KECURANGAN AUDIT
Di susun oleh :
BAB 1
PENDAHULUAN
Kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan pada umumnya disebabkan oleh
terkait antara lain dengan lemahnya pengendalian internal, lemahnya perilaku etika
manajemen atau faktor likuiditas serta profitabilitas entitas yang bersangkutan. Sedangkan
pengaruh lingkungan eksternal umumnya terkait antara lain dengan kondisi entitas secara
umum, lingkungan bisnis secara umum, maupun pertimbangan hukum dan perundang-
undangan. Fraud secara umum mempunyai tiga sifat umum, yaitu tekanan, peluang, dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bila laporan
keuangan tersebut menurut investor maupun calon investor dianggap baik atau
perusahaan tersebut. Tetapi bila sebaliknya, investor tidak akan menanamkan modalnya.
Laporan keuangan terdiri dari 3 elemen, yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus
kas.
Dalam mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan maka seorang auditor wajib
untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi merekakepada organisasi dimana mereka
bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri. Analisis terhadap perilaku
etis auditor menunjukkan bahwa auditor mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan
BAB 2
PEMBAHASAN
I. Jenis-jenis kecurangan
Sebagai suatu konsep hukum yang luas, kecurangan merupakan setiap ketidak
jujuran yang disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain.
Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji
dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. Dua kategori utama
terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang disengaja dilakukan dengan tujuan untuk
mengelabui para penggunanya. Sebagian besar kasus melibatkan salah saji terhadap jumlah
Penyalahgunaan Aset
milik suatu entitas. Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya, jumlah nominal yang
terlibat tidak material terhadap laporan keuangan. Namun demikian, pencurian aset
perusahaan sering kali menjadi perhatian penting manajemen, tanpa melihat tingkat
setiap saat.
Contohnya adalah :
Masalah utama dalam kasus Enron adalah apakah perusahaan telah mengakui
khusus (special purpose entities) secara memadai. E.F Hutton, perusahaan pialang
yang saat ini sudah tidak ada lagi, telah di hukum karena dengan sengaja telah
aset tetap, yang semestinya harus dibebankan. Penghapusan terhadap jumlah yang
Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji
dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. Dua kategori utama kecurangan
keuangan dan penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316).
(fraud triangle).
1. Insentif/tekanan. Manajemen atau pegawai lainnya memilik insentif atau tekanan untuk
melakukan kecurangan.
3. Sikap/rasionalisasi. Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang
memungkinkan menajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur,
atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang
Insentif/Tekanan
2. -Seorang bagian keuangan dapat mengeluarkan cek terhadap vendor “siluman” yang
sebenarnya tidak ada, untuk kemudian dia cairkan sendiri untuk dirinya.
-Sebuah pihak vendor yang bekerja sama dengan bagian keuangan untuk menerima
sejumlah uang yang jumlahnya tidak sesuai dengan yang tertera dalam cek
perusahaan
-Gaji yang tidak sesuai dengan keuntungan yang didapat pihak perusahaan
-Ada alibi lain yang lebih halus yaitu dengan istilah tersangka akan mengembalikan
semua keuntungan yang dia ambil secara sembunyi-sembunyi di kemudian hari atau
Kesimpulannya adalah :
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan
dan penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316). Terdapat 3 kondisi
yang menyebabkan kecurangan, yang dinamakan segitiga kecurangan (fraud triangle) yaitu
Standar audit (SA 240) memberi pedoman bagi auditor untuk menilai risiko kecurangan.
memadai bahwa kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kesalahan
Skeptisisme Profesional
audit, menyadari kemungkinan bahwa kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan dapat terjadi, walaupun pengalaman masa lalu auditor menunjukkan adanya
kejujuran dan integritas manajemen entitas dan pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola.
secara berkelanjutan tentang apakah informasi dan bukti audit yang telah diperoleh
memberi petunjuk bahwa kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan
mungkin terjadi. Hal tersebut meliputi mempertimbangkan keandalan informasi yang akan
digunakan sebagai bukti audit dan pengendalian atas penyiapan dan pemeliharaannya, jika
Walaupun auditor tidak dapat diharapkan untuk mengabaikan pengalaman masa lalu
tentang kejujuran dan integritas manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan, karena kondisi mungkin
sudah berubah.
Ketika menemukan informasi atau kondisi lain yang mengindikasikan adanya kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan, auditor harus dengan cermat
berkonsultasi dengan anggota tim yang lain. Auditor harus hati-hati untuk tidak
kejadian terisolasi.
Contohnya adalah :
Pada saat menilai/mengkaji penerimaan perikatan. Pada tahap ini auditor harus
dengan munjunjung integritas dan apakah ada hal-hal yang mungkin berpengaruh
mengevaluasi alasan kesalahan penyajian ini, menentukan apakah hal itu terjadi
Kesimpulannya adalah :
Penilaian terhadap risiko sebaiknya dilakukan secara rutin, setidaknya selama 12 sampai
24 bulan sekali. Dalam melakukan penilaian terhadap risiko, dapat dilakukan dengan
menggunakan fraud schemes risk checklist. Penilaian dilakukan terhadap inhernt risk
perusahaan, control assessment, residual risk, business process, serta red flags yang ada.
pengendalian untuk meminimalkan risiko kecurangan, yang dapat dikurangi melalui kombinasi
melakukan kecurangan.
Pedoman yang dikembangkan oleh AICPA mengidentifikasi tiga unsur untuk mencegah,
lingkungan kerja yang positif, mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat,
3. Pengawasan oleh komite audit. Dalam memenuhi tanggung jawab ini, komite audit
mengawasi proses penilaian risiko kecurangan oleh manajemen, dan program serta
pengendalian antikecurangan.
Contohnya adalah :
PT Surya Esa Perkasa Tbk. (Perseroan) menerapkan tata kelola perusahaan yang baik/Good
Corporate Governance (GCG) sebagai landasan dari segala kegiatan usaha, kebijakan strategis
berlaku bagi Perseroan Terbatas Indonesia, industri minyak dan gas, serta pasar modal
Indonesia. Selain itu Perseroan juga senantiasa mengikuti perkembangan standar dan praktik
yang diakui internasional, mencakup bidang kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan
hidup, serta tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam melaksanakan GCG, Perseroan
berpedoman pada pemenuhan lima prinsip utama GCG yang mencakup transparansi, aku
Kesimpulannya adalah :
AICPA Mengembangkan sebuah pedoman yang terdiri dari tiga unsur untuk mencegah,
kecurangan.
Risko Kecurangan Pendapatan Dan Piutang Usaha. Akun-akun pendapatan, dan piutang
usaha yang bersangkutan, serta kas sangat rentan terhadap manipulasi dan pencurian.
merupakan akun terbesar, dan auditor sering menghadapi masalah dalam memeriksa
manipulasi oleh manajemen yang berkeinginan untuk mecapai suatu tujuan pelaporan
tertentu. Selain itu, karena persediaan sering kali juga berbentuk barang yang siap
Risiko Kecurangan Pembelian Dan Utang Usaha. Pelaporan kurang saji utang usaha
biasanya mengakibatkan pembelian dan harga pokok penjualan menjadi lebih rendah,
dan laba bersih menjadi lebih tinggi. Kecuranga signifikan yang melibatkan pembelian
dapat juga terjadi dalam bentuk pembayaran ke pemasok fiktif, dan juga melalui
Contohnya adalah :
Manajemen PT Makanan Sejati bertanggung jawab atas penyiapan dan integritas laporan
keuangan konsolidasi perseorangan. Laporan keuangan telah disiapkan sesuai dengan PABU. PT
Makanan Sejati menjalankan system pengendalian akuntansi intern yang dirancang untuk
bahwa biaya untuk menjalankan system pengendalian akuntansi intern kami tidak melampaui
menurut standar auditing yang berlaku umum dan memberikan penetapan independen yang
menyatakan kewajaran penyajian posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan dalam posisi
keuangan. Komite mengadakan rapat secara periodik dengan manajemen, para auditor intern
dan auditor independen. Rapat ini mencakup diskusi mengenai pengendalian intern dan mutu
yang penting. Antara lain ditujukan kepada kepentingan usaha di luar dari pegawai perusahaan,
yang dianggap bisa menyebabkan pertentangan dan pelaksanaan kegiatan usaha dalam dan luar
negeri secara pantas. Program-program komunikasi dan penalaah yang sedang berjalan
Dalam laporan Auditor independen-KAP Alvina berisi tentang : Menyatakan bahwa PT Makanan
Sejatimenyajikan laporan keuangan secara wajar dalam semua hal material untuk tanggal 31
desember 2000 dan 31 desember 1999 dan hasil operasi serta arus kas untuk tahun-tahun
tersebutsesuai dengan PABU. Perusahaan mengubah metode akuntansinya untuk kurs mata
Kesimpulannya adalah :
teknik pendeteksian kecurangan agar dapat melakukan identifikasi atas salah saji yang diakiba
proses audit, karena dalam audit laporan keuangan tidak terdapat kewajiban untuk menelusuri
kecurangan tersebut hanya sebatas menilai dan melaporkan saja, karena untuk menelusuri
kecurangan dibutuhkan teknik dan jasa audit lain yang disebut audit investigatif.
