Anda di halaman 1dari 16

KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

BAB VI

KOMPAKSI MODIFIEDA ASHTO

1. Tujuan Percobaan :

Untuk menentukan hubungan kadar air dengan kepadatan tanah sehingga bisa
diketahui kepadatan maksimum dan kadar air optimum.

2. Alat-alat yang digunakan :

1. Cetakan mold dengan diameter 102 mm = 4,5kg.


2. Alat penumbuk dengan berat 10 kg dan tinggi jatuh 18” (18 cm) dan
diameter 50,8 mm = 2”
3. Alat pengeluaran contoh.
4. Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian 5 gr dan kapasitas 1 kg
dengan ketelitian 0,1gr.
5. Oven pengering dengan suhu 110ºC.
6. Alat perata dari besi dengan panjang 25 cm.
7. Saringan No. 4
8. Talam, alat pengaduk dan sendok.
9. Gelas ukur dan cawan
10. Spatula
11. Kuas
12. Mistar

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

3. Prosedur Percobaan :
1. Keringkan contoh tanah dan kemudian disaring dengan saringan No. 4
(jika tanah tersebut mengandung batu dan humus),
2. Siapkan contoh tanah sebanyak 25 kg,
3. Benda uji dibagi menjadi 5 bagian dan masing-masing dicampur dengan
kadar air tertentu, sehingga didapat ± sebagian diatas 10 optimum dan
bagian bawah 10 optimum,
4. Masing-masing benda uji didiamkan selama 24 jam atau sampai jenuh,
5. Timbang cetakan berisi benda uji dengan ketelitian 5 gr.
6. Ambil salah satu dari kelima contoh diaduk dan dipadatkan dengan alat
pemadat 1,5 kg dan tinggi jatuh 15,7 cm,
7. Ratakan kelebihan tanah sehingga rata dengan permukaan,
8. Timbang cetakan berisi benda uji dengan ketelitian 5 gr.
9. Ambil sebagian kecil contoh tanah untuk pemeriksaan kadar air.

4. Perhitungan

B 2  B1
 Kepadatan γw =
V
γw.100
 Kepadatan kering γd =
(100  W)
Dimana :

B1 = Berat mold
B2 = Berat tanah basah + mold
V = Volume mold
W = Kadar air

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

Data Pengamatan :
1. Untuk 950

 Berat mold + Tanah basah = 13990 gr


 Berat mold = 8390 gr
 Berat tanah basah = 5600 gr
 Volume Mold = 4171,367 cm3
 Berat cawan + Tanah basah = 33,863 gr
 Berat cawan + Tanah kering = 28,650 gr
 Berat air = 5,213 gr
 Berat cawan = 8,790 gr
 Berat tanah kering = 19,860 gr

 Kadar air = Berat Air


x100%
Berat Tanah Kering

= 5,213
x100%
19,860

= 26,247 %
Berat Tanah Basah
 Kepadatan =
Volume Mold

= 5600
4171,367

= 1,342 gr/cm3
Kepada tan x100
 Kepadatan Kering =
100  Kadar Air

1,342 x100
=
100  26,247
= 1,063 gr/cm3
𝐺𝑠 2,56
 ZAV = =
1+ ((𝐺𝑠+𝑤)/ 80) 1  2,56  26,247  / 80
= 1,882

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

2. Untuk 1000

 Berat mold + Tanah basah = 14090 gr


 Berat mold = 8390 gr
 Berat tanah basah = 5700 gr
 Volume Mold = 4171,367 cm3
 Berat cawan + Tanah basah = 36,090 gr
 Berat cawan + Tanah kering = 30,270 gr
 Berat air = 5,820 gr
 Berat cawan = 8,937 gr
 Berat tanah kering = 21,333 gr
Berat Air
 Kadar air = x100%
Berat Tanah Kering

5,820
= x100%
21,333
= 27,282 %
Berat Tanah Basah
 Kepadatan =
Volume Mold

5700
=
4171,367
= 1,367 gr/cm3
Kepada tan x100
 Kepadatan Kering =
100  Kadar Air

1,367 x100
=
100  27,282
= 1,074 gr/cm3
𝐺𝑠 2,56
o ZAV = =
1+ ((𝐺𝑠+𝑤)/ 80) 1  2,56  27,282 / 80
= 1,864

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

3. Untuk 1050

 Berat mold + Tanah basah = 14110 gr


 Berat mold = 8390 gr
 Berat tanah basah = 5720 gr
 Volume Mold = 4171,367 cm3
 Berat cawan + Tanah basah = 45,210 gr
 Berat cawan + Tanah kering = 37,193 gr
 Berat air = 8,017 gr
 Berat cawan = 8,77 gr
 Berat tanah kering = 28,423 gr
Berat Air
 Kadar air = x100%
Berat Tanah Kering

8,017
= x100%
28,423
= 28,206 %
Berat Tanah Basah
 Kepadatan =
Volume Mold

5720
=
4171,367
= 1,371 gr/cm3
Kepada tan x100
 Kepadatan Kering =
100  Kadar Air

1,371x100
=
100  28,206
= 1,069 gr/cm3
𝐺𝑠 2,56
o ZAV = =
1+ ((𝐺𝑠+𝑤)/ 80) 1  2,56  28,206 / 80
= 1,849

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

4. Untuk 1100

 Berat mold + Tanah basah = 14170 gr


 Berat mold = 8390 gr
 Berat tanah basah = 5780 gr
 Volume Mold = 4171,367 cm3
 Berat cawan + Tanah basah = 42,797 gr
 Berat cawan + Tanah kering = 35,217 gr
 Berat air = 7,580 gr
 Berat cawan = 8,803 gr
 Berat tanah kering = 26,414 gr
Berat Air
 Kadar air = x100%
Berat Tanah Kering

7,580
= x100%
26,414
= 28,697 %
Berat Tanah Basah
 Kepadatan =
Volume Mold

5780
=
4171,367
= 1,386 gr/cm3
Kepada tan x100
 Kepadatan Kering =
100  Kadar Air

1,386 x100
=
100  28,697
= 1,077 gr/cm3
𝐺𝑠 2,56
o ZAV = =
1+ ((𝐺𝑠+𝑤)/ 80) 1  2,56  28,697  / 80
= 1,841

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

5. Untuk 1150

 Berat mold + Tanah basah = 14270 gr


 Berat mold = 8390 gr
 Berat tanah basah = 5880 gr
 Volume Mold = 4171,367 cm3
 Berat cawan + Tanah basah = 38,843 gr
 Berat cawan + Tanah kering = 31,407 gr
 Berat air = 7,436 gr
 Berat cawan = 6,230 gr
 Berat tanah kering = 25,177 gr
Berat Air
 Kadar air = x100%
Berat Tanah Kering

7,436
= x100%
25,177
= 28,921 %
Berat Tanah Basah
 Kepadatan =
Volume Mold

5880
=
4171,367
= 1,410 gr/cm3
Kepada tan x100
 Kepadatan Kering =
100  Kadar Air

1,410 x100
=
100  28,921
= 1,094 gr/cm3
𝐺𝑠 2,56
o ZAV = =
1+ ((𝐺𝑠+𝑤)/ 80) 1  2,56  28,921 / 80
= 1,837

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

5. GrafikdanPembahasan
a. Grafik
1. Kadar Air vs ZAV

Grafik Kadar air vs ZAV


2.05

2.04
y = -0.0199x + 2.3947
2.03 R² = 1
ZAV

2.02

2.01

1.99
17 17.5 18 18.5 19 19.5 20 20.5
Kadar air (%)

Gambar 5.1 Grafik Kadar air vs ZAV

2. Kadar Air vsKepadatankering

Grafik Kadar air vs Kepadatan kering


1.6
Kepadatan Kering (gr/cm3)

1.4
1.2
1
0.8
y = -0.0417x + 1.9437
0.6 R² = 0.0919
0.4
0.2
0
17 17.5 18 18.5 19 19.5 20 20.5
Kadar air (%)

Gambar 5.2 Grafik Kadar air vsKepadatanKering

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

b. Pembahasan
1. Berdasarkangrafik di atasdapatdilihatbahwahubunganantarakadar air
dengan ZAV adalahberbandingterbalik, di manasemakinbesarnilaikadar
air tanahmakanilai ZAV jugaakansemakinkecil. Data
tersebutdapatdilihatpadatabel di bawahini :
Kadar Air ZAV
17,485 % 2,047
17,831 % 2,040
18,431 % 2,028
19,544 % 2,006
19,995 % 1,997
2. Berdasarkangrafik di atasdapatdilihathubunganantarakadar air
dengankepadatankeringadalahtidakkonstan. Data
tersebutdapatdilihatpadatabeldibawahini :
Kadar Air KepadatanKering
17,485 % 1,107
17,831 % 1,424
18,431 % 1,047
19,544 % 1,102
19,995 % 1,150

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

6. Kesimpulandan Saran
1. Kesimpulan
 Nilai ZAV
padasampeltanahsemuanyadipengaruhiolehbanyaknyakadar air yang
adadidalamtanahtersebut.semakinbesarnilaikadarairnyamakaakansema
kinkecilnilai ZAV darisampeltanahtersebut.
 Dari semuahasil data dapatdiketahui
nilaikepadatankeringtidakbergantungpadanilaikadar air yang
adadidalamtanah. Dari
perhitungandapatdilihatbahwanilaikepadatankeringtidakkonstan.

2. Saran
 Dalam melakukan percobaan sebaiknya dilakukan pemeriksaan alat
yang akan digunakan.
 Sebaiknyapraktikanlebihtelitidandisiplindalammengikutipraktikum
agar padasaatpraktikum data yang
diperolehlebihakuratdanpraktikanlebihmemahamiprosedurpraktikum.
 Selain membuat grafik kepadatan kering vs kadar air, sebaiknya
mencantumkan juga grafik kepadatan kering vs berat air atau kadar air
vs berat air, karena dalam menentukan besar kecilnya nilai kepadatan
kering maupun nilai kadar air sangat dipengaruhi oleh berat air yang
ada didalam sampel tanah tersebut.

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


PERCOBAAN PEMADATAN
AASHTO T 180 – 74
(COMPACTION TEST)

Lokasi : UKIP – Makassar DikerjakanOleh:KelompokXXXVII


Contoh No : DihitungOleh :
Kedalaman : Tanggal :
Kadar Air Asli : Volume Mold : 4152,991cm3
BeratJenis : BeratPenumbuk : 10000gram
KepadatanKering Max : TinggiJatuhPenumbuk : 15,7cm
Kadar Air Optimum : JumlahPukulan Per Lapis :56 Kali
JumlahLapisan : 5 Lapis
900ml 950 ml 1000 ml 1050 ml 1100 ml

Berat Mold + Tanah Basah


13950 15520 13700 14020 14280

Berat Mold
8550 8550 8550 8550 8550

5400 6970 5150 5470 5730


Berat Tanah Basah
4152,991 4152,991 4152,991 4152,991 4152,991
Volume Mold

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

Kepadatan
1,300 1,678 1,240 1,317 1,380

KepadatanKering
1,107 1,424 1,047 1,102 1,150

35,740 48,237 62,577 42,437 61,940


BeratCawan + Tanah Basah

BeratCawan + Tanah Kering


31,110 41,897 54,150 36,473 53,093

Berat Air
4,630 6,340 8,427 5,963 8,847

2,353 2,613 2,470 2,367 2,810


BeratCawan
26,480 35,557 45,723 30,510 44,247
Berat Tanah Kering

Kadar Air
17,485 17,831 18,431 19,544 29,995

ZAV
2,407 2,040 2,028 2,006 1,997

Gambar / FotoAlat :

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

GAMBAR GRAFIK:

Kepadatan Kering Vs Kadar Air


2.200
2.000
1.800
1.600
1.400 y = -0.002x2 + 0.138x - 0.3041
1.200 R² = 0.9838
Kepadatan kering (γd)

1.000
0.800 =
0.600
0.400
0.200
0.000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

Kadar air (ɯ)

Padasaat Kadar air optimum ω = 34,5%

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar


KOMPAKSI MODIFIED AASHTO Kelompok VII

maka :
γd max = - 0.0013ω2 + 0,0871ω – 0,0644
γd max = 2,076 gr/cm3

Dari Grafikdiperoleh :
Wopt = 34,5 %
γd = 2,076 gr/cm3

ZAV VS Kadar Air %


2.000
1.800
1.600
1.400
ZAV

1.200
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38
Kadar Air %

Laboratorium Mekanika Tanah UKI Paulus Makassar

Anda mungkin juga menyukai