Pegawai BPPT Kota
kemampuan suatu organisasi Semarang dan masyarakat
untuk mengenali kebutuhan pengguna pelayanan. Adapun
masyarakat, menyusun agenda teknik pengumpulan data di dalam
dan prioritas pelayanan dan penelitian ini melalui observasi,
mengembangkan program- wawancara, dokumentasi dan studi
program pelayanan publik pustaka. Data yang sudah
sesuai dengan kebutuhan dan diperoleh kemudian dianalisis dan
aspirasi masyarakat. interpretasi data melalui reduksi
4. Responsibilitas dengan mengelompokan hal-hal
Konsep responsibilitas adalah pokok, kemudian disajikan dan
kesesuaian pelaksananan suatu pada akhirnya dilakukan penarikan
kegiatan birokrasi publik itu kesimpulan atas jawaban-jawaban
dilakukan sesuai dengan yang diperoleh dari informan.
prinsip - prinsip administrasi Kualitas atau keabsahan data
yang benar atau sesuai dengan menggunakan teknik triangulasi
kebijakan organisasi. dengan membandingkan hasil
5. Akuntabilitas wawancara antara informan satu
Akuntabilitas merupakan suatu dengan informan lainnya untuk
bentuk pertanggungjawaban keperluan pengecekan atau sebagai
dari pemerintah kepada pembanding terhadap data itu.
masyarakat yang seharusnya HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
dilayani untuk mendapatkan
pelayanan. A. Kinerja Bidang Perijinan
Kesejahteraan Rakyat
E. Metodologi Penelitian
dan Lingkungan
Di dalam penelitian ini, penulis
1. Produktivitas
menggunakan tipe penelitian
Bidang Perijinan Kesra dan
deskriptif dengan pendekatan
Lingkungan mempunyai
program pokok yaitu Lingkungan sudah 90% dalam
memberikan suatu pelayanan penerbitan perijinan, dimana
perijinan kepada masyarakat input yang dimiliki oleh
yang berhubungan dengan Bidang Perijinan Kesra dan
kesejahteraan masyarakat. Di Lingkungan berupa sumber
dalam Keputusan Walikota daya manusia, ketersediaan
Semarang yaitu Nomor waktu, fasilitas penyelenggara
875.1/526/ 2014 tentang pelayanan serta payung
Pendelegasian Wewenang hukum yang kuat seperti
Penandatanganan Perijinan undang-undang dan SOP,
dan Non Perijinan kepada sedangkan output yang dicapai
Kepala BPPT Kota Semarang, berupa program pelayanan
Bidang Perijinan Kesra dan perijinan,SK (Surat Keputusan
Lingkungan menangani 11 penerbitan perijinan dan
jenis perijinan yang informasi perijinan.
dikelompokan menjadi 4 Kualitas hasil yang
yaitu, ijin tenaga kesehatan, dicapai oleh Bidang Perijinan
ijin sarana kesehatan, ijin Kesra dan Lingkungan sudah
penyelenggaran reklame dan baik, namun memang belum
ijin titik reklame. Pelaksanaan sepenuhnya sesuai dengan
program pelayanan perijinan harapan. Hal tersebut
tersebut berdasarkan tugas dikarenakan untuk jenis
pokok dan fungsi yang telah perijinan reklame dan ijin
didelegasikan kepada Bidang sarana kesehatan masih
Perijinan Kesejahteraan rakyat banyak dikeluhkan oleh
dan Lingkungan, selain itu masyarakat mengenai lamanya
didalam pelaksanaan program waktu penerbitan.
pelayanan mengacu pada SOP 2. Kualitas Pelayanan
yang ada di BPPT Kota Tolak ukur dalam pelaksanaan
Semarang. kinerja dapat dilihat dari
Tingkat produktivitas tingkat kepuasan masyarakat
Bidang Perijinan Kesra dan terhadap pelayanan yang
diterimanya. Berdasarkan data Belum lagi tim teknis yang
SKM yang di isi langsung tidak standby di BPPT
oleh masyarakat pengguna menyebabkan proses tinjauan
pelayanan, Bidang Perijinan lapangan atau rapat hasil
Kesra dan Lingkungan sudah tinjauan lapangan perlu
mendapatkan predikat B mengkoordinasikan mengenai
dengan skor nilai 73, namun waktu yang tepat dengan tim
memang dari 9 indikator yang teknis. Selain itu terbatasnya
dijadikan penilaian SKM, SDM yang dimiliki juga
masih terdapat penilaian berdampak pada proses
terendah pada indikator waktu penyelesaian kerjanya. SDM
pelayanan dan biaya yang terbatas, namun
pelayanan. Ketepatan waktu pekerjaan yang diselesaikan
penerbitan perijinan belum banyak menjadikan seringnya
sepenuhnya sesuai dengan terjadi penumpukan perijinan.
standar waktu yang telah Hal tersebut menyebabkan
ditetapkan dalam SOP. terjadinya kemoloran dalam
Perijinan yang sudah sesuai penerbitan ijin.
dengan standar waktu Layanan konsultasi
penerbitan baru ijin tenaga dapat dilakukan dengan
kesehatan yaitu 10 hari kerja. layanan langsung, yaitu
Masih terjadinya masyarakat datang ke kantor
kemoloran dalam penerbitan BPPT Kota Semarang dan
perijinan khususnya ijin dapat melalui telefon, namun
sarana kesehatan dan ijin yang menjadi masalah
reklame dikarenakan kedua didalam memberikan layanan
jenis perijinan tersebut konsultasi kepada masyarakat
memerlukan tinjauan lapangan adalah, belum tersedianya
sehingga prosesnya panjang pegawai yang standby di front
dan persyaratannya pun jauh office untuk melayani
lebih banyak dibandingkan masyarakat. Selama ini yang
dengan ijin tenaga kesehatan. melayani konsultasi di front
office adalah pegawai yang perijinan belum sepenuhnya
berada di back office. Kondisi sesuai dengan apa yang
seperti itu menjadikan tidak dibutuhkan oleh masyarakat.
efektif, karena pegawai yang Masyarakat membutuhkan
sedang mengerakan tugasnya pelayanan yang cepat dan
di back office harus “nyambi- prosesnya tidak ribet, namun
nyambi” untuk memberikan kenyataanya masyarakat
layanan konsultasi di front masih merasakan prosedur
office dan meninggalkan yang panjang.
pekerjaan mereka di back 4. Responsibilitas
office. Di dalam menyelenggarakan
3. Responsivitas pelayanan, Bidang Perijinan
Upaya Bidang Perijinan Kesra Kesra dan Lingkungan sudah
dan Lingkungan dalam sesuai dengan regulasi yang
meningkatkan kesadaran mengaturnya yaitu Perda No.
masyarakat yang masih 13 tahun 2008 tentang
banyak belum mengetahui Organisasi dan tata Kerja
terkait perijinan yaitu dengan Lembaga Teknis Daerah dan
melakukan kegiatan sosialisasi BPPT Kota Semarang serta
pada tingkat kecamatan. berdasarkan Keputusan
Kegiatan sosialisasi bertujuan Walikota Semarang Nomor
untuk memperkenalkan dan 875.1/526/2014 tentang
menginformasikan perijinan Pendelegasian Wewenang.
yang ditangani oleh BPPT Dasar hukum tersebut
serta sebagai ajang untuk merupakan pedoman utama
menggali aspirasi serta apa bagi Bidang Perijinan Kesra
yang menjadi kebutuhan dan Lingkungan dalam
masyarakat. menyelenggarakan pelayanan,
Responsivitas Bidang namun meskipun sudah sesuai
Perijinan Kesra dan dengan regulasi, sayangnya
Lingkungan di dalam penyelengaraan perijinannya
menyelenggarakan pelayanan belum sepenuhnya sesuai
dengan prinsip - prinsip 5. Akuntabilitas
administrasi yang tertuang Bentuk pertanggungjawaban
dalam SOP. Bidang Perijinan Kesra Rakyat
Di dalam prakteknya dan Lingkungan dalam
penyelenggaraan pelayanan menyelenggarakan pelayanan
perijinan belum sepenuhnya perijinan yaitu berupa laporan
sesuai dengan SOP yang ada mengenai berapa banyak
terkait dengan waktu jumlah perijinan yang
penyelesaian. Masih terdapat diterbitkan setiap bulannya.
beberapa perijinan yang Bentuk pertanggungjawaban
mengalami kemoloran, tersebut dilaporkan secara
diantaranya yaitu ijin sarana vertikal kepada Bidang IT
kesehatan dan ijin reklame. setiap bulannya, nantinya
Kemoloran yang terjadi Bidang IT yang akan meng-
dikarenakan prosesnya yang cover semua perijinan di BPPT
panjang yang memerlukan untuk dilaporkan ke Bidang
tinjauan lapangan. Selain Pengawasan Perijinan. Setelah
karna prosesnya, kemoloran laporan perijinan dilaporkan
yang terjadi dapat dikarenakan kepada Bidang IT, nantinya
karena faktor eksternalnya Bidang IT yang akan mem-
yaitu masyarakatnya yang publish ke website resmi
dalam proses pemenuhan BPPT Kota Semarang, hal
persyaratannya lama dan dari tersebut merupakan salah satu
faktor internalnya yaitu karena bentuk keterbukaan informasi
terbatasnya SDM pada Bidang kepada publik.