Dalam SA 240 paragaraf 4, tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian
kecurangan berada pada dua pihak yaitu yang bertanggung jawab atas tata kelola dan
manajemen. Merupakan hal penting bahwa manajemen, dengan pengawasan oleh pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, menekankan pencegahan kecurangan, yang dapat
mengurangi peluang terjadinya kecuangan dan pencegahan (fraud deterrence), yang dapat
keyakinan memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Karena keterbatasan
bawaan suatu audit, maka selalu ada risiko yang tidak terhindarkan bahwa beberapa kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan mungkin tidak akan terdeteksi, walaupun audit telah
direncanakan dan dilaksanakan dengan baik berdasarkan SA. Dalam memperoleh keyakinan
yang memadai, auditor bertanggung jawab untuk menjaga skeptisisme profesional selama audit,
menyadari adanya fakta bahwa prosedur audit yang efektif untuk mendeteksi “kesalahan”
Hal ini disebabkan kecurangan mungkin melibatkan skema yang canggih dan
terorganisasi secara cermat yang dirancang untuk menutupinya, seperti pemalsuan, secara
sengaja gagal mencatat transaksi, atau penyajian keliru yang disengaja kepada auditor. Usaha-
usaha penyembunyian tersebut mungkin akan lebih sulit untuk dideteksi jika disertai dengan
kolusi. Kolusi dapat menyebabkan auditor percaya bahwa bukti audit meyakinkan, walaupun
Selain itu auditor harus memperoleh “representasi tertulis” dari manajemen dan, jika
relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, yang mengungkapkan tentang:
yang dikomunikasikan oleh karyawan, mantan karyawan, analis, badan pengatur dan lainnya.
Contohnya adalah :
PT. ABC pada akhir tahun ingin diaudit oleh kap kmpg dalam berjalannya waktu menemukan
1. Pada saat pengecheckan stock secara langsung adanya perbedaan data di laporan
keuangan
2. Pada saat mengaudit adanya beban gaji yang belum dibayar selama 3 bulan padahal
Kesimpulannya adalah :
Jadi setiap kecurangan yang dilakukan dalam perusahaan, baik itu dalam bentuk
tekanan,kesempatan,sikap atau kepentingan lainnya yang buruk, yang namanya curang (fraud)
adalah perbuatan yang salah. Oleh sebab itu perusahaan harus memperkuat sistem pengendali
intern didalam perusahaannya agar perusahaan tersebut terhindar dari segala macam
kecurangan (fraud), dan salah satu cara pengendaliannya adalah dengan mengelola tata kerja
BAB 3
KESIMPULAN
Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji
dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. Dua kategori utama kecurangan
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan
dan penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316). Terdapat 3 kondisi
yang menyebabkan kecurangan, yang dinamakan segitiga kecurangan (fraud triangle) yaitu
24 bulan sekali. Dalam melakukan penilaian terhadap risiko, dapat dilakukan dengan
menggunakan fraud schemes risk checklist. Penilaian dilakukan terhadap inhernt risk
perusahaan, control assessment, residual risk, business process, serta red flags yang ada.
teknik pendeteksian kecurangan agar dapat melakukan identifikasi atas salah saji yang diakiba
Jadi setiap kecurangan yang dilakukan dalam perusahaan, baik itu dalam bentuk
tekanan,kesempatan,sikap atau kepentingan lainnya yang buruk, yang namanya curang (fraud)
adalah perbuatan yang salah. Oleh sebab itu perusahaan harus memperkuat sistem pengendali
intern didalam perusahaannya agar perusahaan tersebut terhindar dari segala macam
kecurangan (fraud), dan salah satu cara pengendaliannya adalah dengan mengelola tata kerja
Daftar Pustaka
1. https://danielstephanus.wordpress.com/2018/10/31/penilaian-risiko-fraud-fraud-risk-
assessment/
2. https://www.materiakuntansi.com/jenis-kecurangan-dalam-audit-laporan-keuangan/
3. https://www.academia.edu/18433320/AUDIT_-_KECURANGAN