Anda di halaman 1dari 5

ORDO COLEOPTERA

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Entomologi

yang dibina oleh Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si

Oleh:

Kelompok 4 / Offering L

Ayu Paridah (170342615606)


Lina Anjarwati (170342615523)
Tesa Alif M (170342615598)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Oktober 2019
A. TOPIK
Ordo Coleoptera
B. TUJUAN
Untuk mengetahui ciri morfologi serangga ordo Coleoptera
C. DASAR TEORI

Serangga merupakan hewan yang dominan di bumi ini, terdapat dimana-mana baik di
darat maupun dalam air. Dominasi dari serangga tersebut disebabkan karena serangga
mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Selain itu serangga memiliki waktu
generasi yang singkat dan berukuran kecil. Serangga terdiri atas ratusan ribu jenis, bentuknya
sangat bervariasi, ukurannya bermacam-macam mulai mulai dari yang mikroskopis sampai
yang makroskopis.

Kumbang adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan
spesies serangga. Ordo Coleoptera, diambil dari kata coeleos yang berarti seludang
dan pteron yang berarti sayap, maka dapat disimpulkan Coleoptera adalah serangga yang
memiliki seludang pada sayapnya. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah
kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan
memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta
(Abi, 2017).

Kumbang memiliki sayap depan yang keras, tebal dan merupakan penutup bagi sayap
belakang dan tubuhnya. Sayap depan disebut elitron. Ketika terbang sayap depan kumbang
tidak berfungsi hanya sayap belakang yang digunakan untuk terbang. Sayap belakang berupa
selaputdan pada waktu istirahat dilipat dibawah elitra. Tipe alat mulut kumbang yaitu tipe
penggigit dan pengunyah, kumbang juga memiliki kepala yang bebas dan kadang memanjang
ke depan atau ke bawah sehingga berubah menjadi moncong. Kumbng memiliki mata majemuk
besar, tanpa mata tunggal. Abdomen memiliki 10 ruas dan pada daerah sternum ruas-ruas
ersebut tidak semua terlihat. Pada kumbang jantan, protoraks dan mandibula kerapkali
membesar dan digunakan untuk berkelahi (Otang, 2004).

Kumbang dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi di
lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan dengan
berbagai cara. Mereka sering makan pada tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan binatang
dan tumbuhan, dan memangsan invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa berbagai
binatang seperti burung dan mamalia (Jumar, 2000).

D. Alat dan Bahan

Alat :

 mikroskop stereo
 jarum kasur
 jarum pentul
 jaring serangga

Bahan :

 kapas
 kloroform
 kumbang kelapa
 kumbang air
 kepik emas
F. Analisis Data

Pada topik praktikum serangga anggota ordo Coleoptera, pengamatan menggunakan


Torridincola dan Coccinella septempunctata. Pada tubuh Torridincola terdiri dari 3 bagian
utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat mulut yang
mengarah ke depan atau kadang-kadang berputar ke bawah. Mulut ini bertipe penghisap. Mata
kumbang majemuk dan mungkin memperlihatkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa,
Torridincola kaki bertipe ambulatorial. Sayap ini bertipe Elytra yang terhubung ke
pterathorax. Elytra tidak digunakan untuk terbang, tetapi cenderung untuk menutupi bagian
belakang tubuh dan melindungi pasangan sayap kedua (alae). Dan antena bertipe filiformis.
Pada torridincolla memiliki pronotum yaitu penghubung antara kepala dan abdomen. Pada
tubuh Coccinella septempunctata terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen). Pada pengamatan diperoleh mata bertipe majemuk, mulut bertipe penghisap,
anten abertipe gada, sayap elytra, dan memiliki pronotum yaitu penghubung antara kepala dan
abdomen.
DAFTAR RUJUKAN

Abi.Oramahi,R. Wulandari,R.2017. Identifikasi Morfologi Serangga Berpotensi Sebagai


Hama Dan Tingkat Kerusakan Pada Bibit Meranti Merah (Shorea Leprosula) Di
Persemaian Pt. Sari Bumi Kusuma. Jurnal Hutan Lestari. Vol. 5 (3) : 644 - 652
Jumar. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.2000.h.144
Otang, Hidayat. 2004 Dasar-dasar Entomologi JICA. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai