Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok bahasan : Pendidikan Kesehatan


2. Sub pokok bahasan : Diare
3. Tempat : Ruang Tunggu PICU RSUD Jombang
4. Waktu : 45 menit
5. Tanggal : 10 Oktober 2019
6. Sasaran : Keluarga pasien PICU di RSUD Jombang
7. Penyuluh : Mahasiswa STIKES Pemkab Jombang Program
Studi Pendidikan Profesi Ners
8. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Masyarakat memahami kegawatdaruratan penyakit diare
b. Tujuan Khusus
1) Memahami pengertian diare, penyebab diare, tanda gejala diare,
tanda gejala dehidrasi, pengobaan dan pencegahan diare, dan sanitasi
lingkungan.
2) Mengerti cara membuat larutan gula garam dan cara cuci tangan
yang baik dan benar dengan menggunakan 6 langkah.
9. Metode : Ceramah dan Diskusi
10. Media : Leaflet, LCD, Laptop, Speaker
11. Materi :
a. Pengertian diare
b. Penyebab diare
c. Tanda gejala diare
d. Tanda gejala dehidrasi
e. Pengobatan diare
f. Pencegahan diare
g. Sanitasi lingkungan
h. Cara pembuatan larutan gula garam
i. Demonstrasi cuci tangan 6 langkah

1
12. Kegiatan Penyuluhan
Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Pembukaan 1. Menjawab salam
menit 1. Membuka acara dengan 2. Mendengarkan
mengucapkan penyuluh saat
salamdanperkenalan menyampaikan
2. Menyampaikan topik dan topik dan tujuan
tujuan penyuluhan penyuluhan
3. Kontrak waktu untuk 3. Menyetujui
kesepakatan pelaksanaan kesepakatan waktu
penyuluhan kesehatan pelaksanaan
promosi kesehatan

25 Kegiatan 1. Menyampaikan materi 1. Memperhatikan


menit inti tentang pengertian diare, materi yang
penyebab diare, tanda gejala dijelaskan oleh
diare, tanda gejala pemateri
dehidrasi,pengobatan dan 2. Memperhatikan
pencegahan diare, dan cara membuat
sanitasi lingkungan . larutan gula garam
2. Cara membuat larutan gula 3. Mengikuti dan
garam mempraktekkan
3. Mendemonstrasikan cuci cara cuci tangan
tangan yang baik dan benar yang baik dan
dengan 6 langkah benar dengan 6
langkah

10 Kegiatan 1. Tanya jawab mengenai 1. Bertanya kepada


menit lanjutan materi yang telah pemateri mengenai
disampaikan materi tang telah
2. Pemberian doorprize (pada disampaikan
sasaran yang aktif) 2. Menerima
doorprize
5 Penutup 1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan
menit penyuluhan kesimpulan
2. Menutup acara dan 2. Menjawab salam
mengucapkan salam serta dari penyuluh.
terima kasih

13. Evaluasi
a. Bentuk : kuisioner
b. Jenis : nonverbal
14. Butir Pertanyaaan
Terlampir

2
KUISIONER EVALUASI

Keterangan :Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang andapilih.

NILAI
NO PERTANYAAN
Sangat Puas Cukup Kurang
puas

1 Kemudahan mendapatkan informasi


dengan diadakannya penyuluhan

2 Keramahan dan kesopanan panitia


dalam memperlakukan peserta

3 Pelayanan registrasi peserta

4 Cara penyampaian materi oleh


penyuluh

5 Kejelasan materi yang disampaikan


oleh penyuluh

6 Kejelasan moderator dalam


memimpin jalannya penyuluhan

7 Kesesuaian jalannya acara sesuai


susunan acara

8 Konsumsi yang disajikan

9 Fasilitas ruangan

10 Kebersihan rungan

3
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Diare
Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi
buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk
dan konsistensi tinja penderita (Sutanto 1984; Winardi 1981).
Dikenl diare akut yang timbul dengan tiba-tiba dan berlangsung beberapa
hari dan diare kronis yang berlangsung lebih dari tiga minggu bervariasi dari
hari kehari yang disebabkan oleh makanan tercemar atau penyebab lainnya
(Anonim 1985; Winardi 1981). Diare merupakan salah satu masalah
kesehatan di Indonesia dan menurut Survei Kesehatan Rumah Tanga 198
ternyata diare termasuk dalam 8 penyakit utama di Indonesia (Budiarso,
1986). Sebagian besar (70%-80%) penderita adalah anak balita dan dari
penerita akan jatuh kedalam dehidrasi dan bila tidak ditolong akan meninggal.

B. Penyebab Diare
Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit. Diare dapat
juga disebabkan oleh malabsorbsi makanan, keracunan makanan, alergi
ataupun karena defisiensi (Winardi, 1981). Bahaya utama diare adalah
kematian yang disebabkan karena tubuh banyak kehilangan air dan garam
yang terlarut yang disebut dehidrasi. Higiene dan sanitasi yang buruk
mempermudah penularan diare baik melalui makanan, air minum yang
tercemar kuman penyebab diare maupun air sungai.
Perilaku masyarakat yang negative misalnya membuang tinja di kebun
sawah atau sungai, minumair yang tidak dimasak dan melakukan pengobatan
sendiri secara yang tidak tepat (Artini, 1987). Dehidrasi yang terjadi pada
penderita diare karena usus bekerja tidak sempurna sehingga sebagian besar
air dan zat-zat yang terlarut didalamnya dibuang bersama tinja sampai
akhinya tubuh kekurangan cairan.

C. Tanda Gejala Diare


Gejala diare berbeda-beda, ada yang hanya mengalami sakit perut singkat
dengan tinja yang tidak terlalu encer hingga ada juga yang mengalami kram

4
perut dengan tinja yang sangat encer. Biasanya diare jangka panjang membuat
penderita kerap merasa ingin buang air besar.
Beberapa gejala diare lainnya adalah:
a. Hilang nafsu makan
b. Sakit kepala
c. Mual
d. Muntah

Diare biasanya pulih dalam waktu dua sampai empat hari. Namun Anda
dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami diare lebih
dari satu minggu atau diare tersebut sampai mengganggu tidur Anda. Selain
itu, temui dokter jika Anda mengalami diare yang disertai dengan muntah-
muntah, darah pada tinja atau pendarahan di dalam anus, menceret parah yang
mengarah kepada dehidrasi, penurunan berat badan, atau jika Anda mengalami
diare setelah mengonsumsi antibiotik dan menjalani perawatan di rumah
sakit.Pada anak-anak, diare umumnya berlangsung sekitar lima hari sampai
seminggu. Jika lebih lama dari waktu tersebut atau diare mereka disertai
muntah, ada darah pada tinja, dan menceret parah, segera periksakan dirinya
ke dokter. Pemeriksaan dokter juga perlu segera dilakukan apabila anak
(terutama bayi) Anda buang air besar enam kali atau lebih sering dalam sehari.

D. Tanda Gejala Dehidrasi


1. Tanpa dehidrasi
Pada anak diare tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan)
tandanya anak tetap aktif, keinginan untuk minum seperti biasa karena
rasa haus tidak meningkat, kelopak mata tidak cekung, BAK sering.
2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)
Tandanya anak gelisah atau rewel, anak ingin minum terus menerus
karena rasa haus meningkat, kelopak mata cekung, BAK mulai kurang.
3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% berat badan)
Tandanya anak lemas atau tidak sabar, tidak dapat minum, kelopak mata
sanga cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih
mudah gunakan kulit perut.

5
Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 4 parameter yang bisa
digunakan yaitu aktivitas, rasa haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji
turgor atau uji cubit. Lihat kelopak mata anak, apakah cekung atau tidak.
Anak harus kencing dalam waktu 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing
maka dehidrasi ringan. Untuk anak yang lebih besar batas kencingnya 12 jam.
Uji cubit paling gampang dilakukan pada kulit perut, kulit harus kembali
dalam 2 detik.

Kapan anak di bawa ke dokter ?

