1HK09010 PDF
1HK09010 PDF
PENDAHULUAN
dikenal sama sekali, baik dalam Hukum Adat maupun dalam KUH
dibebankan kepada Hak Milik, Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan
hak jaminan atas tanah dalam Hukum Tanah Nasional yang tertulis.
1
2
Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas tanah
Negara yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut
Salah satu ciri Hak Tanggungan sebagai lembaga hak jaminan atas tanah
eksekusinya.
eksekusi atas dasar titel eksekutorial yang ada dalam Sertifikat Hak
1
Satrio J., 2007, Hukum Jaminan Hak-Hak Jaminan Kebendaan, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm.16.
3
tunduk dan patuh pada Hukum Acara Perdata sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 224 H.I.R. dan Pasal 258 R.Bg., sedangkan eksekusi secara di
parate executie.
parate executie secara etimologis berasal dari kata “paraat” yang artinya
kekuasaan sendiri” atau parate executie diberikan arti bahwa kalau debitur
2
Poesoko Herowati, 2007, Parate Executie Obyek Hak Tanggungan (Inkonsistensi, Konflik Norma
dan Kesesatan Penalaran Dalam UUHT), LaksBang PRESSindo, Yogyakarta, hlm.5.
3
Ibid, hlm.241.
4
harus minta fiat dari ketua pengadilan, tanpa harus mengikuti aturan main
dalam Hukum Acara Perdata, tidak perlu ada sita lebih dahulu, tidak perlu
melibatkan juru sita dan karenanya prosedurnya lebih mudah dan biayanya
pengadilan.
224 H.I.R., sehingga pelelangan tersebut adalah tidak sah. Jadi menurut
4
Satrio J., 2004, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan,Hak Tanggungan Buku II, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, hlm.65
5
pun dalam kenyatannya tidak selalu mudah untuk ditempuh, karena dalam
yang dalam hal ini KPKNL untuk menerima permohonan lelang parate
5
Poesoko Herowati, 2007, Parate executie Obyek hak Tanggungan (Inkonsistensi, Konflik Norma
dan Kesesatan Penalaran dalam UUHT), LaksBang PRESSindo, Yogyakarta, hlm.6.
6
Jika parate executie masih harus melalui fiat dari ketua pengadilan,
maka dimana lagi letak paraat-nya (siap di tangan) sebagai hak untuk
tanpa melibatkan pengadilan? Jika dalam parate executie masih harus ada
penjualan tersebut tidak lagi ada bedanya dengan eksekusi atas dasar titel
angka 9 UUHT dan Penjelasan Pasal 14 ayat (2) dan (3) UUHT yang
Pasal 224 H.I.R. dan Pasal 258 R.Bg. Untuk lebih jelasnya perlu mengkaji
“Salah satu ciri Hak Tanggungan yang kuat adalah mudah dan
pasti dalam pelaksanaan eksekusinya, jika debitor cidera janji.
Walaupun secara umum ketentuan tentang eksekusi telah diatur
dalam Hukum Acara Perdata yang berlaku, dipandang perlu untuk
memasukkan secara khusus ketentuan tentang eksekusi Hak
Tanggungan dalam Undang-Undang ini, yaitu yang mengatur
lembaga parate executie sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224
Reglemen Indonesia yang Diperbarui (Het Herziene Indonesisch
Reglement) dan Pasal 258 Reglemen Acara Hukum Untuk Daerah
Luar Jawa dan Madura (Reglement tot Regeling van het
Rechtswezen in de Gewesten Buiten Java en Madura).”
Lebih lanjut bilamana dihubungkan dengan Penjelasan Pasal 14
berikut:
Perdata.
Pasal 224 H.I.R. dan Pasal 258 R.Bg. adalah ketentuan eksekusi
murah, tanpa mengikuti aturan dalam Hukum Acara Perdata dan tanpa
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
parate executie.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Keaslian Penelitian
ini bukan merupakan plagiasi maupun duplikasi dari karya ilmiah lain.
10
Apabila ternyata dikemudian hari terdapat karya ilmiah lain yang serupa
F. Batasan Konsep
Pokok Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut bendabenda lain yang
UUHT)
6
Satrio J., 2007, Hukum Jaminan Hak-Hak Jaminan Kebendaan, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm.329.
11
UUHT)
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
12
yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
2) KUH Perdata
Jaminan Fidusia.
(internet).
3. Metode Analisis
13
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang
berupa :
tersebut.
sekunder.
hukum yang terdapat dalam bahan hukum primer dan bahan hukum
yang terdapat dalam bahan hukum sekunder. Dari analisis data maka
4. Nara Sumber
dengan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dan dengan
Penulisan Hukum ini disusun secara sistematis dalam bab per bab
berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
pembahasan masalah dan teori yang melandasi analisa atas data yang
Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran atas permasalahan
yang diteliti.