Anda di halaman 1dari 17

1

PENGELOLA
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DASAR

BAGI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL 2018

Penulis :

Hendri Guntoro

Editor :

...........................................................

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
DEPOK, 2017
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam


pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM sudah merupakan
tuntutan semenjak dicanangkannya Komitmen e-Gov PASTI Nyata pada rapat
kerja tahun 2017. Pendayagunaan e-Gov PASTI Nyata di lingkungan
Kemenkumham bertujuan untuk mendukung terwujudnya pemerintahan yang baik
(good governance).
Dalam usaha mendayagunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
untuk meningkatkan akses, pengelolaan, serta pendayagunaan data dan informasi
dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Kebutuhan akan sumber daya
manusia yang menguasai pengelolaan TIK semakin meningkat.
Pemahaman pengelola TIK terhadap bidang tugasnya dimulai dari siklus
perencanaan, pelaksanaaan, dan evaluasi adalah hal yang mendasar disamping
kemampuan teknis dalam pengelolaan aplikasi dan infrastruktur jaringan. Dengan
berpedoman kepada rencana induk (Grand Design) pengembangan TIK
Kementerian Hukum dan HAM akan menjadikan pengelolaan TIK menjadi selaras
dan terintegrasi sesuai dengan prinsip-prinsip e-Government seperti yang tertuang
pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government.

B. Deskripsi Singkat
Maksud dari modul pengelola TIK adalah untuk memberikan panduan serta
penjelasan terakit tugas dan fungsi pengelola TIK dalam melaksakan tugas. Dengan
tujuan agar pengelola TIK dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai
faktor pendorong pelaksanaan e-Government di lingkungan Kementerian Hukum
dan HAM.
3

C. Hasil Belajar
Peserta diklat memiliki sudut pandang yang selaras terkait pelaksanaan e-
Government di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Meskipun secara
substansi unit-unit pusat di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM memiliki
karakteristik data dan informasi yang berbeda-beda. Sehingga dalam pengelolaan
dan pengembangan TIK dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip e-Government.

D. Indikator Hasil Belajar


Indikator keberhasilan yang diharapkan setelah peserta mempelajari modul
diantaranya adalah :
1) Peserta memahami bidang tugas Pengelola Teknologi Informasi
2) Peserta memahami Grand Design Pengelola Teknologi Informasi Kementerian
Hukum dan HAM
3) Peserta memahami konsep pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung
aplikasi, yaitu :
a) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi Fasilitatif dan
Kantor Wilayah
b) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif PP
c) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif AHU
d) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif
Pemasyarakatan
e) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif Imigrasi
f) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif KI
g) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif HAM
h) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif
Inspektorat Jenderal
i) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif BPHN
j) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif Litbang
HAM
k) Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi substantif BPSDM
4) Peserta memahami aspek perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan
terhadap bidang aplikasi dan infrastuktur jaringan
4

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


1) Tugas dan fungsi Pengelola TIK
a) Penjelasan Tugas dan fungsi pengeloa TIK serta rumpun jabatan JFT
Pranata Komputer
b) Penjelasan terkait Jenis tugas dan contoh pengelola TI Bidang terampil;
c) Penjelasan terkait Jenis tugas dan contoh pengelola TI Bidang ahli;
d) Penjelasan SKP Pengelola Teknologi Informasi;

2) Grand Desain TIK Kementerian Hukum dan HAM


a) Best practice IT Manajemen;
b) Potret kondisi TIK Kementerian Hukum dan HAM;
c) Pelaksanaan e-Gov dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

3) Pengelolaan Aplikasi dan Pengelolaan Infrastruktur Pendukung Aplikasi


a) Pengelolaan Aplikasi
+ Pengelolaan aplikasi dari aspek perangkat lunak (software);
+ Pengelolaan aplikasi dari aspek perangkat keras (hardware);
+ Pengelolaan aplikasi dari aspek pengguna (brainware);
b) Pengelolaan Infrastruktur Pendukung Aplikasi
+ Pengelolaan Infrastruktur LAN (Local Area Network);
+ Pengelolaan Infrastruktur WAN (Wide Area Network);

4) Perencanaan, Pengembangan dan Pemeliharaan bidang aplikasi dan


infrastuktur jaringan
a) Penjelasan siklus pengembangan system / System Development Life
Cycle;
b) Penjelasan fungsi Grand Design TIK;
c) Penjelasan Tata Kelola TIK;
d) Penyusunan TOR, KAK, RAB;
5

BAB II
Tugas dan fungsi Pengelola TIK

Indikator Keberhasilan:
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memahami bidang tugas
Pengelola Teknologi Informasi

A. Tugas dan fungsi pengelola TIK serta rumpun jabatan JFT Pranata
Komputer
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
66/KEP/M.PAN/7/2003 yang menjelaskan tentang jabatan fungsional Pranata
Komputer dan angka kreditnya, Pranata Komputer adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab, dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan sistem informasi berbasis
komputer.

Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan pranata komputer adalah sebagai


berikut :
1) TERAMPIL :
a) Pranata Komputer Pelaksana Pemula
b) Pranata Komputer Pelaksana
c) Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan
d) Pranata Komputer Penyelia
2) AHLI :
a) Pranata Komputer Pertama
b) Pranata Komputer Muda
c) Pranata Komputer Madya
d) Pranata Komputer Utama

B. Jenis tugas dan contoh pengelola TI Bidang terampil;


6

1. Fungsi Operator
Fungsi operator ialah fungsi yang langsung menghasilkan keluaran yang
nyata, praktis, dan hasilnya bisa dilihat dan langsung dirasakan dengan
mengoperasikan perangkat komputer. Contohnya ialah entri data, menulis
dan mencetak surat.

2. Fungsi Teknisi
Fungsi teknisi ialah fungsi yang berhubungan dengan perbaikan perangkat
keras. Misalnya, menemukan atau membuat node jaringan baru,
pemasangan sistem komputer, pembersihan virus, instalasi program. Hasil
yang diharapkan ialah lembaga bisa lebih menghemat biaya
reparasi,instalasi, dan pengadaan. Oleh karenanya biaya pengadaan
perangkat komputer bisa menjadi lebih rendah karena bisa memilih yang
belum berisi sistem operasi. Karena seorang prakom tentu mempunyai
kemampuan memasang sistem operasi suatu perangkat komputer.

C. Jenis Tugas dan Contoh Pengelola TI Bidang Ahli;


1. Fungsi Pengembangan
Fungsi pengembangan ialah menghasilkan sistem aplikasi baru yang sesuai
dengan kebutuhan lembaga. Fungsi ini sifatnya mempermudah suatu proses
administrasi tertentu sehingga menjadi lebih cepat dan hasilnya lebih akurat.
Sehingga akan terjadi penghematan biaya dan tenaga.

2. Fungsi Analisis
Fungsi analisis ialah mengkaji suatu proses sehingga bisa ditetapkan bahwa
proses itu memerlukan perangkat komputer dengan spesifikasi tertentu dan
melengkapinya dengan program aplikasi tertentu. Baik itu program aplikasi
yang telah tersedia maupun program aplikasi yang harus dibuat ( fungsi
rekayasa). Suatu pendistribusaian perangkat komputer menjadi lebih diterima
karena sudah menggunakan analisis kebutuhan yang proporsional, pasti, dan
bisa dipertanggungjawabkan, bukan sekadar berdasar suka atau tidak suka
semata.
7

3. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan ialah menetapkan seperti apa sistem teknologi informasi
di waktu yang akan datang. Secara umum hal itu meliputi perangkat keras,
perangkat lunak, dan SDM yang perlu disediakan. Hal itu menyangkut analisa
kebutuhan sistem informasi di waktu yang akan datang, perkembangan
teknologi, dan kemampuan pembiayaan lembaga. Singkatnya, perencanaan
seperti apa wujud teknologi informasi di waktu yang akan datang, adalah tidak
bisa dilepaskan dari peran prakom.

D. SKP Pengelola Teknologi Informasi


Sasaran kinerja pegawai (SKP) pengelola TIK disesuaikan berdasarkan tugas
dan fungsi nya dalam pelaksanaan tugas.
8

BAB III

Grand Design TIK Kementerian Hukum dan HAM

Indikator keberhasilan:
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memahami Grand Design
Pengelola Teknologi Informasi Kementerian Hukum dan HAM

A. IT Manajemen
1. IT Management
Pada dunia teknologi informasi, dikenal pula istilah IT Management, karena
pada hakekatnya sebuah organisasi perlu mengelola berbagai aset teknologi
yang dimilikinya untuk mendukung perusahaan dalam mencapai visi dan
misinya. Sesuai dengan berbagai standar internasional (best practice) -
seperti COBIT, ITIL, ISO-20000, CMMI, TOGAF, dan lain-lain – yang
dimaksud dengan sumber daya teknologi informasi adalah piranti keras atau
hardware, jaringan infrastruktur, piranti lunak atau software, basis data atau
database, piranti informasi atau infoware, fasilitas dan sarana prasarana
pendukung teknologi (data center, server room, backup system, dan lain
sebagainya), dan manusia (pengguna, penyelenggara, penerap, dan
manajemen). Sementara itu ISACA (Information System Audit and Control
Association) melalui entitas risetnya ITGI (Information Technology
Governance Institute) yang menyusun COBIT versi 4.0 membagi domain
manajemen teknologi informasi menjadi 4 (empat) bagian besar, yaitu
masing-masing:
a) Domain Perencanaan dan Pengorganisasian (Planning and Organisation);
b) Domain Pengadaan dan Penerapan (Acquisition and Implementation);
c) Domain Pemanfaatan dan Pemeliharaan (Delivery and Support) ; dan
d) Domain Pengawasan dan Penilaian (Monitoring and Evaluation).
Masing-masing domain tersebut terdiri dari sejumlah proses terkait dengan
pengelolaan sumber daya teknologi informasi dalam sebuah organisasi.
9

2. IT Governance

Sementara itu dalam konteks governance, ISACA dan ITGI menggunakan


terminologi yang diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh perusahaan
konsultan terkemuka Cap Gemini, yaitu RACI, yang merupakan kepanjangan
dari:
a) Responsible – merupakan pihak yang bertugas sebagai pelaksana utama,
sebuah aktivitas atau kegiatan tertentu;
b) Accountable – merupakan pihak yang paling bertanggung jawab terhadap
keberadaan dan/atau kinerja sebuah aktivitas atau kegiatan tertentu;
c) Consulted – merupakan pihak yang harus diminta pendapatnya
(dikonsultasikan) dalam konteks pelaksanaan sebuah aktivitas atau
kegiatan tertentu; dan
d) Informed - merupakan pihak yang harus diinformasikan (diberitahukan)
dalam konteks pelaksanaan sebuah aktivitas atau kegiatan tertentu.
Dengan berpegang pada prinsip-prinsip ini, maka sebuah perusahaan atau
organisasi perlu memetakan proses atau aktivitas yang dimilikinya dengan
struktur organisasi yang ada, sehingga dalam konteks pengambilan
keputusan dan pertanggungjawaban terhadap berbagai kegiatan menjadi
jelas bagi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat. Kalau manajemen
biasanya berada dalam tataran “line management” ke bawah, maka untuk
governance prinsip atau struktur pengambilan keputusan disusun untuk
mereka yang berada pada level “senior management” ke atas (tingkat direktur
hingga komisaris selaku wakil dari pemegang saham).

B. Potret kondisi TIK Kementerian Hukum dan HAM


Struktur organisasi yang besar dengan masing-masing unit pusat memiliki tugas
dan fungsi yang unik, keselarasan dalam penyajian data dan informasi memiliki
tantangan tersendiri.

