Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara garis besar, istilah kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam tatanan global, kita dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama untuk berkiprah
dalam era kesejagatan, khususnya globalisasi pasar bebas di lingkungan Negara-negara
ASEAN, seperti AFTA, dan AFLA, Maupun dikawasan Negara-negara Asia Pasifik.
Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat
mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain: perubahan dari pandangan kehidupan
masyarakat global, perubahan dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis, dan
perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke perkembangan kemanusiaan. Perubahan mendasar
tersebut berkaitan dengan kurikulum, yang dengan sendirinya menuntut dan
mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-komponen pendidikan lain.
Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya
diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter. Kurikulum berbasis
kompetensi dan karakter diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa,
khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien, dan
berhasil guna.
Oleh karena itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah merevitalisasi
pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam
pengembangan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada pendidikan
karakter, terutama pada tingkat dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya.
Dalam implementasi kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, pendidikan
karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab
semua pihak: orang tua, pemerintah dan masyarakat.
Bedanya dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebih fokus dan berangkat
dari karakter serta kompetensi yang akan dibentuk, baru memikirkan untuk mengembangkan
tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini, semakin banyak yang terlibat dalam pembentukan
karakter dan kompetensi, akan semakin efektif hasil yang diperoleh. Melalui pengembangan
kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi
bangsa yang bermartabat dan masyarakatnya memiliki nilai tambah sehingga kita bersaing,

TELAAH KURIKLUM SMK Page 1


bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan global. Sesuai
dengan permasalahan di atas, maka penulis akan membahas tentang analisis model
pengembangan kurikulum PAI versi K13

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan Kurikulum 2013?
2. Apa saja Komponen kurikulum 2013?
3. Apa saja strategi pengembangan kuriklum?
4. Apa saja model pembelajaran berbasis kompetensi ?

C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengembangan kurikulum 2013
2. Untuk mendeskripsikan komponen kurikulum 2013.
3. Mengetahui landasan pengembangan kuriklum

TELAAH KURIKLUM SMK Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Kuriklum
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan
berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam proses pengembangan
kurikulum 2013 tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap
pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai
komponen yang mempengaruhinya.
Pengembangan kurikulum adalah proses dimulai dari perencanaan dan penyusunan
kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) menjadi kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sampai kepada evaluasinya.
Kurikulum menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan tidak jalan
ditempat, akan berkembang sesuai peradaban zaman. Artinya, kurikulum senantiasa
dikembangkan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan tekhnologi.
Pengertian kurikulum menjadi lebih luas dan berkembang mengikuti perkembangan zaman
tersebut. Namun perbedaan dalam memaknai kurikulum tidak menjadi masalah terhadap
pencapaian tujuan pendidikan, apabila pengembangan kurikulum didasarkan pada landasan
dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Perwujudan prinsip, aspek dan konsep terletak pada
guru, maka dari itu guru harus memahami hal yang sangat mendasar dari kurikulum dan
pengembangannya. Sehingga guru mempunyai tanggung jawab terhadap tercapainya tujuan
kurikulum.. Pengembangan kurikulum bertujuan mencari tahu apakah agenda kegiatan yang
telah dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan-tujuan lembaga. Pengembangan
kurikulum digunakan sebagai penilai umum meliputi konsep, masalah, dan keterampilan
yang akan disusun menjadi kurikulum. Landasan pengembangan kurikulum berpijak pada
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan Standar Nasional Pendidikan yang
bertujuan demi mewujudkannya tujuan pendidikan Nasional. Hal ini berdasarkan UU No 20
tahun 2003 Bab X tentang Kurikulum. Kurikulum diharapkan memberi dasar dan isi serta
menjadi sarana bagi pengembangan kemampuan secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan di masyarakat.
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta selalu harus
dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tuntutan

TELAAH KURIKLUM SMK Page 3


zaman. Meskipun demikian, perubahan dan pengembangan harus dilakukan secara sistematis
dan terarah, tidak asal berubah. Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus
memiliki visi dan arah yang jelas, mau dibawa ke mana sistem pendidikan nasional dengan
kurikulum tersebut. Sehubungan dengan itu, sejak wacana perubahan dan pengembangan
kurikulum 2013 digulirkan, telah muncul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik
yang pro maupun kontra tentang pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan
penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu
mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan sebagai standar
penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui
penguasaan terhadap seumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk
melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya.

Berikut ada beberapa alasan perlunya pengembangan ke arah kurikulum 2013

a. Faktor internal
1. Tuntutan tercapainya 8 standar nasional pendidikan (standar isi, standar proses, SKL,
standar pendidik & tenaga kependidikan, standar sarpras, standar pengelolaan,
standar biaya, dan standar penilaian.
2. Pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif (usia 15 – 65 ) lebih banyak dibanding
usia tidak produktif (0 – 14 dan 65 ke atas). Usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035. Oleh karena itu perlu dipersiapkan agar memiliki
kompetensi dan tidak menjadi beban hidup.
b. Faktror Eksternal
1. Gencarnya arus Globalisasi
2. Isu lingkungan hidup
3. Pesatnya perkembangan IT
4. Konvergensi ilmu dan teknologi
5. Ekonomi berbasis pengetahuan
6. Kebangkitan industri kreatif dan budaya

TELAAH KURIKLUM SMK Page 4


c. Perbedaan kuriklum

2004 (KBK) & 2006 (KTSP) KURIKULUM 2013


Berpusat pada guru Berpusat pada siswa
Satu arah Interaktif
Isolasi Lingkungan jejaring
Pasif Aktif-menyelidiki
Maya/abstrak Konteks dunia nyata
Pribadi Pembelajaran berbasis tim
Luas (semua materi diajarkan) Perilaku khas memberdayakan kaidah
keterkaitan
Stimulasi rasa tunggal (beberapa panca Stimulasi ke segala penjuru (semua
indera) panca indera)
Alat tunggal (papan tulis) Alat multimedia (berbagai peralatan
tekhnologi pendidikan)
Hubungan satu arah Kooperatif
Produksi massa (siswa memperoleh Kebutuhan pelanggan (siswa
dokumen yang sama) mendapat dokumen sesuai dengan
ketertarikan sesuai potensinya)
Usaha sadar tunggal (mengikuti cara Jamak (keberagaman inisiatif
yang seragam) individu siswa)
Satu ilmu pengetahuan bergeser Pengetahuan disiplin jamak
(mempelajari satu sisi pandang ilmu) (pendekatan multidisiplin)
Control terpusat (control oleh guru) Otonomi dan kepercayaan (siswa
diberi tanggung jawab)
Pemikiran factual Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)
Penyampaian pengetahuan Pertukaran pengetahuan (antara guru
(pemindahan ilmu dari guru ke siswa) dan siswa, siswa dengan siswa
lainnya)

Seperti yang dikemukakan diberbagai media masa bahwa melalui pengembangan


kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, afektif;
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta
didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapt didemonstrasikan
peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara
kontekstual.

TELAAH KURIKLUM SMK Page 5


B. Landasan Pengembangan Kuriklum
Hornby c.s dalam “The Advance Learner’s Dictionary of Current English” (Redja
Mudyahardjo, 2001:8) mengemukakan definisi landasan sebagai berikut: “Foundatio that on
which an idea or belief rest an underlying principle‟s as the foundations of religious belief
the basis or starting poin”. Jadi menurut Hornby landasan adalah suatu gagasan atau
kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari, contohnya seperti
landasan kepercayaan agama, dasar atau titik tolak.
Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang
direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.
Dengan demikian landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu
gagasan, asumsi atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum.
Kurikulum yang menjadi rancangan pendidikan menjadikannya mempunyai
kedudukan penting dalam dunia pendidikan. Maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa
dilakukan tanpa adanya landasan yang kokoh. Dengan landasan tersebut menghasilkan
program pendidikan yang terarah dalam melaksanakan tujuan pendidikan.
Landasan yang tepat dan kuat dalam mengembangkan kurikulum tidak hanya
diperlukan oleh para penyusun kurikulum ditingkat pusat (makro), tetapi juga harus
dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pengembang kurikulum ditingkat
operasional (satuan pendidikan), yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan
(supervisor) dewan sekolah atau komite pendidikan dan pihak-pihak lain yang terkait (stacke
holder).kurikulum, implementasi serta evaluasinya haruslah memperhatikan landasan-
landasan pokok serta prinsip dasar pengembangan kurikulum. Landasan ini diprhatikan
sebagai pijakan awal bagi pengembang dan perancang kurikulum dan akan sangat
menentukan corak dan bentuk kurikulum yang akan dilahirkan nantinya. Adapun yang
dijadikan landasan pengembangan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
a. Landasan filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah asumsi-asumsi atau
rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analitis, logis dan
sistematis (filosofis) dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan
mengembangkan kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan
di capai kurikulum, sumber dan isi dari kurikukulum, proses pembelajaran, posisi
TELAAH KURIKLUM SMK Page 6
peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam disekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
b. Landasan yuridis
Landasan yuridis kurikulum 2013 antara lain:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
2. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionl
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang pembangunan rencana jangka panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam rencana pembangunan
jangka menengah nasional
4. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
c. Landasan teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar
menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal awarga Negara yang
dirinci menadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga pendidik, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Baik Negara berkembang
maupun Negara maju, dewasa ini tengah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satu upaya peningkatan ualitas pendidikan melalui perubahan kurikulum.
Dalam perubahan kurikulum digunakan model-model yang dipandang dapat
menjawab tantangan pendidikan yang dihadapi, terutama yang terkait peningkatan
mutu.Kurikulum 2013 menganut:
1. pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses yang dikemangkan
berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat;
2. pengalaman belajar langsung peserta didik sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya,
sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

