DCP klp.777-2
DCP klp.777-2
PERCOBAAN IV
subbase/base course suatu sistem secara cepat dan tepat. Biasa dilakukan
B. Peralatan
1. Mistar ukur, panjang 100 cm;
2. Batang penetrasi, diameter 16 mm;
3. Konus terbuat dari baja yang diperkeras, diameter 20 mm, sudut
kemiringan 60°
4. Roll Meter
5. Patok
6. Palu Penumbuk
C. Prosedur Percobaan
1. Meletakkan penetrometer yang telah dirakit diatas permukaan tanah atau
sirtu yang akan diperiksa. Letakkan alat ini sedemikian rupa sehingga
D. CBR SEGMEN
I. Segmen I (STO 0 + 010 Sampai Dengan STO 0 + 050)
1. Nilai CBR :
STO 0 + 040 = 12 %
2. CBR Maksimum
= Persentase CBR terbesar dari STO (0 + 010) sampai (0 + 050)
= 12 %
3. CBR Minimum
= Persentase CBR terkecil dari STO (0 + 005) sampai (0 + 015)
=7%
4. CBR rata-rata
(8 7 7 12 7)
5
=8%
5. CBR Segmen
CBRMaks. CBRMin
= CBRrata rata
R
12% - 7%
= 8% = 6%
2,48
STO 0 + 060 = 12 %
STO 0 + 070 = 10 %
STO 0 + 080 = 12 %
2. CBR Maksimum
= Persentase CBR terbesar dari STO (0 + 030) sampai (0 + 050)
= 12 %
3. CBR Minimum
= Persentase CBR terkecil dari STO (0 + 020) sampai (0 + 025)
=7%
4. CBR rata-rata
(12 10 12 7 9)
5
= 10%
5. CBR Segmen
CBRMaks. CBRMin
= CBRrata rata
R
12% - 7%
10%
= 2,48 = 8%
Nilai CBR
CBR CBR CBR CBR (Rata-
STO SEGMEN CBR Segmen
(%) (Maks) (Min) rata
0 + 010 8 I 12 7 8
6
0 + 020 7
0 + 030 7
0 + 040 12
0 + 050 7
0 + 060 12
0 + 070 10
0 + 080 12 II 12 7 10
8
0 + 090 7
0 + 100 9
Segmen I
7% Frekuensi = 3
12% Frekuensi = 1
Jumlah data = 5
Frekuensi
Untuk : 8 % = jumlah data x100%
1
x100%
5
= 20 %
Frekuensi
10 % = jumlah data x100%
3
x100%
5
= 60 %
Frekuensi
12 % = jumlah data x100%
1
x100%
5
= 20 %
Frekuensi Persentase
Nilai CBR (jumlah yang sama atau (jumlah yang sama atau
(%) lebih besar) lebih besar)
8 1 20
7 30 60
12 1 20
Grafik
Segmen II
10 % Frekuensi = 1
7% Frekuensi = 1
9% Frekuensi = 1
Jumlah data = 5
Persentase (jumlah yang sama atau lebih besar)
Frekuensi
Untuk : 12 % = jumlah data x100%
2
x100%
5
= 40 %
10 % = Frekuensi
x100%
jumlah data
1
x100%
5
= 20 %
Frekuensi
7 % = jumlah data x100%
1
x100%
5
= 20 %
Frekuensi
9 % = jumlah data x100%
1
x100%
5
= 20 %
Frekuensi Persentase
Nilai CBR
(jumlah yang sama atau (jumlah yang sama atau
(%)
lebih besar) lebih besar)
12 2 40
10 1 20
7 1 20
9 1 20
Segmen 1
Dik. :
Data :
Jalan 2 jalur/lajur
Rencana 25 tahun I : 9 %
LHR :
Direncanakan :
Bahan konstruksi :
LP :Laston MS (744)
Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar
DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII
Penyelesaian :
Menghitung angka ekivalen (E) kendaraan (lihatTabel D-1) SNI 1732 – 1989 – F
Rumus :LEP = × ×
Ej = Angka ekivalen
Menghitung LEA
Rumus : LEA = × ×
Untuk 25 tahun
Menghitung LET
= × ( 14,575 + 89,036 )
= 51,805
Menghitung LER
LER25 =LET25 ×
= 51,805×
= 129,514
Nilai indeks permukaan awal (IPo) ditentukan dari jenis lapis permukaan dan nilai
indeks permukaan akhir (IPt) ditentukan dari nilai LER.Menetapkan Harga Indeks
Permukaan Awal Umur Rencana (IP0)
Nilai LER
Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar
DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII
Nilai DDT
Nilai FR
Berdasarkan data diperoleh nilai IPt = 1,5 dan IPo = 3,9 - 3,5 maka digunakan
Nomogram 5.
LER25 = 129,5143
DDT25 = 3,7
FR25 = 2,5
ITP25 = 8
Untuk UR = 20 tahun
8= 3 + 2,6 + 0,12D3
8 = 5,6 + 0,12D3
2,4 = 0,12D3
D3=
= 20 cm
Segmen II
Dik. :
Data :
Jalan 2 jalur/lajur
Rencana 20 tahun I : 12 %
LHR :
Direncanakan :
Bahan konstruksi :
LP :Labustag MS (590)
Penyelesaian :
Menghitung angka ekivalen (E) kendaraan (lihatTabel D-1) SNI 1732 – 1989 – F
Rumus :LEP = × ×
Menghitung LEA
Rumus : LEA = × ×
Untuk 20 tahun
Menghitung LET
= × ( 18,4362+ 100,912)
= 59,674
Menghitung LER
LER20 =LET20 ×
= 59,674 ×
= 119,3486
Nilai indeks
permukaan
awal (IPo)
ditentukan
dari jenis lapis
permukaan
dan nilai indeks
Nilai LER
Nilai DDT
Nilai FR
Berdasarkan data diperoleh nilai IPt = 1,5 dan IPo = 3,9 maka digunakan
Nomogram 5.
LER20 = 39,0892
Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar
DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Test Kelompok VII
DDT20 = 3,7
FR20 = 2,5
ITP20 = 7,7
Untuk UR = 20 tahun
3,35 = 0,12D3
D3=
= 27,9 ≈ 28 cm
E. Kesimpulan
Jumlah tumbukan berbanding lurus dengan nilai CBR titik pengambilan
data. Semakin banyak jumlah tumbukan yang terjadi maka besar pula nilai
CBRnya.
Dari tabel analisis data lapangan DCP dapat diketahui bahwa kecepatan
penetrasi yang dinyatakan dalam mm/blow berbanding terbalik dengan
nilai CBR. Semakin lambat kecepatan penetrasinya maka semakin besar
nilai CBR-nya begitu pun sebaliknya.
Dari hasil percobaan DCP (dynamic Cone Penetrometer), nilai daya
dukung tanah (DDT) dapat diketahui dengan cara mengkolerasikannya
dengan nilai CBR pada grafik hubungan antara DDT dan CBR.
Nilai CBR pada segmen 1 yaitu 10% dan nilai CBR segmen 2 yaitu 7%.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah pada segmen 1 memiliki
daya dukung yang lebih baik dibandingkan dengan tanah pada segmen 2.
Maka perlakuan perkerasan yang diperlukan pada segmen 2 akak lebih
banyak dibandingkan dengan tanah pada segmen 2.
F. Saran
Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami
maksud dan tujuan percobaan.
Pada saat pelaksanaan praktikum diharapkan agar memperhatikannya
dengan teliti agar data yang diperoleh lebih akurat..
Sebelum meninggalkan laboratorium pastikan alat-alat yang dipakai
sebelumnya telah dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya.
Kepada para praktikan supaya lebih memperhatikan arahan dari asisten.
Diharapkan kepada para praktikan supaya berhati-hati ketika
menggunakan alat-alat laboratorium agar tidak terjadi kerusakan pada alat-
alat tersebut.
G. Gambar
a. Foto Alat
Mengukur area yang akan diuji Memasang patok pada area yang akan
dilakukan pengujian
c. Foto Kelompok
Kelompok VII