Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

“ PELAYANAN KESEHATAN JIWA TKI ”

DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4
1. Anindia Putri Yudha Yanti
( 201701005 )
2. Bintoro Kridyanto
( 201701010 )
3. Daila Rahayu Man Dewi
( 201701011 )
4. Erisa Bekti Pratiwi
( 201701016 )
5. Galih Ekky Sapta Pertiwi
( 201701021)
6. Herlin Yuli Astuti
( 201701022 )
7. Ila izzatil Karimah
( 201701025 )
8. Sri Dewi Rahayu
( 201701032 )
9. Tria Nurfitasari
( 201701034 )

1
PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Kesehatan Jiwa Masyarakat yang berjudul “Pelayanan Jiwa TKI” dengan
baik. Shalawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau, serta orang-orang mukmin yang
tetap istiqamah di jalan-Nya.
Makalah ini kami rancang untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Kesehatan Jiwa Masyarakat, yang akan membahas tentang bagaimana pelayanan
kesehatan jiwa TKI, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber.
Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini
tidaklah sempurna. Kami mengharapkan adanya sumbangan pikiran serta
masukan yang sifatnya membangun dari pembaca, sehingga dalam penyusunan
makalah yang akan datang menjadi lebih baik.
Terima kasih

Ponorogo, 1 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1..........................................................................................................Latar
Belakang...............................................................................................1
1.2..........................................................................................................Rumus
an Masalah............................................................................................ 2
1.3..........................................................................................................Tujuan
Penulisan............................................................................................... 3

BAB II ISI
2.1 Definisi Pelayanan Kesehatan TKI....................................................... 4
2.2..........................................................................................................Alasan
Pelayanan Kesehatan Jiwa TKI............................................................. 4
2.3..........................................................................................................Jenis
Pelayanan Kesehatan Jiwa TKI............................................................. 5
2.4..........................................................................................................Dampa
k Dari Kesehatan Jiwa TKI................................................................... 5
2.5..........................................................................................................Terapi
Pada TKI dan Keluarga......................................................................... 7
2.6..........................................................................................................Penceg
ahan Permasalahan Jiwa TKI................................................................ 10
2.7..........................................................................................................Opini
Permasalahan........................................................................................ 11

BAB III PENUTUP

3
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12
3.2 Saran..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hasil estimasi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016 sebesar
258.704.986jiwa, yang terdiri atas 129.988.690 jiwa penduduk laki-laki dan
128.716.296 jiwa penduduk perempuan [ CITATION Kem172 \l 1033 ].
Pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia masih menyelesaikan masalah di
hilir dan bersifat pasif.Fokus pelayanan pun masih di institusi atau rumah
sakit jiwa. Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi orang
dengan gangguan jiwa berat adalah 1,7% (>400 ribu jiwa). Sedangkan orang
dengan gangguan mental emosional (gejala depresi dan ansietas) pada
penduduk umur ≥15 tahun sebesar 6,0% (>14 juta jiwa). Dan orang dengan
gangguan jiwa (ODGJ) yang pernah dipasung proporsinya sebesar 14,3%
atau sekitar 57 ribu kasus. Angka pemasungan di perkotaan 10,7%, dan
angka pemasungan di pedesaan jumlahnya cukup tinggi yaitu 18,2%
[ CITATION Kem13 \t \l 1033 ].
Di Indonesia hingga saat ini peraturan perundang-undangan
yangmengatur tentang kesehatan jiwa hanya diatur dalam Pasal 144
sampaidengan Pasal 151 Bab IX Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009tentang Kesehatan. Kesehatan jiwa masih dianggap tidak lebih
pentingdibandingkan dengan kondisi kesehatan fisik. Padahal, kesehatan
jiwaadalah bagian yang paling banyak terintegrasi dalam semua
aspekkehidupan, seperti di bidang pendidikan, hukum, perlindungan
anakdan perempuan, kesehatan, sosial, budaya, bahkan politik
dankeamanan[ CITATION NAK12 \l 1033 ].
Pada kenyataannya, jumlah rumah sakit tidak sebanding dengan pasien
yang membutuhkan layanan kesehatan jiwa.Jumlah rumah sakit yang
menangani pasien gangguan jiwa pun terbatas. Data profil Kesehatan
Indonesia tahun 2011 mencatat hanya tersedia 6.243 tempat tidur dari 51
rumah sakit jiwa di seluruh Indonesia. Jumlah rumah sakit jiwa pun tidak
tersebar rata di semua provinsi, sehingga menyebabkan masyarakat

1
kesulitan akses mencapai layanan kesehatan jiwa[ CITATION And13 \l
1033 ].
Penyebab depresi dan cemas yang dialami masyarakatsangat kompleks,
mulai dari persoalan sosial ekonomi hingga kebijakanpemerintah yang
menekan rakyat. Tekanan yang ada dalam masyarkatitu di antaranya berupa
sulitnya mencari penghasilan memadai, kehidupan kota yang kian sumpek
akibat terbatasnya ruang publik, perubahan drastis nilai-nilai kehidupan di
pedesaan, atau masuknya nilai-nilai baru yang mempengaruhi keluarga.
Sikap ketakutan yang ditunjukkan oleh TKI setelah mengalami abuse
juga menjadi faktor pemicu mengapa kejadian seperti ini terus berulang.
Ketakutan menyampaikan keluhan karena takut diberhentikan, ditangkap
atau dideportasi menjadi penyebab kejadian ini kurang terdokumentasi
dengan baik dan menyebabkan sulit untuk ditindaklanjuti[ CITATION
Dar16 \l 1033 ].
Setiap orang berhak untuk dilindungi dalam pekerjaannya dari
perlakuan yang buruk, yaitu yang bersifat fisik juga psikis.Perlakuan fisik di
antaranya sistem kerja yang tidak memperhatikan kesehatan, peralatan kerja
yang tidak ergonomis,dan peraturan yang tidak manusiawi. Perlakuan psikis
terkait dengan hubungan antar manusia, misalnya kepemimpinan, hubungan
dengan rekan kerja lain. Salah satu contoh lingkungan kerja yang menekan
adalah kondisi pekerjaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengalami
perlakuan buruk dari majikannya.Meskipun Kementerian Kesehatan belum
memiliki data yang jelas mengenai jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang
mengalami gangguan jiwa, beberapa pemberitaan media cukup dapat
menggambarkan kondisi mereka.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi dari pelayanan kesehatan jiwa TKI ?
b. Apa etiologi/alasan pelayann kesehatan jiwa TKI ?
c. Apa saja jenis/klasifikasi dari pelayanan kesehatan jiwa TKI ?
d. Apa saja dampak dari permasalahan kesehatan jiwa TKI ?
e. Apa saja terapi pada TKI dan keluarga untuk permasalah jiwa TKI
?
f. Bagaimana pencegahan permasalahan jiwa TKI ?
g. Bagaimana analisa kasus dari yang sudah diberikan ?

2
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang apa definisi dari pelayanan jiwa TKI.
b. Untuk mengetahui alasan dari pelayanan kesehatan jiwa TKI.
c. Untuk mengetahui jenis dari pelayanan kesehatan jiwa TKI.
d. Untuk mengetahui apa dampak dari pelayanan kesehatan jiwa TKI.
e. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan kepada keluarga.
f. Untuk mengetahui pencegahan permaalahan jiwa TKI
g. Untuk mengetahui analisa kasus.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pelayanan Kesehatan TKI


Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi akibat interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh
perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan
persoalan konsumen.
Menurut UU RINomor 14 Tahun 2014, Kesehatan Jiwa adalah kondisi
dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,
dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat

3
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi.
Menurut Pasal 1 Bagian 1 UU RI Nomor 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri, TKI
adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja
di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
menerima upah.
Pengertian TKI secara umum adalah setiap warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari definisi pelayanan
kesehatan jiwa TKI adalah suatu aktivitas yang memberikan pelayanan
kesehatan pada warga negara Indonesia yang bekerja sebagai TKI dan
pelayanan tersebut berupa pelayanan mental, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut mampu menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif dan lain sebagainya.

2.2 Etiologi Pelayanan Kesehatan Jiwa TKI


Setiap kelompok risiko memiliki faktor risiko yang perlu dihindari
untuk mendapatkan kualitas kesehatan jiwa yang optimal. Hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan jiwa pada calon TKI yang
akan berangkat keluar negeri maupun TKI yang berada diluar negeri dan
menanganimasalah kejiwaan yang terjadi pada TKI yang mengalami
kekerasan atau tindakan asusila oleh majikan atau atasannya.
Oleh karena itu perlu diidentifikasikan kelompok yang berisiko
terhadap gangguan jiwa sebagai langkah awal pencegahan terjadinya
gangguan jiwa.

2.3 Jenis Pelayanan Kesehatan Jiwa TKI


Jenis pelayanan kesehatan jiwa meliputi pelayanan non-medik dan
pelayanan medik. Termasuk pelayanan non-medik adalah:
a. Penyuluhan
b. Pelatihan
c. Deteksi dini

4
d. Konseling
e. Terapi okupasi
Sedangkan yang termasuk pelayanan medik adalah:
a. Penyuluhan
b. Penilaian psikiatrik
c. Deteksi dini
d. Pengobatan dan tindakan medik-psikiatrik
e. Konseling
f. Psikoterapi
g. Rawat inap

2.4 Dampak Dari Kesehatan Jiwa TKI


1. Dampak terhadap Kesehatan Fisik
Permasalahan Fisik yang dimaksud disini adalah permasalahan
yang dialami pada bagian tubuh (badan) seseorang.Kekerasan fisik
adalah perbuatan yangmengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka
berat.Jeniskekerasan ini paling mudah diidentifikasi
karenameninggalkan bekas seperti luka memar dan perdarahan.
Berkisar antara dijambak, ditendang, dilukai, disetrika,sampai
pemukulan berat yang membutuhkan perawatan dirumah sakit. Menurut
Heise (1999) dampak kekerasan fisikadalah gangguan terhadap
kesehatan fisik seperti: trauma/luka fisik, kehamilan yang tidak
diinginkan, penyakitmenular seksual, keguguran dini, sakit kepala,
masalahginekologis serta gangguan pencernaan.
2. Dampak terhadap Kesehatan Psikologis
Permasalahan psikis merupakan segala permasalahan yang dialami
TKI yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan.Berbagai keluhan
psikis banyak dialami oleh para pekerja migran, diantaranya adalah
kesulitan tidur, ketakutan dan kesedihan yang mendalam.
Kekerasan psikologis dapat mengakibatkanketakutan, hilangnya
rasa percaya diri, hilangnyakemampuan untuk bertindak dan rasa tidak
berdaya dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang.
Dalamkonteks beban kerja yang berat dan jam kerja yang panjangpara
majikan sering meningkatkan stress dan tekanan yangdirasakan oleh
pekerja dengan seringnya berteriak danmemaki.
3. Dampak Kesehatan dari Aspek Sosial

5
Semua informan TKI ilegal menyatakan traumadan tidak ingin
kembali bekerja keluar negeri.Penelitimelihat kecenderungan sikap
menarik diri dari lingkungansosial dan berbicara seperlunya pada
informan TKI2 yangmerupakan TKI ilegal.Krech dalam Suminar
(2004)menyebutkan bahwa harga diri merupakan penilaianseseorang
terhadap dirinya sendiri apakah seseorangmampu, berarti dan berhasil
yang diekspresikan melalui sikap-sikapnya.
Lebih lanjut menurut Coopersmith dalamSuminar (2004), orang
yang memiliki harga diri rendahcenderung merasa takut untuk
melakukan hubungan social dengan orang lain, sehingga menyebabkan
individumenarik diri dari lingkungannya. Hal yang sama
jugaditekankan oleh WHO dengan menyatakan ciri jiwa yangsehat
adalah seseorang akan merasa nyaman berhubungandengan orang lain.

4. Dampak kesehatan dari Aspek Ekonomi


Kekerasan ekonomi adalah segala upayaeksploitasi seseorang
untuk menghasilkan uang bagi yangmengeksploitasi atau upaya
pembatasan kegiatan untukmembuat ketergantungan finansial seseorang
pada oranglain sehingga menimbulkan perasaan tidak berdaya
padadirinya.Informan mengungkapkan perasaan kecewa danpenyesalan
yang disebabkan oleh kerugian-kerugianekonomi yang mereka alami
berkaitan dengan masalahpenipuan yang dialami pada saat pra
pemberangkatan sertamasalah gaji/upah.
Kekecewaan ini disebabkan karenaalasan terpenting bagi semua
informan saat memutuskanuntuk menjadi TKI adalah karena ingin
mendapatkanpenghasilan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan
penghasilan didalam negeri [ CITATION Agu08 \l 1033 ].

2.5 Terapi Pada TKI dan Keluarga


A. Stress tidak dapat dicegah akan tetapi dapat dikendalikan, berikut ini
terdapat langkah-langkah pengendalian stres:

6
1. Merencanakan masa depan dengan lebih baik: Belajar hidup tertib
dan teratur dan menggunakan waktu sebaik-baiknya.
2. Menghindari membuat beberapa perubahan besar dalam saat
yangbersamaan: Misalnya pindah rumah, pindah pekerjaan dan
sebagainya.
3. Memberi waktu untuk menyesuaikan diri terhadap setiap
perubahan yangbaru sebelum melangkah lebih lanjut.
4. Menerima diri sendiri sebagaimana adanya.
5. Menerima lingkungan sebagaimana adanya.
6. Berbuat sesuai kemampuan dan minat.
7. Membuat keputusan yang bijaksana.
8. Berpikir positif.
9. Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang lain yang
dapatdipercaya.
10. Memelihara kesehatan diri sendiri.
11. Membina persahabatan dengan orang lain.
12. Meluangkan waktu untuk diri sendiri: Jika merasa tegang dan letih
perluistirahat atau rekreasi. Melakukan relaksasi: Melalukan
releksasi selama 10-15 menit setiap hari untuk mengendorkan
ketegangan otot yang diakibatkanoleh stress [ CITATION FAT09 \l
1033 ].

B. Komuniksi Terapeutik
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku
dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan
dunia sekitarnya. Menurut Potter dan Perry (1993) dalam Purba (2003),
komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal
dan publik.Komunikasi yang terjadi antara orang tersebut dengan
dirinya sendiri.

Komunikasi intrapersonal memiliki unsur sebagai berikut:


• Sensasi

7
Definisi sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari
lingkungan sangat penting.Kita mengelompokannya pada tiga
macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi.Sumber
informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam
diri (internal).Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor
(misalnya, telinga atau mata).Informasi dari dalam diindera oleh
interoseptor (misalnya, system peredaran darah).Gerakan tubuh kita
sendiri diindera oleh propriseptor (misalnya, organ vestibular).
• Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubunganyang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
inderawi (sensory stimuli).Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan
oleh faktor personal dan faktor situasional.Faktor lainnya yang
memengaruhi persepsi, yakni perhatian.

• Perhatian(Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli
menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya
melemah.
• Memori
Memori memegang peranan penting dalam memengaruhi baik
persepsi maupun berpikir.Memori adalah sistem yang sangat
berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta
tentang dunia dan menggunakan pengetahuan untuk membimbing
perilakunya. Memori melewati tiga proses yaitu:
1) Perekaman
2) Pencatatan
3) Pemanggilan

8
Komunikasi Interpersonal, yang terjadi antara seseorang dengan
orang lain. Disini yang terjadi adalah komunikasi yang terjalin antara
perawat degan klien. Unsur-unsur komunikasi interpersonal adalah :
• Hubungan saling percaya
• Sikap saling terbuka
• Sikap saling menghargai
• Sikap saling menghormati
• Dapat memberikan dukungan

Komunikasi Publik adalah milik umum,setiap orang mengetahui


pesan-pesan komunikasi karena komunikasi berjalan cepat maka pesan
yang akan disampaikan kepada khalayak akan silih berganti tanpa
mengenaln waktu. Dalam hal ini, komunikasi publik berjalan antara
perawat, pasien dengan para tenaga medis yang lain,yang berhubungan
dengan proses penyembuhan pasien.

Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi


(1984), dan Tappen (1995) dalam Purba (2003) ada tiga jenis
komunikasi yaitu verbal, tertulis dan non-verbal yang dimanifestasikan
secara terapeutik.
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal
terutama pembicaraan dengan tatap muka.Komunikasi verbal biasanya
lebih akurat dan tepat waktu.Kata-kata adalah alat atau simbol yang
dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan
respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan
ingatan.Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan
menguji minat seseorang.Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap
muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara
langsung.

2.6 Pencegahan Permasalahan Jiwa TKI

9
Ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan
kejiwaan bagi kelompok berisiko ini, antara lain[ CITATION Placeholder1 \t
\l 1033 ]:
a. Meningkatkan pengetahuan, informasi dan pendidikan
Pengetahuan, informasi dan pendidikan merupakan modal bagi
seseorang untuk melakukan penolakan, pengolahan, dan pencarian
alternatif solusi dalam menghadapi faktor risiko yang
dihadapinya.Untuk melindungi diri, maka seseorang membutuhkan
faktor pelindung, seperti kemampuan intelektual yang baik,
kemampuan memecahkan masalah, dan keterlibatan dalam aktivitas
yang produktif.
b. Meningkatkan akses terhadap informasi, layanan pencegahan, dan
layanan kesehatan jiwa lanjutan.
Keterlibatan seluruh pihak dibutuhkan untuk melakukan promosi
kesehatan.Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat harus ikut
serta dan berperan aktif dalam promosi dan akses pelayanan sosial
dalam pelayanan kesehatan jiwa sehingga dapat menekan angka
prevalensi gangguan jiwa.Peningkatan jumlah Sumber Daya Manusia
Kesehatan Jiwa juga mutlak dilakukan dengan pemberdayaan putra
daerah dan penyebaran tenaga kesehatan jiwa dengan insentif yang
tinggi.Pada daerah-daerah terpencil, juga perlu didukung sarana dan
prasarana umum untuk menjembatani kehadiran layanan kesehatan jiwa
di tengah masyarakat.
c. Mengondisikan lingkungan
Mengondisikan lingkungan di sekitar indvidu berisiko gangguan jiwa
perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang
kemungkinanmenjadi pemicu munculnya tekanan. Pengondisian ini
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek fisik dan psikologis yang
akan memengaruhi individu. Dalam dunia kerja, psikologi industri
berperan untuk mengembangkan suasana kerja dan sarana yang
ergonomis sehingga tidak memberikan beban kepada pekerja.

2.8 Opini Permasalahan atau analisa kasus


Kasus 4 :

10
Ny. Krek usia 34 tahun sudah bekerja sejak 4 tahun yang lalu di Korea. 2 hari
yang lalu ia mendapatkan kabar bahwa suaminya meninggal karena bunuh
diri. Ny. Krek merasa sangat sedih, kehilangan semangat hidup dan depresi. Ia
selalu menangis dan tidak mau diajak berkomunikasi.

Opini permasalahan :
a. Alasan diberikan Pelayanan Kesehatan Jiwa
Ny. Krek berusia 30 tahun mengalami depresi dan kehilangan semangat
hidup semenjak mendapatkan kabar bahwa suaminya meninggal karena
bunuh diri.
b. Dampak
Ny. Krek merasa sangat sedih, selalu menangis, dan tidak mau diajak
berkomunikasi. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya rasa percaya
diri, hilangnyakemampuan untuk bertindak, dan rasa tidak berdaya
dan/atau penderitaan psikis berat. Individu pun akhirnya menarik diri
dari lingkungannya.
c. Jenis/Klasifikasi Pelayanan Kesehatan
Dari hasil analisa, Ny. Krek membutuhkan tindakan konseling
(psikiatrik) untuk mengembalikan semangat hidup dan meluapkan
perasaan yang sedang dialaminya. Selain itu, kita harus mengembalikan
rasa percaya dirinya untuk mampu berkomunikasi dengan sekitar.
Tindakan ini akan membutuhkan waktu apabila klien tidak mampu
bekerjasama dengan baik.
d. Terapi
Terapi yang dapat dilakukan yaitu dengan komunikasi terapeutik, agar
kita mampu menggali lebih dalam pengalaman kesedihan klien dan
dapat memberikan solusi yang tepat untuk klien.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pengertian dari definisi pelayan kesehatan
jiwa TKI adalah suatu aktivitas yang memberikan pelayanan kesehatan pada
warga negara Indonesia yang bekerja sebagai TKI dan pelayanan
tersebutberupa pelayanan mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut mampu menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif dan lain sebagainya.
Permasalahan fisik atau trauma pada fisik dan permasalahan psikis
mempunyai korelasi dengan kecenderungan individu mengalami
permasalahan jiwa.Permasalahan ini bisa menjadi salah satu faktor
predisposisi ataupun presipitasi terjadinya masalah jiwa.

12
3.2 Saran
Pelindungan terhadap risiko gangguan kejiwaan perlu dilakukan di
berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya di dunia pendidikan,
pekerjaan, maupun keluarga.Secara kongkret perlu dibuat panduan
pembuatan undang-undang yang berperspektif kesehatan jiwa agar setiap
peraturan mampu melindungi kesehatan jiwa masyarakat Indonesia.
Bagi institusi pelayanan baik itu di tingkat Puskesmas maupun Rumah
Sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat yang dapat
menjangkau kelompok beresiko seperti TKI termasuk didalamnya
menyusun standar operasional prosedur dalam pemberian asuhan
keperawatan psikososial pada TKI.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, H. (2008). DAMPAK KESEHATAN AKIBAT KEKERASAN. Jurnal


Kesehatan Masyarakat , 169-174.

Andina, E. (2013). PELINDUNGAN BAGI KELOMPOK BERISIKO


GANGGUAN JIWA. Aspirasi Vol. 4No. 2, Desember , 143-154.
Andina, E. (2013). Perlindungan Bagi Kelompok Berisiko Gangguan Jiwa.
Aspirasi Vol. 4 No. 2, Desember 2013 , 143-154.
Darthayasa, I. N., Winarni, I., & Lestari, R. (2016). Pengalaman Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang Mengalami Abuse. Jurnal Ilmu Keperawatan –
Volume 4, No. 2 November 2016 , 145-160.
Fatayati, I. S. (2009). KESEHATAN JIWA DI TENGAH MASYARAKAT.

13
Kemenkes. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes. (2013). Riskesdas 2013. Jakarta: Badan Litbangkes Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/Menkes/126/2017 Tentang Komite Perlindungan
Kesehatan Tenaga Kerja Indonesia.
NA KESWA 15 Oktober 2012/PUU.KESRA. (2012). Jakarta.
Tjitrawati, A. T. (2017). Perlindungan Hak dan Pemenuhan Akses Atas Kesehatan
Bagi Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia. MIMBAR HUKUM Volume 29,
Nomor 1, Februari 2017, Halaman 54-68 , 54068.
Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945.

14

Anda mungkin juga menyukai