TELAAH KURIKLUM SMK Page 7


C. Strategi Pengembangan Pendidikan
Ada beberapa strategi yang perlu di perhatikan baik secara individu tenaga pengajar
yaitu:
1. pengembangan guru.
Ini hal utama yang perlu dilakukan. Bila guru hebat, maka sekolah, siswa, dan
lingkungan pun juga akan hebat. Seorang guru dapat berperan penting dalam membuat
suasana belajar di sekolah menjadi menyenangkan. Mengapa begitu? Mendikbud
menjelaskan, seorang siswa akan menyukai satu mata pelajaran bukan karena buku teks
mata pelajaran, melainkan sosok seorang guru yang dapat membawakan suasana
menyenangkan dalam proses belajar mengajar. "Untuk itu, para guru lakukanlah hal yang
mulia, jadilah guru yang inspiratif. Dengan begitu siswa dan masyarakat akan
menghormati anda," tutur Mendikbud.
2. memperkuat peran orang tua siswa.
Orang tua itu adalah pendidik terpenting yang paling tak tersiapkan. Hal ini tidak boleh
terjadi dalam dunia pendidikan, karena orang tua adalah yang utama dalam pembentukan
karakter seorang anak. Oleh sebab itu orang tua harus diperkuat perannya, dan dapat
terlibat dalam proses pendidikan.

3. Para siswa
sebagai upaya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar.
Mendikbud mengajak para pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk bertanya
kepada para siswa mengenai proses belajar seperti apa yang diinginkan. Hal tersebut
perlu dilakukan, karena siswa yang menjalankan proses belajar. Proses belajar yang baik
bukan menginstalasi materi kepada siswa, melainkan menumbuhkan seluruh potensi
yang ada pada siswa.
Perkembangan ilmu dan teknologi informasi menuntut hadirnya perubahan paradigma
pendidikan yang berorientasi pada pasar dan kebutuhan hidup masyarakat. Sayling Wen
dalam bukunya “future of education” menyebutkan beberapa pergeseran paradigma
pendidikan, antara lain:
1. Pendidikan yang berorientasi pada pengetahuan bergeser menjadi pengembangan ke
segala potensi yang seimbang.
2. Dari keseragaman pembelajaran bersama yang sentralistik menjadi keberagaman yang
3. terdesentralisasi dan terindividulisasikan. Hal ini seiring dengan berkembangnya
teknologi informasi dimana informasi dapat diakses secara mudah melalui brbagai

TELAAH KURIKLUM SMK Page 8


macam media pembelajaran secara mandiri, misalnya; internet, multimedia
pembelajaran, dsb.
4. Pembelajaran dengan model penjenjangan yang terbatas menjadi pembelajaran
seumur hidup. Belajar tidak hanya terbatas pada jenjang pendidikan dasar, menengah
dan tinggi, namun belajar dapat dilakukan sepanjang hayat, yang tidak terbatas pada
tempat, usia, waktu, dan fasilitas.
5. Dari pengakuan gelar kearah pengakuan kekuatan-kekuatan nyata (profesionalisme)
6. Pembelajaran yang berbasis pada pencapaian target kurikulum bergeser menjadi
pembelajaran yang berbasis pada kompetensi dan produksi. Pencapaian target
kurikulum bukan satu-satunya indikator keberhasilan proses pendidikan, keberhasil
pendidikan hendaknya di lihat dari konteks, input, proses, output dan outcomes,
sehingga keberhasilan pendidikan dapat dimaknai secara komprehensif.
Untuk membekali terjadinya pergeseran orientasi pendidikan di era global dalam
mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, diperlukan strategi
pengembangan pendidikan, antara lain
1. Mengedepankan model perencanaan pendidikan (partisipatif) yang berdasarkan
pada need assessment dan karakteristik masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pendidikan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
2. Peran pemerintah bukan sebagai penggerak, penentu dan penguasa dalam pendidikan,
namun pemerintah hendaknya berperan sebagai katalisator, fasilitator dan
pemberdaya masyarakat.
3. Penguatan fokus pendidikan, yaitu fokus pendidikan diarahkan pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat, kebutuhan stakeholders, kebutuhan pasar dan tuntutan teman
saing.
4. Pemanfaatan sumber luar (out sourcing), memanfaatkan berbagai potensi sumber daya
(belajar) yang ada, lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pranata-pranata
kemasyarakatan, perusahaan/industri, dan lembaga lain yang sangat peduli pada
pendidik
5. Memperkuat kolaborasi dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, baik dari
instansi pemerintah mapun non pemerintah, bahkan baik dari lembaga di dalam negeri
maupun dari luar negeri.
6. Menciptakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar belajar,
sebagai masyarakat belajar seumur hidup.

