ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala klinis ikan yang diinfeksi Aeromonas hydrophila dan
mengkaji pengaruh penggunaan ekstrak daun jeruju (A. ilicifolius) melalui metode perendaman dalam
upaya pencegahan penyakit Motile Aeromonas Septicemia. Ikan mas (C. carpio) sebanyak 96 ekor
direndam dengan ekstrak daun jeruju selama 30 menit. Uji tantang dilakukan dengan menyuntikan bakteri
A. hydrophila dengan kepadatan 108 CFU/ml secara intramuskular. Hasil penelitian menunjukkan gejala
klinis ikan pasca infeksi yaitu bergerak lamban, berenang dipermukaan, cenderung berenang miring,
pembengkakan bola mata (expothalmia), tukak, dan akumulasi cairan pada rongga perut. Perendaman
dengan ekstrak daun jeruju menunjukkan hasil tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
kelulushidupan. Hasil pengamatan gambaran darah pasca infeksi menunjukkan nilai rata-rata total
eritrosit tertinggi hingga terendah berturut-turut yaitu perlakuan C (500 ppm) sebesar 2,69 x 106 sel/mm3,
perlakuan B (300 ppm) 2,31 x 106 sel/mm3, perlakuan A (0 ppm) 2,29 x 106 sel/mm3 dan perlakuan D
(700 ppm) 2,18 x 106 sel/mm3. Nilai rata-rata total leukosit tertinggi hingga terendah berturut-turut yaitu
perlakuan D (700 ppm) sebesar 3,63 x 104 sel/mm3, perlakuan C (500 ppm) 3,60 x 104 sel/mm3, perlakuan
B (300 ppm) 3,53 x 104 sel/mm3 dan perlakuan A (0 ppm) 3,47 x 104 sel/mm3. Nilai rata-rata kadar
hematokrit tertinggi hingga terendah berturut-turut yaitu perlakuan C (500 ppm) sebesar 22,67%,
perlakuan D (700 ppm) 21,33%, perlakuan B (300 ppm) 20,67% dan perlakuan A (0 ppm) 20,33%.
Perendaman ekstrak daun jeruju dengan dosis tersebut belum mampu meningkatkan daya tahan tubuh
ikan terhadap infeksi A. hydrophila
Kata kunci: Ikan mas, Ekstrak daun jeruju, Aeromonas hydrophila, Ketahanan nonspesifik
ABSTRACT
This research was aimed to study the clinical symptoms of fish infected by Aeromonas
hydrophila and examine the effect of leaf extract Acanthus ilicifolius usage through the method of soaking
to prevent Motile Aeromonas Septicemia disease. 96 fish was soaked with leaf of extract A. ilicifolius for
30 minutes. The challenge was done by injecting of bacterial suspensions Aeromonas hydrophila with
108 CFU/ml density intra-muscularly to the fish. The results showed clinical symptoms of moribund fish
such as moving slowly, swimming on the surface, swim upsided, expothalmia, ulcer and accumulation of
fluid in the abdominal cavity. Further results showed that extract of A. ilicifolius leaf did not significantly
protected (P>0.05) the survival of tested fish. Observations of blood profile after infection showed the
average from the highest to lowest total erythrocytes were C (500 ppm) of 2.69 x 106 cells/mm3, B (300
ppm) 2.31 x 106 cells/mm3, A (0 ppm) 2.29 x 106 cells/mm3 and D (700 ppm) 2.18 x 106 cells/mm3
recpectively. The average of the total leukocytes from the highest to lowest D (700 ppm) of 3.63 x 104
cells/mm3, C (500 ppm) 3.60 x 104 cells/mm3, B (300 ppm) 3.53 x 104 cells/mm3 and A (0 ppm) 3.47 x 104
cells/mm3 recpectively. The average value of the levels of highest to lowest hematokrit C (500 ppm) of
22.53%, D (700 ppm) 21,33% B (300 ppm) 20,67% and A (0 ppm) 20.33% recpectively. Leaf extract A.
ilicifolius with dosage up to 700 ppm had not been able to improve imunne respone against infections of
A. hydrophila
Key words: Cyprinus carpio, leaf extract jeruju, Aeromonas hydrophila , nonspesific imunne
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa bersifat motil (+), hasil uji oksidasi bersifat
bakteri tersebut merupakan bakteri yang virulen, positif oksidatif serta hasil uji oksidatif-
dan semakin meningkat virulensinya setelah fermentatif bersifat Positif O/F. A. hydrophila
dilakukan isolasi ulang bakteri dari ikan mas yang di suntikan adalah bakteri yang patogen
yang diinfeksi A. hydrophila. Hal tersebut dan diduga memproduksi faktor-faktor
ditandai dengan munculnya tukak pada tubuh eksotoksin dan endotoksin. Menurut Angka
ikan mas pasca uji tantang pada saat uji (2001) toksin yang dihasilkan oleh A.
virulensi. Hasil identifikasi tersebut sesuai hydrophila adalah eksotoksin serta struktur
dengan BSNI (2009), yang menyatakan bahwa dinding sel berupa fosfolipid dan karbohidrat
bakteri dinyatakan A. hydrophila apabila hasil (lipopolysacharida) yang dikenal sebagai
uji pewarnaan gram merupakan gram negatif endotoksin. Endotoksin dapat menyebabkan
dan berbentuk batang pendek, hasil uji motilitas radang dan rejatan (shock) pada hewan inang.
67
Journal of Aquaculture Management and Technology
Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 63-71
Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
Tabel 2. Rata-rata Kelulushidupan Ikan Mas (C. carpio) Selama Perendaman Ekstrak Daun Jeruju (A.
ilicifolius) dan Pasca Infeksi A. hydrophila
Perlakuan (%)
Ulangan
A B C D
1 25 25 25 12,5
2 37,5 25 25 25
3 12,5 12,5 12,5 12,5
Jumlah 75 72,5 72,5 50
Rata-rata 25±12,5 20,83±7,22 20,83±7,22 16,67±7,22
Dari Tabel 2, terlihat rata-rata presentase Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa
nilai kelulushidupan selama perlakuan tertinggi penambahan ekstrak daun A. ilicifolius tidak
hingga terendah secara berturut-turut adalah berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
perlakuan A (0 ppm) sebesar 25±12,5; kelulushidupan ikan mas pasca infeksi. Hal ini
perlakuan B (300 ppm) dan perlakuan C (500 diduga berkaitan dengan tingginya tingkat
ppm) sebesar 20,83±7,22 dan perlakuan D (700 patogenisitas bakteri dan ketahanan nonspesifik
ppm) sebesar 16,67±7,22. Hasil pengamatan ikan tersebut belum mampu melawan infeksi A.
terhadap pola kematian ikan mas selama masa hydrophila. Menurut Angka (2001), A.
uji tantang dilakukan setiap hari dan disajikan hydrophila menghasilkan eksotoksin yang
pada Gambar 8. terdiri dari hemolisin, sitotoksin, protease dan
Pola Kematian Ikan lisin yang berfungsi untuk masuk ke sel tubuh
25
ikan melewati pertahanan tubuh ikan mencerna
Kematian Ikan Kumulatif
Sedangkan daun jeruju merupakan tumbuhan yang tidak direndam dengan ekstrak daun jeruju
dengan habitat air payau. Penelitian serupa yang dan masih dalam batas normal yang
dilakukan Suciati (2012), menunjukkan bahan mengindikasikan bahwa pemberian ekstrak
aktif daun Rhizopora macronata memiliki daun jeruju mempengaruhi perubahan jumlah
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan eritrosit pada ikan mas. Menurut Irianto (2004),
bakteri V. harveyi yang merupakan bakteri laut, jumlah eritrosit pada ikan umumnya berkisar
sedangkan pada bakteri. A. salmonicida yang antara 1,05 - 3,0 x 106 sel/mm3. Setelah
merupakan bakteri tawar bahan aktif daun diinfeksi dengan A. hydrophila, jumlah eritrosit
Rhizopora macronata tersebut tidak memiliki cenderung mengalami penurunan bila
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dibandingkan setelah perendaman, hal tersebut
bakteri jenis ini. mengindikasikan bahwa adanya anemia pada
ikan yang ditandai adanya pendarahan pada
Perhitungan Total Eritrosit organ penghasil darah. A. hydrophila
Pemeriksaan total eritrosit bertujuan memproduksi eksotoksin berupa hemolisin,
untuk melihat kondisi kesehatan ikan. Hasil hemolisin merupakan enzim yang mampu
rata-rata total eritrosit pada ikan uji dapat dilihat melisiskan sel-sel darah merah dan
pada Tabel 3. membebaskan hemoglobinnya (Angka, 2001).
4 Hari ke-0
perendaman infeksi
3.5
3 Hari ke-3 A 2,73±0,40 3,47±0,31
2.5 B 2,53±0,67 3,53±0,15
2
1.5 C 2,47±0,32 3,60±0,35
1 D 2,33±0,23 3,63±0,40
0.5
0
A B C D Hari ke-0
Leukosit (x 104 sel/mm3)
4.5
4
Perlakuan 3.5 Hari ke-3
3
Gambar 2. Nilai Rata-rata Total Eritrosit 2.5
2
Selama penelitian, jumlah sel darah 1.5
1
merah pada ikan mas cenderung mengalami 0.5
penurunan dari hari ke-0 hingga hari ke-3 pasca 0
infeksi seperti terlihat pada Gambar 2. Total A B C D
eritrosit ikan mas setelah perendaman ekstrak
daun jeruju menunjukkan peningkatan pada Perlakuan
perlakuan C sebesar 3,12 x 106 sel/mm3 bila
Gambar 3. Nilai Rata-rata Total Leukosit
dibandingkan dengan perlakuan A (kontrol)
69
Journal of Aquaculture Management and Technology
Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 63-71
Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
KESIMPULAN
Perendaman ekstrak daun A. ilicifolius Erika, Y. 2008. Gambaran Diferensiasi Leukosit
dengan berbagai dosis tidak berpengaruh nyata Pada Ikan Mujair (Orecromis
(P>0,05) terhadap ketahanan nonspesifik ikan mozambicus) di Daerah Cihampea
mas pasca infeksi A. hydrophila. Dosis yang Bogor. [Skripsi]. Fakultas Kedoteran
digunakan belum efektif untuk mencegah Hewan, Institut Pertanian Bogor,
infeksi A. hydrophila . Bogor, 5 – 10 hlm.
Kabata, Z. 1985. Parasites and Disease of Fish Sartika, Y. 2011. Efektivitas Fitofarmaka dalam
Cultured in the Tropics. Taylor and Pakan untuk Pencegahan Infeksi Bakteri
Fancis Press, London and Philadelphia, Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele
318 hlm. Dumbo Clarias sp. [Skripsi]. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Kamaludin, I. 2011. Efektivitas Ekstrak Lidah Pertanian Bogor, Bogor, 58 hlm.
Buaya (Aloe vera) untuk Pengobatan
Infeksi Aeromonas hydrophila pada Soetarno, S., K. Ruslan dan I. S. Soediro. 1996.
Ikan Lele Dumbo Clarias sp. Melalui Verboksida dan Asam Fenolat dari
Pakan. [Skripsi]. Fakultas Perikanan Daun Jeruju (Acanthus ilicifolius Linn,
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Acanthaceae) Suatu Tumbuhan
Bogor, Bogor, 54 hlm. Mangrove. Unit Bidang Farmakognosi-
Fitokimia. [Karangan Ilmiah]. Fakultas
Kementrian Perikanan dan Kelautan. 2013. Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Statistik Menakar Target Ikan Air Alam, Institut Teknik Bandung,
Tawar Tahun 2013. Bandung, 21(2): 23 – 25.
http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?i
d=847 (12 April 2013). Suciati, A., Wardiyanto, dan Sumino. 2012.
Efektifitas Ekstrak Daun Rhizophora
Mangunwardoyo, W., R. Ismayasari dan E. mucronata dalam Menghambat
Riani. 2010. Uji Patogenitas dan Pertumbuhan Aeromonas salmonicida
Vierulensi Aeromonas hydrophila dan Vibrio harveyi. e-Jurnal Rekayasa
Stanier pada Ikan Nila (Oreochromis dan Teknologi Budidaya Perairan,
Niloticus Lin,) Melalui Postulat Koch. Fakultas Pertanian, Universitas
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Lampung, 1(1): 2302 – 3600.
Institut Pertanian Bogor. J. Ristek
Akuakultur, 5(2): 245 – 255. Wedemeyer, G. A and W. T Yasutake. 1977.
Clinical Methods for the Assessment of
Moyle, P. B and J. J. Chech. 1988. An the Effect Environtment Stress on the
Introduction to Ichtyology. Prentice Fish Health. Technical Papers of the
Hall Inc. A Division of Simon and US Fish and Wildlife Service. US
Schuster Engelwood Cliffs, New Depart of the Interior Fish and Wildlife
Jersey, 597 p. Service, pp. 1 – 17.
Rosidah dan W. M. Afizia. 2012. Potensi Yuhana, M., I. Normalina dan Sukenda. 2008.
Ekstrak Daun Jambu Biji sebagai Pemanfaatan Ekstrak Bawang Putih
Antibakterial untuk Menanggulangi (Allium sativum) untuk Pencegahan dan
Serangan Bakteri Aeromonas hydrophila Pengobatan pada Ikan Patin
pada Ikan Gurame (Osphronemus (Pangasionodon hypophthalmus) yang
gouramy Lacepede). J Akuatika, 3(1): 19 Diinfeksi Aeromonas hydrophila. J.
– 27. Akuakultur Indonesia, 7(1): 95 – 107.
______________________________. 2012b.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Jeruju
(Acanthus ilicifolius) terhadap
Pertumbuhan Vibrio harveyi secara in
Vitro. J. Veteriner, 13(3): 257 – 262.