Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal tersebut
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kerentanan fisik individu sendiri, keadaan lingkungan
dan kebiasaan individu mengkonsumsi makanan, dan akhirnya bibit penyakit. Apabila
ketiga faktor tersebut terjadi ketidakseimbangan, maka individu berada dalam keadaan
yang disebut sakit.

Salah satu penyakit yang termasuk masalah kesehatan masyarakat adalah kanker
sistem urogenitalia. Hal ini dibuktikan pada negara berkembang, banyak terjadi penyakit
tumor yang diderita pada kalangan masyarakat. Baik itu yang terjadi pada sistem
urohgenitalia, terutama di negara Asia, Afrika dan Amerika menunjukkan bahwa kanker
pada saluran urogenitalia merupakan penyebab utama dan terutama pada dewasa laki-laki
dan perempuan (Ilmu Keperawatan, 2018.com)

buli-buli didefinisikan sebagai tempat tersering pada keterlibatan proses


neoplastik saluran kemih. Penyebab utama pada tumor buli-buli antara lain pajanan amin
aromatik dari industri (anilin, karet, huli), asap rokok, infeksi kronik oleh Schistosoma
haematobin dan proses peradangan kronis akibat batu yang dapat menyebabkan
carsinoma sel skuamosa. Gambaran klinis biasanya berupa hematuri tanpa rasa sakit dan
obstruksi. Secara klinis tumor buli-buli atau carsinoma buli-buli terbentuk menjadi 4 jenis
yaitu buli-buli dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (insitu), noduler (infiltratif)
atau campuran antara bentuk papiler dan infitratif, yang biasanya akan disertai dengan
hematuria. Hematuria adalah didapatkan sel-sel darah merah didalam urine. Secara visual
terdapatnya sel-sel darah merah didalam urine dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu
hematuria makroskopik dan mikroskopik yang berlangsung terus menerus dapat
mengancam jiwa karena dapat menimbulkan penyulit berupa terbentuknya gumpalan
darah yang dapat menyumbat aliran darah, eksanguinasi sehingga menimbulan syok
hipovolemik / anemi dan menimbulkan urosepsis. Tumor buli-buli paling sering
menyerang 3 kali lebih banyak pria dibandingkan pada wanita dan tumor-tumor multipel
juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat
diagnosa. Tumor buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan. Sebagian besar ± 90%
tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional.

Tumor ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya
terdiri atas sel transisional yaitu di plelum, ureter atau uretra posterior, sedangkan jenis
yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa (±10%) & adenokarsinoma (±2%).
Hubungan tersebut terjadi secara berkaitan yang berarti bertambahnya jumlah rokok yang
diisap akan meningkatkan resiko terjadinya kanker buli-buli 2-5 kali lebih besar
dibandingkan dengan bukan perokok. Pada perokok ditemukan adanya peningkatan
metabolit–metabolit triptopan yang berada dalam urinnya (air kemih) yang bersifat
karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Beberapa bahan kimia juga dilaporkan
bersifat karsinogenik pada terjadinya kanker buli-buli, seperti b-naftylamine yang sering
digunakan dalam industri cat dan karet, fenacetin, cyclophosphamine, cafein, dan
pemanis buatan. Penelitian terbaru juga menyebutkan pada orang yang sering memakai
cat rambut permanen resikonya jadi meningkat. Selain itu iritasi jangka panjang pada
selaput lendir kandung kencing seperti yang terjadi pada infeksi kronis (infeksi yang
berlangsung lama), pemakaian kateter yang menetap dan adanya batu pada buli-buli, juga
diduga sebagai faktor penyebab. (Smeltzer, Suzanne 2018 vol. 2).

Tumor buli-buli mempunyai gambaran penting yaitu seseorang pasien datang


dengan mengeluh hematuria yang bersifat tanpa disertai rasa nyeri, kambuhan, dan terjadi
pada seluruh proses miksi (hematuria total). Meskipun seringkali karsinoma buli-buli
tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah
mengadakan infiltrasi luas tidak jarang menunjukkan gejala iritasi buli-buli. Hematuria
dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang meminta pertolongan
karena tidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala
obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai. Edema tungkai ini disebabkan
karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang
membesar di daerah pelvis.

Hasil survey di Indonesia menunjukkan bahwa angka kematian karena tumor


untuk seluruh golongan jenis kelamin adalah sekitar antara 120-160 per 1000 penduduk
dan dewasa pria menderita 3 : 1 daripada wanita setiap tahunnya sekitar 45% dari semua
kesakitan tumor buli-buli 25 dari semua kematian pada semua jenis kelamin. Dari
berbagai jenis kanker saluran kemih, kanker buli-buli/kandung kemih merupakan yang
sering ditemui.

Tumor buli-buli merupakan penyakit yang disebabkan karena bahan-bahan


karsinogen seperti bahan pewarna karet, kulit dan faktor lainnya juga bisa karena infeksi
bakteri kambuhan. Kekambuhan pada tumor buli-buli merupakan masalah yang serius,
25% hingga 40% tumor superfisial akan kambuh kembali sesudah dilakukan fulgerasi
atau reseksi transuretra, sehingga klien tumor buli-buli yang dirawat inap harus dilakukan
tindakan pemeriksaan laboratorium urin, pemeriksaan sel-sel uretolium, mendeteksi
adanya kelainan karsinoma sel-sel urotelium. Dari latar belakang tersebut diatas,
mendorong untuk memilih kasus seminar keperawatan dengan judul : ”Asuhan
Keperawatan Pada Tn. A dengan Buli-buli di ruang lontara 2
urologi rsup. dr wahidin sudirohusodo Makassar.
B. Tujuan umum

Mampu memberikan Asuhan keperawatan pada pasien tumor Buli-buli dengan


menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan komprehensif.

Tujuan khusus

 Mampu melakukan pengkajian selama memberikan Asuhan Keperawatan


 Mampu merumuskan diagnosa keperawatan selama memberikan Asuhan
Keperawatan
 Mampu merumuskan rencana tindakan selama memberikan Asuhan Keperawatan
 Mampu memberikan intervensi keperawatan yang dialami oleh klien
 Mampu melakukan evaluasi keperawatan yang dialami oleh klien

Anda mungkin juga menyukai