Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

AQIDAH AKHLAQ KELAS VIII SEMESTER 2

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aqidah Akhlaq
Kelas VIII Semester 2“ yang teramat sederhana ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir melainkan
tahap awal yang masih memerlukan perbaikan-perbaikan, oleh karena itu usul serta
saran yang membangun sangatlah diperlukan untuk penyempurnaan makalah ini. Atas
usul serta saran dari semua pihak kami ucapkan terima kasih.

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata naba. Dinamakan Nabi karena mereka adalah
orang yang menceritakan suatu berita dan mereka adalah orang yang diberitahu
beritanya (lewat wahyu). Sedangkan kata rasul secara bahasa berasal dari kata irsal
yang bermakna membimbing atau memberi arahan. Definisi secara syar’i yang masyhur,
nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan untuk
menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syari’at dan
diperintahkan untuk menyampaikannnya.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang meningkatkan keimanan kepada rasul.
Dengan menguraikan sifat-sifat rasul, dalil-dalil dan juga menampilkan perilaku
yang mencerminkan beriman kepada rasul termasuk mencintai nabi muhammad dalam
kehidupan.
Rumusan Masalah :
1. Pengertian dan pentingnya beriman kepada rasul Allah
2. Bukti atau dalil-dalil kebenaran adanya rasul Allah
3. Sifat-sifat rasul Allah SWT
4. Perilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul Allah dan mencintai Nabi
Muhammad SAW dalam kehidupan.
Standart Kompetensi:
1. Meningkatkan keimaan kepada rasul Allah swt.
Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan Pengertian dan pentingnya beriman kepada rasul Allah
2. Menunjukkan bukti atau dalil-dalil kebenaran adanya rasul Allah SWT
3. Menguraikan sifat-sifat rasul Allah SWT
4. Menampilkan perilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul Allah dan
mencintai Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Pentingnya Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah swt


Menurut bahasa rasul berarti utusan, Sedangkan menurut istilah Rasul adalah manusia
pilihan Allah swt yang diberi amanah untuk menyampaikan wahyu dari Allah untuk
dirinya sendiri atau membimbing manusia agar hidupnya berada pada jalan yang benar.
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib
diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh
Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat
manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at
yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus
Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai
contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah
nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau
membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.
Sebagai manusia, rasul memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki manusia lainnya
misalnya makan, minum, bekerja, berkeluarga, dan bermasyarakat. Tidak seorang rasul
pun yang diutus Allah swt terdiri atas malaikat atau makhluk ghaib lainnya.

B. Bukti/Dalil tentang Kebenaran Adanya Rasul-Rasul Allah swt


Dalam beberapa hal (yang menyangkut masalah penting) terkadang manusia memerlukan
bukti atau dalil tentang adanya sesuatu yang disampaikan orang kepadanya. Dengan
bukti atau dalil itulah manusia semakin mempercayai sesuatu yang diterima dari
seseorang. Adapun bukti/dalil tentang adanya rasul-rasul Allah swt antara lain
sebagai berikut :

‫نولطك م م طل ا م م نمةة نرمسوولل نفاطنذانجانءنرمسوول ممهوم مقطضني بني ون نمهوم طبا ل وطقوسطط نومهوم نلا ينوظل نمموونن‬.
Artinya :
Dan setiap umat (mempunyai) rasul. Maka apabila rasul mereka telah datang,
diberlakukan hukum bagi mereka dengan dalil dan (sedikit pun) tidak dizalimi.
[QS. Yunus/10: 47]

Penjelasan : Pada ayat di atas dijelaskan bahwa rasul berkewajiban menegakkan hukum
agama (dalam menyelesaikan perkara manusia) secara adil, tidak ada yang dirugikan.
Firman Allah swt:
Artinya : Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk
menyerukan), “Sembahlah Allah dan jauhilah Tagut”, kemudian diantara mereka ada
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan....[QS. An-
Nahl/16: 36]
Penjelasan : Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap rasul yang diutus kepada suatu
umat bertugas mengajak manusia untuk menyembah Allah dan menjauhi tagut (sembahan
selain Allah swt).
Artinya : Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan seorang saksi (rasul)
dari setiap umat, kemudian tidak diizinkan kepada orang yang kafir (untukmembela
diri) dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampun. [QS. An-Nahl/16: 84]
Penjelasan : Menurut ayat di atas, setiap umat kelak di hari akhir (saat ditimbang
amalnya) dihadirkan pula rasul masing-masing umat tersebut. Rasul pun menjelaskan
bahwa dia telah menyampaikan tugasnya kepada mereka, namun mereka tetap tidak mau
beriman.

C. Sifat-sifat Rasul-Rasul Allah swt


Meskipun para rasul itu manusia biasa, mereka memiliki sifat-sifat yang istimewa,
melebihi sifat-sifat manusia pada umumnya. Sifat-sifat para rasul dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian :
1. Sifat wajib rasul
Sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh para rasul. Adapun sifat wajib para rasul
adalah sebagai berikut :
a. Sidiq/benar
Rasul selalu benar apabila berbicara dan benar pula dalam perbuatannya. Sepanjang
sejarah manusia, tak seorang rasul pun yang berdusta, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain. Kebenaran ucapan dan perbuatan para rasul telah diungkapkan
dalam firman Allah swt sevagai berikut :
‫نقال مووايننوي ول نننانمون بننعثنننا طمون م نمورنقطدننا نهنذانمانو ن‬.
‫عندال م نروحنممن نونصند نق والممورنسل موونن‬
Artinya :
Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur
kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah
rasul-rasul (-Nya).[QS. Yasin/36: 52]
b. Amanah/dapat dipercaya
Karena kejujuran yang dimiliki para rasul, orang menaruh kepercayaan kepadanya.
Kebencian umat terdahulu terhadap para rasul bukan karena kepribadian rasul yang
tidak baik, melainkan karena ajaran agama yang disiarkan para rasul tidak sesuai
dengan agama mereka. Kebencian kafir quraisy yang paling utama terhadap Rasulullah
saw adalah dakwa islam yang tidak sesuai dengan agama mereka. Sebelum diangkat
menjadi rasul, mereka mempercayai kepribadian beliau yang mulia sehingga memberinya
sebutan al-amin, yaitu orang yang dapat dipercaya. Allah swt berfirman sebagai
berikut :

‫حمدوونن‬
‫ج ن‬ ‫ت اللطه ين و‬ ‫حمزن منك ال م نطذوي ي نمقوول موونن نفاطن منمهوم نلاي مك ن منذ بموون ننك نول نطك م نن ال منظلططمي ونن طبا نين ط‬
‫نقود ن نوعل نمم اطن م نمه ل نين و‬.
Artinya :
Sungguh, kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu
(Muhammad), (janganlah engkau bersedih hati) karena sebenarnya mereka bukan
mendustakan engkau, tetapi orang-orang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.[QS.
Al-an’am/6: 33]
c. Tablig/melaksanakan tugas
Setiap rasul melaksanakan tugasnya secara baik walaupun kaumnya menentang secara
terang-terangan. Nabi Musa as melaksanakan tugasnya menghadapi Raja Fir’aun. Nabi
Ibrahim as melaksanakan tugasnya walaupun berhadapan dengan Raja Namrud. Nabi Iasa
as melaksanakan tugasnya walaupun akhirnya dikejar-kejar kaum Bani Israil. Allah
swt berfirman sebagai berikut :
‫عووتممهوم لطتنوغطفنرل نمهوم نجنعل موواا نمصاطبنعمهوم طفوي انذاطنطهوم‬ ‫( نواط طن موي ك مل م ننما ند ن‬6) ‫عاطءوي اطل م ن طفنرارر‬ ‫( نفل نوم ي نطزودمهوم مد ن‬5) ‫ت نقووطموي ل نيول ر م نون ننهاررا‬ ‫ب اط طن موي ند ن‬
‫عوو م‬ ‫نقانل نر طم‬
(7) ‫نواوستنوغنشووا طثنيابنمهوم نوا ننصمرووانواوستنك وبنمروااوسطتك ونباررا‬
Artinya :

Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan
malam, tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru lari (dari
kebenaran). Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan jarinya ke telinganya dan menutupkan
bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan
diri”. [QS. Nuh/71: 5-7]

