Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron yang stabil hampir semua atom membentuk ikatan

dengan atom-atom lain. Tetapi ada enam unsur lain yang tidak bersifat demikian,

yaitu unsur-unsur gas mulia yang terdiri dari: helium ( 2 He), neon (10 Ne), argon (18

Ar), krypton (36 Kr), xenon (54 Xe), dan radon (86 Rn). Unsurunsur gas mulia

hampir tidak membentuk ikatan dengan atom lain dan karena tidak reaktifnya maka

sering disebut gas inert. Gas mulia yang paling dikenal adalah helium, neon, dan

argon dengan struktur elektron (disebut rumus titik elektron Lewis). Kecuali helium

yang memiliki 2 elektron (duplet), semua gas mulia memiliki 8 elektron (oktet) pada

kulit terluarnya. Susunan yang demikian menurut Kossel dan Lewis sangat stabil,

sehingga atomatom gas mulia tidak menerima elektron ataupun melepaskan elektron

terluarnya. Hal inilah yang menyebabkan mengapa gas mulia sangat stabil.

(Sugiarto,2004)

2.2 Ikatan Kimia

kimia mempelajari materi, teori atom merupakan fondasi logis kimia. Namun,

kimia tidak berbasiskan atom saja. Kimia pertama akan muncul ketika atom

bergabung membentuk molekul. Proses yang menjelaskan bagaimana karakter

hubungan atom dengan atom, yakni pembentukan ikatan kimia sangat berperan dalam

perkembangan kimia. Untuk memahami ikatan kimia dengan sebenarnya diperlukan

dukungan mekanika kuantum. Kini mekanika kuantum merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kimia. Jadi mekanika kuantum sangat diperlukan bagi yang ingin

mempelajari betapa pentingnya ikatan kimia. (Takeuchi,2006)

ikatan kimia dapat dinyatakan sebagai salah satu dari tiga ikatan di atas, tetapi

senyawa baru yang disintesis satu demi satu tidak selalu dapat diklasifikasikan

dengan ikatan kovalen 2- pusat 2-elektron. Senyawa-senyawa ini meliputi ikatan

tuna-elektron dalam boron hidrida, ikatan koordinat dalam senyawa kompleks logam

transisi, ikatan logam-logam dalam senyawa kluster, dsb., dan konsep-konsep baru

ikatan telah dikenalkan dalam teori ikatan untuk menjelaskan jenis-jenis ikatan kimia

baru ini. Sebagaimana telah dikenal ikatan lemah yang disebut interaksi van der

Waals telah dikenali ada di atom atau senyawa molekular netral. Potensial interaksi

ini berbanding terbalik dengan jarak antar atom pangkat 6. Jarak terdekat namun

nonikatan antar atom diperkirakan dengan menjumlahkan jari-jari van der Waals

yang diberikan untuk masing-masing atom (Saito,2004).

2.2 Ikatan Ion

Ikatan ionik Untuk mengetahui ikatan kimia dengan lebih dalam, atom harus

dikenal dengan lebih dalam. Daro awal abad 20, pemahaman ilmuwan tentang

struktur atom bertambah mendalam, dan hal ni mempercepat perkembangan teori

ikatan kimia.

Kimiawan Jerman Albrecht Kossel (1853-1927) menganggap kestabilan gas

mulia disebabkan konfigurasi elektronnya yang penuh (yakni, konfigurasi elektron di

kulit terluarnya, kulit valensi, terisi penuh). Ia berusaha memperluas interpretasinya

ke atom lain. Atom selain gas mulia cenderung mendapatkan muatan listrik (elektron)

dari luar atau memberikan muatan listrik ke luar, bergantung apakah jumlah elektron
di kulit terluarnya lebih sedikit atau lebihbanyak dari atom gas mulia yang terdekat

dengannya. Bila suatu atom kehilangan elektron, atom tersebut akan menjadi kation

yang memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas mulia terdekat, sementara bila

atom mendapatkan elektron, atom tersebut akan menjadi anion yang memiliki jumlah

elektron yang sama dengan atom gas mulia terdekatnya. Ia menyimpulkan bahwa

gaya dorong pembentukan ikatan kimia adalah gaya elektrostatik antara kation dan

anion. Ikatan kimia yang dibentuk disebut dengan ikatan ionik. Kulit K dan L atom

natrium terisi penuh elektron, tetapi hanya ada satu elektron di kulit terluar (M). Jadi

natrium dengan mudah kehilangan satu elektron terluar ini menjadi ion natrium Na+

yang memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan atom neon Ne.. Konfigurasi

elektron atom khlor Bila satu atom khlorin menangkap satu elektron untuk

melengkapi kulit M-nya agar menjadi terisi penuh, konfigurasi elektronnya menjadi

yang identik dengan konfigurasi elektron argon Ar. Pada waktu itu, sruktur kristal

natrium khlorida telah dianalisis dengan analisis kristalografik sinarX, dan

keberadaan ion natrium dan khlorida telah diyakini. Jelas tidak ada pertentangan

antara teori Kossel dan fakta sepanjang senyawa ion yang dijelaskan. Namun, teori

ini belum lengkap, seperti dalam kasus dualisme elektrokimia, dalam hal teori ini

gagal menjelaskan fakta ekesperimen seperti pembentukan senyawa hidrogen atau

tidak diamatinya kation C4+ atau anion C4– (Takeuchi,2006).

2.3 Ikatan Kovalen

Sekitar tahun 1916, dua kimiawan Amerika, Gilbert Newton Lewis (1875-

1946) dan Irving Langmuir (1881-1957), secara independen menjelaskan apa yang

tidak terjelaskan oleh teori Kossel dengan memperluasnya untuk molekul non polar.
Titik krusial teori mereka adalah penggunaan bersama elektron oleh dua atom sebagai

cara untuk mendapatkan kulit terluar yang diisi penuh elektron. Penggunaan bersama

pasangan elektron oleh dua atom atau ikatan kovalen adalah konsep baru waktu itu.

Teori ini kemudian diperluas menjadi teori oktet. Teori ini menjelaskan, untuk gas

mulia (selain He), delapan elektron dalam kulit valensinya disusun seolah mengisi

kedelapan pojok kubus (gambar 3.3) sementara untuk atom lain, beberapa sudutnya

tidak diisi elektron. Pembentukan ikatan kimia dengan penggunaan bersama pasangan

elektron dilakukan dengan penggunaan bersama rusuk atau bidang kubus.

(Takeuchi,2006).

Tetapi banyak senyawa lain ada di mana transfer elektron belum terjadi.

Kekuatan penggeraknya masih sama: mencapai tingkat energi valensi terisi. Tetapi

alih-alih mencapainya dengan mendapatkan atau kehilangan elektron, atom-atom

dalam senyawa ini berbagi elektron. Itulah dasar ikatan kovalen. Contoh Hidrogen

,Hidrogen berada di tabel periodik - sudut kiri atas. Hidrogen yang ditemukan di alam

sering tidak terdiri dari atom individu. Ini terutama ditemukan sebagai H2, senyawa

diatomik (dua atom). (dipalsukan satu langkah lebih jauh, karena molekul adalah

kombinasi dari dua atau lebih atom, H2 disebut molekul diatomik.) Hidrogen

memiliki satu elektron valensi. Ia akan senang mendapatkan elektron lain untuk

mengisi tingkat energi Is, yang akan membuatnya isoelektronik dengan helium

(karena keduanya akan memiliki konfigurasi elektronik yang sama), gas mulia

terdekat. Tingkat energi 1 hanya dapat menampung dua elektron di orbital Is, jadi

mendapatkan elektron lain akan mengisinya. Itulah kekuatan pendorong hidrogen -

mengisi tingkat energi valensi dan mencapai pengaturan elektron yang sama dengan
gas mulia terdekat.Bayangkan satu atom hidrogen mentransfer satu elektronnya ke

atom hidrogen lainnya. Atom hidrogen yang menerima elektron mengisi kulit valensi

dan mencapai stabilitas sambil menjadi anion (1-1). Namun, atom hidrogen lainnya

sekarang tidak memiliki elektron (1-1 +) dan bergerak lebih jauh dari stabilitas.

Proses kehilangan dan perolehan elektron ini tidak akan terjadi, karena kekuatan

pendorong kedua atom adalah untuk mengisi tingkat energi valensi mereka. Jadi

senyawa H2 tidak dapat dihasilkan dari kehilangan atau kenaikan elektron. Apa yang

bisa terjadi adalah bahwa kedua atom dapat berbagi elektronnya. Pada tingkat atom,

pembagian ini diwakili oleh orbital elektron (kadang-kadang disebut awan elektron)

yang tumpang tindih. Dua elektron (satu dari masing-masing atom hidrogen) "milik"

kedua atom. Setiap atom hidrogen merasakan efek dari dua elektron; masing-masing

telah, dengan cara, mengisi tingkat energi valensi. Ikatan kovalen terbentuk - ikatan

kimia yang berasal dari pembagian satu atau lebih pasangan elektron antara dua atom.

Tumpang tindih orbital elektron dan pembagian pasangan elektron ditunjukkan pada

Gambar 2.3. ( Moore, 2003).

Gambar 2.3 Pembentukan ikatan kovalen dalam hidrogen

Anda mungkin juga menyukai