C. Pelaksanaan e-Government dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM


Pelayanan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM sudah dijalankan secara
elektronik, diantaranya :
a) Pelayanan passpor
10

b) Pelayanan pendaftaran paten dan merek


c) Pelayanan pendaftaran badan hukum
11

BAB IV

Pengelolaan Aplikasi dan


Pengelolaan Infrastruktur Pendukung Aplikasi

Indikator keberhasilan:
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memahami konsep
pengelolaan aplikasi dan infrastruktur pendukung aplikasi

A. Pengelolaan Aplikasi
Masing-masing unit pusat di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM
mengelola aplikasi terkait substansi yang diemban.
a) Pengelolaan aplikasi Fasilitatif dan Kantor Wilayah
b) Pengelolaan aplikasi substantif PP
c) Pengelolaan aplikasi substantif AHU
d) Pengelolaan aplikasi substantif Pemasyarakatan
e) Pengelolaan aplikasi substantif Imigrasi
f) Pengelolaan aplikasi substantif KI
g) Pengelolaan aplikasi substantif HAM
h) Pengelolaan aplikasi substantif Inspektorat Jenderal
i) Pengelolaan aplikasi substantif BPHN
j) Pengelolaan aplikasi substantif Balitbang HAM
k) Pengelolaan aplikasi substantif BPSDM

Masing-masing aplikasi tersebut diatas dijelaskan dalam aspek berikut :


a) Jenis, pengguna, tujuan, dan manfaat aplikasi di lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM;
b) Jenis-jenis perangkat lunak pendukung aplikasi;
c) Jenis-jenis perangkat keras pendukung aplikasi di lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM;
d) Problem solving atau penyelesaian masalah yang bersifat umum pada bidang
aplikasi;
e) Jenis-jenis data dan informasi yang dihasilkan oleh aplikasi serta penjelasan
jenis-jenis data dan informasi yang memiliki klasifikasi tertutup (rahasia) dan
terbuka untuk dapat diakses oleh publik dalam rangka pertukaran data dan
informasi G2G (government to government), G2B (government to business),
dan G2C (government to citizen);

B. Pengelolaan Infrastruktur Pendukung Aplikasi


12

Masing-masing unit pusat di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM


mengelola infrastruktur pendukung aplikasi terkait substansi yang diemban.
a) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi Fasilitatif dan Kantor Wilayah
b) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif PP
c) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif AHU
d) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif Pemasyarakatan
e) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif Imigrasi
f) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif KI
g) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif HAM
h) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif Inspektorat Jenderal
i) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif BPHN
j) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif Balitbang HAM
k) Pengelolaan infrastruktur pendukung aplikasi substantif BPSDM

Masing-masing infrastruktur pendukung aplikasi tersebut diatas dijelaskan dalam


aspek berikut :
a) Jenis, penyedia, dan pengguna infrastruktur jaringan di lingkungan
Kementerian Hukum dan HAM;
b) Problem solving atau penyelesaian masalah yang bersifat umum pada bidang
infrastruktur jaringan LAN dan WAN;Network);
13

BAB V

Perencanaan, Pengembangan dan Pemeliharaan bidang aplikasi


dan infrastuktur jaringan

Indikator keberhasilan:
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu memahami aspek
perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan terhadap bidang aplikasi dan
infrastuktur jaringan

A. Siklus Pengembangan Sistem / System Development Life Cycle;


Sistem Informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang
biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk
menghasilkan informasi. Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat
lunak. Sistem Informasi ada pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk
mendukung kegiatan bisnis mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan
pengembangan sistem informasi diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di
bidang Teknologi Informasi.
Dalam membangun suatu sistem informasi (dalam hal ini lebih mengacu kepada
pengertian aplikasi perangkat lunak) digunakan metode Siklus Hidup dan
Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle atau SDLC). SDLC
terdiri dari sejumlah tahapan yang dilaksanakan secara berurutan. Secara umum
tahapan dari SDLC adalah Perencanaan, analisis, rancangan, penerapan dan
penggunaan.

