I. SPESIFIKASI UMUM
I.1. LINGKUP PEKERJAAN Yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Pembangunan Gedung
Pelayanan Publik Terpadu Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan.
I.3. PERATURAN TEKNIS I.3.1. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
BANGUNAN YANG DIGUNAKAN I.3.2. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5)
I.3.3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2002
I.3.4. Peraturan Umum Instalsi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987
I.3.5. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga
Kerja
I.3.6. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 Tahun 1972
I.3.7. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-
2407-1997
I.3.8. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI
03-2410-1991
I.3.9. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1984
I.3.10. Peraturan & Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
II. SPESIFIKASI TEKNIS
II.1. PEKERJAAN PERSIAPAN II.1.1. Pembersihan Awal
Sebelum pekerjaan dilaksanakan perlu dilakukan pembersihan
lapangan dengan memindahkan barang-barang yang dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan dengan seijin dan
persetujuan pihak pengguna gedung, sekaligus pembersihan
bekas bongkaran pada pekerjaan pembongkaran.
b. Agregat
1) Batu pecah, dipakai batu pecah mesin ukuran 1/1 s/d 2/3 cm
jenis yang keras, tajam, bersih dari segala kotoran yang
dapat mengurangi daya rekatnya.
2) Pasir cor, dipakai pasir butiran kasar / tajam warna hitam
(pasir Jawa), bebas dari segala kotoran yang dapat
mengurangi daya rekatnya.
c. Baja Tulangan
Semua baja tulangan dipakai baja dengan tegangan leleh
karakteristik 2400 kg/cm2 (besi polos / U24) atau 3900 kg/cm2
(besi ulir/U39) atau yang umum dijual di pasaran, ukuran dan
jumlah sesuai tertera dalam gambar. Bahan-bahan tersebut
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan SNI
2002 / PBI 1971.
d. Air
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas
dari bahan-bahan atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen.
e. Bekisting
Bekisting harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga
beton dapat dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak
terjadi perubahan bentuk acuan selama pengecoran
dilaksanakan maupun selama proses pengerasan beton.
Bekisting untuk struktur bangunan memakai papan kayu
meranti 2/20 atau mutiplek dan diberi lapisan plastik bila perlu.
Bekisting dari papan kayu meranti tersebut harus diperkuat
dengan rangka kayu meranti ukuran 5/7, 6/9, 6/12 dan
sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang
sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Direksi
Proyek
3. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton yang didatangkan harus
baru, tidak bekas, bebas karat dan disimpan/diletakkan
di tempat yang bersih, tidak basah dan terhindar dari
segala kondisi yang dapat menyebabkan karat
b. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam berat :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm :-5%
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 4 %
c. Toleransi ukuran baja tulangan beton dalam diameter
(Dihitung dari diameter terkecil) :
- Diameter lebih kecil dari 16 mm : - 0.4 mm
- Diameter sama/lebih besar dari 16 mm : - 0.5 mm
d. Mutu baja tulangan beton yang didatangkan harus
benar, yang dinyatakan dengan surat/sertifikat
keterangan dari distributor/pabrik pembuatnya. Untuk
menjamin kualitas baja tulangan sesuai dengan
perencanaan, maka harus dilakukan pemeriksaan pada
laboratorium berupa kuat tarik yang disetujui Direksi
Proyek. Pengambilan contoh bahan pada semua jenis
diameter dan diambil secara random pada setiap
datangnya material di lokasi. Biaya test dibebankan
pada kontraktor.
e. Baja tulangan beton dibengkok/dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera
pada gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang merusak bahannya. Semua batang harus
dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari
besi beton hanya diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaan disetujui oleh Direksi proyek atau
Perencana.
f. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan
gambar rencana. Untuk menempatkan tulangan tepat
ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat dengan
kawat beton (bendrat) dengan bantalan balok beton
cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi / cakar ayam
perenggang. Dalam segala hal untuk besi beton yang
horisontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
g. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel
apabilla tidak ditentukan dalam gambar rencana,
minimal harus 1,5 kali ukuran terbesar dari agregat
kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya
alat penggetar beton.
h. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai
dengan gambar dan perhitungan. Apabila dipakai
dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka
yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini
kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Proyek.
i. Untuk Pekerjaan Baja dan Tulangan harus diadakan
Tes uji Tarik Pada Baja dan Tulangan yang akan
Digunakan. Tes Uji Tarik ini bisa dilakukan pada
Laboratorium yang menyediakan Tes Uji tarik Baja dan
Tulangan.
4. Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh
menyinggung dinding atau dasar cetakan, serta harus
mempunyai jarak tetap setiap bagian konstruksi sesuai yang
ditentukan di dalam gambar
7. Pengadukan
Bahan – bahan pengadukan beton harus dicampur dan
diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu bath mixer.
Direksi proyek berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata atau seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang
berlebih – lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang
tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang
disentralisir (batching mixing plant) harus diatur hingga
pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari
stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai
melebihi dari kapasistas yang telah ditentukan.
8. Cetakan (Bekisting)
a. Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran pada
gambar rencana.
b. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi proyek sebelum pembuatan
cetakan dimulai, tetapi persetujuan tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktor terhadap keserasian bentuk
maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan –
kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
c. Sewaktu – waktu Direksi Proyek dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi
apapun dan kontraktor harus segera mengambil bentuk
yang diafkir dan menggantinya atas bebannya sendiri.
d. Semua proses pemotongan dan pembuatan bentuk kayu
dikerjakan dengan menggunakan mesin kecuali untuk
detail tertentu atas persetujuan Direksi proyek. Proses
pengerjaan tidak diperkenankan dilakukan ditempat
pemasangan.
e. Bentuk, ukuran, profil. Pola, nad dan peil yang tercantum
dalam gambar kerja adalah hasil jadi/ selesai. Bila terjadi
penyimpangan tanpa persetujuan Direksi Proyek, Maka
kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali
tanpa mengurangi mutu yang disyaratkan. Biaya untuk
hal ini adalah tanggung jawab kontraktor, dan tidak dapat
diajukan sebagai pekerjaan tambah.
f. Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut,
plat penggantung, angker, dinabolt, fisher, sekrup paku
dan lem perekat harus rapi dan sempurna, tidak
diperkenankan mengotori bidang – bidang tampak.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak
diperkenankan dipasang dengan cara memaku, tetapi
harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi
Proyek. Lubang sekrup terlebih dahulu dibuat dengan
bor. Kepala sekrup harus tertanam, kemudian lubang
ditutup kembali dengan kayu sejenis yang dilem dengan
lem kayu sesuai persyaratan kemudian diratakan dengan
amplas halus sehingga permukaanya rata dan halus
serta tidak tampak bekas penutupan lubang. Hasil akhir
dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui
toleransi kerataan 0,5 cm setiap 2 m.
9. Pengecoran
a. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan
pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih
dari air tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban /air dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor terlebih
dahulu, dimana akan dicor beton baru, harus bersih dan
lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan ini harus dipakai perekat beton yang disetujui
oleh Direksi Proyek.
c. Semua kotoran, beton yang mengelupas atau bahan
asing yang menutupinya harus dibersihkan dan dibuang,
semua genangan air harus dibuang dari permukaan
beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap
penghentian pengecoran yang akan masih berlanjut,
terhadap sistim struktur/penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya bila Direksi Proyek atau
wakilnya yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf
ada ditempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.
f. Dalam semua hal, Beton yang akan dicor harus
diusahakan agar pengangkutan ketempat posisi terakhir
sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran
tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar
dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat
yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau
bertumpuk dengan baja – baja tulangan, tidak diijinkan.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari
2 meter, semua penuangan beton harus selalu lapis
perlapis horisontal dan tebalnya tidak lebih dari 50cm.
Direksi proyek mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm
tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan
deras atau selama sedemikian rupa sehingga
spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selain hujan, air
semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construction joint dan air semen atau spesi yang hanyut
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan
10. Pemadatan
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat
mungkin, sehingga bebas dari kantong – kantong kerikil,
dan menutup rapat – rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan.
b. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah, lamanya penggetaran
tidak boleh menyebabkan bahan beton terpisah dengan
yang airnya.
c. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar
yang beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000
putaran permenit ketika dibenamkan dalam beton.
