Anda di halaman 1dari 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurangnya pengetahuan tentang mobilisasi pasca operasi berhubungan dengan


kurangnya informasi
Pokok bahasan : Mobilisasi pasca operasi
Sasaran : Klien dan keluarga klien
Waktu : 20 Menit
Tanggal : 13 Januari 2014
Tempat : Ruang 14

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah diberi penyuluhan, Sasaran dapat memahami dan mengerti tentang pentingnya
mobilisasi pasca operasi.

B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penjelasan, Sasaran dapat mengetahui:
1. Pengertian mobilisasi
2. Hambatan mobilisasi
3. Pentingnya mobilisasi pasca operasi
4. Manfaat mobilisasi pasca operasi
5. Tahapan mobilisasi pasca operasi

C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian mobilisasi
2. Hambatan mobilisasi
3. Pentingnya mobilisasi pasca operasi
4. Manfaat mobilisasi pasca operasi
5. Tahapan mobilisasi pasca operasi

D. Kegiatan Penyuluhan
Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya Jawab

Langkah – Langkah Kegiatan


NO Tahapan Waktu Metode Media
1 Kegiatan Pra Pembelajaran: 5 menit
a. Mempersiapkan materi,media dan
tempat.
b. Kontrak waktu
2 Pembukaan: 5 menit Ceramah,
a. Memberi salam Tanya jawab
b. Memperkenalkan diri (tim
penyuluh)
c. Memberikan penyuluhan kepada
sasaran untuk mengungkapkan
pengetahuannya
d. Menyampaikan pokok bahasan

3 Kegiatan : 10 menit Ceramah, Leaflet


a. Menjelaskan tujuan Diskusi
b. Penyuluh menyampaikan materi. Tanya jawab,
c. Sasaran menyimak materi
d. Memberikan kesempatan pada
sasaran untuk bertanya
e. Menjawab pertanyaan yang
diberikan

4 Penutup : 10 menit Ceramah,


a. Menanyakan kembali tentang Tanya jawab,
pemahaman audiens
b. Evaluasi
c. Menutup acara

Media
a. Leaflet

E. Evaluasi
a. Prosedur : Evaluasi setelah proses
b. Jenis Tes : Pertanyaan lisan
c. Butir Soal :
- Apa yang disebut dengan mobilisasi?
- Apa saja hambatan mobilisasi?
- Apa pentingnya mobilisasi pasca operasi?
- Sebutkan manfaat mobilisasi pasca operasi!
- Sebutkan tahapan mobilisasi pasca operasi!
Lampiran Materi
1. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,
teratur,mempunyai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuahan hidup sehat dan penting
untukkemandirian (Barbara kozier, 1991). Mobilisasi sudah dapat dilakukan sejak 8 jam
setelah pembedahan, tentu setelah pasien sadar atau anggota gerak tubuh dapat digerakkan
kembali setelah dilakukan pembiusan regional.

2. Tujuan Mobilisasi
a. Mempertahankan fungsi tubuh
b. Memperlancar peredaran darah
c. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
d. Mempertahankan tonus otot
e. Memperlancar eliminasi alvi dan urine
f. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat
memenuhi kebutuhan gerak harian.
g. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi.

3. Macam – macam mobilisasi


Menurut Bayer dan Dubes (1997) mobilisasi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh ini menunjukkan bahwa syarat motorik dan sensorik mampu
mengontrol seluruh area tubuh.
b. Mobilisasi sebagian
Umumnya mempunyai gangguan syaraf sensorik dan motorik pada area tubuh. Mobilisasi
ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilisasi temporer dan permanen.

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi menurut Kozier (2000).


a. Gaya hidup
b. Proses penyakit atau trauma
c. Kebudayaan
d. Tingkat energi
e. Usia dan tingkat perkembangannya

5. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi


Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
c. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan.

6. Manfaat mobilisasi
Bergerak, mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga juga mengurangi nyeri,
menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh,
mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada akhirnya justru akan
mempercepat penyembuhan luka.
Menggerakkan badan atau melatih kembali otot-otot dan sendi pasca operasi ,
memperbugar pikiran dan mengurangi dampak negatif dari beban psikologis yang tentu saja
berpengaruh baik juga terhadap pemulihan fisik.

7. Pentingnya mobilisasi
- Hampir semua jenis operasi membutuhkan mobilisasi atau pergerakan badan sedini
mungkin. Asalkan rasa nyeri dapat ditahan dan keseimbangan tubuh tidak lagi menjadi
gangguan.
- Masa pemulihan untuk mencapai level kondisi seperti pra pembedahan dapat
dipersingkat.
- Mengurangi waktu rawat di rumah sakit,
- Mengurangi stress psikis.

8. Hambatan mobilisasi
- Rasa nyeri terutama di sekitar luka operasi
- Beberapa selang yang berhubungan dengan tubuh, seperti; infus, cateter, pipa nasogastrik
(NGT=nasogastric tube), drainage tube, kabel monitor dan lain-lain.

9. Tahapan mobilisasi
Tahap awal, pergerakan fisik bisa dilakukan di atas tempat tidur dengan menggerakkan
tangan dan kaki yang bisa ditekuk atau diluruskan, mengkontraksikan otot-otot dalam
keadaan statis maupun dinamis termasuk juga menggerakkan badan lainnya, miring ke kiri
atau ke kanan.
Sampai 24 jam berikutnya atau bahkan lebih awal lagi badan sudah bisa diposisikan
duduk, baik bersandar maupun tidak dan fase selanjutnya duduk di atas tempat tidur dengan
kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil digerak-gerakan.
Di hari kedua pasca operasi, semestinya memang sudah bisa berdiri dan berjalan di
sekitar kamar atau keluar kamar, misalnya berjalan sendiri ke toilet atau kamar mandi dengan
posisi infus yang tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai