Anda di halaman 1dari 38

DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

PERCOBAAN IV

DCP (Dynamic Cone Penetrometer)

A. Maksud dan Tujuan


Percobaan ini digunakan untuk menentukan nilai CBR subgrade,

subbase/base course suatu sistem secara cepat dan tepat. Biasa dilakukan

sebagai pekerjaan quality control pembuatan jalan.

B. Peralatan
1. Mistar ukur, panjang 100 cm;
2. Batang penetrasi, diameter 16 mm;
3. Konus terbuat dari baja yang diperkeras, diameter 20 mm, sudut

kemiringan 60°
4. Roll Meter
5. Patok
6. Palu Penumbuk

C. Prosedur Percobaan
1. Meletakkan penetrometer yang telah dirakit diatas permukaan tanah atau
sirtu yang akan diperiksa. Letakkan alat ini sedemikian rupa sehingga

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

alat ini dalam keadaan vertikal, penyimpangan sedikit saja akan


mengakibatkan kesalahan pengukuran yang relatif besar.
2. Membaca posisi awal penunjukan (xo) dalam satuan mm terdekat.
Penunjukan xo tidak perlu tepat pada angka nol, karena nilai x 0 ini akan
ditunjukkan pada nilai penetrasi.
3. Mengangkat palu penumbuk sampai menyentuh pemegang palu,
melepaskan sehingga menumbuk landasan penumbuknya. Tumbukan ini
menyebabkan konus menembus tanah/lapisan sirtu dibawahnya.
4. Membaca penumbukan mistar ukur (x1) setelah terjadi penetrasi
masukkan nilai x1 ini pada blangko dan kolom kedua (pembacaan mistar-
mm) untuk tumbukan n=1 (baris kedua).
5. Mengulangi langkah C dan D sampai kedalaman 1 m, dengan
mendapatkan nilai x2, x3, x4,….xn dan tumbukan n=1, n=2, n=3,….n=n.
6. Kita plotkan data x dan n dalam grafik dengan n (jumlah pukulan) untuk
mendatar dan x (kedalaman) untuk menurun.
7. Kita tarik regresi dalam hasil dari data tersebut.
8. Grafik tersebut kita bandingkan dengan grafik ketentuan, maka didapat
nilai CBR untuk satu titik.
9. Mengulangi langkah 1-8 untuk titik lainnya, setelah didapat CBR
masing-masing titik dicari CBR rata-rata.

D. CBR SEGMEN
I. Segmen I (STO 0 + 010 Sampai Dengan STO 0 + 050)
1. Nilai CBR :

STO 0 + 010 =8%

STO 0 + 020 =7%

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

STO 0 + 030 =7%

STO 0 + 040 = 12 %

STO 0 + 050 =7%

2. CBR Maksimum
= Persentase CBR terbesar dari STO (0 + 010) sampai (0 + 050)

= 12 %

3. CBR Minimum
= Persentase CBR terkecil dari STO (0 + 005) sampai (0 + 015)

=7%

4. CBR rata-rata

=  CBR STO (0  000) s/d STO (0  025)


Jumlah STO

(8  7  7  12  7)

5

=8%

5. CBR Segmen
CBRMaks.  CBRMin
= CBRrata  rata 
R

12% - 7%
= 8%  = 6%
2,48

II. Segmen II (STO 0 + 060 Sampai Dengan STO 0 + 100)


1. Nilai CBR :

STO 0 + 060 = 12 %

STO 0 + 070 = 10 %

STO 0 + 080 = 12 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

STO 0 + 090 =7%

STO 0 + 100 =9%

2. CBR Maksimum
= Persentase CBR terbesar dari STO (0 + 030) sampai (0 + 050)

= 12 %

3. CBR Minimum
= Persentase CBR terkecil dari STO (0 + 020) sampai (0 + 025)

=7%

4. CBR rata-rata

=  CBR STO (0  020) s/d STO (0  025)


Jumlah STO

(12  10  12  7  9)

5

= 10%

5. CBR Segmen
CBRMaks.  CBRMin
= CBRrata  rata 
R

12% - 7%
10% 
= 2,48 = 8%

Nilai CBR
CBR CBR CBR CBR (Rata-
STO SEGMEN CBR Segmen
(%) (Maks) (Min) rata
0 + 010 8 I 12 7 8
6
0 + 020 7

