PENDAHULUAN
1
besar, dengan demikian “kesehatan wisata” telah menjadi amat penting
sebagai salah satu faktor penunjang. Seperti pepata mengatakan “Health is not
everything, but without health everything is nothing”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan pariwisata dimulai sejak
berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan, sampai di
tempat tujuan, dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya,
sehingga wisatawan tersebut tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah
wisata yang telah dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan wisata itu,
kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan, tindakan pengobatan jika
diperlukan dan kesiapan repratiasi ke tempat yang memadai/ke negara
asalnya.
Oleh sebab itu, perlunya peran perawat dalam mengatasi hal-hal yang
tidak diinginkan oleh wisatawan misalnya ketika wisatawan ingin berpergian
ke suatu wilayah yang berisiko mengalami ancaman wabah penyakit maka
disinilah peran serta perawat dalam meminimalisir penyebaran wabah
tersebut kepada wisatawan sehingga wisatawan yang berkunjung merasa
aman dan nyaman hingga kembali ke negara asalnya. Perawat juga saling
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah penularan wabah
penyakit tentunya sesuai dengan sistem dan prosedur yang sudah ditetapkan.
2
1.3.3. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan pariwisata.
1.3.4. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan pariwisata.
1.3.5. Untuk mengetahui faktor pendukung kesehatan pariwisata.
1.3.6. Untuk mengetahui upaya perlindungan kesehatan terhadap wisatawan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
berdampak negatif karena begitu terbukanya peluang masuk keluarnya wabah
penyakit yang dibawa oleh wisatawan dari suatu negara ke negara yang lain
yang meliputi penyakit-penyakit yang sedang berjangkit saat ini, penyakit
menular baru (New Emerging Diseases) seperti:
- Hand Foot and Mouth Diseases (HFMD) di Singapura
- Rit Valley Fever di Saudi Arabia dan Yaman
Maupun penyakit-penyakit menular lama yang timbul kembali
(Reemerging Diseases) seperti TBC Paru, Malaria, Ebola. Untuk
mengantisipasi ancaman tersebut secara internasional telah diatir oleh Badan
Kesehatan Dunia (WHO) di dalam International Health Regulation (IHR).
Daerah Propinsi Bali merupakan daerah tujuan wisata, untuk menarik
para wisatawan maka daerah harus mampu menyediakan fasilitas yang
nyaman, aman dan menyenangkan bagi para wisatawan sehingga mereka
akan senang tinggal di daerah ini sehingga merupakan promosi bagi
wisatawan lainnya. Kenyamanan dalam perjalanan tentu berhubungan dengan
jaminan pada wisatawan untuk selalu sehat selama perjalanan. Untuk itu perlu
upaya perlindungan kesehatan pada wisatawan
5
2.3. Pengertian Kesehatan Pariwisata
Berbagai definisi tentang pariwisata kesehatan diberikan oleh para pakar
sebagai berikut: Recuperation tourism is a moving or tourist activity which
tourists are excited because this place has facilities needed to be health
(Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, 1983).
Sementara Eliya (2000) menambahkan bahwa Recuperation tourism is a
moving or tourist activity which tourists are excited because this place has
facilities needed to be health or to feel fresh air in a beautiful place.
Hal senada diungkap oleh Pendit (1996:37) yang menyatakan bahwa
recuperation tourism represents a journey of a tourist as a mean to convert
place, environtment and situation where he remains everyday for the benefit
of rest for him in spiritual and corporeal meaning by visiting resorts at the
same time medititation like at the source of contained hot wellspring of
mineral able to heal to to make healthy or at places providing other
medication facilities.( lihat pula Tabacchi, Benbhi, Wahab, Webster
Distionary, Kamus Travel dan Wisata dan Idmarta)
Lebih lanjut Oka menjelaskan bahwa this recuperation has been doing
by tourists who want to go to a place and another place because they have
listened their doctor or they have attitude after bored or tired for their job.