Orang tua tidak perlu panik jika anaknya diare. Lihat dahulu kondisi anak
yaitu :

 Apakah ada gejala dehidrasi. Dehidrasi ini berbahaya. Jika ada tanda-
tanda dehidrasi, sebaiknya segera dibawa ke dokter. Kalau tidak ada,
anak dapat dirawat di rumah.
 Anak dengan dehidrasi ringan.
 Anak tidak mau makan dan minum atau muntah setiap makan dan
minum juga harus dibawa ke dokter.
 Apakah tinja berwarna merah (disetai darah). Kemungkinan
diagnosisnya adalah disentri, yang bisa disebabkan oleh bakteri
ataupun amuba. Pada diare ini, maka perlu kedokter untuk
mendapatkan tatalaksana yang tepat.

Pemberian oralit pada anak

Oralit merupakan cairan elektrolit-glukosa yang sangat esensial dalam


pencegahan dan rehidrasi dengan dehidrasi ringan-sedang. Jadi, oralit dapat
diberikan pada saat anak mulai mununjukkan tanda dehidrasi ringan-sedang.

Tatalaksanan diare di rumah

1. Teruskan pemberin ASI jika anak masih menyusu


2. Rehidrasi

6
Berikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan rehidrasi oral
khusus anak (oralit anak) yang mengandung elektrolit untuk
mencegah terjadinya dehidrasi.
3. Berikan zinc sebagai terapi tambahan untuk diare yang diberikan
selama 10-14 hari walaupun diare sudah berhenti. Zinc tersedia dalam
bentuk tablet dan sirup, bentuk tablet adalah tablet dispersible yang
dalam waktu 30 detik atau kurang dari 60 detik telah larut dalam 5 ml
air putih atau air susu. Cara pemberiannya tergantung pada umur anak
yaitu untuk anak berusia kurang dari 6 bulan diberikan zinc sebanyak
10 mg sekali sehari selama 10-14 hari, sedangkan pada anak yang
berusia lebih dari 6 bulan diberikan sebanyak 20 mg sekali sehari
selama 10- 14 hari.
4. Anak jangan dipuasakan. Makanan harus tetap diberikan tapi hindari
sayuran karena serat susah dicerna sehingga bisa meningkatkan
frekuensi diarenya. Buah-buahan juga dihindari kecuali pisang dan
apel karena mengandung kaolin, pektin, kalium yang berfungsi
memadatkan tinja serta menyerap racun.
5. Karena penyebab tersering adalah virus, maka tidak diperlukan
antibiotic keculai pada kasus yang terbukti ada infeksi bakteri
misalnya penyakit kolera yang disebabkan Vibrio cholerae, penyakit
disentri yang disebabkan bakteri atau amuba dengan ciri-ciri fesesnya
bau sekali, ada lendir, darah, anaknya merasa sakit sekali saat mau
BAB.
6. Mencuci tangan. Anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya
dengan cara yang baik dan benar, sedangkan pada bayi sering dilap
tangannya. Orang tua juga harus sering mencuci tangan, terutama saat
memberi makan pada anak dan setelah memegang sesuatu yang kotor
seperti setelah membersihkan kotoran bayi atau anak.
7. Tutup makanan dengan tudung saji.
8. Masak air minum dan makanan hingga matang.
9. Jaga kebersihan makanan dan minuman, berikan ASI eksklusif miniml
6 bulan karena ASI mengandung immunoglobulin. Untuk bayi yang

7
terpaksa menggunakan susu formula, maka dotnya harus dicuci bersih
dan disterilkan dengan baik.

E. Sanitasi Lingkungan
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa
faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya
penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan
(pembuangan tinja yang tidak higienis), kebersihan perorangan dan
lingkungan yang jelek, penyiapan makanan kurang matang dan penyimpanan
makanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Sander, 2005).
Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi
pendorong terjadinya diare yaitu faktor agent, penjamu, lingkungan dan
perilaku. Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling dominan yaitu
sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor berinteraksi
bersama dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat
karena tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku manusia
yang tidak sehat, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Zubir et
al, 2006).
Faktor sanitasi lingkungan :
a) Sumber air minum
Air merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Kebutuhan manusia
akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mencuci,
mandi dan sebagainya. Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang
sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk
keperluan minum (termasuk untuk memasak), air harus mempunyai
persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia termasuk diare.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan air bersih adalah :
a. Mengambil air dari sumber air yang bersih
b. Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup,
serta menggunakan gayung khusus untuk mengambil air