Perijinan Kesra dan B. Faktor Pendukung dan
Lingkungan, sedangkan Penghambat
pekerjaan yang harus a. Sumber Daya Manusia
dikerjakan banyak sehingga Sumber daya manusia (SDM)
menyebabkan terjadinya merupakan hal yang berkaitan
penumpukan perijinan yang dengan kualitas karyawan
tidak kunjung dikerjakan. untuk bekerja dan berkarya
secara optimal. Berdasarkan dapat cepat. Di dalam
hal tersebut ketersediaan SDM menggunakan komputer untuk
yang ada di Bidang Perijinan meng-entry data perijinan
Kesra dan Lingkungan menjadi masih harus bergantian. Hal
faktor pendorong dalam serupa juga terjadi pada
pelaksanaan kinerja pelayanan, penggunaan mesin fotocopy,
namun jumlah SDM yang padahal mesin fotocopy
sedikit dibandingkan dengan merupakan sarana yang
kedua bidang perijinan sifatnya vital, sebab mesin
lainnya, sedangkan perijinan fotocopy dipakai untuk
yang ditangani paling banyak menggandakan SK perijinan
menyebabkan beban kerja yang sudah terbit untuk
yang tidak sesuai, sehingga keperluan legalisir.
SDM yang ada belum c. Sitem Informasi Manajemen
mendukung kinerjanya. Sistem informasi manajemen
b. Sarana Prasarana atau dapat disngkat dengan
Sarana prasarana yang terdapat SIM berhubungan dengan
di Bidang Perijinan Kesra dan pengelolaan data base yang
Lingkungan yang sifatnya digunakan untuk mempertinggi
wajib ada untuk melaksanakan kinerja organisasi. SIM yang
proses penyelesaian pelayanan digunakan Bidang Perijinan
perijinan yaitu, komputer, Kesra dan Lingkungan di
printer dan mesin fotocopy. dalam melaksanakan proses
Sarana tersebut menjadi faktor pelayanan perijinan sudah
pendorong pelaksanakan menggunakan sistem aplikasi
kinerja, namun yang masih yang berbasis teknologi
menjadi masalah yaitu informasi yang dikontrol
kuantitas sarana tersebut yang melalui server dan
masih terbatas. Terbatasnya dikoneksikan dengan akses
kuantitas sarana tentu internet. Penggunaan sistem
menyebabkan dalam proses aplikasi tersebut menjadikan
penyelesaian pekerjaan tidak pekerjaan lebih efektif,
meskipun sistem manual tetap dibuktikan dari dimensi pengukuran
di jalankan. kinerja. Dari ke lima dimensi
d. Budaya Kerja tersebut, terdapat empat dimensi
Budaya kerja dapat dilihat dari yang belum optimal yaitu dimensi
tingkat kedisiplinan. Mengenai produktivitas, orientasi kualitas
tingkat kedisiplinan pegawai pelayanan, responsivitas dan
dalam melaksanakan kinerja responsibilitas, sedangkan dimensi
masih perlu ditingkatkan, yang sudah berjalan dengan baik
karena masih adanya kebiasaan baru indikator akuntabilitas.
menumpuk perijinan. Selain
Faktor Pendukung di dalam
itu, di dalam mengerjakan
pelaksanaan kinerja pada Bidang
pelayanan perijinan tidak
Perijinan Kesra dan Lingkungan
pernah memiliki target harian,
adalah tersedianya SDM dengan
budaya mereka hanya bekerja
sudah adanya pembagian tugas,
semampuanya sebenarnya
tersediannya sarana prasaran utama
kurang tepat, karena manakala
dalam proses perijinan dan
perijinan yang masuk banyak
penggunaan sistem informasi
dan tidak ada target berapa
manajemen berupa aplikasi yang
persen yang harus dikerjakan
berbasis teknologi informasi,
dari jumlah perijinan yang
sedangkan yang menjadi faktor
masuk tiap harinya menjadikan
penghambat adalah terbatasnya
perijinan akan menumpuk
kuantitas SDM dan sarana
terlalu lama, hal tersebut juga
prasarana serta budaya kerja yang
akan berdampak pada
terbiasa menumpuk perijinan serta
molornya proses penerbitan.
tidak adanya target penyelesaian
perijinan yang masuk setiap
PENUTUP
harinya.
Kesimpulan
Saran
Pelaksanaan kinerja Bidang
Perijinan Kesra dan Lingkungan 1. Di dalam meningkatkan kinerja

belum optimal, hal tersebut dapat Bidang Perijinan Kesra dan


Lingkungan agar optimal, perlu Keterbatasan SDM perlu segera
beberapa upaya sebagai berikut : ditangani dengan penambahan
a. Menciptakan koordinasi dan pegawai melalui kebijakan
kerjasama yang baik dengan tim pemerintah dalam perekrutan
teknis. Terciptanya hubungan PNS atau dengan penambahan
yang sinergis antar keduanya tenaga honorer yang
akan mampu mendukung berkompeten.
produktivitas kinerja pelayanan b. Penambahan dan pembenahan
perijinan. sarana prasarana.
b. Menetapkan hasil SKM (Survei c. Perlunya menentukan standar
Kepuasan Masyarakat) sebagai minimal berapa persen dari
standar utama penilaian dan perijinan yang masuk per
evaluasi kinerja pada tiap harinya untuk dikerjakan, hal
bidang perijinan. tersebut akan sangat membantu
c. Meningkatkan sosialisasi secara ketika perijinan yang masuk
intensif serta meningkatkan banyak, akan dapat
kepekaan terhadap masyarakat meminimalisir kemoloran
sebagai penerima pelayanan penerbitan perijinan.
agar lebih bisa mengerti dan
memenuhi apa yang menjadi DAFTAR PUSTAKA
kebutuhannya.
Azwar, Saifuddin. 2012. Metode
d. Membuat prosedur dan Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
persyaratan perijinan yang lebih
jelas dan sistematis. Herdiansyah, Haris. 2010.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
2. Di dalam mengatasi permasalahan
Jakarta : Salemba Humanika
yang menjadi faktor penghambat :
Keban, Yeremias. 2004. Enam
a. Meningkatkan kualitas SDM Dimensi Strategis
Administrasi Publik.
melalui penguatan penguasaan Yogyakarta: Gava Media.
kompetensi dan keahlian Komang, dkk.208. Perilaku
Keorganisasian.Yogyakarta:
teknologi melalui pelatihan Graha Ilmu
yang dilakukan secara berkala. Mahmudi. 2007. Manajemen
Kinerja Sektor Publik.
Yogyakarta: UPP STIM Republik Indonesia Nomor 38
YKPN.
Tahun 2012 tentang Pedoman
Moleong, Lexy. 2005.
Metodologi Penelitian Penilaian Kinerja Unit Pelayanan
Kualitatif. Bandung :PT.
Publik.
Remaja Rosdakarya
Pasolong, Harbani. 2007. Teori
Administrasi Publik.
Peraturan Walikota Semarang
Bandung: Alfabeta.
Sembiring, Masana. 2012. Nomor 53 Tahun 2008 tentang
Budaya dan Kinerja
Penjabaran Tugas dan Fungsi
Organisasi. Bandung
:Fokusmedia. Badan Pelayanan Perijinan
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan
Terpadu Kota Semarang.
Pengembangan Kompetensi
SDM. Yogyakarta : Tentara
Pelajar.
Perturan Walikota Semarang
Sugiono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan Nomor 13 Tahun 2011 tentang
R&D. Bandung : Alfabeta
Standar Pelayanan Publik Badan
Suwitri, Sri. 2009. Konsep Dasar
Kebijakan Publik. Semarang Pelayanan Perijinan Terpadu
: Badan Penerbit Universitas
Kota Semarang.
Diponegoro.
Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta Renstra BPPT Kota Semarang
: Rineka Cipta. tahun 2010-2015
Tangkilisan, Hessel. 2005.
Manajemen Publik. Jakarta :
Gramedia.
Wibowo. 2007. Manajemen
Kinerja. Jakarta : Rajawali
Pers.

Non Buku :
Peraturan Menteri dalam Negeri
Nomor 24 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Penyelengaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi

Anda mungkin juga menyukai