d. Fatanah/cerdas
Sesungguhnya para rasul bukan golongan kaum terpelajar, tetapi mereka memiliki
kecerdasan yang tinggi dalam menghadapi musuh-musuhnya. Berikut ini adalah rasul-
rasul yang memiliki kecerdasan:
· Nabi Ibrahim a.s
· Nabi Sulaiman a.s
· Nabi Muhammad a.s
2. Sifat mustahil bagi rasul
Ialah sifat-sifat yang tidak mungkin di miliki oleh para rasul. Sifat-sifat para
rasul ada 4 macam :
a. Kazib/dusta
Semua rasul adalah manusia-manusia yang dipilih Allah swt sebagai utusan-Nya,
mereka selalu memperoleh bimbingan dari Allah swt sehingga terhindar dari sifat-
sifat tercela. Setiap rasul benar ucapannya dan benar pula perbuatannya. Sifat
dusta hanya dimiliki manusia yang ingin mementingkan dirinya sendiri, sedangkan
rasul mementingkan umatnya. Allah swt berfirman sebagai berikut :
‫ث مممن ل ننقنطوعننا طمن ومه والنوطتيونن‬.‫ل نا ننخودنناطمن ومه طبال وي نطميوطن‬.‫عل نيوننا بنوعنض ا ول ننقاطوي وطل‬ ‫نول نوو تننق م نونل ن‬.
Artinya:
Dan sekiranya Dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami,
pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian Kami potong pembuluh
jantungnya. [QS. Al-Haqqah/69: 44-46]
b. Khiyanah/tidak dapat dipercaya
Sepanjang sejarah belum pernah seorang rasul khianat kepada umatnya, demikian juga
terhadap amanah yang diterima dari Allah swt. Ketika Rasulullah saw menunaikan haji
wada’, beliau berpidato di Padang Arafah. Isi pidato Rasulullah saw adalah sebagai
berikut:
‫نفل ننع منل بنوعنض نمون ي مبنلط ممغمه ا نون ينك موونن ا نوو عى ل نمه طمون‬. ‫ب‬ ‫ب بنوعةض ا نل ن لطي مبنلط مطغ ال م نشاطهمدوالنغاطئ ن‬ ‫ب بنوعمضك موم طرنقا ن‬ ‫ا ني منهاال مننامس!نفنلاتنورطجمع م نن بنوعطدوي ك م منفارراي نوضطر م‬
‫اط منن ا نك ونرنمك موم طعن ونداللطه‬,‫ب‬ ‫ط‬ ‫ط‬ ‫م‬ ‫ط‬ ‫ن‬ ‫ط‬ ‫ط‬ ‫ط‬ ‫ا نل نبنل نوغ م‬. ‫بنوعطض نمون نسطمنعمه‬
‫من ة‬‫را‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫د‬‫وا‬
‫ن ط ن ن ن‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫و‬ ‫م‬ ‫م‬
‫و‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬‫م‬ ‫ك‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫وا‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫با‬
‫م ن من و ن ل ن م ن و ن ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ا‬‫و‬, ‫د‬ ‫ح‬ ‫وا‬ ‫م‬‫م‬ ‫ك‬‫ب‬ ‫ر‬ ‫ن‬
‫ن‬ ‫ا‬! ‫س‬ ‫ت؟نالل ممهممن و ن و م ن م م‬
‫نا‬
‫ن‬ ‫هاال‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ا‬! ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫ا‬
‫ب‬‫ن‬ ‫ط‬
‫ئ‬ ‫غا‬
‫ن‬ ‫و‬
‫ال‬ ‫م‬
‫م‬ ‫م‬ ‫ك‬‫و‬ ‫ن‬ ‫ط‬
‫م‬ ‫د‬
‫م‬ ‫ه‬‫ط‬ ‫شا‬‫ن‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫غ‬‫ط‬ ‫م‬ ‫ط‬ ‫ل‬ ‫ب‬
‫من‬ ‫ي‬‫و‬ ‫ل‬‫ف‬‫ن‬ ! ‫د‬ ‫ه‬
‫ن و‬ ‫ش‬‫و‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ه‬
‫م من‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ن‬
‫ال‬ ‫ت؟‬ ‫ن م‬‫غ‬
‫و‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ه‬
‫ن‬ ‫ن‬ ‫ل‬‫ن‬ ‫ا‬ . ‫قوى‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ت‬ ‫بال‬‫ط‬ ‫ن‬
‫لا‬ ‫م‬ ‫ط‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫م‬‫ط‬
‫ن ن ةم‬‫ج‬ ‫ع‬ ‫على‬ ‫ن‬ ‫ل‬
‫ل‬ ‫ض‬
‫و‬ ‫ف‬
‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬
‫ط‬ ‫ر‬
‫ن ن ةم‬‫ع‬ ‫ط‬ ‫ل‬ ‫س‬ ‫ي‬‫ن‬
‫و ون‬ ‫ل‬. ‫م‬‫م‬ ‫ك‬‫قا‬
‫ن‬ ‫و‬ ‫ت‬‫ن‬ ‫ا‬.
Artinya:
Hai manusia! Janganlah engkau kembali menjadi kafir sesudahku sehingga yang satu
golongan memerangi golongan yang lain. Ingat! Yang hadir hendaklah menyampaikan
kepada yang tidak hadir. Barangkali orang yang menerima pesan lebih pandai
memelihara (pesan) daripada orang yang mendengarkannya secara langsung? Bukankah
telah kusampaikan? Ya Allah saksikanlah! Hai manusia, sesungguhnya Tuhanmu adalah
esa dan bahwasannya orang tuamu satu. Kamu semua dari Adam, sedangkan Adam itu dari
tanah. Bahwasannya yang semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang paling takwa di
antara kamu. Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang bukan Arab, melainkan dengan
takwa kepada-Nya. Bukankah telah kusampaikan? Ya Allah, saksikanlah! Yang Hadir
hendaknya menyampaikan (pesan ini) kepada yang tidak hadir.
Pidato Rasulullah di atas menunjukkan bahwa beliau benar-benar menyampaikan amanah
dan tidak khianat.
c. Khitman/tidak menyampaikan wahyu
Tugas rasul di dunia adalah menyampaikan wahyu Allah swt kepada umat manusia
sebagai pedoman hidup. Semua rasul bersifat tablig atau menyampaikan wahyu dan
mustahil bersifat khitman atau menyembunyikan wahyu yang diamanahkan kepada
dirinya. Dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab, para rasul melaksanakan
tugas walaupun harus menanggung resiko.
d. Baladah/bodoh
Seorang rasul mempunyai tugas yang berat. Rasul tidak mungkin seorang yang bodoh.
Jika rasul bodoh, dia tidak dapat mengemban amanah Allah swt jadi, mustahil rasul
memiliki sifat bodoh.
3. Sifat jaiz rasul
Ialah sifat yang boleh ada pada diri rasul dan boleh pula tidak ada padanya. Rasul-
rasul Allah swt juga manusia biasa maka beliau boleh memiliki siat-sifat seperti
manusia pada umumnya. Manusia boleh memiliki harta maka rasul pun boleh
memilikinya. Manusia memiliki istri dan anak, rasul pun demikian juga. Manusia
merasakan lapar dan haus serta suka dan duka maka rasul pun demikian pula.

