Pembuatan Kompleks Cu-Dikonversi
Pembuatan Kompleks Cu-Dikonversi
KIMIA ANORGANIK II
PEMBUATAN KOMPLEKS Cu
Disusun Oleh :
Huda Rahmawati
1112016200044
Kelompok 3:
Petri Wahyusari
Nurrachmawati
Gilang Yuda Pratama
PENDAHULUAN
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat.
Ia melebur pada 10380C. Karena potensial elektrode standarnya positif, (+0,34
V untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Garam-garam
tembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat,
maupun dalam larutan-air; warna ini benar-benar khas hanya untuk ion
tetraakuokuprat(II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Garam-garam tembaga(II) anhidrat,
seperti tembaga(II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning).
Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit maka
akan terbentuk endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa):
2. Bahan
a. Padatan CuSO4.5H2O
b. Padatan Ammonium sulfat (NH4)2SO4
c. Akuades
d. Larutan NH3 15 M
e. Larutan etanol
f. Es batu
B. Methods
I. Pembuatan Garam Cupri ammonium sulfat
1. Timbang padatan CuSO4.5H2O sebanyak 4,9 gram
2. Timbang padatan Ammonium sulfat (NH4)2SO4 sebanyak 2,6
gram
3. Larutkan kedua padatan yang sudah ditimbang tadi dengan
akuades sebanyak 100 ml
4. Panaskan larutan tersebut secara perlahan sampai semua padatan
larut sempurna
5. Letakkan larutan yang sudah dipanaskan tadi pada suhu ruangan
hingga terbentuk Kristal
6. Saring larutan yang sudah mengkristal tadi dan keringkan selama
15 menit (jangan lupa kertas saring di timbang terlebih dahulu)
7. Kristal yang sudah mengering di timbang beratnya.
II. Pembuatan Garam Tetraamina Tembaga (II) sulfat monohidrat
1. Masukkan larutan NH3 15 M sebanyak 8 ml kedalam gelas kimia
2. Tambahkan dengan akuades sebanyak 5 ml
3. Biarkan sampai larutan tersebut mengkristal
4. Timbang kristal CuSO4 sebanyak 4,3 gram
5. Kristal tersebut masukkan ke dalam Kristal NH3
6. Tambahkan etanol sebanyak 8 ml pada Kristal-kristal tersebut
secara perlahan-lahan dan jangan di aduk, akan tetapi di goyang-
goyang tutup dengan kaca arloji
7. Dinginkan dengan es batu, lalu diamkan
8. Setelah didiamkan, lalu di aduk, maka nanti akan terbentuk
Kristal lagi
9. Setelah terbentuk Kristal lagi maka di pisahkan, dan cuci dengan
NH3 sebanyak 5 ml, tambah cuci dengan etanol sebanyak 5 ml,
tambah cuci lagi dengan etanol lagi 5 ml
10. Setelah itu saring Kristal tersebut (jangan lupa timbang kertas
saringnya), lalu keringkan selama 15 menit dan kemudian di
timbang Kristal tersebut.
A. Hasil Pengamatan
1. Data hasil praktikum
Perlakuan keterangan
CuSO4.5H2O Berbentuk padatan (serbuk)
berwarna biru
Ammonium sulfat - Berbentuk padatan berwarna
putih
(NH4)2SO4
- Massa = 2,6 gram
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 - Larutan berwarna biru tua
di panaskan
- Mengkristal
+ H2 O
diamkan pada suhu ruang
hingga mengkristal
Perlakuan Keterangan
Larutan NH3 15 M - Berbau sangat menyengat
NH3 + H2O → NH4OH → - Larutan tidak berwarna
biarkan hingga mengkristal - Tidak mengkristal
2. Persamaan Reaksi
B. Pembahasan
Dari persamaan reaksi tersebut dapat diketahui kristal biru muda yang
terbentuk adalah Kristal Cupri ammonium sulfat.
Percobaan kedua adalah pembuatan Garam Tetraamina Tembaga (II) sulfat
monohidrat dengan melarutkan larutan NH3 15 M sebanyak 8 ml dengan akuades
sebanyak 5 ml, larutan ini berbau sangat menyengat akibat adanya gas ammonia.
Biarkan larutan dalam suhu ruangan sampai larutan tersebut mengkristal. Namun
setelah dibiarkan pada suhu ruang selama 2 hari, Kristal tidak juga terbentuk.
Maka percobaan tidak dapat dilanjutkan, dengan kata lain, praktikan gagal
membentuk kristal Tetraamina Tembaga (II) sulfat monohidrat. Menurut
persamaan reaksi, reaksi antara H2O dengan ammonia adalah sebagai berikut:
NH3 (aq) + H2O (l) → NH4OH (aq)
Dan bila percobaan dapat dilanjutkan hingga terbentuk kristal Tetraamina
Tembaga (II) sulfat monohidrat, reaksi yang akan terjadi adalah
2 NH4OH (aq) + [Cu(NH4)2(SO4)2] → Cu(NH3)4(SO4)2.1H2O (s)
Kegagalan ini dimungkinkan karena adanya kesalahan dan kekurang
telitian praktikan dalam menjalani praktikum seperti kurang teliti dalam
menimbang, bahan yang digunakan kurang fresh, dan faktor- faktor lainnya.
KESIMPULAN
Oxtoby, David W, dkk. 2001. KIMIA MODERN, Edisi Keempat, Jilid II. Jakarta
: Erlangga
Svehla. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
Suciningrum, E. 2011. Sintesis Karakterisasi Kompleks Tembaga(II) dengan
Difenilamin.http://eprints.uns.ac.id/10409/1/202651811201109511.pdf.
Diakses pada tanggal 02 Mei 2014 Pukul 21:15 WIB.