TELAAH KURIKLUM SMK Page 9


7. Pemanfaatan teknologi informasi, yaitu: lembaga-lembaga pendidikan baik jalur
pendidikan formal, informal maupun jalur non formal dapat memanfaatkan teknologi
informasi dalam mengakses informasi dalam mengembangkan potensi diri dan
lingkungannya (misal; penggunaan internet, multi media pembelajaran, sistem
informasi terpadu, dsb)

D. Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi


Berbasis kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak
secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti
memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Model pembelajaran berbasis kompetensi,yaitu:
1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual merupakan konsepsi yang membantu
guru/dosen mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
 Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dirancang untuk membantu
terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran.
 Siswa akan belajar lebih banyak melalui proses pembentukan (constructing) dan
penciptaan, melalui kerja dengan tim dan melalui berbagi pengetahuan sesama
siswa.
 Walaupun begitu, tanggung jawab individual tetap merupakan kunci keberhasilan
pembelajaran
3. Model Pembelajarn Tuntas (Mastery Learning Model)
 Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dirancang untuk membantu
terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran.
 Siswa akan belajar lebih banyak melalui proses pembentukan (constructing) dan
penciptaan, melalui kerja dengan tim dan melalui berbagi pengetahuan sesama
siswa.
 Walaupun begitu, tanggung jawab individual tetap merupakan kunci keberhasilan
pembelajaran

TELAAH KURIKLUM SMK Page 10


4. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
 Pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai basis materi pembelajaran
bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar berfikir kritis dan terampil memecahkan
berbagai masalah untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang esensial.
 Menekankan pada kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan
data, dan analisis data, sedangkan pada pembelajaran berbasis proyek
menekankan pada kegiatan perumusan pekerjaan (job), merancang,
melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil kerja. Kedua model
pembelajaran tersebut menekankan pada lingkungan siswa aktif, kerja tim, dan
teknik evaluasi otentik/bermakna.
 Pembelajaran berbasis masalah disepadankan dengan pembelajaran berbasis
proyek (Project based learning).
5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer (CBI/CAI)
 Model pembelajaran berbasis komputer (PBKom) dikenal dengan Computer
Based Instruction (CBI) atau Computer Assisted Instruction (CAI).
 Dalam PBKom siswa berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan
komputer.
 Salah satu ciri pembelajaran berbasis komputer terletak pada kemampuannya
berinteraksi dengan siswa. Jadi program PBKom yang baik adalah program yang
memungkinkan terjadinya interaksi intensif antara komputer dengan siswa.
Beberapa kendala yang diprediksi akan menjadi PR utama lembaga pendidikan
adalah:

1. Pengalaman guru yang masih minim


2. Alat penunjang kegiatan belajar.
3. Kemandirian lembaga dalam memformat KBK dalam proses jadwal belajar.
4. Buku penunjang dan perangkat administrasi lainnya yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan guru dan siswa.

TELAAH KURIKLUM SMK Page 11


BAB
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengembangan kurikulum bertujuan mencari tahu apakah agenda kegiatan yang telah
dijalankan sesuai dengan kebutuhan dantujuan-tujuan lembaga. Pengembangan
kurikulum digunakan sebagai penilai umum meliputi konsep, masalah, dan keterampilan
yang akan disusun menjadi kurikulum
2. Pengembangan kuriklum adalahsebagai suatu gagasan, asumsi atau prinsip yang menjadi
sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
3. Alasan adanya pengembangan kriklum,yaitu: alasan factor internal dan alas an factor
eksternal
4. Ada 3(tiga) landasan pengembangan kuriklum yaitu:
 Landasan filosofis
 Landasan yuridis
 Landasan teoritis
5. Strategi pengemangan pendidikan dapat dibagi menjadi ,yaitu:
 Pengembangan guru.
 Memperkuat peran orang tua siswa
 Pemanfaatan teknologi informasi
6. Berbasis kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
7. Model pemebelajaran berbasis kompetensi yaitu:
 Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
 Model Pembelajarn Tuntas (Mastery Learning Model)
 Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)
 Model Pembelajaran Berbasis Komputer (CBI/CAI)

TELAAH KURIKLUM SMK Page 12


DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad 2008,Pengembangan Kuriklu di Sekolah Bandung : Sinar Baru


Algensindo,
Prof.Dr.Sholeh Hidayat, M.Pd 2013,Pengembangan kuriklum baru Bandung:
Remaja Rosdakarya Offser
https://ardabilly9.wordpress.com/landasan-psikologis-pengembangan-kurikulum/

TELAAH KURIKLUM SMK Page 13

Anda mungkin juga menyukai