Anda di halaman 1dari 30

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KAIDAH KEBAHASAAN


Kaidah merupakan Perumusan dari asas-asas yang menjadi hukum; aturan yang tentu; patokan
Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama
Jadi, kaidah kebahasaan merupakan Aturan-aturan yang digunakan dalam membentuk kata dan
kalimat sebagai ciri ataupun pembeda dengan jenis teks lainnya.
2.2 PENULISAN HURUF dan TANDA BACA
A. Penulisan Huruf
Dalam ejaan penulisan Bahasa Indonesia yang disempurnakan, penulisan huruf terbagi
menjadi 2, yaitu:
a. Huruf Kapital
Ada tiga belas pemakaian huruf kapital. Ketiga belas itu dijelaskan sebagai berikut:
1. Awal kalimat
Contoh:
 Ikan gurame sangat mahal.
 Sawit komoditas ekspor terbesar di Indonesia.
2. Awal kalimat dalam petikan langsung
Contoh:
 Bu guru berkata, “Kalian harus mengerjakan perkerjaan rumah!”
 “Jangan lupa membuang sampah pada tempatnya!” kata bu guru
kepada siswanya.
3. Unsur nama orang termasuk julukan
Contoh:
 Dosen kami bernama Siti Munaroh.
 Sapi sangat banyak dipelihara di kandang rumah Budi dan
penjaganya sangat ulet dan telaten, sehingga kami panggil beliau Pak
Ulet.
Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai pada nama orang jika nama itu menjadi nama
jenis atau satuan ukuran. Huruf kapital juga tidak dipakai untuk menuliskan
huruf pertama kata yang bermakna “anak dari”. Contohnya, bin; binti; boru;
van.
4. Ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan nama-nama
serta kata ganti Tuhan
Contoh:
 Mahasiswa UM ada yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Budha,
Hindu, dan Konghucu.
 Sebelum dosen agama datang, mahasiswa muslim kelas A9
memulainya dengan berdoa dan membaca Al Quran.
 Mahasiswa UM percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mereka
selalu berdoa kepada-Nya.
5. Huruf pertama gelar (kehormatan, keturunan, keagamaan,dan akademik)
yang diikuti nama orang
Contoh:
 Rangkayo Rohana Kudus ialah pejuang wanita dari Minagkabau.
 Haji Agus Salim salah seorang pahlawan Indonesia.
 Prof. Dr. Euis Sunarti, M.Si seorang pakar ketahanan keluarga.
6. Nama jabatan/pangkat yang diikuti nama orang
Contoh:
 Jenderal Besar A.H.Nasution ialah jenderal yang selamat dari
peristiwa G30/SPKI.
7. Huruf pertama nama bangsa, suku, bahasa, hari, bulan, dan tarikh
 Kita harus bangga sebagai rakyat bangsa Indonesia.
 Populasi terbesar Indonesia adalah suku Jawa
 Generasi muda Batak sudah seharusnya mempertahankan bahasa
Batak sebagai bahasa daerah.
 Sebagai umat muslim di Indonesia menyebut hari Minggu dengan
hari Ahad.
 Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan Mei-Juli.
 Hitungan kalender akademik sekolah umum adalah Masehi,
sedangkan pesantren menggunakan Hijriah.
Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai pada huruf pertama bangsa, suku atau bahasa yang
sudah menjadi kata turunan, seperti kerab-araban dan kebali-balian.
8. Huruf pertama nama geografi (sungai, danau, laut, teluk, pulau, benua)
Contoh:
 Di Indonesia terdapat banyak sungai, salah satunya adalah Sungai
Brantas.
 Laut terdalam di Indonesia adalah Laut Banda.
 Teluk Bayur terdapat di Sumatra Barat.
 Indonesia terletak di anatara Benua Asia dan Benua Australia.
9. Huruf pertama nama hari raya dan peristiwa bersejarah
Contoh:
 Umat Nasrani merayakan Natal setiap tanggal 25 Desember.
 Rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan setiap tanggal 10
November.
 Agresi Militer Belanda I di Indonesia terjadi pada 21 Juli sampai
dengan 5 Agustus 1947.

10. Huruf pertama nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta
nama dokumen resmi kecuali kata tugas, seperti: dan; terhadap
Contoh:
 ASEAN beranggotakan sepuluh negara, di antaranya Indonesia,
Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
 Hal-hal yang terkait dengan tenaga kerja diurus oleh Kementrian
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
 Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan peraturan daerah
terkait bahasa daerah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 20 tahun 2019 tentang Perubahan
Permendikbud 51 tahun 2018 tentang PPDB. Huruf pertama semua kata di
dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan jika ditulis
dalam sebuah kalimat, kecuali kata tugas seperti di,ke,dari,untuk,dan yang,
yang tidak terletak pada posisi awal
Contoh:
 Jurnal Hayati sudah terindeks Scorpus.
 Buku yang berjudul Pemasaran dan Konsumen ditulis oleh Prof. Dr.
Ujang Sumarwan, M.Sc.
12. Huruf pertama singkatan nama gelar (kecuali: dokter, dokter hewan, dokter
gigi), pangkat, dan sapaan
Contoh:
 Dr = doctor
 Ny. = nyonya
 Sdr. = saudara
13. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,
adik, kakak yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan
Contoh:
 “Mau kemana Dik?” tanya kakak
 “Siapa nama Bapak?” tanya perawat

b. Pemakaian Huruf Miring


Huruf miring disebut juga dengan huruf italik. Dalam tulisan tangan atau ketikan,
huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya. Garis bawah
itu harus kata demi kata. Sebaliknya, jika diketik dengan menggunakan komputer,
dipakai cetak miring. Berikut ini adalah pemakain huruf miring.
1. Penulisan nama buku, majalah, dan surat kabar atau tabloid dalam kalimat
dari penulisan daftar rujukan.
Contoh:
 Buku yang berjudul Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ditulis oleh
Tim Penulis UM.
 Artikel yang berjudul “Khasiat Besar Ketumbar” dapat dibaca di
majalah Trubus.
2. Penegasan atau pengkhususan huruf bagian kata atau kelompok kata.
 Kata yang diawali huruf k, p, t, s akan mengalami peluluhan jika
mendapatkan imbuhan meN.
 Sebanyak 85 persen responden menjawab sangat setuju bahwa anak-
anak harus dibatasi dalam bermain telepon genggam.
3. Kata dan ungkap daerah atau asing
 Para pimpinan seharusnya blusukan ke kampung-kampung untuk
melihat kondisi yang sebenarnya.
 Nama ilmiah bunga manggis ialah Carcinia mangostama
B. Tanda Baca
Dalam penulisan judul, kalimat, paragraf, hingga teks harus memerhatikan eajaan dan tanda
baca sesuai kaidah Bahasa Indonesia baku. Adapun aturan penggunaan bebrapa tanda baca
sebagai berikut:

1. Tanda Titik (.)


1.1 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
 Ibuku memasak sayur tadi pagi.
 Dia menanyakan siapa yang akan datang.
1.2 Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
Misalnya:
 III. Departemen Dalam Negeri
 A. Direktorat Jendral
 1.2 Tabel
1.3 Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Misalnya:
 Pukul 12.12.12

1.4 Tanda titik dipakai dalam daftar rujukan di antara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
Misalnya:
 Siregar, Merari, 1920. Azab dan Sengsara. Weltreveden: Balai Poestaka
1.5 Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
 Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
 Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.

2. Tanda Koma (,)


1.1 Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya:
 Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
 Surat biasa, surat kilat, maupun surat khusus memerlukan prangko. Satu,
dua, … tiga!
1.2 Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, atau melainkan.
Misalnya:
 Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
 Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
1.3 Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahului indukn kalimatnya.
Misalnya:
 Kalau hari hujan, saya tidak datang.
 Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

1.4 Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat
yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi,
lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi
Misalnya:

 …. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

 …. Jadi, soalnya tidak semudah itu.


 Misalnya:
1.5 Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan
dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
 O, begitu?
 Wah, bukan main!
 Hati-hati, ya, nanti jatuh.
1.6 Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L dan M.)
Misalnya:
 Kata ibu “Saya gembira sekali.”
 “Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus.”
1.7 Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat,
(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Misalnya:
 Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia, Jalan raya Salemba 6, Jakarta.
 Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor.
 Kuala Lumpur, Malaysia.
1.8 Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar rujukan.
Misalnya:
 Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1
dan 2. Djakarta: Pustaka Rakjat.
1.9 Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
 W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang
(Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
1.10 Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Misalnya:
 Ratulangi, S.E.
 Ny. Khadijah, M.E.

1.11 Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Misalnya:
 Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
 Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang aki-laki yang makan sirih.
1.12 Tanda koma dapat dipakaiuntuk menghindari
salah baca dibelakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
Misalnya:
 Dalam upaya pembinaan dan pengembangan
bahasa, kita memerlukan sikap yang sungguh-
sungguh.
 Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan
terima kasih.

3. Tanda Titik Koma (;)


1.1 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-
bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
 Malam akan larut; pekerjaan belum selesai juga.
1.2 Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara dalam
kalimat majemuk.
Misalnya:
 Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu sibuk
bekerja di dapur; Adik menghafal nama-nama
pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran “Pilihan Pendengar”.

4. Tanda Dua Titik (:)


1.1 Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu
pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian
Misalnya:
 Kita sekarang memerlukan perabot rumah
tangga: kursi, meja, dan lemari.
 Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang
kemerdekaan itu: hidup atau mati.

3
4

1.2 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan


yang memerlukan deskripsi
Misalnya:
 Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
 Tempat Sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang
Hari : Senin
Waktu : 09.30
1.3 Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama
sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan
Misalnya:
 Ibu: (meletakkan beberapa kopor)
“Bawa koporini,Mir!”
 Amir: “Baik, Bu.” (mengangkat kopor
danmasuk)
 Ibu: “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!” (duduk di kursibesar)
1.4 Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di
antara judul dan anak judul suatu karangan , serta (iv) di
antara nama kota dan penerbit buku acuan dalamkarangan.
Misalnya:
 Tempo, I (34), 1971: 7
 Surah Yasin: 9
 Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: sebuah
Studi, sudah terbit.
 Tjokronegoro, Sutomo, Tjukuplah Saudara Membina Bahasa
Persatuan Kita? Djakarta: Eresco, 1968.

5. Tanda Hubung (-)


5

1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dar yang terpisah


oleh pergantian baris
Misalnya:
 Disamping cara-cara lama itu..
 Ju-ga cara yang baru
2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
pergantian baris
Misalnya:
 Kini ada ada cara baru untuk men-ukur panas.
 Senjata merupakan alat pertahan-an yang canggih
3) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang
Misalnya:
 Anak-anak
 Berulang-ulang
 Kemerah-merahan
4) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu
dan bagian-bagian tanggal
Misalnya:
 P-a-n-i-t-i-a
 B-u-k-u
5) Tanda hubung boleh dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
 Di-smash
 Pen-tackle-a
6. Tanda Pisah (-)
A. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memeberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
 Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
6

B. Tanda pisah menegasakan adanya keterangan oposisi atau


keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Misalnya:
 Rangkaian temuan ini-evolusi,

C. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal
dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Misalnya:
 1910-1945
 Tanggal 5-10 April 1945
 Malang-Bogor
7. Tanda Elipsis (...)
A. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
 Kalau begitu..ya, marilah kita bergerak.
B. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam satu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
 Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan
hati-hati...
8. Tanda Tanya
A. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya:
 Kapan ia berangkat?
 Dimana buku itu?
B. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
membuktikan kebenarannya.
Misalnya:
 ........
 ..............
9. Tanda Seru
7

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa


seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
 Alangkah seramnya peristiwa itu!
 Bersihkan kamar itu sekarang juga!
10. Tanda Kurung ((...))
A. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian
Kegiatan) kantor itu.
B. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian integral pokok pembicaraa.
Misalnya:
 Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama terkenal
di Bali) ditulis pada tahun 1962.
 Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus
perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
C. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
 Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi kokain (a).
 Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
D. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu
urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga
kerja, dan (c) modal.
11. Tanda kurung Siku ([...])
A. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata
8

sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian


kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan
bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat
dinaskah asli.
Misalnya:
 Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
B. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya:

12. Tanda Petik
A. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Saya belum siap”, kata Mira, “Tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.”
B. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab yang
dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
 Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa
Dari Suatu Tempat.
 Karangan Andi Hakim Nasution yang berjudul “Rapor
dan Nilai Prestasi di SMA” dimuat dalam majalah
Tempo.
C. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
 Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan
ralat” saja.
 Ia bercelana panjang yang dikalangan remaja
dikenal dengan nama “Cutbrai”.
9

D. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri


petikan langsung.
Misalnya:
Kak Tono, “Saya juga minta satu.”
E. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat
ditempatkan dibelakang tanda petik yang mengapit kata
atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada
kalimat atau bagian kalimat.
Msialnya:
 Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si
Hitam”.
 Bang Komar sering disebut “Pahlawan”, ia sendiri
tidak tahu sebabnya.
13. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
A. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di
dalam petikan lain.
Misalnya:
 Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’
tadi?”
 “Waktu ku buka pintu depan, kudengar teriak
adikku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap
seketika,” ujar Pak Hamdan.
B. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
feed-back ‘balikan’
14. Tanda Garis Miring (/)
A. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor
pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun.
Misalnya:
No. 7/PK/1973
10

Jalan Kramat III/10


Tahun anggaran 1985/1986
B. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata.
Misalnya:
 dikirmkan lewat darat/ laut ,
 harganya Rp. 250,00/lembar.
15. Tanda Penyingkat
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian amgka tahun.
Misalnya:
 Ali ‘kan kusurati. (‘kan=akan)
 Malam ‘lah tiba. (‘lah=telah)
 1 januari ’88. (‘88=1988)
2.3 PENULISAN KATA dan UNSUR SERAPAN
A. PENULISAN KATA
Kata merupakan unsur pembentuk kalimat. Berdasarkan bentuknya kata dapat
dibedakan menjadi kata dasar dan kata turunan. Kata dasar merupakan kata
yang bisa berdiri sendiri sebagai kata seperti: kerja, gerak, baca, sedangkan
kata turunan adalah kata yang mengalami proses penambahan imbuhan,
pengulangan, dan pemajemukan. Berdasarkan kategori atau jenis kata dapat
dibedakan menjadi verba, nomina, adjektiva, dan kata tugas.

 BENTUK KATA

Perubahan bentuk dari kata dasar menjadi kata turunan dalam bahasa
Indonesia dilakukan melalui pengimbuhan, pengulangan, dan
pemajemukan. Terdapat tiga bentuk kata turunan.

a. Kata Berimbuhan (awalan, sisipan, akhiran, konfiks, afiks gabung)

Prefiks Infiks (sisipan) Sufiks Konfiks Afiks gabung


(awalan) (akhiran)

Me El kan mem+per+kan
11

Per Er i mem+per+i

Ber Em An

Ter

Di

ke

Contoh: Kata dasar yang mendapatkan imbuhan

Kata dasar Awalan Akhiran Awalan-


Akhiran

Kerja bekerja Kerjakan mengerjakan

Gerak bergerak Gerakan menggerakkan

Baca membaca Bacaan membacakan

Awalan me(N) mempunyai variasi meng,men,mem,me, dan meny:

Meng Men Mem Me Meny

Mengukur Mendukung Membaca Melatih Menyusun

Menanam Membawa

Me (N) =meng

men(N) + ukur =mengukur

men(N) + atur =mengatur

Me (N) =me
12

me + lawan =melawan

me + latih =melatih

Me (N) =men

me + dukung =mendukung

me + tanam =menanam

Me (N) =mem

me + baca =membaca

me + bantu =membantu

Me (N) =meny

me + sapa =menyapa

me + sindir =menyindir

Me (N) =menge

me + las =mengelas

me + cek =mengecek

Contoh lain :

menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat, menggulai,


menurun, memerah, menua.

Tidak semua kata bila mendapatkan awalan me akan mengalami


perubahan sebagaimana contoh diatas, kata yang berasal dari bahasa asing jika
mendapatkan awalan me diperlakukan berbeda, contoh:

mem + produksi = memproduksi

mem + protes = memprotes


13

Awalan ber dalam proses pengimbuhan mengalami variasi perubahan


menjadi ber, be, bel

Ber Be Bel

Bersama Bekerja Belajar

ber + runding = berunding

ber + kerja = bekerja

ber + ajar = belajar

Contoh lain :

bernama, beristri, beruang, berjanggut, berbaju, berdasi, ber-busana, berhias,


bercukur, bersolek, bersenang-senang, bermalas-malasan

Awalan Pe mempunyai variasi pe, pem, peng, pen

Pe Pem Peng Pen

petani pembaca Penguji peneliti

Pelaut Pemirsa Penghasil penerjemah

Awalan pe- berfungsi membentuk kata benda, kata kerja, dan kata sifat

Contoh lain :

pesuruh, pembaca, penulis, petunjuk, pesuruh, pemarah, pemalas, pemakan,


penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, pengubah

Awalan per- menjadi pe- bentuk dasar dimulai dengan /r/.

Contoh :

perambah, peringan
14

Awalan di- berfungsi membentuk kata kerja pasif, diambil, diketik, ditulis,
dijemput, dikelola, dianggap, diperoleh, diapresiasi, diingat, dicapai, dipahami,
dipuji. Penulisan di- sebagai awalan pada kata kerja pasif digabung: ditulis,
ditumbuhi, diinseminasikan, diantar, dilarutkan, sedangkan di- sebagai kata
depan diikuti dengan kata yang menunjuk arah atau tempat maka penulisannya
dipisah: di atas, di kampus, di luar, di samping itu.

Awalan asing juga ditemukan dan digunakan dalam bahasa Indonesia,

Awalan Contoh Makna

A Amoral, asusila Tidak

Ab Abnormal Tidak

An Anorganik Tukan

Anti Antibiotik, Lawan


antioksidan

De Degradasi, Kemunduran
demoralisasi

Dis Diskualifikasi Salah

Il Ilegal Tidak

Im Impersonal Tidak

In Inkomstitusional Tidak

Ir Irasional Tidak

Ko Kopilot Bersama

Non Nongelar Bukan

Pan Pan-Arab Seluruh


15

Post Postes Sesudah

Pra Prajabatan, Sebelum


prasekolah

Pre Preambul Sebelum

Re Regenerasi Kembali

Sub Subsektor Bagian

Swa Swasembada Sendiri

Disamping akhiran asli bahasa Indonesian an, i, kan, nya, misalnya


tulisan, silangi, letakkan, akhirnya, juga terdapat akhiran asing. Alwi (2003) dan
Pateda (1987) menyebut terdapat juga akhiran dari bahasa asing er, (w)i, -iah, if,
al, -ik, misalnya komplementer, honorer, duniawi, ukhrowi, alamiah, ilmiah,
objektif, positif kreatif, heroik, elektronik,. Akhiran tersebut berfungsi membentuk
adjektiva. Penambahan akhiran man, wan, wati berfungsi membentuk nomina,
misalnyya seniman, jurawan, wartawan, wartawati.

Akhiran pembentuk Contoh Makna


adjektiva

er, Komplementer, Bersifat


honorer

(w)i, Duniawi

-iah, Alamiah

if, Objektif

al, Formal

-ik, Heroik
16

is Individualis

isme Liberalisme

itas Kualitas

Akhiran pembentuk nomina Contoh Makna

Man Seniman Profesi, keahlian

Or Provokator

Wan Wartawan

wati Karyawati

Akhiran pembentuk verba Contoh Makna

isasi Industrialisasi Proses

 Konfiks

Konfiks merupakan gabungan dari awalan dan akhiran yang datangnya


serentak dilekatkan pada kata dasarnya. Terdapat konfiks yang produktif: per-an,
dan ke-an

Contoh :

Per – an + tahan = pertahanan

Per – an + baik = perbaikan

Per – an + janji = perjanjian

Ke – an + satu = kesatuan

Ke – an + ada = keadaan
17

Gabungan imbuhan (me + an, me + kan, me + i, pe + an, ber + an)

Disamping ada konfiksa, ada pula gabungan imbuhan yang dalam


pembentukan kata turunan melalui proses yang berurutan : me – kan, di – kan,
mem – per – kan, di – per – kan.

Contoh :

Me – kan + naik = menaikkan

Mem – per – kan + tahan = mempertahankan

Di – kan + beri = diberikan

Mem – per – i + baik = memperbaiki

Di – per – i + baharu = diperbaharui

Ber – kan + dasar = berdasarkan

Ber – an + tabur = bertaburan

Sisapan el, em, er termasuk imbuhan tidak produktif

El em Er

telunjuk, telapak gemetar, gemilang Gerigi

b. Kata Ulang

Perubahan kata dassar menjadi kata turunan biasa dilakukan dengan proses
pengulangan. Pengulangan dapat dilakukan pada : a) bentuk dasar,
misalnya gedung-gedung, buku-buku, b) pengulangan dapat juga terjadi
dengan perubahan bunyi, seperti sayur-mayur, bolak-balik, c) pengulangan
sebagian, misalnya berjalan-jalan, bertanya-tanya.

c. Kata Majemuk
18

Salah satu cara mengubah kata dasar menjadi kata turunan melalui proses
pemajemukan. Fdalam pemajemukan ditemukan juga gabungan kata bisa
terdiri atas dua kata atau lebih yang mempunyai makna baru, misalnya
lepas landas, jumpa pers, makan hati, orang tua, tua muda.

d. Kata ganti –ku- kau-, -mu, dan –nya

Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -
ku-, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya, apa yang kumiliki boleh kauambil.

e. Kata Depan di, ke, dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata mengikutinya, kecuali
didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada. Misalnya, kau itu terletak di dalam lemari,
bermalam sajalah di sini.

f. Kata Si dan Sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya, harimau itu marah sekali kepada sang Kancil

 JENIS KATA

Berdasarkan kategori atau jenis kata dapat dibedakan menjadi verba,


nomina, adjektiva, dan kata tugas . Verba mengandung makna pembuatan,
proses, kerja (verba) menunjukkan suatu kegiatan baik aktif maupun pasif,
contoh membajak, brlajar, memberitahukan. Nomina kata yang mengacu
pada manusia, benda, konsep atau pengertian termasuk didalamnya kata
bilangan dan kata ganti menunjuk pada suatu yang dapat dilihat, dihitung,
diukur, ditimbang, atau dibayangkan. Adjektiva kata yang dipakai untuk
menunjukkan sifat atau keadaan orang, benda atau binatang termasuk keta
keterangan, menyatakan sesuatu tentang nomina, contoh : baik, pandai,
indah. Kata tugas seperti dan, ke, dari baru mempunyai arti setelah
19

dirangkaikan berfungsi memperluas kalimat sehingga kalimat menjadi


lebih bermakna, kata sambung, kata depan, kata sandang, dan kata seru
termasuk dalam kata tugas.

 KATA BAKU

Dalam pemakaian bahasa sering ditemukan adanya bentuk kata baku dan
tidak baku. Kata yang tidak baku dapat ditemukan pada kata yang tidak
lengkap. Awalan atau akhiran yang seharusnya dipakai dilepas. Misalnya
pemakaian kata jualan, duaan seharusnya berjualan dan berduaan. Contoh
lain kata nyala seharusnya menyala. Di samping itu, ada bentuk-bentuk
kata tidak baku, seperti kesampaian, menyampingkan, duluan, kejadian
bentuk bakunya : tercapai, mengesampingkan, lebih dulu, terjadi. Pada
kata serapan sering ditemukan kata yang tidak baku.

Bentuk tidak baku Bentuk baku

Sistim Sistem

Kwalitas Kualitas

Praktek Praktik

Resiko Risiko

Jadual Jadwal

Formil Formal

 ISTILAH

Istilah adalah kata atau kelompok kata yang menunjuk satu konsep,
keadaan, proses, di bidang tertentu. Terdapat istilah umum dan istilah
khusus. Istilah umum merupakan istilah yang digunakan secara umum.
Contohnya sampah, berat. Sebaliknya, istilah khusus merupakan istilah
yang digunakan secara khusus/terbatas pada bidang tertentu. Contohnya
limbah (lingkungan), bobot (fisika). Sumber istilah yang dipakai
20

diutamakan kosa kata yang berasal dari bahasa Indonesia yang memenuhi
syarat: tepat, singkat, konotasi baik. Jika dalam bahasa Indonesia tidak
ditemukan, dicari pada kosa kata bahasa yang serumpun, baru dicari dari
kosa kata bahasa asing (PUPI 2004)

Sumber istilah berasal dari kata umum, baik yang laim maupun
yang tidak lazim, dengan syarat : a) secara tepat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan atau sifat, seperti canggih (sophisticated), kendala
(constrain); b) lebih singkat kata gulma jika dibandingkan dengan
tumbuhan pengganggu, suaka dibandingkan dengan perlindungan (potitik);
c) berkonotasi baik: tunakarya dibandingkan dengan penganggur. Jika
dalam bahasa Indonesia tidak ada yang cocok, dicari dari kosa kata bahasa
serumpun, contoh gambut (Banjar), peat (Inggris), nyeri (Sunda), pain
(Inggris). Bahasa asing dapat dijadikan sumber peristilahan Indonesia
dengan jalan menerjemahkan, menyerap, dan menyerap sekaligus
menerjemahkan misal transfer of technology diterjemahkan menjadi alih
teknologi, hard ware (perangkat keras), penyerapan : quota=kuots,
quality=kualitas, penyerapan dan penerjemahan subdivision (subbagian),
istilah asing yang sudah ada padanya dalam bahasa Indonesia sebiknya
digunakan padanan katanya.

Istilah Asing Padanan

Expert Pakar

Follow up Tindak lanjut

Air port Bandara

Hacker Peretas

Down load Unduh

Up load Unggah

Sophisticated Canggih
21

Standart deviation Simpangan baku

Bullying Perundungan

 SINGKATAN dan AKRONIM


1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau
lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat
diikuti dengan tanda titik. Misalnya :

M.B.A master of business administration

Bpk. Bapak

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan


atau organisasi, serta nama dokumentasi resmi yang terdiri atas huruf
awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda
titik. Misalnya :

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia

c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
tanda titik. Misalnya :

dll dan lain-lain

dsb. dan sebagainya

d.a dengan alamat

a.n atas nama

d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata


uang tidak diikuti tanda titik.
Cu cuprum
22

TNT trinitrotulen
2. Akronim kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang tidak diikuti tanda titik.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf capital. Misalnya :

ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

LAN Lembaga Administrasi Negara

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf
kapital. Misalnya :

Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan

c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku
kata, ataupun gabungan huruf dan kata dari deret kata seluruhnya
ditulis dengan huruf kecil. Misalnya :

Pemilu pemilihan umu

Radar radio detecting and ranging

Catatan :

Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-


syarat berikut. (1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata
yang lazim pada kata Indonesia. (2) Akronim dibentuk dengan pola kata Indonesia
yang lazim.