II.4. PEKERJAAN PASANGAN DAN II.4.1. Pasangan Batu Kali Belah dan Batu Bata
PLESTERAN a. Untuk pasangan pondasi batu kali belah pemasangan harus
bersilang di atas adukan 1Pc : 4Ps yang cukup di antara sela-
selanya untuk mencapai kekuatan dan kesatuan.
b. Untuk pasangan batu bata dipakai batu bata ukuran yang
berlaku di pasaran ex. Lokal pembakaran yang matang dan
berwarna seragam, untuk pondasi dipakai batu kali ukuran sisi
maksimum 10-20 cm.
c. Pasangan batu bata dipergunakan perekat 1Pc : 5Ps, kecuali
untuk pasangan bata rolaq menggunakan campuran perekat
1Pc : 4Ps, batu bata harus direndam air hingga kenyang
sebelum dipasang, sebanyak mungkin digunakan yang masih
utuh, pemasangan selalu memakai pedoman tegak dan datar
sedemikian rupa hingga selalu didapat pasangan yang rata,
lurus, tegak, tebal nat maksimal 2 cm, dikeruk sedalam 1 cm
untuk memudahkan pelaksanaan plesteran.
d. Persyaratan pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor
diwajibkan memeriksa dengan seksama gambar kerja
dan melihat keadaan di lokasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
2. Semua pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan
standard spesifikasi dari bahan / material yang
digunakan.
3. Kontraktor harus memperhatikan detail, bentuk profil
sambungan dan atau hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam gambar kerja.
4. Pemasangan batu bata
- Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi,
sama tebal, lurus tegak dan pola ikatan harus terjaga
baik diseluruh pekerjaan. Pengukuran dilakukan
dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
- Pertemuan sudut antara 2 dinding harus siku, kecuali
apabila pertemuan tersebut memang tidak siku
seperti tercantum dalam gambar kerja.
- Untuk permukaan yang datar, batas teloransi
pelengkungan atau pencembungan bidang tidak
boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m orizont
dan orizontal. Jika melebihi, kontraktor harus
membongkar atau memperbaiki, biaya untuk
pekerjaan ini ditanggung kontraktor dan tidak dapat
diajukan sebagai pekerjaan tambahan.
- Untuk setiap pertemuan dinding pasangan ½ bata
maupun 1 bata dan atau permukaan dinding seluas 9
m2 dan atau seperti tercantum dalam gambar harus
dipasang kolom praktis dan atau balok penguat beton
dengan ukuran 12/15, jumlah tulangan 4 Ø 12 mm
dan begel Ø 8 – 200 mm atau seperti pada gambar.
Demikian pula untuk setiap lubang (kusen pintu /
jendela) atau lubang lainnya selebar > 90 cm harus
dipasang balok penguat beton terlepas apakah hal
tersebut tergambar atau tidak di dalam gambar.
Untuk dinding dengan panjang maksimal 400 cm
harus diberi kolom praktis dan untuk dinding setinggi
maksimal 400 cm harus diberi ring balok sebagai
pengikat.
- Ukuran batu bata digunakan adalah 22 x 11 x 6 cm
dengan toleransi 0,5 cm
- Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga
ketebalan adukan perekat / spesi antar bata harus
sama setebal 2,50 – 3,00 cm.
Siar – siar ini harus dikerok dengan kedalaman 1 cm
dengan rapi kemudian disiram air dan siap menerima
plesteran. Semua kolom, kolom praktis, balok
pengikat beton, maupun beton lainnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang
angker Ø 6 mm setiap jarak 75 cm. panjang angker
minimum 20 cm, 15 cm tertanam dalam bata, sisanya
tertanam dalam beton.
5. Adukan perekat
- Adukan perekat/spesi harus selalu dalam keadaan
segar atau belum mengeras pada waktu pemakaian.
Jarak waktu pencampuran adukan perekat/spesi
dengan pemasangan jangan melebihi 20 menit,
terutama untuk adukan kedap air.
- Pasangan batu bata dengan adukan perekat/ spesi 1
PC : 5 Psr, di laksanakan mulai dari ketinggian 20 cm
diatas lantai, terkecuali disyaratkan kedap air seperti
tercantum dalam Gambar kerja.
6. Pemeliharaan
- Selama pemasangan dinding belum diberi lapisan
bahan akhir (difinish), kontrakor wajib memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran atas
bahan lain.
- Apabila pada saat pemasangan bahan akhir terdapat
kerusakan berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor
harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Direksi Proyek / Konsultan. Biaya ini ditanggung
oleh Kontraktor dan tidak diajukan sebagai pekerjaan
tambah
2. Pekerjaan Lisplank
Lisplank menggunakan kalsiplank 3/30 klas I kualitas baik dan
pemasangannya harus lurus, baik dan rapi, dengan
menggunakan rangka dari baja ringan galvalume
C. Fabrikasi
Persyaratan umum untuk fabrikasi adalah sebagai
berikut:
a. Tenaga – tenaga yang dipergunakan haruslah tenaga
– tenaga ahli pada bidangnya dan dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
petunjuk – petunjuk dari direksi dan Konsultan
Pengawas, serta teliti sehingga menjamin bahwa
seluruh bagian pekerjaan dapat cocok satu sama lain
pada waktu pemasangan.
b. Direksi Proyek dan Konsultan Pengawas mempunyai
kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu
melakukan pemeriksaan pekerjaan. Tidak satu
pekerjaanpun dibongkar dan disiapkan untuk dikirim
sebelum diperiksa dan disetujui Direksi proyek dan
Konsultan Pengawas. Setiap pekerjaan yang cacat
atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau
spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera
diperbaiki.
Sub kontraktor fabrikasi harus menyediakan atas
biaya sendiri, semua alat – alat perancah dan
sebagainya yang diperlukan dalam hubungan
pemeriksaan pekerjaan. Sub kontraktor fabrikasi
harus memperkenankan sub kontraktor montasi
untuk sewaktu–waktu memerisa pekerjaan dan untuk
mendapatkan keterangan mengenai cara–cara dan
lain–lain yang berhubungan dengan pemasangan
ditempat pekerjaan. Sub kontraktor montase tidak
mempunyai wewenang untuk memberikan intruksi –
intruksi mengenai cara penyelenggaraan Fabrikasi.
D. Pengelasan
a. Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tenaga las,
dibawah pengawasi langsung seorang yang menurut
anggap direksi proyek dan konsulan MK mempunyai
kemampuan dan pengalaman yang sesuai untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
b. Sub kontraktor harus mengajukan cara pengelasan
kepada Direksi proyek dan Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan dan persetujuan
yang telah diberikan tidak dapat dirubah tanpa
persetujuan lebih lanjut.
c. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan
busur listrik) dengan ketentuan sebagai berikut :
- Tebal las minimum : 3,5mm
- Panjang las minimum : 70 mm
- Panjang las maksimum : 40 x tebal
d. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, minimal sama
dengan kekuatan baja. Kelas E 60 atau grade SAW –
1 sesuai ASTM –A233.
e. Detail-detail khusus yang menyangkut cara persiapan
sambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran
elektroda, tebal masing – masing bagian yang dilas
dan ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk
las tersebut harus diajukan sub kontraktor terlebih
dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Proyek dan Konsultan sebelum pekerjaan las listrik
tersebut dilakukan.
f. Ukuran elektroda arus dan tegangan listrik serta
kecepatan busur listrik yang digunakan pada las
listrik harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las
listrik tersebut dan tidak dapat diadakan
penyimpangan penyimpangan tanpa persetujuan
tertulis dari Direksi Proyek dan Konsultan.
g. Plat–plat yang akan dilas harus bebas dari kotor –
kotoran besi, minyak, cat, karat atau lapisan lain yang
dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak
susud, retak pada bagian dasar, berlubang dan
kurang tepat letaknya harus disingkirkan.
h. Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari
material. Bila memungkinkan semua potongan–
potongan & sebagainya harus dijepit bersama–sama
pada saat dilubangi, dibor sehingga mata bor
menembus tebal secara sekaligus. Cara lain batang
tersebut dilubangi sendiri–sendiri dengan
menggunakan mal.
i. Setelah selesai dibor seluruh kotoran besi harus
disingkirkan dan apabila diperlukan plat–plat dan
sebagainya dapat dilepas kembali. Diameter lubang
untuk baut HTB adalah 1–1,5mm lebih besar dari
pada diameter yang tertera dalam gambar rencana.
Dalam hal lubang tidak dibor sekaligus untuk seluruh
tebal elemen – elemen lubang dapat dibor dengan
ukuran yang lebih kecil dan diperbesar kemudia saat
montase percobaan.
E. Pengecatan baja
a. Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu dicat
dipabrik dengan cat dasar yang telah disetujui oleh
Direksi Proyek dan Konsultan kecuali pada bidang –
bidang yang akan dikerjakkan dengan mesin
perkakas seperti misalnya pada perletakan.
b. Pekerjaan pengecatan terdiri dari : Pembersihan
seluruh sambungan lapangan dan bidang – bidang
yang telah dicat akhir untuk seluruh bidang pekerjaan
besi yang terbuka.
c. Seluruh permukaan pekerjaan baja harus dibersihkan
dan dikupas dengan sand blasting atau caralain yang
disetujui agar menjadi logam yang bersih,bebas,
karat, lumpur dan lain – lain. Luas bidang permukaan
yang dibersihkan harus segera ditutup dengan cat
dasar, sebelum terjadi oksidasi. Bila terjadi oksidasi (
karat ), permukaan harus dibersihkan kembali
sebelum pengecatan dasar dilakukan.
d. Pengecatan dapat dilakukan dengan kuas tangan
yang disetujui atau dengan cara yang disyaratkan
oleh Direksi proyek & Konsultan. Pengecatan tidak
dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab atau
berdebu atau pada cuaca lain yang jelek, kecuali
diusahakan tindakan – tindakan seperlunya yang
sesuai dengan pendapat Direksi proyek & konsultan
untuk menghindari pengaruh cuaca.
e. Permukaan yang dicat harus kering dan dan tidak
berdebu,. Lapisan berikutnya tidak dilakukan sebelum
lapisan cat sebelumnya kering betul.
f. lapisan penutup dilakukan diatas lapisan cat dasar
dalam tempo kurang lebih enam bulan & tidak boleh
dilakukan lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan
dasar. Bila terjadi demikian, maka permukaan bahan
perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi.
g. Cat ( termasuk penyemprotan ) harus disapu dengan
kuat pada permukaan baja, baut – baut pada setiap
sudut – sudut, sambungan pelat, lekuk – lekuk dan
sebagainya.
h. Setiap bagian yang menampung air, atau dapat
dirembesi air diisi dengan cat yang tebal atau
digunakan semen kedap air atau bahan lain yang
disetujui sebelum penyelesaian cat dasar.
i. Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama
rata. Pemakaian cat yang rata ialah 12,5 m2 sampai
15 m2 perliter untuk cat dasar & 15 m2 sampai 20 m2
untuk lapisan berikutnya. Cat untuk baja
menggunakan produk ICI, Hempelindo atau yang
setara. Sebelum pengerjaan pengecatan dimulai,
kontraktor harus mengajukan contoh material cat
yang akan dipakai kepada Direksi Proyek& Konsultan
II.7. PEKERJAAN KUSEN/DAUN II.7.1. Kusen pintu dan jendela menggunakan aluminium profil warna
PINTU/JENDELA, putih (coting) 4” kualitas baik (I) sesuai dengan gambar bestek.
PENGGANTUNG DAN
PENGUNCI II.7.2. Pekerjaan kusen maupun daun pintu / jendela harus dilaksanakan
dengan rapi, siku dan baik, sehingga dapat dipasang secara
waterpass dan tegak lurus.
II.7.6. Daun jendela slimar aluminium profil warna putih dan jalusi
aluminium (coating) dipasang penggantung (engsel) serta
dilengkapi dengan Grendel sebagai pintu saf.
II.8. PEKERJAAN LANTAI DAN II.8.1. Lantai dipakai granite tile ukuran 60x60 sedangkan untuk dinding
DINDING dipakai ukuran 30x60 KW 1 dengan warna dan motif sesuai
gambar rencana dengan persetujuan direksi.
II.8.2. Batu alam salur dan list GRC dinding dan kolom (sesuai gambar
perencanaan dan persetujuan Direksi / User).
II.8.2. Dipasang pada tempat dan batasan-batasan sesuai yang terlihat
dalam Gambar Rencana.
II.8.3. Pemasangan dengan pola sesuai gambar / petunjuk Direksi /
User, memakai perekat 1Pc : 3Ps, jarak celah (nat) diisi semen
cair/pasta semen sewarna dengan keramik sedemikian rupa
datar, nat-nya lurus dan siku.
II.8.4. Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan
a. Sebelum dipasang, material harus direndam dengan air
hingga jenuh.
b. Permukaan yang akan dipasang keramik harus dibuat benar –
benar bersih dari debu cat dan kotoran lainnya.
c. Pada saat pemasangan harus dalam keadaan baik tidak retak,
cacat, ternoda & warna sesuai dengan yang disyaratkan/dipilih
d. Seluruh permukaan bagian belakang harus terisi padat
dengan adukan perekat tidak boleh ada rongga.
e. Pola pasangan dinding harus sesuai petunjuk Direksi Proyek /
Konsultan. Pada prinsipnya pemasangan dimulai dari as
kolom / as dinding & atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan.
f. Apabila dalam pengukuran terjadi sisa granite tile, batu alam
dan GRC kurang dari 7cm maka mulai keramik utuh yang
terakhir (1 baris/lebih) harus dibagi dalam bagian sama untuk
mendapatkan lebar minimum 8 cm & atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Proyek/Konsultan.
g. Pemotongan material harus menggunakan alat potong khusus
yang sesuai dengan petunjuk pabrik dan dikerjakan oleh orang
yang ahli dan pengalaman dalam pemasangan keramik
h. Pemasangan harus benar – benar rata waterpas sesuai
dengan peil atau ketebalan akhir yang disyaratkan dalam
gambar kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk 2
m1
i. Garis-garis tepi yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus,
lebar siar harus sama, maksimal selebar 2 mm dengan
kedalaman 2 mm.
j. Bahan pengisi siar (nat) adalah bahan grouting dengan warna
yang sama dengan warna keramik. Persyaratan pelaksanaan
harus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang mengeluarkan
agar didapat hasil yang baik. Sebelum & sesudah
pelaksanaan adukan pengisi, siar harus bersih dari debu dan
kotoran lainnya, pembersihan harus segera dilakukan sebelum
keras/kering dengan lap basah.
k. Adukan perekat untuk pemasangan dengan campuran 1 Pc:3
Psr, dilakukan pada bagian lantai&dinding yang harus kedap
air seperti yang disyaratkan dalam Gambar kerja. Untuk lantai
lainnya digunakan adukan perekat campuran 1 Pc:5 Psr.
Adukan perekat tersebut dicampur dengan pasta semen
additive, penggunaannya sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuatnya.
l. Granite tile, batu alam dan list GRC yang telah terpasang
harus segera dibersihkan dari bercak noda adukan perekat
dan adukan pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi
dengan air bersih, dan dilindungi dari kemungkinan cacat
akibat pekerjaan lain.
m. Selama 2x24 jam setelah pemasangan, harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban dan dilindungi dari
kemungkinan cacat pda permukaannya.
n. Bila terjadi kerusakan/cacat, kontraktor diwajibkan untuk
memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab
kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah
II.9. PEKERJAAN SANITASI II.9.1. Saluran pembuangan air kotor KM/WC dilengkapi floor drain pada
lantai model mangkokan stanlis .
II.9.2. Dipakai kloset duduk dan jongkok keramik ex. Inna, toto atau
setara dipasang pada posisi sesuai gambar rencana.
II.9.3. Kran air dipasang ½” atau 3/4“, shower dan jet spray dengan
merk local ex. Onda atau setara KW I dengan penempatab sesuai
gambar rencana.
II.9.4. Wastafel dipakai wastafel keramik ex ina. Toto atay setara dengan
warna dan model dengan persetujuan direksi/user dipasang
dengan penempatan sesuai gambar rencana dengan dilengkapi
dengan cermin besar tebal 5 mm dengan bingkai bsi stainlis
dengan desain sesuai gambar rencana.
II 9.5. Pekerjaan air kotor dengan menggunakan pipa air kotor pipa PVC
4” dan 3” tipe AW ex. Maspion, wavin atau setara sesuai
Gambar Perencanaan.
II.9.6. Pekerjaan air bersih dengan menggunakan pipa PVC ¾” tipe
AW ex. Maspion, wavin atau setara termasuk valve dan
perlengkapannya sesuai dengan Gambar Perencanaan.
II.9.7. Untuk tempat penampungan air bersih (tandon) menggunakan
tendon bawah dengan tandon profil tank 1600 liter lengkap
dengan pelampungnya dan tandon atas menggunakan profil tank
ukuran 650 liter dengan konstruksi penempatan sesuai gambar
rencana dan dilengkapi dengan pompa air lengkap beserta
instalasi otomatisnya.
II.9.8. Untuk septictank dan resapan dimensi dan konstruksi serta
perletakan mengikuti gambar perencanaan.
II.10. PEKERJAAN LISTRIK II.10.1. Seluruh pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalatir yang
berpengalaman untuk pekerjaan semacam ini dan mempunyai
Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi dengan
kualifikasi lingkup pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan.
Instalasi listrik yang dilaksanakan adalah :
a. Instalasi Penerangan
1) Pemasangan saklar tunggal / ganda
2) Pemasangan instalasi penerangan
3) Pemasangan instalasi stop kontak
b. Lampu Penerangan
1) Lampu TKIU 2x40 watt (lengkap), lampu downlight 20 watt
(lengkap), lampu LED 13 watt, lampu LED 7 watt ex.
SAKA, Phillip setara
2) Pemasangan dan penempatan sesuai dengan gambar
rencana
c. Pekerjaan Instalasi Kabel / Stop Kontak
1) Kabel instalasi dipakai kabel kualitas I ukuran 2,5 mm ex
supreme atau setara.
2) Instalasi under ground stop kontak outlet flour 16 A
d. Pekerjaan Pemasangan Panel 40x60 (Panel Pembagi)
e. Pekerjaan Pemasangan Panel SDP80x120 (Panel Utama)
II.10.2. Pemasangan saklar dan stop kontak serta instalasi penerangan /
titik lampu dan pemasangan instalasi stop kontak. Seluruh
material yang dipakai harus telah mendapatkan standart salah
satunya dari S II, LMK, SPLN, JIS, DIN, VDE, TEC, CEBEL,
KEMA, OVE, mateial harus baru tidak cacat serta dapat berfungsi
dengan baik melalui serangkaian test yang dilakukan oleh Direksi.
II.10.3. Stop kontak dan saklar ex. Broco, panasonic atau setara
inbow/rata dinding, pemasangan harus rapi, rata, tidak miring dan
dipakai bahan kualitas I dengan ketinggian / letak pemasangan
sesuai dengan yang diisyaratkan PLN / sesuai Gambar Rencana.
II.10.4. Pemasangan lampu menempel di plafond atau perletakan sesuai
gambar, lampu dipasang dalam keadaan menyala / berfungsi dan
pada waktu serah terima pekerjaan ditest terlebih dahulu.
II.10.5. Instalasi kabel ex. Supreme atau setara yang dipergunakan
adalah sesuai dengan yang dipersyaratkan PLN dan kabel
dipasang di atas penggantung plafond, tarikan harus kencang.
Pada bagian yang masuk ke tembok, kabel dimasukkan ke dalam
conduit pipa PVC dengan ukuran sesuai jumlah kabel yang masuk
( 5/8” - 3/4“) ujung atas pipa PVC harus diberi Elbow dengan
ukuran yang sesuai.
II.10.6. Sambungan antar kabel harus dilindungi las dop keramik / PVC
sedang pada bagian yang masuk tembok bila terdapat
sambungan, harus dilindungi junction box (kotak sambungan)
PVC dan instalasi kabel ini setelah terhubung seluruhnya harus
bebas induksi yang dibuktikan dengan test mager.
II.10.7. Setelah pemasangan seluruh instalasi listrik dilaksanakan
pengujian dan pengetesan instalasi sesuai dengan standar PLN
dengan mendatangkan istansi atau lembaga yang berkompeten
untuk melaksanakan pengujian dengan disaksikan oleh direksi
dan pengawas.
II.12. PEKERJAAN LAIN-LAIN II.12.1. Pekerjaan railling tangga mengunakan besi hollow 40x40x2 dan
40x20x2 dengan model/desain serta konstruksi sesuai gambar
rencana
II.12.2. Pekerjaan Tangga Akses ke tendon atas menggunakan besi
hollow 40x40x2 dengan model dan konstruksi sesuai gambar
rencana
II.12.3. Pekerjaan penutup lubang tangga sementara menggunakan
rangka hollow galvalume dengan penutup atap zyncalume
dilaksanakansesuai dengan gambar rencana.
II.13. PEKERJAAN AKHIR II.13.1. Setelah proyek selesai Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan
membersihkan kembali lokasi proyek dari sisa-sisa material
yang tidak terpakai, agak lokasi proyek tampak bersih dan
indah Setelah dilaksanakan serah terima pekerjaan gedung
siap dan dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh User
III. PENUTUP
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang
tidak disebut perkata atau kalimat “diselenggarakan oleh Kontraktor” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi
tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselelnggarakan oleh Kontraktor dan
diterima sebagai “hal” yang disebutkan.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), bilamana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.