0 + 030 7
0 + 040 12

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

0 + 050 7

0 + 060 12

0 + 070 10

0 + 080 12 II 12 7 10
8
0 + 090 7
0 + 100 9

Segmen I

Nilai CBR : 8 %  Frekuensi = 1

7%  Frekuensi = 3

12%  Frekuensi = 1

Jumlah data = 5

Persentase (jumlah yang sama atau lebih besar)

Frekuensi
Untuk : 8 % = jumlah data x100%

1
 x100%
5

= 20 %

Frekuensi
10 % = jumlah data x100%

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

3
 x100%
5

= 60 %

Frekuensi
12 % = jumlah data x100%

1
 x100%
5

= 20 %

Frekuensi Persentase
Nilai CBR (jumlah yang sama atau (jumlah yang sama atau
(%) lebih besar) lebih besar)

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

8 1 20

7 30 60

12 1 20

Grafik

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Segmen II

Nilai CBR : 12 %  Frekuensi = 2

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

10 %  Frekuensi = 1
7%  Frekuensi = 1
9%  Frekuensi = 1

Jumlah data = 5
Persentase (jumlah yang sama atau lebih besar)

Frekuensi
Untuk : 12 % = jumlah data x100%

2
 x100%
5

= 40 %

10 % = Frekuensi
x100%
jumlah data

1
 x100%
5

= 20 %

Frekuensi
7 % = jumlah data x100%

1
 x100%
5

= 20 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Frekuensi
9 % = jumlah data x100%

1
 x100%
5

= 20 %

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Frekuensi Persentase
Nilai CBR
(jumlah yang sama atau (jumlah yang sama atau
(%)
lebih besar) lebih besar)

12 2 40

10 1 20

7 1 20

9 1 20

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Perhitungan Perkerasan jalan

Segmen 1

Dik. :

 Data :

Jalan 2 jalur/lajur

Tahun survey 2019

CBR tanah dasar (segmen 1) : 3 %

Rencana 25 tahun I : 9 %

Kelandaian 6 % ,curah hujan 990 mm/tahun dan persentase kendaraan


berat>30%.

LHR :

Kendaraan ringan 2 ton ………………………………………130 kendaraan /hari

Bus 8 ton ………………………………………………………59 kendaraan/hari

Truk 2 as,10 ton ……………………………………………… .32 kendaraan/hari


LHR= 221 kendaraan/hari

Direncanakan :

Umur rencana : 2044 tahun

Bahan konstruksi :

LP :Laston MS (744)
Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar
DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

LPA :Batu pecah kelas B (CBR 80)

LPB :Sirtu kelas B (CBR 50)

Jalan mulai berfungsi tahun : 2023

Penyelesaian :

Rumus : LHR awal UR = LHR (2015) × (1+i)n

 n = jangka waktu : (2019-2023) = 4

Kendaraan 2 ton = 130 × (1+0,09)4 = 183,5 kendaraan /hari


Bus 8 ton = 59 × (1+0,09)4 = 83,28 kendaraan/hari
Truk 2 as,10 ton = 32 × (1+0,09)4 = 45,17 kendaraan/hari +
LHR Awal UR = 311,95 kendaraan/hari

Menghitung LHR Akhir UR = LHR Awal UR (1+i)UR

Umur rencana 25 tahun

Kendaraan 2 ton = 130 × (1+0,09)25 = 1121 kendaraan /hari


Bus 8 ton = 59 × (1+0,09)25 = 580,76 kendaraan/hari
Truk 2 as,10 ton = 32 × (1+0,09)25 = 275,93 kendaraan/hari
+
LHR AwalUR 25 tahun = 1905,7 kendaraan/hari

Menghitung angka ekivalen (E) kendaraan (lihatTabel D-1) SNI 1732 – 1989 – F

Kendaraan 2 ton (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004


Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
Truk 2 as,10 ton (4+6) = 0,0577 + 0,2923 = 0,3500
Menghitung LEP

Rumus :LEP = × ×

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

dimana : j = masing-masing jenis kendaraan


Cj = koefisien distribusi arah

Ej = Angka ekivalen

Kendaraan 2 ton = 183,5 × 0,50 × 0,0004 = 0,0367


Bus 8 ton = 83,283 × 0,50 × 0,1593 = 6,6335
Truk 2 as,10 ton = 45,17 × 0,50 × 0,3500 = 7,9048 +
LEP = 14,47507

Menghitung LEA

Rumus : LEA = × ×

Untuk 25 tahun

Kendaraan 2 ton = 1121 × 0,50 × 0,0004 = 0,2242


Bus 8 ton = 508,761 × 0,50 × 0,1593 = 40,5228
Truk 2 as,10 ton = 275,938 × 0,50 × 0,3500 = 48,2892 +
LEA25 = 89,036

Menghitung LET

LET25 = ×(LEP + LEA25)

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

= × ( 14,575 + 89,036 )

= 51,805

Menghitung LER

LER25 =LET25 ×

= 51,805×

= 129,514

Menetapkan Daya Dukung Tanah (DDT)

Korelasi antara DDT dan CBR.

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Mencari indeks tebal perkerasan (ITP)

Menetapkan DDT darinilai CBR

Nilai CBR = 3 ; dari grafik korelasi didapat DDT = 3,7

Dapat pula menggunakan perhitungan : ,

Sehingga diperoleh =>

= 3,74 ≈3,7 (relative sama)

Menetapkan Harga Indeks Perkerasan (IP)

Nilai indeks permukaan awal (IPo) ditentukan dari jenis lapis permukaan dan nilai
indeks permukaan akhir (IPt) ditentukan dari nilai LER.Menetapkan Harga Indeks
Permukaan Awal Umur Rencana (IP0)

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Jenis lapis perkerasan IP0 = Laston IP0 = 3,9 - 3,5

Menetapkan harga Indeks Perkerasan (IP)

LER25 = 129,514; jalan lokal, IP = 1,5

Menetapkan Harga Indeks Permukaan Awal Umur Rencana (IP0)

Jenis lapis perkerasan IP0 = Laston IP0 = 3,9 - 3,5

Menetapkan Faktor Regional (FR)

FR = 2,5 =>dari tabel NilaiFaktor Regional (SNI 1732 – 1989 – F)

Menetapkan Indeks Tebal Perkerasan( ITP )

Untuk menentukan indeks tebal perkerasan digunakan nomogram dengan


menggunakan nilai yang telah diketahui sebelumnya yaitu:

 Nilai LER
Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar
DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

 Nilai DDT
 Nilai FR

Terdapat 9 macam grafik nomogram antara lain:

 Nomogram 1 untuk IPt = 2,5 danIPo ≥ 4


 Nomogram 2 untuk IPt = 2,5 danIPo = 3,9 – 3,5
 Nomogram 3 untuk IPt = 2 danIPo ≥ 4
 Nomogram 4 untuk IPt = 2 danIPo = 3,9 – 3,5
 Nomogram 5 untuk IPt = 1,5 danIPo = 3,9 – 3,5
 Nomogram 6 untuk IPt = 1,5 danIPo = 3,4 – 3,0
 Nomogram 7 untuk IPt = 1,5 danIPo = 2,9 – 2,5
 Nomogram 8 untuk IPt = 1 danIPo = 2,9 – 2,5
 Nomogram 9 untuk IPt = 1 danIPo ≤ 2,4

Berdasarkan data diperoleh nilai IPt = 1,5 dan IPo = 3,9 - 3,5 maka digunakan
Nomogram 5.

(Perhitungan lihat pada grafik)

LER25 = 129,5143

DDT25 = 3,7

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

FR25 = 2,5

Berdasarkan hasil grafik pada Nomogram 5 diperoleh,

ITP25 = 8

Menetapkan Tebal Perkerasan

Rumus : ITP = a1×D1 + a2×D2 + a3×D3

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Berdasarkan table ketetapan, maka diperoleh data sebagai berikut:

UR LP Laston MS (590) a1 = 0,4


LPA BatuPecah (CBR 100) a2 = 0,13
20 tahun
LPB Sirtu (CBR 50) a3 = 0,12
ITP25 = 8

Tebal Lapisan Permukaan (LP) = D1, Laston minimum = 7,5 cm

Tebal Lapisan Pondasi Atas (LPA) = D2, Batu Pecah minimum = 20 cm

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Untuk UR = 20 tahun

8= 0,4×7,5 + 0,13×20 + 0,12×D3

8= 3 + 2,6 + 0,12D3

8 = 5,6 + 0,12D3

2,4 = 0,12D3

D3=

= 20 cm

Berdasarkan perhitungan, maka tebal perkerasannya adalah sebagai berikut:

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Segmen II

Dik. :

 Data :

Jalan 2 jalur/lajur

Tahun survey 2019

CBR tanah dasar (segmen 1) : 3 %

Rencana 20 tahun I : 12 %

Kelandaian 6 % ,curah hujan 990 mm/tahun dan persentase kendaraan berat>30%.

LHR :

Kendaraan ringan 2 ton ………………………………………170 kendaraan /hari

Bus 8 ton ………………………………………………………65 kendaraan/hari

Truk 2 as,10 ton ……………………………………………… .30 kendaraan/hari


LHR= 265 kendaraan/hari

Direncanakan :

Umur rencana : 2039 tahun

Bahan konstruksi :

LP :Labustag MS (590)

LPA :Batu pecah kelas A (CBR 100)

LPB :Sirtu kelas B (CBR 50)

Jalan mulai berfungsi tahun : 2023

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Penyelesaian :

Rumus : LHR awal UR = LHR (2015) × (1+i)n

 n = jangka waktu : (2019-2024) = 5

Kendaraan 2 ton = 170 × (1+0,12)5 = 299,59 kendaraan /hari


Bus 8 ton = 78 × (1+0,12)5 = 114,55 kendaraan/hari
Truk 2 as,10 ton = 48 × (1+0,12)5 = 52,87 kendaraan/hari +
LHR Awal UR = 467,02 kendaraan/hari

Menghitung LHR Akhir UR = LHR Awal UR (1+i)UR

Umur rencana 20 tahun

Kendaraan 2 ton = 299,59 × (1+0,12)20 = 1639,87 kendaraan /hari


Bus 8 ton = 114,55 × (1+0,12)20 = 627,009 kendaraan/hari
Truk 2 as,10 ton = 52,87 × (1+0,12)20 = 289,388 kendaraan/hari
+
LHR AwalUR 20 tahun = 2556,268 kendaraan/hari

Menghitung angka ekivalen (E) kendaraan (lihatTabel D-1) SNI 1732 – 1989 – F

Kendaraan 2 ton (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004


Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
Truk 2 as,10 ton (4+6) = 0,0577 + 0,2923 = 0,3500
Menghitung LEP

Rumus :LEP = × ×

dimana : j = masing-masing jenis kendaraan


Cj = koefisien distribusi arah
Ej = Angka ekivalen

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Kendaraan 2 ton = 299,59 × 0,50 × 0,0004 = 0,05991


Bus 8 ton = 114,552 × 0,50 × 0,1593 = 9,12408
Truk 2 as,10 ton = 52,87 × 0,50 × 0,3500 = 9,25229 +
LEP = 18,4362

Menghitung LEA

Rumus : LEA = × ×

Untuk 20 tahun

Kendaraan 2 ton = 1639,87 × 0,50 × 0,0004 = 0,3279


Bus 8 ton = 627,009 × 0,50 × 0,1593 = 49,941
Truk 2 as,10 ton = 289,388 × 0,50 × 0,3500 = 50,643 +
LEA20 = 100,912

Menghitung LET

LET20 = ×(LEP + LEA20)

= × ( 18,4362+ 100,912)

= 59,674

Menghitung LER

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

LER20 =LET20 ×

= 59,674 ×

= 119,3486

Menetapkan Daya Dukung Tanah


(DDT)

Korelasi antara DDT dan CBR.

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Mencari indeks tebal perkerasan (ITP)

Menetapkan DDT darinilai CBR

Nilai CBR = 3 ; dari grafik korelasi didapat DDT = 3,7

Dapat pula menggunakan perhitungan : ,

Sehingga diperoleh =>

= 3,74 ≈3,7 (relative sama)

Menetapkan Harga Indeks Perkerasan (IP)

Nilai indeks
permukaan
awal (IPo)
ditentukan
dari jenis lapis
permukaan
dan nilai indeks

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

permukaan akhir (IPt) ditentukan dari nilai LER.Menetapkan Harga Indeks


Permukaan Awal Umur Rencana (IP0)

Jenis lapis perkerasan IP0 = Laston IP0 = 3,9 - 3,5

Menetapkan harga Indeks Perkerasan (IP)

LER20 = 119,3486; jalan lokal, IP = 1,5

Menetapkan Harga Indeks Permukaan Awal Umur Rencana (IP0)

Jenis lapis perkerasan IP0 = Labustag IP0 = 3,9 - 3,5

Menetapkan Faktor Regional (FR)

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

FR = 2,5 =>dari tabel Nilai Faktor Regional (SNI 1732 – 1989 – F)

Menetapkan Indeks Tebal Perkerasan( ITP )

Untuk menentukan indeks tebal perkerasan digunakan nomogram dengan


menggunakan nilai yang telah diketahui sebelumnya yaitu:

 Nilai LER
 Nilai DDT
 Nilai FR

Terdapat 9 macam grafik nomogram antara lain:

 Nomogram 1 untuk IPt = 2,5 danIPo ≥ 4


 Nomogram 2 untuk IPt = 2,5 danIPo = 3,9 – 3,5
 Nomogram 3 untuk IPt = 2 danIPo ≥ 4
 Nomogram 4 untuk IPt = 2 danIPo = 3,9 – 3,5
 Nomogram 5 untuk IPt = 1,5 danIPo = 3,9 – 3,5
 Nomogram 6 untuk IPt = 1,5 danIPo = 3,4 – 3,0
 Nomogram 7 untuk IPt = 1,5 danIPo = 2,9 – 2,5
 Nomogram 8 untuk IPt = 1 danIPo = 2,9 – 2,5
 Nomogram 9 untuk IPt = 1 danIPo ≤ 2,4

Berdasarkan data diperoleh nilai IPt = 1,5 dan IPo = 3,9 maka digunakan
Nomogram 5.

(Perhitungan lihat pada grafik)

LER20 = 39,0892
Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar
DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

DDT20 = 3,7

FR20 = 2,5

Berdasarkan hasil grafik pada Nomogram 5 diperoleh,

ITP20 = 7,7

Menetapkan Tebal Perkerasan

Rumus : ITP = a1×D1 + a2×D2 + a3×D3

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Berdasarkan table ketetapan, maka diperoleh data sebagai berikut:

UR LP Laston MS (590) a1 = 0,31


LPA BatuPecah (CBR 100) a2 = 0,14
20 tahun
LPB Sirtu (CBR 50) a3 = 0,12
ITP20 = 7,7

Tebal Lapisan Permukaan (LP) = D1, Laston minimum = 7,5 cm

Tebal Lapisan Pondasi Atas (LPA) = D2, Batu Pecah minimum = 20 cm

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Untuk UR = 20 tahun

7,7= 0,31×5 + 0,14×20 + 0,12×D3

7,7= 1,55 + 2,8 + 0,12D3

7,7 = 4,35 + 0,12D3

3,35 = 0,12D3

D3=

= 27,9 ≈ 28 cm

Berdasarkan perhitungan, maka tebal perkerasannya adalah sebagai berikut:

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

E. Kesimpulan
 Jumlah tumbukan berbanding lurus dengan nilai CBR titik pengambilan
data. Semakin banyak jumlah tumbukan yang terjadi maka besar pula nilai
CBRnya.
 Dari tabel analisis data lapangan DCP dapat diketahui bahwa kecepatan
penetrasi yang dinyatakan dalam mm/blow berbanding terbalik dengan
nilai CBR. Semakin lambat kecepatan penetrasinya maka semakin besar
nilai CBR-nya begitu pun sebaliknya.
 Dari hasil percobaan DCP (dynamic Cone Penetrometer), nilai daya
dukung tanah (DDT) dapat diketahui dengan cara mengkolerasikannya
dengan nilai CBR pada grafik hubungan antara DDT dan CBR.
 Nilai CBR pada segmen 1 yaitu 10% dan nilai CBR segmen 2 yaitu 7%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah pada segmen 1 memiliki
daya dukung yang lebih baik dibandingkan dengan tanah pada segmen 2.
Maka perlakuan perkerasan yang diperlukan pada segmen 2 akak lebih
banyak dibandingkan dengan tanah pada segmen 2.

F. Saran
 Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami
maksud dan tujuan percobaan.
 Pada saat pelaksanaan praktikum diharapkan agar memperhatikannya
dengan teliti agar data yang diperoleh lebih akurat..
 Sebelum meninggalkan laboratorium pastikan alat-alat yang dipakai
sebelumnya telah dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya.
 Kepada para praktikan supaya lebih memperhatikan arahan dari asisten.
 Diharapkan kepada para praktikan supaya berhati-hati ketika
menggunakan alat-alat laboratorium agar tidak terjadi kerusakan pada alat-
alat tersebut.

G. Gambar
a. Foto Alat

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Gambar Gambar Roll Meter

Gambar Konus Gambar Patok

Gambar Palu Penumbuk


b. Foto Kegiatan

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Mengukur area yang akan diuji Memasang patok pada area yang akan
dilakukan pengujian

Merakit alat penetrometer Meletakkan alat penetrometer di atas


permukaan tanah yang akan diperiksa

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Mengangkat palu penumbuk sampai Melepaskan palu penumbuk sehingga


menyentuh pemegang palu menyebabkan konus menembus tanah

Membaca penumbukan mistar ukur di


penetrometer

c. Foto Kelompok

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII

Kelompok VII

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar

Anda mungkin juga menyukai