8
c. Memelihara atau menjaga sumber air dari pencemaran oleh binatang,
anak-anak, dan sumber pengotoran. Jarak antara sumber air minum
dengan sumber pengotoran (tangki septik), tempat pembuangan
sampah dan air limbah harus lebih dari 10 meter.
d. Menggunakan air yang direbus
e. Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih
dan cukup (Depkes RI, 2000).
b) Kualitas fisik air bersih
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau.
c) Kepemilikan jamban
Jamban merupakan sarana yang digunakan masyarakat sebagai tempat
buang air besar. Sehingga sebagai tempat pembuangan tinja, jamban
sangat potensial untuk menyebabkan timbulnya berbagai gangguan bagi
masyarakat yang ada di sekitarnya.
Menurut Notoatmodjo (2003), suatu jamban disebut sehat untuk daerah
pedesaan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
 Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
 Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
 Tidak dapat dijangkau oleh serangga terutama lalat, kecoak, dan
binatang-binatang lainnya
 Tidak menimbulkan bau
 Mudah digunakan dan dipelihara
 Desain sederhana
 Murah
 Dapat diterima oleh pemakainya
d) Jenis lantai rumah
Syarat rumah yang sehat, jenis lantai rumahnya yang penting tidak
berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan. Lantai
rumah dari tanah agar tidak berdebu maka dilakukan penyiraman air
kemudian dipadatkan. Dari segi kesehatan, lantai ubin atau semen

9
merupakan lantai yang baik sedangkan lantai rumah di pedesaan cukuplah
tanah yang biasa dipadatkan. Apabila perilaku penghuni rumah tidak
sesuai dengan norma-norma kesehatan seperti tidak membersihkan lantai
dengan baik, maka akan menyebabkan terjadinya penularan penyakit
termasuk diare (Notoatmodjo, 2003).

F. Pengobatan Diare
Cairan rehidrasi yang dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa, air tajin,
air susu ibu, air teh encer, sup wortel, air perasan buah dan larutan gula garam
(LGG). Pemakaian cairan ini dititik beratkan pada pencegahan timbulnya
dehidrasi. Sedangkan bila terjadi dehidrasi sedang atau berat sebaiknya diberi
minuman oralit.
Oralit merupakan larutan untuk mengatasi diare, dapat juga menggunakan
larutan gula garam, yaitu dua sendok teh gula dan setengah sendok teh garam
dapur dilarutkan ke dalam satu gelas air matang.

G. Pencegahan Diare
Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi
menyebar, terutama kepada anggota keluarga. Oleh sebab itu, diare sebaiknya
dicegah mulai dari kontak pertama hingga penyebarannya.

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan terkena diare akibat kontaminasi:

a. Mencuci tangan sebelum makan.


b. Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum air
keran.
c. Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang.
d. Utamakan bahan makanan yang segar.
e. Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal
di bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.

10
H. Cuci tangan 6 langkah

Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :

1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik


(handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash).
Rumah sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar ruangan pelayanan
pasien secara merata.
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :

1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

11
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

12
DAFTAR PUSTAKA

Abahrayyan. 2016. 6 Langkah Cuci Tangan Menurut Standart WHO.


http://abahrayyan.blogspot.co.id/2016/04/6-langkah-cuci-tangan-menurut-
standart.html. Diakses pada tanggal 30 April 2018. Jam 11.23 WIB.

Harianto.2004. Penyuluhan Penggunaan Oralit untuk Menanggulangi Diare di


Masyarakat.MajalahIlmuKefarmasian, Vol. I, No.1, April 2004, 27 –
33.Diambildari
:https://andryawanbisnis.files.wordpress.com/2013/10/penyuluhan-penggunaan-
oralit.pdf.

Arianti. 2016. Diare. https://www.alodokter.com/diare. Diakses pada 03 Mei 2018


pukul 15.00 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai