Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN PELAYANAN

TB - DOTS
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I. Pendahuluan.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................. 1
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan ................................................................... 1
1.4. Batasan Operasional............................................................................. 2
1.5. Landasan Hukum ................................................................................. 2
BAB II. Standar Ketenagaan....................................................................... 3
2.1. Kualitikasi Sumber Daya Manusia....................................................... 3
2.2. Distribusi Ketenagaan .......................................................................... 3
BAB III. Standar Fasilitas ........................................................................... 4
BAB IV. Tata Laksana Pelayanan .............................................................. 5
4.1. Konsep Pelayanan Secara Umum ........................................................ 6
4.2. Diagnosis TB........................................................................................ 6
4.3. Pengobatan TB ..................................................................................... 6
4.5. Alur Tata Laksana Pelayanan............................................................... 8
BAB V. Logistik ......................................................................................... 12
BAB VI. Keselamatan Pasien ..................................................................... 13
6.1. Definisi ................................................................................................. 13
6.2. Tujuan .................................................................................................. 13
6.3. Standar Patient Safety .......................................................................... 13
BAB VII. Keselamatan Kerja ..................................................................... 15
7.1. Pengertian............................................................................................. 15
7.2.Tujuan ................................................................................................... 15
7.3. Tata Laksana Keselamatan Karyawan ................................................. 15
BAB VIII. Pengendalian Mutu ................................................................... 17

ii
BAB IX. Penutup ........................................................................................ 1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Sejak dahulu penyakit Tuberkulosis oleh masyarakat dikenal sebagai
penyakit menular dan merupakan salah satu masalah utama kesehatan di
masyarakat indonesia. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya penderita
tuberkulosis yang ditemukan di masyarakat dan kematian yang disebabkannya.
Pada tahun 1995, puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan di
masyarakat dengan menerapkan strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Short-course). Dengan berjalannya waktu strategi DOTS telah mulai
dikembangkan di Balai Pengobatan Paru-Paru dan di Rumah Sakit, baik rumah
sakit swasta maupun rumah sakit pemerintah.
Pada tahun 2004 survey prevalensi tuberkulosis menunjukkan bahwa pola
pencarian pengobatan tuberkulosis ke rumah sakit ternyata cukup tinggi, yaitu
sekitar 60 %.
Pasien tuberkulosis ketika pertama kali sakit mencari pengobatan ke
rumah sakit. Melihat dari besarnya animo masyarakat mencari pengobatan
tuberkulosis ke rumah sakit, maka Rumah Sakit ibu dan anak Brawijaya Duren
Tiga membuka pelayanan klinik TB DOTS yang bekerjasama dengan pemerintah
dalam hal ini adalah Puskesmas Pancoran

1.2. Tujuan.
a. Tuberkulosis tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat
indonesia.
b. Menurunkan angka kesakitan dan kematian tuberkulosis untuk
mencapai millenium development goals.
c. Menurunkan resistensi terhadap OAT.
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan.
Ruang lingkup pelayanan Tuberkulosis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Duren
Tiga adalah:

1
a. Penjaringan pasien tuberkulosis, menegakkan diagnosa dan
pengobatan.
b. Pencatatan dan pelaporan pasien tuberkulosis.
c. Menginformasikan dan atau mengirim pasien ke unit TB DOTS
puskesmas atau rumah sakit lain
d. PKRS berfungsi sebagai pelaksana penyuluhan TB DOTS di rumah
sakit.

1.4. Batasan Operasional.


Batasan operasional dalam pelayanan Tuberkulosis adalah memberi
asuhan keperawatan kepada pasien tuberkulosis.
1.5. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Keputusan menteri kesehatan No 203 / Menkes / SK / III / 1999
tentang gerakan terpadu nasional penanggulangan tuberkulosis.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.


Kualifikasi sumber daya manusia yang ada dalam pelayanan TB DOTS
Rumah Sakit ibu dan Anak Duren Tiga

NO JABATAN KRITERIA
-Bersertifikat pelatihan TB DOTS
1. DOKTER
-Minimal dokter umum
-Bersertifikat pelatihan TB DOTS
2. PERAWAT
-Minimal berijazah D3 Keperawatan
-Bersertifikat pelatihan TB DOTS
3. FARMASI
-Minimal berijazah D3 farmasi
-Bersertifikat pelatihan TB DOTS
4. LABORAT
-Minimal berijazah analis

2.2. Distribusi Ketenagaan.


Untuk distribusi ketenagaan di setiap unit ada satu orang koordinator dan
bergabung dalam tim TB DOTS. Untuk waktu kerja masing-masing koordinator
ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing unit dimana petugas/tim TB DOTS
bekerja.

3
BAB III
STANDAR FASILITAS

Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya Duren Tiga tidak menyediakan
fasilitas pelayanan TB DOTS. Bila ada pasien TB, RS melakukan
pemeriksaan sederhana, yaitu IGRA, Rontgen Thorax dan Mantoux test.
Untuk pemeriksaan lebih spesifikasi yaitu sputum BTA dan MTC rumah
Sakit Brawijaya DurenTiga merujuk ke PUSKEMAS Pancoran.

4
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1. Konsep Pelayanan Secara Umum.


Penatalaksanaan TB meliputi penemuan pasien dan pengobatan yang di
kelola dengan menggunakan strategi TB DOTS.Tujuan utama pengobatan pasien
TB adalah menurunkan angka kematian dan kesakitan serta mencegah penularan
dengan cara menyembuhkan pasien.
- Dilakukan secara kerjasama tim (teamwork) dokter, perawat dan
farmasi,
Laboratorium,serta melibatkan tenaga kesahatan lain yaitu gizi dan
pendaftaran.
- Pelayanan dilakukan sesuai standar asuhan keperawatan.
- Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan undang-undang.
- Semua tindakan terdokumentasikan dengan baik.
- Harus ada sistem monitor dan evaluasi.
- Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi
aktif.Penjaringan tersangka pasien TB dilakukan di unit pelayanan.
- Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB terutama mereka yang BTA
positif,yang menunjukkan gejala sama,harus diperiksa dahaknya.

4.2. Diagnosis TB.


- Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari
- Diagnosis TB pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya
kuman TB ( BTA ) melalui pemeriksaan mikroskopik dahak dan foto
thorak

4.3. Pengobatan TB.


- Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan
mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.

5
- OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dan
dalam jumlah cukup dan dosis tepat.
- Perlu adanya seorang pengawas menelan obat (PMO) untuk menjamin
kepatuhan pasien menelan obat.
- Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap awal/intensif dan
tahap lanjutan.
4.4. Alur Tatalaksana Pelayanan.
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
RS dan Standar Prosedur Operasional.
A. Alur Tatalaksana Penderita TB.

Poliklinik
IPD
Anak Farmasi (OAT)
Obgyn Diagnostik: GIZI
TB DOTS Rekam Medis
Radiologi
Laboratorium
IGD
PA

Rawat Inap
RUJUK

Yankes/
faskes

6
B. Alur diagnosa TB Paru Dewasa

ALUR DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA

Tersangka Penderita TBC


(Suspek TBC)

Periksa dahak Sewaktu, Pagi, Sewaktu (SPS)

Hasil BTA Hasil BTA Hasil BTA


+++ + - - - - -
++ -

Periksa Röntgen Dada Beri Antibiotik


Spektrum Luas

Hasil Hasil tidak


Tidak ada Ada
Mendukung mendukung perbaikan perbaika
TBC TBC n

Ulangi periksa dahak SPS j


h
h
h
t
Penderita TBC Hasil BTA Hasil BTA j
BTA Positiv +++ - - - j
++ - j
+ - - j
Mendukung
TBC

Periksa röntgen dada

Hasil Hasil
mendukung Röntgen
TBC Neg

TBC BTA Neg Bukan TBC


Röntgen Pos Penyakit lain

8
C. Alur Tatalaksana pasien TB Anak

BILA > 3
POSITIF

Dianggap TBC

Beri OAT
Observasi 2 bulan

Membaik MEMBURUK/TETAP

TBC Bukan TBC TBC Kebal Obat (MDR)


(MDR)

OAT diteruskan RUJUK ke RS

Pemeriksaan lanjutan di RS:


- Gejala klinis
PERHATIAN: - Uji tuberkulin
Bila terdapat tanda-tanda bahaya seperti - Foto rontgen paru
 Kejang - Pemeriksaan mikrobilogi dan serologi
 Kesadaran menurun - Pemeriksaan patologi anatomi
 Kaku kuduk
 Benjolan dipunggung Prosedur diagnostik dan
 Dan kegawatan lain tatalaksana sesuai dengan prosedur
 Segera rujuk ke Rumah Sakit. di RS yang bersangkutan.

Konsensus Nasional TBC-Anak - IDAI

9
Diagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi miss diagnostik baik overdiagnosis ataupun under
diagnosis. Pada anak-anak batuk merupakan gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit, maka
diagnosis TB anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistem skor. Pedoman tersebut secara resmi di
gunakan oleh program nasional penanggulangan tuberkulosis untuk diagnosis TB anak

Setelah dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka dilakukan
pembobotan dengan sistem skor. Pasien dengan jumlah skor yang lebih atau sama dengan 6 (>6), harus
ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT (obat anti tuberkulosis). Bila skor kurang dari 6 tetapi
secara klinis kecurigaan kearah TB kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi,
seperti bilasan lambung, patologi anatomi, pungsi lumbal, pungsi pleura, foto tulang dan sendi, funduskopi, CT-
Scan, dan lain lainnya.

TeraSpei tTeBldaihterduoskkatner melakukanTerapiaTmB dnietesriuss,kapnemeriUknstauaknRSffiassiiklitads


atenrbpateams, reurjiukksa

penunjang maka dilakukan pembobpeontyaenbadbenynagan sistem skor. Pleangskieapn dengan skor


lebih atau sama dengan 6 (≥6), harus dilakukan tatalaksana sebagai pasien TB dan
mendapat OAT (Obat Anti Tuberkulosis).
Bila skor kurang dari 6 tapi secara klinis kecurigaan mengarah ke TB kuat
maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi, seperti
bilasan lambung, patologi anatomi, pungsi pleura dan lainnya.

Tabel: Sistem Pembobotan (scoring system) gejala dan pemeriksaan


penunjang Diagnosis TB ANAK.
Parameter 0 1 2 3

Kontak TB Tidak Laporan BTA (+)


jelas keluarga,
BTA (-)
atau
tidak
tahu

10
Uji tuberkulin negatif Positif (≥ 10 mm,
atau ≥ 5 mm pada
keadaan
imunosupresi)
Berat badan / Bawah garis Klinis
keadaan gizi merah (KMS) gizi
atau BB/U < buruk
80% (BB/U <
60%)
Demam tanpa sebab > 2 minggu
jelas
Batuk* > 3 minggu
Pembesaran kelenjar >1 cm,
limfe koli, aksila, jumlah >1,
inguinal tidak nyeri
Pembengkakan Ada
tulang/ sendi pembengkakan
panggul, lutut, falang
Foto toraks Normal / Kesan TB
tidak
jelas

11
BAB V
LOGISTIK

Kegiatan logistik Obat Anti Tuberkulosis dan Pot Dahak dalam pelayanan
TB RS.Baptis Batu merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan
kebutuhan, pengadaan, pendistribusian, monitoring dan evaluasi.
Secara keseluruhan kebutuhan logistik baik obat maupun pot untuk
specimen dahak RS.Baptis Batu masih mengandalkan dari dinas kesehatan kota
batu dengan terlebih dahulu mengisi form permintaan.

12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6.1. Definisi.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

6.2. Tujuan.
- Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
- Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
- Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS
- Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan

6.3. Standart Patien Safety.


Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan klinik TB DOTS
adalah:
1. Ketepatan Identitas. Target 100% label identitas tidak tepat apabila tidak
terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar
(Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah alamat.
2. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap. Target 100% pasien yang
masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas pasien.
3. Pelaksanaan SBAR. Target 100% konsul ke dokter via telpon
menggunakan metode SBAR.
4. Ketepatan penyampaian hasil pemeriksaan penunjang. Target 100% yang
dimaksud tidak tepat apabila : salah ketik hasil, mengetik terbalik dengan
hasil lain, hasil tidak terketik, salah identitas.
5. Ketepatan pemberian obat. Target 100% yang dimaksud tidak tepat
apabila salah obat, salah dosis, salah jenis, kurang/kelebihan dosis, salah
rute pemberian, salah identitas pada etiket, salah pasien

13
6. Ketepatan tranfusi. Target 100% yang dimaksud tidak tepat apabila salah
identitas pada permintaan salah tulis jenis produk darah,salah pasien

14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1. Pengertian.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

7.2. Tujuan.
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Baptis Batu.
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

7.3. Tata Laksana Keselamatan Karyawan.


a. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip
pencegahan infeksi, yaitu :
o Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat
menularkan infeksi.
o Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila
terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah,
muntah, sekret, dll.
o Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien.
b. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
c. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
o Dekontaminasi dengan larutan klorin.
o Pencucian dengan sabun.
o Pengeringan.

15
d. Menggunakan baju kerja yang bersih
b

16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu dilakukan untuk mencegah kesalahan dalam


pemeriksaan, penegakan diagnosis, pengobatan maupun pemeriksaan
laboratorium agar hasil pemeriksaan tepat dan benar.
Pemantauan Mutu OAT. Mutu OAT diperiksa melalui pemeriksaan
pengamatan fisik obat yang meliputi :
a. Keutuhan kemasan dan wadah.
b. Penandaan/label termasuk persyaratan penyimpanan.
c. Pengontrolan nomer batch dan tanggal kadaluarsa.
Pemantauan Mutu Laboratorium. Pada prinsipnya pemantauan mutu
laboratorium berdasarkan standart pemeriksaan laboratorium.

17
BAB IX
PENUTUP

Pada dasarnya pelayanan TB DOTS baik di rawat jalan maupun di rawat


inap merupakan bagian pelayanan di rumah sakit baptis batu tidak saja
membutuhkan ketrampilan teknis medis ataupun asuhan keperawatan saja, tetapi
unsur pengelolaan/manajemen pelayanan juga sangat mempengaruhi keberhasilan
pelayanan ini. Dimana masing-masing pihak terkait dapat memahami perannya
yang selanjutnya akan melakukan pelayanan sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
Telah disusun suatu Pedoman Pelayanan TB DOTS di rumah sakit Baptis
Batu sebagai acuan untuk melaksanakan dan mengelola pelayanan kesehatan
tuberkulosis di ruang lingkup Rumah Sakit Baptis Batu.

18

Anda mungkin juga menyukai