Si-Viia 1801129 Hanalia Zahara (Idk)
Si-Viia 1801129 Hanalia Zahara (Idk)
OLEH :
HANALIA ZAHARA
1801129
KELAS : S1-VIIA
DOSEN PENGAMPU :
Dra. SYILFIA HASTI, M. Farm., Apt
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Interprestasi Data Klinik (IDK).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Syilfia Hasti, M.Farm.,Apt yang telah
DARAH” Penyusunan makalah ini bertujuan untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah
Interprestasi Data Klinik dan menambah wawasan serta pengetahuan mengenai glukosa
darah.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penyusun
dan para pembaca. Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan maupun
kesalahan dari makalah yang telah dibuat. Untuk penyempurnaan makalah ini, kami
Penulis
DAFTAR ISI
i
BAB 1
PENDAHULUAN
energi yang utama bagi organisme hidup. Pada proses pencernaan makanan,
usus. Hasil akhir proses pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa, fruktosa,
karbohidrat dalam makanan yang diserap dengan jumlah besar kedalam darah.
Glukosa salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga
karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen untuk cadangan energi (Murray,
R. K, 2009). Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah. Konsentrasi glukosa darah atau tingkat glukosa serum
diatur dengan ketat di dalam tubuh. Kadar glukosa darah dalam keadaan puasa
makanan yang mengandung banyak glukosa secara normal kadar glukosa darah
Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah
pada pagi hari, sebelum orang makan. Tingkat gula darah diatur melalui umpan
Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut
1
glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah hingga meningkatkan
level gula darah. Selain karbohidrat, bahan makanan yang lain seperti lemak dan
jaringan lemah tubuh. Lemak dan protein dapat diubah menjadi karbohidrat oleh
produksi glukosa oleh hati. Insulin dibutuhkan selalu tersedia dalam kadar rendah
Bila kondisi ini tidak terjadi, hati akan melepaskan glukosa ke dalam peredaran
1.1 Tujuan
darah
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menjadi sumber energy dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak
glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam).
tubuh, terutama mata, Kadar glukosa darah, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh
darah.
2007):
sel beta pankreas melalui reaksi yang dinamakan sebagai reaksi autoimun,
3
Insulin. Inilah alasan mengapa Kencing manis tipe ini disebut sebagai
berusia muda.
normal maka kadar glukosa darah juga normal. Pada awalnya, sel tubuh
akan dipacu untuk bekerja lebih keras dalam mengeluarkan insulin. Pada
sampai tiga kali lipat dari keadaan normal, disebut sebagai keadaan
“hiperinsulinemia”.
2). Fase Kedua: Pada fase ini, kadar insulin tinggi namun tidak selamanya
kadar glukosa darah setelah makan akan meningkat. Kondisi ini dikenal
4
hati, kadar glukosa darah pagi sebelum makan akan tinggi, disebut dengan
3). Fase Ketiga: Pada fase ini, kadar glukosa darah hampir selalu tinggi
karena kondisi resistensi insulin yang semakin parah, atau produksi insulin
pancreas yang berkurang. Pada saat inilah, diagnose Kencing manis tipe 2
sampai terjadi komplikasi yang lebih lanjut. Kencing manis tipe ini
Tipe ini berhubungan dengan kelainan defek genetic pada sel beta
lain.
adalah usia ibu hamil yang lebih dari 30 tahun, kegemukan, adanya gula
5
dalam air seni, riwayat kencing manis dalam keluarga, riwayat keguguran
Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari
glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap maka luapan glukosa terjadi
6
kemudian menyebabkan dehidrasi ruangan intrasel juga disertai kolapsnya
sirkulasi.
7
BAB III
PEMBAHASAN
a. Diabetes Mellitus
mellitus terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat atau tidak ada,
dengan atau tanpa gangguan kerja insulin (Katzug, 2007). Insulin bekerja
dengan mempercepat masuknya glukosa ke sel otot rangka dan adipose. Pada
masuk ke sel dan tidak bisa diubah menjadi energi (Departemen Farmakologi
dengan PJK, dan obesitas. Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap
kejadian PJK pada penderita DM tipe 2 yaitu hipertensi, kadar trigliserida 150
mg/dl, kadar kolesterol HDL <45 mg/dl, dan kadar glukosa darah puasa 126
c. Pankreattis
rendah. Insulin sangat diperlukan oleh sel tubuh untuk mengambil glukosa
dari darah yang bersirkulasi. Pada penderita DM, glukosa tidak dapat masuk
ke dalam sel sehingga kadar glukosa dalam darah tinggi atau hiperglikemia.