Sementara Finn (2002) melihat pariwisata kesehatan sebagai a long term
sustainable and profitable industry. Ahli ini kemudian menambahkan bahwa
health tourism is not very different than beach, eco or traditional tourism. It
is a bit different from the other forms of tourism due to the fact that it is a
form of telemedicine and like conventional medicine, there are in inherent
ethical rules, codes of conduct and practise guidelines and patterns.
Berdasarkan definisi yang diberikan berbagai pakar di atas dapat
diasumsikan bahwa pariwisata kesehatan kegiatan wisata yang dilakukan oleh
orang-orang ke berbagai tempat dengan tujuan memperoleh fasilitas yang
dibutuhkan untuk memperbaiki, menyembuhkan berbagai penyakit atau
sekedar menghilangkan kebosanan dari tekanan pekerjaan sehari-hari.
6
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyadari akan pentingnya
pariwisata kesehatan dengan mulai membuat projek jangka panjang tentang
pencatatan secara resmi tanaman dan obat-obatan yang ada dalam budaya
traditional yang sudah terbukti memiliki keampuhan menyembuhkan berbagai
penyakit. Hal ini didukung oleh para pengusaha terkait yang melakukan
kampanye secara maraton ke berbagai negara seperti Eropa Barat, Amerika
Tengah, Jepang, Saudi Arabia dan negara-negara lainnya. Kampanyenya
sendiri terutama ditujukan kepada para pasien kaya yang mencari tempat
untuk istirahat, relaksasi dan pengobatan alternatif untuk mengobati penyakit
kanker, atau penyakit lain yang tidak dapat disembuhkan oleh pengobatan
modern lainnya.
Lain halnya dengan kesehatan wisata, kesehatan wisata dimulai sejak
berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan sampai di
tempat tujuan dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya
sehingga wisatawan tersebut `tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah
wisata yang telah dikunjunginya.
Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya
pencegahan penyakit, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan
repatriasi ke tempat yang memadai/ke negara asalnya.
Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan
diberi informasi dan petunjuk oleh biro wisata/klinik wisata melalui brosur
yang disediakan di biro perjalanan mengenai kesehatan dalam perjalanan dan
di daerah tujuan. Misalnya pemberian vaksinasi seperlunya, dan memakan pil
untuk pencegahan malaria, jika di tujuan masih ada malaria. Untuk
mempertahankan keadaan yang baik serta meningkatkan kesehatan
lingkungan, diperlukan kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik
Pemerintsah (Departemen Kesehatan, Pariwisata, Kimpraswil) maupun pihak
swasta dalam bidang perhotelan serta jasa makanan, dan lain-lain.
Upaya pengobatan dimulai dalam perjalanan dan di daerah tujuan
diusahakan memadai, sesuai dengan standar yang diperlukan, dan mudah
serta cepat didapat. Jika wisatawan jatuh sakit atau mendapat kecelakaan di
7
suatu tempat dimana pengobatan kurang memadai, disediakan sarana untuk
melakukan repratiasi secepat mungkin ke rumah sakit terdekat atau tempat
rujukan lainnya.
8
kualitas oleh wisatawan karena menunjukkan perhatian otoritas setempat
terhadap masalah kesehatan lingkungan.
b. Makanan dan minuman
Kejadian yang muncul umumnya berhubungan dengan konsumsi
makanan atau minuman yang tidak higienis yang mengakibatkan
gangguan saluran pencernaan. Namun masalah tersebut bisa dikontrol
melalui penerapan prosedur standar untuk pengelolaan makanan dan
sanitasi lingkungan.
c. Upaya pencegahan, pendidikan dan promosi kesehatan masyarakat
Hal ini termasuk kesehatan lingkungan adalah fundamental dan
dapat membawa perubahan sikap dan perilaku yang dapat mengurangi
risiko-risiko terjadinya pemerosotan kesehatan pariwisata.
9
Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara tempat
asalnya.
Pedoman bagi usaha pariwisata dalam mengupayakan kesehatan wisata
di tempat usaha:
a. Obyek wisata
Mengupayakan lingkungan yang bersih setiap waktu, demikian juga
fasilitas restoran dan WC umum.
Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dalam jumlah
memadai di tempat-tempat strategis.
Menyediakan fasilitas pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.
Pemberian papan-papan peringatan pada tempat-tempat yang rawan
kecelakaan yang dapat membahayakan pengunjung.
b. Akomodasi, hotel dan restoran
Menjaga kebersihan kamar hotel, ruangan restoran, seluruh fasilitas
dan perlengkapan.
Mengupayakan lingkungan yang bebas lalat, nyamuk, tikus dan
binatang pengganggu lainnya.
Mengupayakan semua fasilitas yang ada seperti : salon, kolam
renang dalam keadaan bersih dan bebas hama.
Menyediakan pakaian seragam yang bersih, sopan dan menarik
untuk petugas pelayanan.
Menciptakan lingkungan yang bersih dan suasana asri sehingga tamu
dapat menikmati hidangan penuh selera.
Menciptakan standar kebersihan untuk badan dan pengolahan
makanan dan minuman termasuk peralatan.
Selalu menggunakan sarung tangan plastik bila mencuci peralatan
dapur dan juga pakaian tamu.
Bertindaklah yang bijaksana bila menjumpai tamu yang kurang
sehat, berikan informasi yang benar mengenai apa yang harus
dilakukan.
10
c. Biro perjalanan wisata
Menjaga agar armada angkutan yang dimiliki beserta perlengkapannya
dalam kondisi bersih dan berfungsi dengan baik.
Bis wisata harus tersedia perlengkapan: tong sampah dan kotak P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
Meletakkan pesan-pesan untuk tidak merokok dalam bis pada tempat-
tempat yang mudah terlihat.
Mewaspadai mereka yang kelihatan kurang sehat dalam perjalanan.
Berikan saran simpatik untuk mengatasi kondisi kurang sehat tersebut.
Mengupayakan penampilan yang bersih, baik fisik maupun pakaian
para petugas dan pramuwisata.
d. Imunisasi untuk wisatawan
Bila bermaksud mengadakan perjalanan ke luar negeri, selain
rencanakan terlebih dahulu, misalnya 2 bulan sebelumnya, khususnya
untuk kebutuhan vaksinasi, karena ada negara-negara tertentu yang
merekomendasikan untuk divaksinasikan dahulu, seperti vaksinasi
menginitis bagi yang akan pergi ke Saudi Arabia (Jemaah Haji), vaksinasi
yellow fever untuk yang akan pergi ke Afrika.
Ada 3 jenis imunisasi:
1) Routinel Immunization: DPT, POLIO, CAMPAK, INFLUENZA.
2) Required Immunization: Yellow Fever, Cholera, Meningococcal
Meningitis.
3) Recommended Immunization: Hepatitis A & B, Typhoid Fever,
Japanese Encephalitis, Cholera, Rabies.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Keperawatan pariwisata adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada
individu, keluarga, kelompok dan yang mana individu, keluarga dan
kelompok tersebut sedang melakukan perjalanan ke suatu tempat yang
berbeda dari tempat/ daerah asalnya dalam sementara waktu untuk menikmati
kegiatan rekreasi baik itu dalam kondisi sehat maupun sakit. Selain itu
pelayanan kesehatan tersebut diberikan bertujuan untuk menambah rasa
nyaman dan aman sehingga individu, keluarga dan kelompok tersebut dapat
menikmati rekreasi yang telah direncanakan hingga kembali lagi ke
tempat/daerah asalnya.
3.2. Saran
Dengan penyusunan makalah ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca
khususnya bagi mahasiswa keperawatan. Penyusun berharap agar para
pembaca dapat lebih memahami mengenai Konsep Keperawatan Parawisata
yang sangat penting diketahui demi memperdalam wawasan dalam mata
kuliah Keperawatan Pariwisata sehingga ilmu yang didapatkan dapat
bermanfaat di masa yang akan datang.
12