Makalah Bersemedi
Makalah Bersemedi
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengajarkan kehidupan lahir batin yang makin baik.
Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang merupakan
kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan
dan kesaktiannya, sehingga tidak ada yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara dalam mengatur
penyelenggaraan negara di segala bidang, baik bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial-budaya, maupun pertahanan-keamanan merupakan fakta yang sulit dibantah
karena berdasar pada bukti sejarah bahwa 1 Juni 1945 disebut sebagai hari
lahirnya Pancasila.
Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses
sejarah yang cukup panjang. Kebangsaaan Indonesia telah mulai nampak pada
abad ke-7, yaitu ketika munculnya Kerajaan Sriwijaya di bawah pimpinan
Syailendra di Palembang, kemudian Kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa
Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme
modern pun dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan
yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908,
kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Dalam kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan apa dan bagaimana
keduduka Pancasila dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dimana
pembahasan ini sangat penting bagi kita sebagai pilar-pilar penerus bangsa agar
dapat menanamkan jiwa dan semangat nasionalisme dalam diri masing-masing.
1
b. Bagaimana hakikat Pancasila?
c. Bagaimana sejarah Pancasila pada masa kerajaan?
d. Bagaimana kronologi perumusan Pancasila dan proklamasi kemerdekaan
Indonesia?
I.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Pancasila
b. Untuk menjelaskan hakikat dari Pancasila
c. Untuk mendeskripsikan sejarah Pancasila pada masa kerajaan
d. Untuk menguraikan kronologi perumusan Pancasila dan proklamasi
kemerdekaan Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara lebih detail memiliki
pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pandangan
hidup bangsa, ideologi negara dan sebagai kepribadian bangsa. Oleh karena itu,
untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya
maupun peristilahannya maka pengertian pancasila meliputi :
a. Pengertian Pancasila secara Etimologis
ty. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta kata
Pancasila memiliki dua macam arti, yaitu :1
- Panca artinya lima
- Syila artinya batu sendi, alas, dasar
- Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah Pancasyila
yang memiliki arti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur.
Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Buddha di
India. Dalam ajaran Buddha terdapat ajaran moral untuk mencapai
nirwana melalui samadhi (sebuah ritual konsentrasi tinggi yang
melampaui kesadaran alam jasmani) dan setiap golongan mempunyai
ajaran moral yang berbeda. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila,
Saptasyiila, Pancasyiila. Pancasyiila menurut Buddha merupakan lima
aturan (five moral principle) yang harus ditaati, meliputi larangan
membunuh, mencuri, berzina, berdusta dan larangan meminum
minuman keras.2
1
Sunaryo Wreksosuhardjo, Ilmu Pancasila Yuridis Kenegaraam dan Ilmu Filsafat Pancasila
(Yogyakarta : 2005), Hal. 21
2
http:id.wikipedia.org/, diakses 28 Oktober 2011
3
Melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha, kebudayaan India
masuk ke Indonesia sehingga ajaran Pancasyiila masuk kepustakaan
Jawa terutama pada zaman Majapahit, yaitu dalam buku syair pujian
Negara Kertagama karangan Empu Prapanca, yang di dalamnya
disebutkan bahwa raja menjalankan dengan setia kelima pantangan
(Pancasila). Setelah Majapahit runtuh dan agama Islam tersebar, sisa-
sisa pengaruh ajaran moral Buddha (Pancasila) masih dikenal
masyarakat Jawa yang disebut lima larangan (mo limo/M5), yang isinya
yaitu :3
- Mateni (membunuh)
- Maling (mencuri)
- Madon (berzina)
- Mabok (minuman keras/candu)
- Main (berjudi)
3
Tim penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Merevitalisasi Pendidikan Pancasila sebagai
Pemandu Reformasi (Surabaya : IAIN Sunan Ampel Press, 2011), Hal. 137-138
4
c. Pengertian Pancasila Secara Terminologis
Dalam pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 tercantum rumusan Pancasila yang secara
konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Namun, dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia dalam upaya bangsa
Indonesia mempertahankan proklamasi dan eksistensinya, terdapat pula
rumusan-rumusan Pancasila dalam Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (29 Desember – 17 Agustus 1950), UUD Sementara 1950 (17
Agustus 1950 – 5 Juli 1959) dan di kalangan masyarakat luas.
Dari berbagai macam rumusan Pancasila, yang sah dan benar
adalah rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945
sesuai dengan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan Ketetapan
MPR No. III/MPR/2000.
5
semua kegiatan hidup dan penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.
6
- Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial
7
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh dan tidak
terpecah belah. Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam
corak yang beraneka ragam menjadi satu kesatuan. Pertama : makna
geografis, yang berarti sebagian bumi yang membentang dari 950-1410
Bujur Timur dan dari 60 Lintang - 110 Lintang Selatan. Kedua : makna
bangsa dalam arti politis, yaitu bangsa yang hidup di dalam wilayah
tersebut. Indonesia dalam sila ketiga ini ialah Indonesia dalam pengertian
bangsa. Jadi, persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Bangsa yang mendiami wilayah Indonesia bersatu
karena di dorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas
dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.
8
serta penuh tanggung jawab, baik kepada Tuhan yang Maha Esa maupun
kepada rakyat dan wakilnya.
4
Bambang Sumadio, dkk, (1997 : 33-32)
9
Pada zaman kuno (400-1500 M) terdapat dua kerajaan yang berhasil
mencapai integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir separuh
Indonesia dan seluruh wilayah Indonesia saat ini, yaitu Kerajaan Sriwijaya
di Sumatera dan Majapahit yang berpusat di Jawa.
b. Kerajaan Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin, berdirinya negara Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek
moyang bangsa Indonesia. Indonesia terbentuk melalui tiga tahap, yaitu :
Pertama, zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400), yang
bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-
1525) yang bercirikan keprabuan. Ketiga, berupa kebangsaan modern,
yaitu negara bangsa Indonesia merdeka (sekarang menjadi negara
proklamasi 17 Agustus 1945)5.
Pada abad ke-7, muncul suatu kerajaan di Sumatera, yaitu Kerajaan
Wijaya, di bawah kekuasaan bangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam
prasasti Kedudukan Bukit di kaki Bukit Siguntang (dekat Palembang)
yang ditulis dalam bahasa Melayu Kuno. Kerajaan tersebut merupakan
kerajaan maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya. Kunci-kunci lalu
lintas laut di sebelah barat dikuasainya, seperti Selat Sunda (686) dan Selat
Malaka (775). Pada zaman itu, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan
besar yang cukup disegani di kawasan Asia Selatan. Perdagangan
dilakukan dengan mempersatukan pedagang, pengrajin dan pegawai raja
yang disebut Tuhan An Vatakvurah, yang tugasnya sebagai pengawas dan
pengumpul (semacam koperasi) sehingga rakyat mudah untuk
memasarkan dagangannya6. Demikian pula dalam sistem
pemerintahannya, terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda, kerajaan
dan rohaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-
gedung dan patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam
5
Sekretariat Negara RI (1995 : 11)
6
Keneth R. Hall (1976 : 75-77)
10
menjalankan sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai
ketuhanan7. Agama dan kebudayaan dikembangkan dengan mendirikan
suatu universitas agama Buddha yang sangat terkenal di negara lain di
Asia. Banyak musafir dari negara lain, misalnya dari Cina, yang belajar
terlebih dahulu di universitas tersebut terutama tentang agama Buddha dan
bahasa Sansekerta sebelum melanjutkan studinya ke India. Justru banyak
dari guru-guru besar yang merupakan tamu dari India yang mengajar di
Sriwijaya, misalnya Dharmakitri. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama
dalam suatu negara tercermin pada Kerajaan Sriwiaya yang berbunyi
“Marvuat vanua criwijaya dhayatra subhiksa” (suatu cita-cita negara
yang adil dan makmur)8.
7
Suwarno (1993 : 19)
8
Sulaiman (tanpa tahun : 53)
11
hidup berdampingan secara damai9. Menurut prasasti Kelagen, Raja
Airlangga telah mengadakan hubungan dagang dan bekerja sama dengan
Benggala, Chola dan Champa. Hal ini menunjukkan adanya nilai-nilai
kemanusiaan. Demikian pula Airlangga yang mengalami penggemblengan
lahir dan batin di hutan. Pada tahun 1019, para pengikut Airlangga, rakyat
dan para Brahmana bermusyawarah dan memutuskan untuk memohon
kepada Airlangga agar ia bersedia menjadi raja, meneruskan tradisi istana,
sebagaimana nilai-nilai pada sila keempat. Demikian pula menurut prasasti
Kelagen, pada tahun 1037, Raja Airlangga memerintahkan untuk membuat
tanggul dan waduk demi kesejahteraan rakyat yang merupakan nilai-nilai
pada sila kelima10. Di wilayah Kediri, Jawa Timur, berdiri pula kerajaan
Singasari (pada abad ke-9), yang kemudian sangat erat hubungannya
dengan berdirinya Kerajaan Majapahit.
d. Kerajaan Majapahit
Pada tahun 1923 berdirilah Kerajaan Majapahit yang mencapai
zaman keemasannya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan
didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada yang di bantu oleh Laksamana
Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah
kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari Semenanjung
Melayu (sekarang dikenal dengan nama Malaysia) sampai Irian Barat
melalui Kalimantan Utara.
Pada saat itu, agama Hindu dan Buddha hidup berdampingan dengan
damai dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis sebuah kita berjudul
Negarakertagama. Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila”.
Empu Tantular mengarang buku Sutasoma, dan di dalam buku itulah
dijumpai seloka persatuan nasional, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”, yang
bunyi lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”,
yang artinya “walaupun berbeda, namun satu jua adanya sebab tidak ada
9
Toyyibin (1997 : 26)
10
Toyyibin (1997 : 28-29)
12
agama yang memiliki tuhan yang berbeda”. Sumpah Palapa yang
diucapkan oleh Mahapatih Gaja Mada dalam sidang ratu dan menteri-
menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisi cita-
cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya baru
akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk
di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang,
Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan”11. Dalam
tata pemerintahan Kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti
Rakryan I Hino, I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat
kepada raja. Hal ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang
dilakukan oleh sistem pemerintahan Kerajaan Majapahit.
e. Zaman Penjajahan
Pada abat ini sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha dengan
keras untuk memperkuat dan mengitensifkan kekuasaannya di seluruh
Indonesia. Melihat hal tersebut maka muncul perlawanan-perlawanan yang
masih bersifat kedaerahaan, seperti di Maluku (1817), Imam Bonjol (1821-
1837), Pangeran Diponegoro dan masih banyak lainnya. Dorongan akan
cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan
Belanda. Namun, sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di
antara mereka dalam melawan penjajah, maka perlawanan tersebut
senantiasa kandas dan menimbulkan banyak korban. Setelah Majapahit
runtuh pada permulaan abad ke-16, maka berkembanglah agama Islam
dengan pesatnya di Indonesia. Pada saat itu juga berkembang kerajaan-
kerajaan Islam, seperti Kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-
orang Eropa di nusantara. Mereka yang datang tersebut merupakan orang
Portugis yang kemudian diikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin
mencari pusat tanaman rempah-rempah. Bangsa asing yang masuk ke
Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah orang-orang Portugis.
Pada akhir abad ke-16, bangsa Belanda juga datang ke Indonesia dengan
11
Yamin (1960 : 60)
13
menempuh jalan yang penuh kesulitan. Utuk menghindarkan persaingan
diantara mereka sendiri, mereka kemudian mendirikan suatu perkumpulan
dagang yang bernama VOC, yang di kalangan rakyat dikenal dengan
istilah ‘Kompeni’. Praktek-praktek VOC mulai terlihat dengan paksaan-
paksaan sehingga rakyat mulai mengadakan perlawanan. Mataram yang
pada saat itu di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya
mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan
tahun 1929. Meskipun tidak berhasil meruntuhkan, namun pada
perlawanan itu Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam serangan Sultan
Agung. Makassar yang memiliki kedudukan yang sangat vital juga
berhasil dikuasai kompeni pada tahun 1667 dan timbullah perlawanan dari
rakyat Makasar di bawah komando Hasanudin. Menyusul pula wilayah
Banten (Sultan Ageng Tirtoyoso) yang ditundukkan pula oleh kompeni
pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di Jawa Timur
pada akhir abad ke-17 nampaknya tidak mampu meruntuhkan kekuasaan.
Seperti itulah kronologi kompeni pada saat itu. Demikian pula ajakan Ibnu
Iskandar yang merupakan pimpinan armada dari Minangkabau untuk
mengadakan perlawanan bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat
sambutan yang hangat. Perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan
yang terpencar-pencar dan tidak memiliki koordinasi tersebut banyak
mengalami kegagalan sehingga banyak menimbulkan korban bagi anak-
anak bangsa.
f. Kebangkitan Nasional
Atas kesadaran bangsa Indonesia pada masa itu, maka berdirilah
Budi Utomo yang dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tanggal
20 Mei 1908. Gerakan ini merupakan awal gerakan kemerdekaan dan
kekuatan sendiri. Kemudian berunculan Indische Partij dan sebagainya.
Pada masa itu banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan
suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan
kekuataannya sendiri, diantaranya adalah Budi Utomo, Serikat Dagang
14
Islam (SDI) tahun 1909, serta Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927
yang didirikan oleh Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Sartono serta tokoh-
tokoh lainnya. Sejak saat itu perjuangan nasional Indonesia mempunyai
tujuan yang jelas, yaitu Indonesia merdeka. Perjuangan nasional diteruskan
dengan adanya gerakan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928
yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air, yaitu
Indonesia Raya.
15
II.4. Kronologi Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
a. Sidang BPUPKI Pertama
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang
resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yaitu :
1) Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Mr. Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar negara sebagai
berikut :
a) Peri kebangsaan
b) Peri kemanusiaan
c) Peri ketuhanan
d) Peri kerakyatan (permusyawaratan, perwakilan, kebijaksanaan)
e) Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial)
Selain usulan tersebut, pada akhir pidatonya Muh. Yamin
menyerahkan naskah sebagai lampiran, yaitu suatu rancangan usulan
sementara berisi rumusan Undang-undang Dasar RI.
16
b) Internasionalisme (peri kemanusiaan)
c) Kesejahteraan sosial
d) Ketuhanan yang Maha Esa
Beliau juga mengusulkan bahwa Pancasila berfungsi sebagai dasar
filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Soekarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut :
“Sekarang banyaknya prinsip kebangsaan, internasionalisme, mufakat,
kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan
Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang
teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas
atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara
Indonesia, kekal dan abadi.”
17
“…………maka disusunlah kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam
suatu hukum dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-
pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan sreta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosisal bagi seluruh rakyat Indonesia”
Adapun keputusan penting dalam rapat ini adalah tentang bentuk
negara republik dan luas wilayah negara baru. Tujuan anggota badan
penyelidik adalah menghendaki Indonesia raya yang sesungguhnya yang
mempersatukan semua kepulauan Indonesia.
Adapun susunan Undang-undang Dasar yang diusulkan terdiri atas
tiga bagian, yaitu :
1) Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan di muka dunia
atas Penjajahan Belanda
2) Pembukaan yang di dalamnya terkandung dasar negara Pancasila
3) Pasal-pasal Undang-undang Dasar.
18
Setelah kembali dari Saigon pada 14 Agustus 1945, Ir. Soekarno
mengumumkan di muka umum bahwa bangsa Indonesia akan merdeka
sebelum jagung berbunga (secepat mungkin) dan kemerdekaan bangsa
Indonesia ini bukan merupakan hadiah dari Jepang, melainkan dari hasil
perjuangan sendiri. Setelah Jepang menyerah pada sekutu, maka
kesempatan itu dipergunakan sebaik-baiknya oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Untuk mempersiapkan Proklamasi
tersebut, Soekarno-Hatta pun pergi ke rumah Laksamana Maeda di Oranye
Nassau Boulevard (sekarang Jl. Imam Bonjol No.1) pada malam hari.
Setelah diperoleh sebuah kepastian, maka Soekarno-Hatta
mengadakan pertemuan larut malam dengan Mr. Achmad Soebardjo,
Soekarni, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Sayuti Melik, Dr. Buntaran, Mr.
Iwakusuma Sumantri dan beberapa anggota PPKI untuk merumuskan
redaksi naskah Proklamasi. Pada pertemuan tersebut akhirnya konsep
Soekarno-lah yang diterima dan diketik oleh Sayuti Melik.
Keesokan paginya, pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan
Timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jumat Legi, jam 10 pagi Waktu
Indonesia Barat (Jam 11.30 waktu Jepang), Bung Karno yang didampingi
Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan khidmad dan diawali
dengan pidato. Adapun isi naskah Proklamasi tersebut adalah sebagai
berikut :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan
Indonesia. Hal-hal yeng mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945
19
Sehari setelah Proklamasi, PPKI kemudian mengadakan sidangnya
yang pertama.
a) Sidang Pertama (18 Agustus 1945)
Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-
keputusan sebagai berikut :
- Mengesahkan Undang-Undang dasar 1945
- Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari
badan penyilidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami
berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan piagam
Jakarta, kemudian berfungsi sebagai Undang-undang Dasar 1945
- Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
- Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai
badan musyawarah darurat
20
d) Sidang Keempat (22 Agustus 1945)
Membahas agenda tentang Komite Nasional Partai Nasional Indonesia
yang berkedudukan di Indonesia.
21
dan wakil pemerintah RI di Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember
1949, maka secara otomatis berlaku pulalah anak-anak persetujuan
hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS, antara lain :
1) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis).
2) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas
demokrasi liberal dimana menteri-menteri bertanggung jawab atas
seluruh kebijaksanaan pemerintah terhadap parlemen (Pasal 118
ayat 2).
3) Mukadiamah RIS telah menghapuskan jiwa dan semangat maupun
isi pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai
naskah Proklamasi yang terinci.
4) Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki
kedaulatan. Oleh karena itu, persetujuan 27 Desember 1949
tersebut bukannya penyerahan kedaulatan melainkan “pemulihan
kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”.
22
Tidak berapa lama, negara bagian RIS hanya tinggal 3 buah
negara bagian saja, yaitu Negara Bagian RI Proklamasi, Negara
Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST).
Berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI, pada tanggal 19
Mei 1950, maka seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan,
dengan Konstitusi Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.
Walaupun UUDS 1950 merupakan tonggak untuk menuju cita-
cita Proklamasi, Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya
masih berorientasi kepada pemerintah yang berasas Demokrasi
Liberal sehingga isi maupun jiwanya merupakan penyimpangan
terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
- Sistem multi- partai dan kabinet Parlementer berakibat pada silih
bergantinya kabinet yang rata-rata hanya berumur 6-8 tahun. Hal
ini mengakibatkan negara tidak mempunyai pemerintah yang
menyusun program serta tidak mampu menyalurkan dinamika
masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan
pertentangan-pertentangan, gangguan-gangguan keamanan serta
penyelewengan -penyelewengan dalam masyarakat.
- Secara ideologis, mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak
berhasil mendekati perumusan otentik Pembukaan UUD 1945,
yang dikenal sebagai Declaration of Independence bangsa
Indonesia. Demikian pula perumusan Pancasila yang merupakan
dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun, bagaimanapun
juga RIS yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 merupakan
bagian dari negara Republik Indonesia Serikat.
23
membahas kembali dasar negara, maka presiden sebagai badan yang harus
bertanggung jawab mengeluarkan dekrit atau pernyataan pada tanggal 5
Juli 1959, yang isinya :
1) Membubarkan Konstituante
2) Menetapkan kembali UUDS 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
3) Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
24
Guru Indonesia (KAGI), dan lainnya. Aksi tersebut menuntut dengar tiga
tuntutan atau yang dikenal dengan ‘Tritura’. Adapun isi Tritura tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
2) Pembersihan kabinet dari unsur G30S-PKI
3) Penurunan harga
Karena Orde Lama tidak mampu menguasai pimpinan negara, maka
panglima tertinggi memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima
Angkatan Darat Letnan Jendral Soeharto dalam bentuk surat yang dikenal
dengan “Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar)”. Tugas pemegang
Supersemar, yaitu untuk memulihkan keamanan dengan jalan menindak
pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI. Orde Baru berangsur-
angsur melaksanakan programnya dalam upaya merealisasikan
pembangunan nasional sebagai perwujudan pelaksanaan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
25
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Pancasila adalah dasar filsafah yang berisi pedoman ataupun aturan
tentang tingkah laku dan dijadikan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan
negara. Pancasila tidak lahir begitu saja, melainkan melalui proses yang sangat
panjang. Pancasila ditemukan dan digali dalam kepribadian rakyat Indonesia. Di
dalam Pancasila inilah terdapat tujuan-tujuan bangsa dan negara. Pancasila
mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya serta manusia dengan alam.
Pancasila memiliki sejarah di berbagai kerajaan di Indonesia meliputi
Kerajaan Kutai, Sriwijaya dan beberapa kerajaan sebelum Majapahit, termasuk
Kerajaan Majapahit serta pada zaman penjajahan dan kebangkitan nasional.
Proses perumusan pancasila melalui beberapa sidang, dimulai dari sidang
BPUPKI 1, sidang BPUPKI II, hingga pada tahap proklamasi kemerdekaan.
Sidang PPKI kemudian dilaksanakan untuk membentuk alat-alat kelengkapan
negara sejak saat itu pun memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
masyarakat dan negara hingga saat ini.
26
KEPUSTAKAAN
http://punyalurjaf.blogspot.com/2014/02/makalah-pancasila-dalam-konteks-
sejarah.html (diakses pada tanggal 11 September 2019)
http://www.blogbarabai.com/2014/10/makalah-pancasila-dalam-konteks-
sejarah.html (diakses pada tanggal 11 September 2019)
https://www.coursehero.com/file/18860556/MAKALAH-PANCASILA-
DALAM-KONTEKS-SEJARAH-PERJUANGAN-BANGSA-INDONESIA/
(diakses pada tanggal 11 September 2019)
http://ekaidrisup.blogspot.co.id/2017/10/hakikat-dan-fungsi-pancasila.html
(diakses pada tanggal 13 September 2019)
http://www.artikelsiana.com/2015/03fungsi-peranan-pancasila-fungsi.html
(diakses pda tanggl 13 September 2019)
27