Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

KEWIRAUSAHAAN TEKNIK SIPIL

(HSPB-705)

Dosen Pengajar:
Ir. Retna Hapsari Kartadipura, M.T., IPM.
NIP : 196208311990032002

OLEH:

RAHMAWAN
1710811310037

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN

2019
1. Tokoh Sukses Karena Bekerja
1.1. Dahlan Iskan

Dahlan Iskan beliau dikenal masyarakat


karena keberhasilannya dalam memimpin
surat kabar Jawa Pos, yang awalnya hanya
koran daerah yang hampir gulung tikar
menjadi koran Nasional dengan penjualan
yang sangat fantastis. Dahlan Iskan
dilahirkan di Magetan Jawa Timur,
tepatnya di Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatann Bando 17 Agustus
1951. Dahlan Iskan adalah anak dari pasangan Muhammad Iskan dan Lisnah.
Dahlan adalah anak ketiga dari empat bersaudara . kakak pertamanya
bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati sedangkan adik
bungsunya bernama Zainudin. Orang tuanya bukanlah orang kaya, bahkan
sangat miskin sekali ia dan saudara-saudaranya terbiasa dalam hidup
kesederhanaan. Kehidupan ia waktu kecil membuatnya menjadi pribadi yang
tangguh serta menurutnya kemiskinan harus dihadapi dengan bekerja dan
berusaha.
Riwayat pendidikan Dahlan Iskan, beliau bersekolah di Madrasah yang
juga disebut Sekolah Rakyat setelah tamat ia melanjutkan sekolahnya ke sekolah
lanjutan tingkat pertama, kemudian ke Sekolah Aliyah setelah tamat ia
melanjutkan ke IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17 Agustus namun ia
keluar karena terlalu asyik menulis majalah dan koran mahasiswa ketimbang
mengikuti kuliah. Kemudian ia hijrah ke Samarinda untuk menjadi reporter di
surat kabar lokal. Pada tahin 1976 ia pindak ke Surabaya bekerja sebagai
wartawan di majalah Tempo. Walau sudah bekerja ia juga diam-diam menulis
untuk koran lain seperti Surabaya Post dan Ekonomi Indonesia.
Tahun 1982 ia di promosikan menjadi pemimpin koran Jawa Pos, Jawa
Pos hampir bangkrut karena kalah saing namun ia tak berputus asa ia mencari
cara untuk menyelamatkannya, dengan caranya akhirnya omset Jawa Poat naik
20 kali lipat yaitu 10,3 miliar namun ia mengundurkan diri dan memberi
kesempatan kepada yang lebih muda lalu ia mendirikan stasiun TV lokal
Surabaya (JTV & SBO), Batam (Batam TV), Pekan Baru (Riau TV), FMTV di
Makassar, Palebang (PTV), dan parahyangan TV di Bandung dan yang lainnya
yang mencapai 34 stasiun TV lokal. Selain itu ia juga memiliki perusahaan
listrik ia juga menjadi direktur pembangkit listrik swasta PT Cahaya Fajar
Kaltim dan PT Prima Electrik Power di Surabaya dan hal ini yang menjadi salah
satu alasan ia di tunjuk menjadi Direktur Utama PLN. Puncak kariernya Pada
tanggal 19 Oktober 2011 Presiden SBY menunjuknya menjadi Menteri BUMN.
1.2. Bacharuddin Jusuf Habibie

Prof.Dr.-Ing.H.Bacharuddin
Jusuf Habibie (lahir di
Parepare, Sulawesi Selatan, 25
Juni1936; umur 78 tahun)
adalah Presiden Republik
Indonesia yang ketiga. Ia
menggantikan Soeharto yang
mengundurkan diri dari jabatan
presiden pada tanggal 21
Mei1998. Jabatannya
digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden
pada 20 Oktober1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2
bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai
presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan
masa jabatan terpendek. Saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu
universitas di Gorontalo, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo.
Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan
Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang
berprofesi sebagai ahli pertanian berasal dari etnis Gorontalo dan memiliki
keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. R.A. Tuti Marini
Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang
bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan
dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal
Habibie.
Ia pernah berilmu di SMAK Dago. Ia belajar teknik mesin di Universitas
Indonesia Bandung (Sekarang Institut Teknologi Bandung) tahun 1954. Pada
1955-1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi
pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom
ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat
summa cum laude.
Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah
perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai
puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun
1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto.
Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun
1978 sampai Maret 1998. Sebelum menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20
Oktober 1999), B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei
1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.
1.3. Iswanto Amperawan

Lantaran menyukai proses


pembangunan gedung bertingkat,
seorang Iswanto Amperawan bertekad
untuk menjadi insinyur sipil dan
bekerja sebagai kontraktor. Cita-
citanya pun tercapai. Bahkan kini,
Iswanto sukses meraih puncak
kariernya di perusahaan jasa
konstruksi gedung, PT PP Presisi Tbk
sejak tahun2017 lalu. Tahun 2017
lalu menjadi tahun yang tak akan pernah dilupakan oleh seorang Iswanto
Amperawan. Pasalnya, pria yang tahun ini akan menginjak usia 52 tahun ini
dipercaya untuk memimpin PT Pembangunan Perumahan (PTPP) Presisi Tbk,
anak usaha PTPP (Persero) Tbk.
Terpilihnya Iswanto menjadi bos anak perusahaan badan usaha milik
negara (BUMN) konstruksi itu bisa dibilang mengejutkan. Bahkan, untuk
Iswanto sendiri. Maklum, selama ini sepanjang kariernya di PTPP, Iswanto lebih
banyak bergelut dengan jabatan teknis ketimbang jabatan struktural.
Iswanto mengaku tak pernah memprediksi dirinya akan terpilih memimpin
perusahaan anak usaha, yakni Direktur Utama PTPP Presisi. Apalagi, dia
mengaku tidak pernah punya target untuk sebuah jabatan dalam perjalanan
kariernya."Saya lebih fokus merintis karier secara profesional dalam arti
mengerjakan berbagai proyek-proyek konstruksi," Iswanto memilih untuk tidak
masuk ke struktur perusahaan, karena dengan begitu, dia merasa bisa lebih
mengaktualisasikan diri dan berkontribusi semaksimal mungkin terhadap bidang
ilmu yang dipelajarinya, yakni teknik sipil.
Ada sisi menarik dari pilihan Iswanto mempelajari teknik sipil, yakni
kegemarannya melihat proyek pembangunan gedung. Lelaki kelahiran Bengkulu
30 Mei 1966 ini mengaku lahir dan besar di Sumatera. Pada era 1980-an, di
pulau itu masih sangat minim pembangunan gedung bertingkat. Makanya, ketika
dia hijrah dari Bengkulu ke Yogyakarta untuk melanjutkan sekolah, saat dia
melintasi jalanan di Jakarta, Iswanto begitu terkesima melihat pembangunan
berbagai gedung tinggi di Ibukota. Dari situlah ia berkeinginan suatu saat akan
terlibat dalam pembangunan gedung-gedung bertingkat.
Setelah lulus SMA, Iswanto pun memilih kuliah di Teknik Sipil
Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia lulus pada tahun 1991 dengan konsentrasi
pada gedung. Tak lama setelah lulus kuliah, dia langsung diterima kerja di PTPP
dengan posisi perdana sebagai site engineer dan bertahan satu tahun.Tahun
1992, Iswanto diberi kepercayaan untuk menangani berbagai proyek dengan
diangkat menjadi site engineering manager dan site operation manager sejak
1992 hingga 1997. Bahkan, saat jabatan lama masih dipegangnya, Iswanto
dipercaya merangkap jabatan dengan memegang posisi sebagai project manager
atau general manager/technical advisor pada 1994 dan bertahan hingga 2013.
Dengan jabatan yang diembannya tersebut, jangan pernah berharap
Iswanto berada di belakang meja kerjanya setiap hari. Selama 22 tahun kariernya
di bagian teknis tersebut, karier Iswanto matang di lapangan dan terlibat dalam
sejumlah proyek strategis, seperti pembangunan Rumah Sakit Paser di
Kalimantan Timur, Stadion Utama Riau Pekanbaru, dan Stadion Pakansari
Cibinong, Bogor.

2. Tokoh Sukses Karena Berwirausaha


2.1. Susi Pudji Astuti
Kerja keras Susi Pudjiastuti menuai pujian
banyak orang. Meski tak lulus SMA, ia
berhasil hidup mandiri dengan berjualan.
Mulai dari jualan bed cover, ikan, hingga sewa
pesawat. Hasil kerja nyatanya ini ia diganjar
oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri
Kelautan dan Perikanan. Perempuan kelahiran
Pangandaran, Jawa Barat, 15 Januari 1965 ini
adalah anak dari pasangan Haji Ahmad Karlan
dan Hajjah Suwuh Lasminah. Kedua orang
tuanya asal Jawa Tengah. Susi sempat dua kali
bercerai dalam menjalani bahtera rumah
tangga. Dari pernikahannya, ia dikarunia tiga orang anak, Panji Hilmansyah,
Nadine Kaiser, dan Alvy Xavier. Masa sekolah Susi hanya lulus SMP. Sempat
mengenyam SMA 1 di Yogyakarta sampai kelas 2. Putus sekolah tidak
membuat rendah diri. Susi justru termotivasi untuk mandiri. Pada 1983, dalam
usia 18 tahun, Susi belajar berdagang. Dia berjualan bed cover keliling
Pangandaran.
Tak hanya itu, ia juga menjadi pengepul ikan di Pangandaran. Modal
bisnisnya diperoleh dari menjual perhiasannya terkumpul sebesar Rp750.000.
Pada usia 20 tahun, Susi mengambil keputusan berani, yakni pindah ke Cirebon.
Ia pergi ke kota udang untuk mengembangkan bisnisnya sebagai pengepul ikan.
Di Cirebon dia membeli udang dan kodok lalu menjualnya ke Tanjung Priok,
Jakarta Utara. Bisnisnya mulai berkembang setelah menekuni selama 13 tahun.
Puncaknya, pada 1996, dalam usia 31 tahun, Susi mendirikan pabrik pengolahan
ikan dengan nama PT ASI Pudjiastuti Marine Product. Produk unggulan dari
perusahaannya ini berupa udang lobster dengan merek "Susi Brand".
Bisnis lobtersnya meluas hingga Asia dan Amerika. Tuntutan pasar yang
menginginkan produk tangkapan laut tetap segar dan fresh, Susi memerlukan
trasnportasi pesawat. Pada tahun 2004, Susi memutuskan membeli sebuah
pesawat jenis Cessna Caravan seharga Rp20 miliar dengan menggunakan
pinjaman bank.

Susi memiliki pemikiran jenius. Sekali dayung, dua pulau teraih. Dia melihat
peluang bagus transportasi penerbangan ini. Awalnya hanya untuk mengangkut
barang jualannya. Tapi belakangan bisa digunakan penyewaan pesawat.
Untuk lebih fokus, dia mendirikan PT ASI Pudjiastuti Aviation. Keputusan Susi
tepat. Bisnis sewa pesawat miliknya mulai dilirik banyak orang. Apalagi
pesawat miliknya yang pertama berhasil ke lokasi bencana Tsunami Aceh untuk
mendistribusikan bantuan kemanusian kepada para korban yang daearahnya
tidak bisa dikunjungi transportasi lain.

2.2. Nadiem Anwar Makarim


Nadiem Anwar Makarim adalah
putra dari pasangan Nono Anwar
Makarim dan Atika Algadri.
Ayahnya adalah seorang aktivis
dan pengacara terkemuka yang
berketurunan Minang-Arab.
Sedangkan ibunya merupakan
penulis lepas, putri dari Hamid
Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan Indonesia. Nadiem menjalani
proses pendidikan dasar hingga SLTA berpindah-pindah dari Jakarta ke
Singapura. Sehabis menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Singapura, pada
tahun 2002 ia mengambil jurusan International Relations di Brown University,
Amerika Serikat. Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun
kemudian ia mengambil pasca-sarjana dan meraih gelar Master of Business
Administration di Harvard Business School.
Nadiem lebih memilih menggunakan ojek saat pulang atau pergi ke
kantor ketimbang mengunakan mobil pribadi karena merasa lebih aman, tingkat
kecelakaan pada pengguna ojek sangat kecil. Bahkan ia hampir 5 kali sehari naik
ojek. Selama menggunakan jasa ojek, ia tidak pernah mengalami kecelakaan
tidak seperti saat ia menggunakan taksi, dirinya pernah dua kali kecelakaan,
kendaraan pribadi tiga kali kecelakaan, dan naik motor pribadi satu kali
kecelakaan. Lantaran sering menggunakan jasa ojek, Nadiem pun sering ngobrol
dengan para tukang ojek langganannya. Dari hasil obrolan dan pengamatannya,
ia mengetahui bahwa sebagian besar waktu tukang ojek banyak dihabiskan
untuk mangkal dan menunggu penumpang.
Saat di pangkalan ojek, biasanya tukang ojek bergiliran dengan tukang
ojek lainnya. Sudah giliran, kadang penumpang sepi. Sementara itu, dari sisi
pengguna jasa, keamanan dan kenyamanan ojek beum terjamin 100 persen.
Dari hasil riset itulah ia mendapatkan ide membuat inovasi bagaimana orang
bisa dengan mudah memesan ojek melalui ponsel tanpa harus repot ke
pangkalan ojek, jadi orang yang jauh dengan pangkalan ojekpun dapat
menikmatinya. Tukang ojek sendiri tidak harus mangkal. Bagi penumpang,
menggunakan ojek juga lebih aman karena jelas dan terdaftar. Ide Nadiem ini
juga sejalan dengan salah satu tugas kuliah ketika mengambil master di Harvard
Business School. Saat awal merintis bisnis, ia hanya memiliki 10 karyawan dan
20 tukang ojek. Kecintaannya terhadap jasa tukang ojek berhasil
mengantarkannya menjadi pengusaha. Pada 2011, saat masih bekerja sebagai
seorang pegawai, Nadiem perlahan merintis GO-JEK. Namun masih
menggunakan sistem sederhana alias manual. Saat itu, penumpang masih
menggunakan manual melalui telepon dan kirim pesan via ponsel pintar atau
smartphone. Tiga tahun kemudian, dia memutuskan keluar dari perusahaannya.
Padahal saat itu jabatan Nadiem cukup strategis, sebagai direktur e-commerce.

2.3. Bob Sadino


Bob Sadino lahir di Lampung, tanggal 9
Maret 1933, wafat pada tanggal 19 Januari
2015. Beliau akrab dipanggil dengan sebutan
'om Bob'. Ia adalah seorang pengusaha asal
Indonesia yang berbisnis di bidang pangan
dan peternakan. Ia adalah pemilik dari
jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Bob
Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup
berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang
tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta
kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap
hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling
dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama
kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam
dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu
dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa
serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk
membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia
simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan
untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara
mandiri. Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan
adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi
sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang
mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk
memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu
hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang
dialaminya. Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk
melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah
muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam
ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu
manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa
kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki
banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris.
Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan.
Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal
super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis,
khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi
orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para
petani di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu
diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang
dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor
satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap
peluang. Saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak
harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan
dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir
untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling
penting tindakan,” kata Bob.
Keberhasilannya tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia
langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai
bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya
dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.
Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak
serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.
Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan
keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan
mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan
menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani
pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah
keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak
ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

3. Perbandingan Karakter Orang Sukses Dalam Bekerja dan Berwirausaha

Perbandingan Sukses Karena Bekerja Sukses Karena Berwirausaha


Sikap Mengajukan ide-ide agar Disiplin, berkomitmen tinggi, jujur,
karakter kreativitasnya mandiri, bersifat rasional, dan
terasah, tegas, membuka memiiki pandangan pada masa
diri untuk hal-hal yang baru depan serta berani men-
yang berhubungan dengan coba.Memikirkan dan melaku-kan
pekerjaan. segala sesuatu secara ber-beda.
Percaya diri Memilki keyakinan dan Memiliki Keyakinan dan opti-
optimisme. misme.
Pengambil resiko Berani mengambil resiko Memilki kemampuan dalam
untukmewujudkan mimpi- mengambil resiko dan men-yukai
nya dan biasanya berhu- tantangan.
bungan dengan jabatan.
Kepemimpinan Mampu berinisiatif, Be- Bersikap sebagai seorang pe-
kerjasama dan membina mimpin, suka bergaul, suka
hubungan baik, membuka terhadap kritik dan saran yang
diri, tepat waktu dan tidak membangun serta rasa tang-gung
mengeluh. jawab.
Kepribadian Pantang mengeluh, pe- Memiliki kemauan untuk belajar
juang, dan pekerja keras dan kemampuan yang tinggi dalam
serta memiliki ambisi untuk memimpin dan men-jalankan
sukses. usahanya serta berani mencari dan
menangkap peluang usaha.

4. Karakter Yang ingin Dimiliki


4.1. Kerja Keras
Melakukan suatu pekerjaan dengan bersungguh-sungguh, gigih, bersemangat
dan tidak menyia-nyiakan waktu, menggunakan waktu semaksimal mungkin
dalam menjalani suatu pekerjaan.

4.2. Tekun
Melakukan suatu pekerjaan dengan rajin, giat, berpegang teguh pada pendirian
dan tidak mudah terpengaruh, fokus, melakukan secara terus menerus dan tidak
takut pada kegagalan.

4.3. Ulet
Melakukan sesuatu dengan kemauan keras, keinginan kuat, jika gagal tidak
putus asa, dan pantang menyerah.Dalam menghadapi berbagai masalah tetap
tegar dan optimis.

4.4. Kemauan untuk belajar dan mengembangkan diri


Memiliki kemauan yang besar untuk mencari informasi dan ilmu pengetahuan
tentang hal ingin digeluti agar memiliki pengetahuan dan keahlian yang cukup
untuk membangun karir.

4.5. Kreatif dan Inovatif


Menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain dan menciptakan sesuatu yang
belum pernah ada menjadi ada atau menciptakan sesuatu yang sama sekali
berbeda, disitu kita dapat membangun suatu usaha yang dapat menarik banyak
peluang.

4.6. Jujur
Jujur merupakan sifat yang disampikan sebenar-benarnya seusai kenyataan, jika
tidak disampaikan sesuai dengan kenyataan itu namanya bukan jujur melainkan
sebuah kebohongan atau dusta. Sifat jujur sangat penting dan harus dimiliki oleh
setiap individu . Wajib hukumnya bagi kita untuk selalu berusaha jujur dalam
hal apapun, lisan,perbuatan.
4.7. Bertanggung Jawab
Kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku dan perbuatan yang
disengaja atau pun tidak di sengaja. Tanggung jawab juga harus berasalah dari
dalam hati dan kemauan diri sendiri atas kewajiban yang harus di tanggung
jawabkan. Dalam bekerja kita harus mempunyai rasa tanggung jawab akan
pekerjaan yang kita lakukan baik disengaja maupun tidak disengaja.