1. Fase Perencanaan
Fase ini dimulai dengan mendefinisikan masalah dan dilanjutkan dengan
sistem penunjukan objektif dan paksaan. Di sini sistem analis memimpin studi
yang mungkin terjadi dan mengemukakan pelaksanaannya pada manajer.

2. Fase Analisis
Fase ini mempunyai tugas penting yaitu menunjukkan kebutuhan pemakai
informasi dan menentukan tingkat penampilan sistem yang diperlukan untuk
memuaskan kebutuhan tersebut. Fase ini meliputi penetapan jangkauan
14

proyek, mengenal resiko, mengatur rangkaian tugas, dan menyediakan dasar


untuk kontrol. Analisis mengumpulkan persyaratan untuk sistem. Tahap ini
meliputi rinci kajian terhadap kebutuhan bisnis organisasi.

3. Fase Desain
Fase Desain ini meliputi penentuan pemrosesan dan data yang dibutuhkan
oleh sistem yang baru, dan pemilihan konfigurasi terbaik dari hardware yang
menyediakan desain. Desain sistem adalah ketentuan mengenal proses dan
data yang dibutuhkan oleh sistem yang baru. Proses desain akan
menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak
yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada :
struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail
(algoritma) prosedural. Merancang alir kerja (workflow) dari sistem dalam
bentuk diagram alir (flowchart) atau Data Flow Diagram (DFD). Merancang
basis data (database) dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) bisa
juga sekalian membuat basis data secara fisik. Merancang input ouput
aplikasi (interface) dan menentukan form-form dari setiap modul yang ada.
Merancang arsitektur aplikasi dan jika diperlukan menentukan juga kerangka
kerja (framework) aplikasi. Pada tahapan ini atau sebelumnya sudah
ditentukan teknologi dan tools yang akan digunakan baik selama tahap
pengembangan (development) maupun pada saat implementasi
(deployment).

4. Fase Pelaksanaan / Implementasi


Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah
desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data.
Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber
secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem. Dalam
tahap ini, desain yang sudah diterjemahkan ke dalam kode. Program
komputer yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman konvensional atau
aplikasi generator. Alat pemrograman seperti kompiler, Juru, Debuggers
digunakan untuk menghasilkan kode. Berbagai bahasa pemrograman tingkat
15

tinggi seperti C, C ++, Pascal, Java digunakan untuk coding. Sehubungan


dengan jenis aplikasi, hak bahasa pemrograman yang dipilih.

5. Fase Pemakaian / Penggunaan


Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin
bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan
sehingga sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan.

B. Grand Design TIK


Masing-masing unit pusat memiliki grand design pengembangan TI, sedangkan
secara komprehensif grand design TI pada level kementerian sedang dalam
proses pembahasan pada PUSDATIN Kementerian Hukum dan HAM.
16

BAB VI

PENUTUP

A. Dukungan Belajar Peserta

Untuk dapat memahami modul Pengelola TIK secara komprehensif, pengajar


diminta untuk menyampaikan materi secara interaktif dan mampu mengajak peserta
untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok diskusi, sehingga peserta diharapkan
mampu memahami Tugas dan Fungsi Pengelola TIK yang terkait dengan
pelaksanaan e-Government di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
Untuk menunjang pemahaman, peserta dapat mempelajari referensi
pembelajaran di luar modul dalam hal peningkatan pelaksanaan e-Government di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

B. Tindak Lanjut

Peserta diharapkan secara aktif membaca isi modul Pengelola TIK,


berdiskusi, mengerjakan latihan, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, baik
dengan dukungan belajar oleh Widyaiswara/Pengajar atau pembelajaran mandiri
yang dilakukan oleh Peserta, baik secara mandiri maupun berkelompok (peer group
study).
17

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Kepala BPS Nomor 16 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Penilaian
Angka Kredit Pranata Komputer;
2. Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government;
3. COBIT 4.1: Framework for IT Governance and Control;
4. Information Technology Infrastructure Library Framework;
5. Cisco Enterprise Campus Infrastructure Best Practices Guide;

Anda mungkin juga menyukai