D. Perilaku yang Mencerminkan Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah swt dan Mencintai
Nabi Muhammad saw dalam kehidupan
Keimanan kepada rasul-rasul Allah harus dapat diwujudkan secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Rasul-
rasul Allah dan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw antara lain sebagai berikut :
1. Membiasakan diri berlaku jujur terhadap siapa pun, sebagaimana sikap jujur
para rasul. Jujur dalam ucapan berarti mengatakan sebagaimaa mestinya, tidak
menambah dan tidak pula mengurangi. Jujur dalam perbuatan berarti berbuat secara
adil sebagaimana mestinya, tidak mengurangi hak siapa pun.
2. Berusaha untuk dapat menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.
Orang yang diberi amanah pada hakikatnya sedang diuji dengan amanah tersebut.
Apakah ia berhasil menjaganya atau tidak? Orang yang meneladani sifat wajib rasul
pasti menjaga amanah secara baik. Ia sekali-kali tidak berkhianat.
3. Memiliki etos kerja yang baik, melaksanakan tugas yang dipikulkan pada
dirinya, dan sesuai kemampuan yang dimiliki secara maksimal.
4. Berusaha untuk memiliki kepekaan dalam menghadapi persoalan sehingga dapat
mengatasi secara tepat, baik, dan sesuai pertimbangan akal sehat.
5. Sebagai seorang muslimin dan muslimat, kita wajib memiliki akhlaq karimah
sebagaimana Rasulullah saw antara lain taat beribadah kepada Allah swt berbakti
kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada sesama manusia, hormat kepada yang
lebih tua, dan sayang kepada yang lebih muda.

BAB III
KESIMPULAN

Mengetahui sifat-sifat Rasul dan perilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul-
rasul Allah swt serta mencintai nabi Muhammad saw dalam kehidupan merupakan hal
yang sangat penting dan dapat memperkuat iman seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

T. Ibrahim dan H. Darsono. 2009. “Membangun Aqidah dan Akhlak jilid 2 untuk kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah”. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai