Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK II
PEMBUATAN KOMPLEKS Cu

Kamis, 24 April 2014

Disusun Oleh :

Huda Rahmawati

1112016200044
Kelompok 3:
Petri Wahyusari
Nurrachmawati
Gilang Yuda Pratama

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum mengenai pembuatan kompleks Cu. Senyawa
kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam yang berikatan
dengan ligan secara kovalen koordinasi. Praktikum pembuatan kompleks Cu ini
dibagi menjadi 2 percobaan, yaitu pembuatan garam cupri ammonium sulfat dan
pembuatan garam tetraamina tembaga (II) sulfat monohidrat. Pada percobaaan
pembuatan garam cupri ammonium sulfat praktikan mendapatkan hasil akhir
berupa kristal berwarna biru muda yang merupakan garam cupri ammonium
sulfat. Sedangkan peda percobaan pembuatan garam tetraamina tembaga (II)
sulfat monohidrat praktikan gagal mebuat Kristal tetraamina tembaga (II) sulfat
monohidrat

PENDAHULUAN
Tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat.
Ia melebur pada 10380C. Karena potensial elektrode standarnya positif, (+0,34
V untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Garam-garam
tembaga(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat,
maupun dalam larutan-air; warna ini benar-benar khas hanya untuk ion
tetraakuokuprat(II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Garam-garam tembaga(II) anhidrat,
seperti tembaga(II) sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning).
Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit maka
akan terbentuk endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa):

2 Cu2+ + SO42- + 2 NH3 + 2 H2O → Cu(OH)2.CuSO4 ↓ + 2NH4+


yang larut dalam reagensia berlebihan, pada mana terjadi warna biru tua,
yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II):
Cu(OH)2.CuSO4 ↓ + 8 NH3 → 2 [Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2 OH-
Jika larutan mengandung garam ammonium (atau larutan itu sangat
asam dan ammonia yang dipakai untuk menetralkannya sangat banyak) maka
pengendapan tak terjadi-sama sekali, tetapi warna biru langsung terbentuk
(Svehla, 1985 : 229-231).
Salah satu ciri penting dari logam transisi ialah kemampuannya
membentuk kompleks dengan molekul kecil dan ion. Contohnya, padatan
tembaga (II) sulfat dibuat dengan mereaksikan tembaga dan asam sulfat pekat-
panas (“minyak vitriol”). Nama lazimnya, “vitriol biru,” menyatakan asalnya dan
warnanya yang merupakan sifatnya yang paling mudah dilihat. Akan tetapi,
senyawa ini tidak sekedar tembaga dan sulfat, tetapi juga air. Air dalam vitriol
biru sangat penting, sebab bila air ini dikeluarkan dengan pemberiann panas yang
tinggi, warna birunya hilang, berganti menjadi tembaga(II) sulfat anhidrat
berwarna putih kehijauan (Oxtoby, 2001. Hal: 138).
Tembaga(II) merupakan salah satu ion logam transisi deret pertama yang
mempunyai orbital d yang terisi sebagian atau belum terisi penuh. Tembaga(II)
mempunyai konfigurasi electron 3d9 dengan satu electron tidak berpasangan.
Tembaga(II) memiliki stabilitas kompleks yang paling besar jika dibandingkan
dengan logam transisi deret pertama yang lain dan paling stabil jika
dibandingkan dengan bilangan oksidasi tembaga lain.
Kebanyakan senyawa Tembaga(I) cukup mudah teroksidasi menjadi
Tembaga(II). Pada umumnya Tembaga(II) membentuk kompleks dengan
bilangan koordinasi 4, 5, atau 6 dengan geometri square planar, square
pyramidal, atau oktahedral (Suciningrum, 2011).

ALAT & CARA KERJA


A. Materials
1. Alat
a. Gelas kimia 100-250 c. Pipet tetes
ml sebanyak 3 buah d. Batang pengaduk
b. Gelas ukur 100 ml e. Corong gelas
sebanyak 1 buah f. Tang krus (Penjepit
besi) k. Kawat kasa
g. Neraca analitik l. Pembakar spiritus
h. Kaca arloji m. Cawan porselin
i. Spatula n. Oven
j. Kaki tiga o. Kertas saring

2. Bahan
a. Padatan CuSO4.5H2O
b. Padatan Ammonium sulfat (NH4)2SO4
c. Akuades
d. Larutan NH3 15 M
e. Larutan etanol
f. Es batu

B. Methods
I. Pembuatan Garam Cupri ammonium sulfat
1. Timbang padatan CuSO4.5H2O sebanyak 4,9 gram
2. Timbang padatan Ammonium sulfat (NH4)2SO4 sebanyak 2,6
gram
3. Larutkan kedua padatan yang sudah ditimbang tadi dengan
akuades sebanyak 100 ml
4. Panaskan larutan tersebut secara perlahan sampai semua padatan
larut sempurna
5. Letakkan larutan yang sudah dipanaskan tadi pada suhu ruangan
hingga terbentuk Kristal
6. Saring larutan yang sudah mengkristal tadi dan keringkan selama
15 menit (jangan lupa kertas saring di timbang terlebih dahulu)
7. Kristal yang sudah mengering di timbang beratnya.
II. Pembuatan Garam Tetraamina Tembaga (II) sulfat monohidrat
1. Masukkan larutan NH3 15 M sebanyak 8 ml kedalam gelas kimia
2. Tambahkan dengan akuades sebanyak 5 ml
3. Biarkan sampai larutan tersebut mengkristal
4. Timbang kristal CuSO4 sebanyak 4,3 gram
5. Kristal tersebut masukkan ke dalam Kristal NH3
6. Tambahkan etanol sebanyak 8 ml pada Kristal-kristal tersebut
secara perlahan-lahan dan jangan di aduk, akan tetapi di goyang-
goyang tutup dengan kaca arloji
7. Dinginkan dengan es batu, lalu diamkan
8. Setelah didiamkan, lalu di aduk, maka nanti akan terbentuk
Kristal lagi
9. Setelah terbentuk Kristal lagi maka di pisahkan, dan cuci dengan
NH3 sebanyak 5 ml, tambah cuci dengan etanol sebanyak 5 ml,
tambah cuci lagi dengan etanol lagi 5 ml
10. Setelah itu saring Kristal tersebut (jangan lupa timbang kertas
saringnya), lalu keringkan selama 15 menit dan kemudian di
timbang Kristal tersebut.

HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Data hasil praktikum
Perlakuan keterangan
CuSO4.5H2O Berbentuk padatan (serbuk)
berwarna biru
Ammonium sulfat - Berbentuk padatan berwarna
putih
(NH4)2SO4
- Massa = 2,6 gram
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4 - Larutan berwarna biru tua
di panaskan
- Mengkristal
+ H2 O
diamkan pada suhu ruang
hingga mengkristal

Perlakuan Keterangan
Larutan NH3 15 M - Berbau sangat menyengat
NH3 + H2O → NH4OH → - Larutan tidak berwarna
biarkan hingga mengkristal - Tidak mengkristal

2. Persamaan Reaksi

CuSO4.5H2O (s) + (NH4)2SO4 (s) + H2O(l) heat [Cu(NH4)2(SO4)2](s) + 6H2O(aq)

NH3 (aq) + H2O (l) → NH4OH (aq)


2 NH4OH (aq) + [Cu(NH4)2(SO4)2] → Cu(NH3)4(SO4)2.1H2O (s)

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pembuatan kompleks Cu.


Percobaan ini dibagi menjadi 2, yaitu pembuatan garam cupri ammonium sulfat
dan pembuatan garam tetraamina tembaga (II) sulfat monohidrat.
Percobaan pertama yaitu Pembuatan Garam Cupri ammonium sulfat,
dilakukan dengan melarutkan padatan CuSO4.5H2O yang berwarna biru sebanyak
4,9 gram dan 2,6 gram padatan Ammonium sulfat (NH4)2SO4 yang berwarna
putih dalam 100ml aquades menghasilkan larutan yang berwarna biru tua akibat
adanya pendesakan ligan air oleh ligan ammonia. Lalu larutan dipanaskan agar
kristal dapat melarut dan proses reaksi dapat dipercepat. Larutan dibiarkan
menjadi dingin pada suhu kamar selama 2 hari sampai terbentuk kristal.
Kemudian kristal disaring untuk memisahkan kristal dari larutannya. Kristal yang
terbentuk berwarna biru muda, dan berdasarkan persamaan reaksi berikut ;
CuSO4.5H2O (s) + (NH4)2SO4 (s) + H2O (l) heat [Cu(NH4)2(SO4)2](s) + 6H2O(aq)

Dari persamaan reaksi tersebut dapat diketahui kristal biru muda yang
terbentuk adalah Kristal Cupri ammonium sulfat.
Percobaan kedua adalah pembuatan Garam Tetraamina Tembaga (II) sulfat
monohidrat dengan melarutkan larutan NH3 15 M sebanyak 8 ml dengan akuades
sebanyak 5 ml, larutan ini berbau sangat menyengat akibat adanya gas ammonia.
Biarkan larutan dalam suhu ruangan sampai larutan tersebut mengkristal. Namun
setelah dibiarkan pada suhu ruang selama 2 hari, Kristal tidak juga terbentuk.
Maka percobaan tidak dapat dilanjutkan, dengan kata lain, praktikan gagal
membentuk kristal Tetraamina Tembaga (II) sulfat monohidrat. Menurut
persamaan reaksi, reaksi antara H2O dengan ammonia adalah sebagai berikut:
NH3 (aq) + H2O (l) → NH4OH (aq)
Dan bila percobaan dapat dilanjutkan hingga terbentuk kristal Tetraamina
Tembaga (II) sulfat monohidrat, reaksi yang akan terjadi adalah
2 NH4OH (aq) + [Cu(NH4)2(SO4)2] → Cu(NH3)4(SO4)2.1H2O (s)
Kegagalan ini dimungkinkan karena adanya kesalahan dan kekurang
telitian praktikan dalam menjalani praktikum seperti kurang teliti dalam
menimbang, bahan yang digunakan kurang fresh, dan faktor- faktor lainnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Praktikan berhasil membuat garam cupri ammonium sulfat
[Cu(NH4)2(SO4)2](s) yang berbentuk Kristal berwarna biru muda.
2. Praktikan gagal membuat garam tetraamina tembaga (II) sulfat monohidrat
3. Kegagalan ini dimungkinkan karena adanya kesalahan dan kekurang telitian
praktikan dalam menjalani praktikum seperti kurang teliti dalam
menimbang, bahan yang digunakan kurang fresh, dan faktor- faktor lainnya.
REFERENSI

Oxtoby, David W, dkk. 2001. KIMIA MODERN, Edisi Keempat, Jilid II. Jakarta
: Erlangga
Svehla. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
Suciningrum, E. 2011. Sintesis Karakterisasi Kompleks Tembaga(II) dengan
Difenilamin.http://eprints.uns.ac.id/10409/1/202651811201109511.pdf.
Diakses pada tanggal 02 Mei 2014 Pukul 21:15 WIB.

Anda mungkin juga menyukai