PENAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara garis besar, istilah kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dalam tatanan global, kita dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama untuk berkiprah
dalam era kesejagatan, khususnya globalisasi pasar bebas di lingkungan Negara-negara
ASEAN, seperti AFTA, dan AFLA, Maupun dikawasan Negara-negara Asia Pasifik.
Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat
mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain: perubahan dari pandangan kehidupan
masyarakat global, perubahan dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis, dan
perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke perkembangan kemanusiaan. Perubahan mendasar
tersebut berkaitan dengan kurikulum, yang dengan sendirinya menuntut dan
mempersyaratkan berbagai perubahan pada komponen-komponen pendidikan lain.
Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya
diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter. Kurikulum berbasis
kompetensi dan karakter diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa,
khususnya dalam bidang pendidikan, dengan mempersiapkan peserta didik, melalui
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien, dan
berhasil guna.
Oleh karena itu, merupakan langkah yang positif ketika pemerintah merevitalisasi
pendidikan karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam
pengembangan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada pendidikan
karakter, terutama pada tingkat dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya.
Dalam implementasi kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, pendidikan
karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab
semua pihak: orang tua, pemerintah dan masyarakat.
Bedanya dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebih fokus dan berangkat
dari karakter serta kompetensi yang akan dibentuk, baru memikirkan untuk mengembangkan
tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini, semakin banyak yang terlibat dalam pembentukan
karakter dan kompetensi, akan semakin efektif hasil yang diperoleh. Melalui pengembangan
kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi
bangsa yang bermartabat dan masyarakatnya memiliki nilai tambah sehingga kita bersaing,
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan Kurikulum 2013?
2. Apa saja Komponen kurikulum 2013?
3. Apa saja strategi pengembangan kuriklum?
4. Apa saja model pembelajaran berbasis kompetensi ?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengembangan kurikulum 2013
2. Untuk mendeskripsikan komponen kurikulum 2013.
3. Mengetahui landasan pengembangan kuriklum
A. Pengembangan Kuriklum
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan
berbagai komponen yang saling terkait. Oleh karena itu dalam proses pengembangan
kurikulum 2013 tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari pihak pengembang terhadap
pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai
komponen yang mempengaruhinya.
Pengembangan kurikulum adalah proses dimulai dari perencanaan dan penyusunan
kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) menjadi kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sampai kepada evaluasinya.
Kurikulum menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan tidak jalan
ditempat, akan berkembang sesuai peradaban zaman. Artinya, kurikulum senantiasa
dikembangkan agar sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan tekhnologi.
Pengertian kurikulum menjadi lebih luas dan berkembang mengikuti perkembangan zaman
tersebut. Namun perbedaan dalam memaknai kurikulum tidak menjadi masalah terhadap
pencapaian tujuan pendidikan, apabila pengembangan kurikulum didasarkan pada landasan
dan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Perwujudan prinsip, aspek dan konsep terletak pada
guru, maka dari itu guru harus memahami hal yang sangat mendasar dari kurikulum dan
pengembangannya. Sehingga guru mempunyai tanggung jawab terhadap tercapainya tujuan
kurikulum.. Pengembangan kurikulum bertujuan mencari tahu apakah agenda kegiatan yang
telah dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan-tujuan lembaga. Pengembangan
kurikulum digunakan sebagai penilai umum meliputi konsep, masalah, dan keterampilan
yang akan disusun menjadi kurikulum. Landasan pengembangan kurikulum berpijak pada
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan Standar Nasional Pendidikan yang
bertujuan demi mewujudkannya tujuan pendidikan Nasional. Hal ini berdasarkan UU No 20
tahun 2003 Bab X tentang Kurikulum. Kurikulum diharapkan memberi dasar dan isi serta
menjadi sarana bagi pengembangan kemampuan secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan di masyarakat.
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta selalu harus
dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tuntutan
a. Faktor internal
1. Tuntutan tercapainya 8 standar nasional pendidikan (standar isi, standar proses, SKL,
standar pendidik & tenaga kependidikan, standar sarpras, standar pengelolaan,
standar biaya, dan standar penilaian.
2. Pertumbuhan jumlah penduduk usia produktif (usia 15 – 65 ) lebih banyak dibanding
usia tidak produktif (0 – 14 dan 65 ke atas). Usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035. Oleh karena itu perlu dipersiapkan agar memiliki
kompetensi dan tidak menjadi beban hidup.
b. Faktror Eksternal
1. Gencarnya arus Globalisasi
2. Isu lingkungan hidup
3. Pesatnya perkembangan IT
4. Konvergensi ilmu dan teknologi
5. Ekonomi berbasis pengetahuan
6. Kebangkitan industri kreatif dan budaya
3. Para siswa
sebagai upaya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar.
Mendikbud mengajak para pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk bertanya
kepada para siswa mengenai proses belajar seperti apa yang diinginkan. Hal tersebut
perlu dilakukan, karena siswa yang menjalankan proses belajar. Proses belajar yang baik
bukan menginstalasi materi kepada siswa, melainkan menumbuhkan seluruh potensi
yang ada pada siswa.
Perkembangan ilmu dan teknologi informasi menuntut hadirnya perubahan paradigma
pendidikan yang berorientasi pada pasar dan kebutuhan hidup masyarakat. Sayling Wen
dalam bukunya “future of education” menyebutkan beberapa pergeseran paradigma
pendidikan, antara lain:
1. Pendidikan yang berorientasi pada pengetahuan bergeser menjadi pengembangan ke
segala potensi yang seimbang.
2. Dari keseragaman pembelajaran bersama yang sentralistik menjadi keberagaman yang
3. terdesentralisasi dan terindividulisasikan. Hal ini seiring dengan berkembangnya
teknologi informasi dimana informasi dapat diakses secara mudah melalui brbagai