4.8. Pantang Menyerah dan Putus Asa


Bagi seorang wirausaha, sikap pantang menyerah dan ulet adalah sikap yang
tidak mudah patah semangat dalam menghadapi berbagai rintangan, selalu
bekerja keras untuk mewujudkan tujuan, menganggap rintangan/hambatan selalu
ada dalam setiap kegiatan yang harus dihadapi.
Mereka yang menyerah sebelum mencapai tujuan, mereka adalah orang-orang
yang gagal dan tak akan pernah sukses.
Wirausahawan yang memiliki komitmen tinggi dan pantang menyerah di dalam
berwirausaha, setidaknya harus memiliki kekuatan yang dapat membangun
kepribadian.

4.9. Komitmen
Komitmen adalah janji yang dilakukan terhadap diri sendiri. Komitmen
menandakan saya serius terhadap hidup dan impian saya. Komitmen juga berarti
saya siap untuk melakukan semua upaya yang dibutuhkan untuk mencapai
impian saya, tidak peduli apa pun yang saya akan hadapi di depan.

4.10. Percaya Diri


Sikap percaya diri akan mendorong seseorang untuk terus maju dengan
kemampuan yang ada. Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang
sudah matang jasmani dan rohaninya. Karakteristik kematangan seseorang
dilihat dari rasa tanggung jawabnya yang tinggi, objektif, kritis, dan tidak
tergantung orang lain. Emosional pun stabil, tidak mudah tersinggung, dan naik
pitam.
5. Karakter Wirausaha yang Ingin Dimiliki
Karakter yang ingin saya miliki berdasarkan tokoh-tokoh tersebut diatas antara
lain pantang menyerah, gigih, pekerja keras, dan memiliki mental yang kuat. Saya
juga ingin menjadi pribadi yang memiliki keingin tahuan yang besar dan juga senang
mencoba hal-hal yang baru. Semua orang pada dasarnya egois. Sikap tersebut
memang dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup di dunia ini. Namun, ego yang
dimanjakan begitu saja malah akan menghancurkan diri saya sendiri. Oleh
karenanya, pikirkan kepentingan yang lain juga sebelum saya mengambil
keputusan.Namun Kita juga hrus memiliki sikap percaya diri akan mendorong
seseorang untuk terus maju dengan kemampuan yang ada.
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan
rohaninya. Karakteristik kematangan seseorang dilihat dari rasa tanggung jawabnya
yang tinggi, objektif, kritis, dan tidak tergantung orang lain. Emosional pun stabil,
tidak mudah tersinggung, dan naik pitam. Apapun profesi yang dilakoni seseorang,
dapat dipastikan akan selalu ada tantangan dan cobaan yang harus dihadapi. Begitu
pula dengan profesi wirausahawan. Halangan teknis maupun non-teknis akan selalu
ditemui wirausahawan setiap harinya. Untuk bertahan dalam situasi sulit, dibutuhkan
ketahanan mental yang kuat. Pebisnis diharapkan tidak larut dalam kesedihan yang
terlalu dalam jika bisnisnya sedang terguncang. Hal yang lebih penting yang harus
dilakukan pebisnis adalah mencari solusi dari permasalahan tersebut dan yakin
bahwa guncangan yang menerpa bisnisnya akan berlalu. Selalu akan ada ilmu yang
bisa dipelajari di dunia ini, bahkan sampai akhir hayat saya nanti. Jangan pernah
menutup diri akan perubahan dan nasihat orang lain, karena siapa tahu dari 2 hal
tersebut saya akan mendapatkan pelajaran hidup yang berharga. Memulai sesuatu,
apapun itu, bukanlah sesuatu yang gampang. Kendala dan masalah pasti dihadapi
oleh orang yang baru akan memulai sebuah kegiatan. Hal ini juga berlaku dalam
bisnis pribadi. Membuka bisnis pribadi tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Untuk itu, calon wirausahawan harus memiliki kemauan yang keras agar dapat
menghadapi kendala dan masalah di masa-masa awal bisnisnya.

Anda mungkin juga menyukai