8
Pankreas tidak mampu menghasilkan insulin atau menurunkan sekresi insulin,
d. Penyakit Grave
terjadinya hipoglikemia.
b. Masalah ginjal
Ginjal memiliki peran untuk membantu tubuh memproses obat dan sisa
darah. Penumpukan seperti ini dapat mengubah kadar gula darah dan
9
c. Hepatitis
dapat membuat hati tak mampu bekerja dengan baik. Padahal salah satu fungsi
hati adalah memproduksi atau melepas glukosa yang cukup bagi tubuh.
Masalah ini dapat menyebabkan masalah pada kadar gula darah dan berujung
pada hipoglikemia
d. Anorexia
biasanya tidak mengonsumsi makanan yang cukup sehingga tubuh tidak dapat
a. Dexametashon
b. Fenitoin
kadar glukosa serum pada pasien diabetes. Terapi dengan fenitoin harus
10
c. Adrenalin
glukosa darah. Efek ini biasanya bersifat sementara dan ringan tetapi
mungkin signifikan dengan dosis yang lebih tinggi dari yang biasanya
direkomendasikan
d. Thiazid
pasien dengan diabetes. Thiazid juga dapat memicu diabetes pada pasien
dengan diuretik thiazide harus diberikan secara hati-hati pada pasien dengan
gliclazid).
Farmakokinetik :
sulfonilurea dengan masa paruh pendek akan lebih efektif bila diminum 30
menit sebelum makan. Dalam plasma sekitar 90%-99% terikat protein plasma
11
terutama albumin; ikatan ini paling kecil untuk klorpropamid dan paling
dosis terbagi. Sekitar 10% dari metabolitnya diekskresi rnelalui empedu dan
paruhnya panjang, 24-48 jam, efeknya masih terlihat beberapa hari setelah
di urin.
Golongan obat ini memiliki cara kerja yang sama dengan sulfonylurea
yaitu dengan penekanan pada peningkatan sekresi insuln fase pertama.obat ini
diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara
Glukosa Darah) daan peningkatan berat badan (basic pharmacology & drug
notes, 2017).
Meglitinid
12
metabolitnya tidak aktif. Sekitar 10% metabolisme di ginjal. Pada
c. Propranolol
tidak absolut, dosis yang lebih besar dari agen selektif beta-1 dapat
d. Tranylcypromine
diabetes.
DM, baik sistemik, organ ataupun jaringan tubuh lainya. Proses glikosilasi19
13
tubuh terutama yang mengandung protein, dan juga disebabkan disfungsi
Hipoglikemia
oleh sel sel tubuh. Hal ini sebagai dampak rendahnya jumlah insulin
awal sebagai kelemahan fisik, mudah lelah, dan mengantuk (Cryer, 2010).
14
3.5.2 Kondisi Komplikasi Kronis
(Tjokroprawiro, 2007):
a. Mata
katarak irreversible)
ProliferativeRetinopathy)
Glaucoma
b. Mulut
c. Traktus Urogenetalis
inkontinensia).
Impotensi Diabetik.
15
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
a. Diabetes Mellitus
c. Pankreattis
d. Penyakit Grave.
b. Masalah ginjal
c. Hepatitis
d. Anorexia.
a. Dexametashon
b. Fenitoin
c. Adrenalin
d. Thiazid.
dan gliclazid).
c. Propranolol
d. Tranylcypromine.
16
Metabolisme Glukosa Pasien Diabetes
Hipoglikemia
glukosa oleh sel sel tubuh. Hal ini sebagai dampak rendahnya jumlah
b. Mulut
c. Traktus Urogenetalis.
17
DAFTAR PUSTAKA
Kitabchi, E., Guillermo, E., Mary, B. M., Eugene, J. B., Robert, A. K., Johan. I
M., 2001.Management of hyperglycaemic crises in patients with diabetes.
Diabetes Care; 24: 131- 53.
Cryer, P.E. 2010. Textbook of diabetes (4th ed.). The Atrium, Southern Gate,
Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell.
Hillson, R. 2002. Practical diabetes care (2th ed.): Oxford University Press.
Murray, R. K., Daryl, K., Granner, W., and Rodwell. Biokimia Harper Ed 27.
Jakarta.EGC;2009 : 152-94.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. 2010. Brunner &
suddarth's textbook of medical-surgical nursing (12th ed.). Philadelphia:
Wolters Kluwer Health; Lippincott Wiliams & Wilkins.
18
Wiliams, L.S., & Hopper, P.D. 2007. Understanding medical surgical nursing (3th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
Wong, D. L. 2008. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja. Jakarta:
EGC.
19