Jadual Jadwal

Formil Formal

B. PENULISAN UNSUR SERAPAN


23

Bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,
atau Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang
belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle
cock, l’axplanation de l’homme. Unsur-unsur yang dipakai dalam konteks
bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua,
unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.

Istilah bisa juga diperoleh melalui penyerapan

Kata Asing Serapan

Standart Standar

Institute Institut

Effective Efektif

Commition Komisi

Central Sentral

Vocal Vokal

Quota Kuota

Quality Kualitas

Bank Bank

Villa Vila

Exlusive Ekslusif
24

Account Akun

Biodversity Biodiversitas

2.4 ANALISIS TEKS SESUAI EYD


 Teks I
Pada hari minggu aku dan ayahku pergi ke surabaya sekedar untuk
menghilangkan rasa bosan di rumah. Pada jam 8 pagi kami berangkat
dan sampai disana pukul 10 pagi, aku dan ayahku langsung menuju ke
bioskop untuk melihat film Spiderman. Setelah itu kami menuju ke
supermaket untuk membeli minuman roti dan buah. Selanjutnya kami
menuju ke kebun binatang surabaya untuk melihat binatang binatang yang
dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Setelah puas melihat binatang
kami memutuskan untuk pulang, dan sampai dirumah pukul 4 sore.
Perbaikan:
1. “minggu” seharusnya huruf (m) menggunakan huruf kapital, karena kate
tersebut menunjukan hari.
2. “ayahku” seharusnya huruf (a) menggunakan huruf kapital, karena kata
tersebut menunjukan seseorang.
3. “surabaya” seharusnya huruf (s) menggunakan huruf kapital, karena
kata tersebut menunjukan kota.
4. “sekedar” penulisan kata sekedar itu salah, karena dalam KBBI tidak ada
kata dasar “kedar” yang ada adalah “kadar” jadi yang tepat adalah
sekadar.
5. “disana” yang benar adalah di sana karena menunjukan tempat.
6. “makanan buah dan roti” yang benar adalah “ makanan, buah, dan
roti” ada tanda koma karena ada unsur perincian/pembilangan
 Teks II
Upaya preventifikasi penyalahgunaan narkoba harus diikuti dengan
kemudahan mengomunikasikan dengan para penegak hukum atau LSM-LSM
yang bergerak pemberantasan dan pemantauan penyalahgunaan narkoba. Hal itu
25

dapat dilakukan dengan menyebarkan stikerisasi yang berisi nomor-nomor telepon


yang bisa mengakses langsung.
Perbaikan:
1. preventifikasi perbaikannya preventif
2. mengomunikasikan perbaikannya komunikasi
3. pemberantasan perbaikannya memberantas
4. pemantauan perbaikannya memantau
5. stikerisasi perbaikannya stiker
6. mengakses perbaikannya diakses
 Teks III

Usia sinar-X memang belum panjang. Ia baru ditemukan pada abad ke-19.
Sinar ini ditemukan secara tidak sengaja oleh fisikawan jerman, wilhem condrad
rontgen, pada tanggal 8 november 1895, saat ia sedang bekerja dengan tabung
crookes di laboratoriumnya di universitas wurzburg. Saat itu, ia tengan meneliti
sinar katoda. Sinar ini timbul karena ada lecutan listrik melalui gas dalam tabung
bertekanan rendah.

Perbaikan

1. Terdapat kesalahan penulisan pada kata yang menunjukkan unsur geografi


(jerman), nama orang/tokoh (wilhem concrad rontgen), dan nama lembaga
(universitas wurzburg). Penulisan kata-kata tersebut seharusnya diawali
dengan huruf kapital.
2. Perbaikan yang tepat untuk kalimat tersebut, yaitu Sinar ini ditemukan
secara tidak sengaja oleh fisikawan Jerman, Wilhem Conrad Rontgen,
pada tanggal 8 November 1895, saat ia sedang bekerja dengan tabung
crookes di laboratoriumnya di Universitas Wurzburg.

Anda mungkin juga menyukai