Anda di halaman 1dari 22

BAB I

LATAR BELAKANG

Otitis media efusi (OME) suatu keadaan apabila terdapat efusi dalam

kavum timpani dengan membran timpani masih utuh tanpa tanda-tanda radang.

Otitis media efusi dapat dibagi atas akut dan kronik).1 Menurut Roozbahany et al.

(2016) prevalensi OME pada anak antara 3 bulan sampai 12 tahun sebesar 18,3%.

Pada penelitian Erdivanli et al. (2012) didapatkan prevalensi OME pada anak usia

4 sampai 15 tahun sebesar 9,86%, sedangkan pada penelitian Saim et al. (1997)

didapatkan prevalensi OME pada usia pra sekolah sebesar 13,8%. Prevalensi

OME pada orang dewasa lebih jarang dibanding pada anak dan sampai saat ini

belum diketahui dengan pasti.2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Otitis media merupakan peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga

tengah, tuba estachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Paraahli membuat

pembagian dan klasifikasi dari otitis media terbagi atas supuratif dan non-

supuratif (=otitis media serosa, otitis media sekretoria, otitis media musinosa,

otitis media efusi/OME).1

Otitis media efusi (OME) suatu keadaan apabila terdapat efusi dalam

kavum timpani dengan membran timpani masih utuh tanpa tanda-tanda radang.

Otitis media efusi dapat dibagi atas akut dan kronik).1

2.2 Epidemiologi

Otitis media efusi (OME) adalah kondisi yang biasa terjadi pada populasi

anak, yang berhubungan dengan banyak faktor, meliputi hipertrofi adenoid,

infeksi saluran pernapasan atas, palatoskisis dan paparan asap rokok. OME pada

orang dewasa lebih jarang terjadi tetapi masih menyebabkan morbiditas yang

perlu dipertimbangkan. Selama ini OME pada orang dewasa sering diabaikan

dalam penelitian, tetapi dalam 20 tahun terakhir ini telah banyak informasi baru

yang memberi titik terang patogenesis OME pada orang dewasa.2

Menurut Roozbahany et al. (2016) prevalensi OME pada anak antara 3

bulan sampai 12 tahun sebesar 18,3%. Pada penelitian Erdivanli et al. (2012)

didapatkan prevalensi OME pada anak usia 4 sampai 15 tahun sebesar 9,86%,

sedangkan pada penelitian Saim et al. (1997) didapatkan prevalensi OME pada
usia pra sekolah sebesar 13,8%. Prevalensi OME pada orang dewasa lebih jarang

dibanding pada anak dan sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.2

2.3 Etiologi

Teori lain mengenai OME telah ditemukan. Disfungsi tuba eustachius

sering dianggap sebagai penyebab efusi telinga tengah akibat tekanan negatif di

celah telinga tengah; namun, peran tuba eustachius yang lebih kompleks telah

dijabarkan yakni dalam pengaturan tekanan, pembersihan sekret dan perlindungan

terhadap patogen nasofaring. Refluks asam lambung juga berkontribusi dalam

disfungsi tuba esutachius dan OM. Faktor genetik, termasuk yang mempengaruhi

respon imun host juga berperan penting. Berbagai faktor yang kompleks memicu

OME ditunjukkan pada Gambar 1.3

Adenoid Polimorfik

Infeksi akut Inflamasi


Biofilm
bakteri/virus Sitokin
Alergi
Pembentukan mukus Refluks

Disfungsi TE
Cairan viskos di ME

Disfungsi Siliar Gangguan pembersihan


Mukus

OME

Merokok

Gambar 2 Etiologi OME


Singkatan: ET, tuba eustachius: ME, telinga tengah: OME, otitis media dengan
efusi
2.4 Patofisiologi

Patofisiologi OME bersifat multifaktorial, dugaan yang sering

dikemukakan pada mekanisme terjadinya OME adalah gangguan fungsi tuba

Eustachius, alergi, infeksi virus, otitis media yang belum sembuh sempurna dan

disfungsi imun lokal akibat adanya bakteri patogen yang menetap. Gangguan

fungsi tuba Eustachius dapat disebabkan karena adanya hiperplasi adenoid,

rhinitis kronis, tonsillitis kronis, tumor nasofaring, dan defek palatum. Hal

tersebut dapat mengakibatkan terganggunya mekanisme aerasi ke telinga tengah

sehingga rongga telinga tengah akan mengalami tekanan negatif. Tekanan negatif

pada telinga tengah menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan

kemudian terjadi transudasi serta infiltrasi sel inflamasi dan sekresi kelenjar yang

pada akhirnya akan terdapat penumpukan sekret di telinga tengah. Alergi bukan

hanya dapat menyebabkan obstruksi tuba Eustachius karena udem tetapi juga

dapat meningkatkan aktivitas sekresi pada mukosa telinga tengah sebagai organ

target. Selain itu adanya aspirasi bakteri nasofaring yang terdapat pada sekret

alergi yang masuk ke dalam telinga tengah dapat menjadi penyebab terjadinya

OME. Infeksi virus pada saluran nafas atas dapat masuk ke mukosa telinga tengah

sehingga timbul peningkatan aktivitas sekresi di dalam telinga tengah. Terapi

antibiotik yang tidak adekuat pada OMA dapat menonaktifkan infeksi tetapi tidak

dapat sembuh sempurna. Pada kasus tersebut dapat muncul infeksi tingkat rendah

yang dapat memicu mukosa untuk memproduksi sekret lebih banyak, serta terjadi

peningkatan jumlah sel goblet dan kelenjar mukus.4


2.5 Diagnosis

Anamnesis

Pasien merasakan adanya rasa yang tidak nyaman pada telinga (terasa

penuh), suara yang bergema pada telinga, mungkin juga didapatkan tinitus.

Anamnesis tidak didapatkan keluhan demam maupun tanda-tanda infeksi.5

Otoskopi5

a. Membran timpani retraksi yaitu bila manibrum malei terleihat lebih

pendek dan lebih horizontal, membran kelihatan cekung dan refleks

cahaya memendek. Warna mungkin akan berubah agak kekuningan.

b. Atelektasis, membran timpani biasanya tipis, atropi dan mungkin

menempel pada inkus, stapes dan promontorium, khususnya pada

kasus-kasus yang sudah lanjut, biasanya kasus seperti ini karena

disfungsi tuba eutachius dan OME yang sudah berjalan lama.

c. Membran timpani dengan sikatriks, suram sampai retraksi berat

disertai bagian atropi didapatkan pada otitis media adhesif oleh karena

jaringan fibrosis ditelinga tangah sebagai akibat proses peradangan

sebelumnya yang berlangsung lama. Keadaan ini dapat sebagai

komplikasi otitis media supuratif atau OME non supuratif yang

menyebabkan rusaknya mukosa telinga tengah. Waktu penyembuhan

terbentuk jaringan fibrotik yang menimbulkan perleketan.

d. Gambaran air fluid levels atau bubles biasanya ditemukan pada OME

yang berisi cairan serous.

e. Membran timpani berwarna biru gelap atau ungu diperlihatkan pada

kasus hematotimpanum yang disebabkan oleh fraktur-fraktus tulang


temporal, tumor vaskular telinga tengah, sedang warna biru yang lebih

muda mungkin disebabkan oleh barotrauma.

f. Gambaran lain adalah ditemukannya sikatriks dan bercak kalsifikasi.

Audiometri

Pasien-pasien dengan OME pada adiogram sering ditemukan

gangguan pendengaran dengan tuli konduktif ringan sampai sedang

sehingga tidak begitu berpengaruh dengan kehidupan sehari-hari. Tuli

bilateral persisten lebih dari 25 dB dapat menganggu perkembangan

intelektual dan kemampuan berbicara anak. 5

Radiologi

Pemeriksaan radiologi foto mastoid dahulu efektif digunakan untuk

skrining OME, tetapi sekarang jarang dikerjakan. Anamnesis riwayat

penyakit dan pemeriksaan fisik banyak membantu diagnosis penyakit ini.

CT-Scan sangat sensitif dan tidak diperlukan untuk penegakkan diagnosis

OME. Meskipun CT-Scan penting untuk menyingkirkan adanya

komplikasi dari otitis media misal mastoiditis, trombosis sinus sigmoid

ataupun adanya kolesteatoma, CT-Scan penting khususnya pada pasien

dengan OME unilateral yang harus dipastikan adanya massa di nasofaring

telah disingkirkan. 5

2.6 Diagnosis Banding

Tabel 2.1 Perbedaan gejala dan tanda antara OMA dan OME

Gejala dan Tanda Otitis Media Akut Otitis Media dengan


Efusi
Nyeri telinga (otalgia), + -
menarik telinga (tugging)
Inflamasi akut + -
Efusi telinga tengah + +
Membran timpani +/- -
membengkak (bulging)
Gerakkan membran + +
timpani berkurang
Warna membran timpani + +
abnormal seperti menjadi
putih, kuning dan biru
Gangguan pendengaran + +
otore purulen akut + -
Kemerahan membran + -
timpani

2.7 Tatalaksana

2.8 Prognosis
BAB III

LAPORAN KASUS

Status Pasien

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU - PEKANBARU

Nama Dokter Muda :M. Radhiatul Hakiki Pembimbing : dr. Yolazenia,


M.Biomed, Sp. THT-KL

Nim : 1708436521 Tanggal :02 Oktober 2019

STATUS PASIEN LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. D

Umur : 39 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl Yos Sudarso

Suku Bangsa : Melayu

ANAMNESA

Keluhan Utama : Telinga kiri terasa tersumbat sejak 2 bulan

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluhkan telinga kiri terasa tersumbat sejak 2 bulan sebelum


datang ke Poliklinik THT-KL RSUD Arifin Achmad. Keluhan dirasakan
berkurang apabila posisi telinga kiri direndahkan disertai dengan pendegaran
sebelah kiri berkurang. Tidak adanya keluhan telinga yang berdenging, keluar air
dari telinga. Pasien mengaku sebelum keluhan telinga tersebut muncul, pasien
batuk pilek yang kurang lebih selama 2 minggu. Keluhan disertai gatal, dan tidak
ada pusing berputar. Riwayat trauma telinga disangkal, kebiasaan berenang
disangkal, demam (-), Pasien sering membersihkan telinganya dengan
menggunakan cotton bud.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-), Riwayat batuk pilek (+)
- Riwayat trauma telinga (-)
- Riwayat alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :

- Tidak ada keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama


- Tidak ada riwayat penyakit infeksi pada keluarga
Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan

Pasien seorang petugas pemotong rumput, riwayat merokok (+) 2


bungkus/hari selama 15 tahun, kebiasaan membersihkan telinga dengan
menggunakan cutton bud (+), kebiasaan berenang (-).

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Composmentis cooperative

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekwensi Nadi : 82 kali/menit

Suhu Tubuh : 36,8 C

Pemeriksaan Sistemik

Kepala : normochepal

Mata : Konjungtiva : Anemis (-/-)

Sklera : Ikterik (-/-)


Toraks :

Jantung : Iktus kordis tidak terlihat, teraba di SIK IV linea


mid klavikula sinistra, Bunyi jantung S1&S2
reguler, murmur (-), gallop (-).

Paru :Tampak simetris, pergerakan dinding dada


kiri&kanan sejajar, suara napas vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (-/-).

Abdomen : Perut tampak datar, teraba supel, nyeri tekan (-),


BU (+) 8x/ menit

Ekstremitas : CRT <2 detik, akral hangat.

STATUS LOKALIS THT

Telinga

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Kel. Kongenital - -

Trauma - -

Daun Telinga Radang - -

Nyeri tarik - -

Nyeri tekan tragus - -

Lapang / sempit Lapang Lapang

Liang Telinga Hiperemi - -

Edema - -

Massa - -

Bau - -

Sekret/Serumen

Warna bening Bening


Jumlah sedikit Sedikit

Membran Tympani

Warna putih mutiara Putih kekuningan

Refleks Cahaya arah jam 5 tidak ada

Utuh Bulging - -

Retraksi - +

Atrofi - -

Jumlah perforasi - -

Jenis - -

Perforasi Kwadran - -

Pinggir - -

Warna mukosa telinga tengah - -

Gambar

Tanda radang/abses - -
Fistel - -

Mastoid Sikatrik - -

Nyeri tekan - -

Nyeri ketok - -

Tes Garpu Tala Rinne - -

Weber - Lateralisasi ke
kiri

Swabach sama dengan memanjang dari


pemeriksa pemeriksa

Kesimpulan Tuli konduktif telinga kiri

Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Hidung

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Deformitas - -

Kelainan Kongenital - -

Hidung Luar Trauma - -

Radang - -

Massa - -
Sinus Paranasal

Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Nyeri tekan - -

Nyeri ketok - -

Rinoskopi Anterior

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Vestibulum Vibrise + +

Radang - -

Cavum Nasi Lapang /Cukup Lapang/Sempit Lapang Lapang

Lokasi - -

Jenis - -

Sekret Jumlah - -

Bau - -

Ukuran Eutrofi Eutrofi

Warna Merah Muda Merah Muda

Konkha Inferior Permukaan Licin Licin

Edema - -

Ukuran Eutrofi Eutrofi

Konkha Media Warna Merah Muda Merah Muda

Permukaan Licin Licin

Edema - -

Cukup lurus / deviasi Cukup lurus Cukup lurus


Septum Permukaan Licin Licin

Warna Merah muda Merah muda

Spina - -

Krista - -

Abses - -

Perforasi - -

Lokasi - -

Bentuk - -

Ukuran - -

Permukaan - -

Massa Warna - -

Konsistensi - -

Mudah digoyang - -

Pengaruh vasokonstriktor - -

Gambar
Rinoskopi Posterior ( Nasofaring ) : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Koana Lapang / Sempit Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Mukosa Edema Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Jaringan Granulasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Ukuran Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Konkha Inferior Permukaan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Edema Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Adenoid Ada/ Tidak Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Ada / Tidak Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Muara Tertutup sekret Tidak dilakukan Tidak dilakukan

tuba Eustachius Edema Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lokasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Massa Ukuran Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Bentuk Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Permukaan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Post Nasal Drip Ada / Tidak Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Jenis Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Gambar
Orofaring / Mulut

Pemeriksaan Kelainan Dektra Sinistra

Simetris/ Tidak Simetris Simetris

Palatum Mole + Warna Merah Muda Merah Muda


Arkus Faring
Edema - -

Bercak/ Eksudat - -

Dinding Faring Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Licin Licin

Ukuran T1 T1

Warna Merah muda Merah muda

Permukaan Licin Licin

Tonsil Muara kripti Tidak melebar Tidak melebar

Detritus - -

Eksudat - -

Perlengketan dengan pilar - -

Warna Merah muda Merah muda

Peritonsil Edema - -

Abses - -

Lokasi - -

Bentuk - -

Tumor Ukuran - -

Permukaan - -

Konsistensi - -

Gigi Karies / Radiks - -


Kesan Dalam batas normal Dalam batas
normal

Pemeriksaan Kelainan Dektra Sinistra

Lidah Deviasi - -

Bentuk Normal Normal

Tumor - -

Gambar

Laringoskopi Indirek Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Kelainan Tidak dilakukan pemeriksaan

Epiglotis Bentuk Tidak dilakukan pemeriksaan

Warna Tidak dilakukan pemeriksaan

Edema Tidak dilakukan pemeriksaan

Pinggir rata / tidak Tidak dilakukan pemeriksaan

Massa Tidak dilakukan pemeriksaan

Aritenoid Warna Tidak dilakukan pemeriksaan

Edema Tidak dilakukan pemeriksaan

Massa Tidak dilakukan pemeriksaan


Gerakan Tidak dilakukan pemeriksaan

Ventrikular Band Warna Tidak dilakukan pemeriksaan

Edema Tidak dilakukan pemeriksaan

Massa Tidak dilakukan pemeriksaan

Plica Vokalis Warna Tidak dilakukan pemeriksaan

Gerakan Tidak dilakukan pemeriksaan

Pinggir Medial Tidak dilakukan pemeriksaan

Massa Tidak dilakukan pemeriksaan

Subglotis / Sekret ada / tidak Tidak dilakukan pemeriksaan


Trakhea

Massa Tidak dilakukan pemeriksaan

Sinus Piriformis Massa Tidak dilakukan pemeriksaan

Sekret Tidak dilakukan pemeriksaan

Valekule Sekret ( jenisnya ) Tidak dilakukan pemeriksaan

Massa Tidak dilakukan pemeriksaan

Gambar

Pemeriksaan kelenjar Getah Bening Leher : Tidak tampak pembesaran KGB

Inspeksi : lokasi................................................................................................

Bentuk..............................................................................................

Soliter/Multiple.................................................................................

Palpasi : Bentuk .............................................................................................

Ukuran...............................................................................................

Konsistensi........................................................................................

Mobilitas............................................................................................
RESUME ( DASAR DIAGNOSIS )

Anamnesis :

Keluhan Utama :

Telinga kiri terasa tersumbat sejak 2 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :

- Telinga kiri terasa tersumbat sejak2 bulan yang lalu


- Dirasakan hilang-timbul.
- Pendengaran telinga kiri berkurang.
- Sebelum keluhan telinga tersebut, pasien batuk pilek kurang lebih
2 minggu.
- Kebiasaan sering membersihkan telinganya dengan menggunakan
cotton bud.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-), Riwayat batuk pilek (+),
Riwayat trauma telinga (-).
Riwayat ekonomis dan sosial
- Pasien merokok 2 bungkus/hari selama 15 tahun

Pemeriksaan Fisik

Telinga Kanan Kiri

Daun Telinga Dalam batas normal Dalam batas normal

Dalam batas normal Dalam batas normal


Liang Telinga
utuh, warna putih
Membran Tympani dalam batas normal kekuningan, refleks
cahaya tidak ada, retraksi

Gambar

Hidung Kanan Kiri

Rinoskopi Anterior

Vestibulum
Dalam batas normal Dalam batas normal

Cavum Nasi
Dalam batas normal Dalam batas normal

Konkha Inferior
Dalam batas normal Dalam batas normal

Sekret
- -

Massa
- -

Gambar
Rinoskopi Posterior
Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Laringoskopi Indirek
Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Epiglotis - -

Pita Suara - -

Gamba

Faring

Palatum Mole
Dalam batas normal Dalam batas normal

Dinding Faring
Dalam batas normal Dalam batas normal

Tonsil
Dalam batas normal Dalam batas normal

Gambar

Diagnosis : Otitis Media Efusi Aurikularis Sinistra

DD/ : Otitis Media Akut Stadium Oklusi


Pemeriksaan penunjang :

1. Audiometri

Terapi :

- Cefixim 200 mg tab 2x1 PO


- Rhinos tab 2x1 PO
- Iliadin sray 2x1 max 3 hari

Prognosis :

Quo ad vitam : Dubia at bonam

Quo ad sanam : Dubia at bonam

Nasehat :
Jaga kebersihan telinga.
Pemakaian obat denganteratur.
Tidak merokok

Anda mungkin juga menyukai