Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

Percobaan 3

ANGKA ANGKUT

Dosen Pengampu :
1. Drs. Darsono Sigit, M. Pd.
2. Dr. H Yahmin, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh :
1. Yusron Risqy Maulana 170332614543
2. Yeri Lukvi Fribandari 170332614560
3. Yustin Ayu Ardani 170332614514

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2019
A. TUJUAN PERCOBAAN :
Menentukan angka angkut katio dan anion dengan cara Hittorf

B. DASAR TEORI
Bagian arus yang diangkut oleh kation yang bergerak ke katoda dan oleh anion
yang bergerak ke anoda disebut sebagai angka angkut. Banyaknya bagian arus yang
diangkut oleh anion dan kation tidak sama. Ion yang bergerak lebih cepat akan
mengangkut jumlah listrik yang lebih banyak melalui larutan dalam satuan waktu tertentu
atau ion tersebut mengangkut bagian arus yang lebih banyak.
Untuk suatu elektrolit, jika ua dan uc masing-masing adalah mobilitas anion dan
kation, maka agka angkut kation dan anion dirumuskan :
na = ua/(uc+ua) dan nc = uc/(uc+ua)
dimana nc = angka angkut kation
na = angka angkut anion
uc = mobilitas kation
uc = mobilitas anion
dengan demikian, diperoleh persamaan : na + nc = 1
Ada beberapa cara untuk menentukan angka angkut anion dan angka angkut
kation, antara lain dengan cara batas bergerak dan cara Hittorf. Pada percobaan
berikutakan dilakukan penentuan angka angkut cara Hittorf. Pada cara Hittorf digunakan
sel elektrolisis yang dibagi menjadi tiga bagian dengan menggunakan penyekat berpori.
Tiga bagian tersebut adalah ruang anoda, ruang katoda dan ruang penghubung. Pada
proses elektrolisis, jumlah ekuivalen kation yang terbentuk di anoda sama dengan jumlah
ekivalen anion yang terbentuk di katoda, tetapi konsentrasi kation di sekitar elektroda
tidaklah tepat sama.
Sebagai contoh, elektrolisi larutan CuSO4, jika x ekivalen ion Cu2+ dilepaskan di
anoda, akan terjadi peningkatan jumlah ion Cu2+ x ekivvalen di sekitar anoda, bila tidak
terjadi migrasi ion Cu2+ ke katoda. Karena terjadi migrasi Cu2+ dalam ruang anoda, maka
hanya terjadi peningkatan jumlah ion Cu2+ sebesar z ekivalen yang lebig kecil dari x.
Besarnya x dapat diketahui dengan cara menimbang berat anoda sebelum dan setelah
elektrolis atau menentukan jumlah muatan listrik yang digunakan dalam elektrolisis,
sedangkan besarnya z dapat diketahui dengan cara titrasi larutan di sekitar anoda sebelum
dan sesudah elektrolisis. Besarnya angka angkut ion Cu2+ dihitung dengan menggunakan
rumus:
nc = (x-z)/x
z = peningkatan jumlah ekivalen ion Cu2+ di ruang anoda
x = ekivalen dari Cu yang berasal dari oksidasi anoda
z = angka angkut kation

C. ALAT DAN BAHAN


Nama Alat Jumlah Nama Bahan Jumlah
Sumber arus DC 1 buah Elektroda Cu 2 buah
Stopwatch 1 buah Larutan CuSO4 0,1 M -
Buret 1 buah Larutan Na2S2O3 0,1 M -
Corong 1 buah Larutan KI 0,1 M (baru) -
Pipet takar 5 mL 1 buah Indikator amilum (baru) -
Erlenmeyer 100 mL 3 buah Alkohol 96% -
Wadah elektrolisis 1 buah Aquades -
Kertas Gosok 3 buah
Timbangan 1 buah
Botol Semprot 1 buah
Kabel 2 buah
Penggaris 30 cm 1 buah
Bola Hisap 1 buah
Pipet tetes 1 buah
E. RANGKAIAN ALAT

F. LANGKAH KERJA
1. Bersihkan sepasang elektroda Cu dengan kertas gosok, cuci dengan air kemudian
dengan alkohol. Timbang elektroda yang akan dipakai sebagai anoda dengan
ketelitian 0,001 gram.
2. Isikan larutan CuSO4 0,1 M (konsentrasi harus diketahui dengan tepat) ke dalam
beaker (alat yang lebih sesuai adalah yang berbentuk persegi panjang).
3. Pasanglah elektroda, penyekat dan alat lain untuk elektrolisis.
4. Tentukan volume larutan dalam ruang anoda, dengan mengukur tinggi, panjang,
dan lebar.
5. Alirkan listrik selama 30 menit, catat kuat arus tiap 1 menit. Kuat arus dalam
perhitungan adalah harga rata-rata kuat arus ini.
6. Ambilah 5 ml larutan di sekitar anoda dengan pipet takar sebanyak tiga kali dan
tempatkan masing-masing dalam erlenmeyer.
7. Tambahkan ke dalam masing-masing erlenmeyer, 15 ml larutan KI 0,1 M
8. Titrasilah dengan larutan Na2S2O3 0,1 M sampai warna cokelat hampir hilang.
9. Tambahkan indikator amilum, dan titrasi lagi sampai warna biru hilang.
10. Tentukan juga konsentrasi larutan CuSO4 yang belum dielektrolisis dengan cara
titrasi seperti di atas.
11. Bersihkan anoda dengan air (jangan digosok) kemudian dengan alkohol.
Timbanglah anoda tersebut bila sudah kering benar.
G. DATA PENGAMATAN

Data pengamatan Hasil pengamatan

Berat anoda awal 8,8484 gram

Berat anoda akhir 8,8467 gram

Volume CuSO4 sebelum elektrolisis 45,05 mL

Volume Na2S2O3 0,1 M untuk titrasi 5 mL CuSO4 1,5 mL ; 1,6 mL

sebelum elektrolisis

Volume CuSO4 setelah elektrolisis 45,05 mL

Volume Na2S2O3 0,1 M untuk titrasi 5 mL CuSO4 setelah 1,3 mL ; 1,6 mL ; 1,6 mL

elektrolisis

Tinggi larutan ruang anoda 3,1 cm (sebelum)


3,1 cm (setelah)

Panjang larutan ruang anoda 5,1 cm (sebelum)


5,1 cm (setelah)

Lebar larutan ruang anoda 2,8 cm (sebelum)


2,8 cm (setelah)

Kuat arus rata rata 0,003 A

Lama elektrolisis 30 menit (1800 detik)

H. PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA


Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan angka angkut kation dan anion
dengan cara Hittorf. Pada percobaan ini dilakukan penentuan angka angkut cara Hittorf.
Pada cara Hittorf digunakan sel elektrolisis yang dibagi menjadi tiga bagian dengan
menggunakan penyekat berpori. Tiga bagian tersebut adalah ruang anode, ruang katode,
dan ruang penghubung. Pada proses elektrolisis jumlah ekivalen kation yang terbentuk di
anode sama dengan jumlah ekivalen atom yang terbentuk di katode, tetapi konsentrasi
kation di sekitar elektrode tidaklah tepat sama. Pada saat elektrolisis, maka sebagian ion
Cu2+ akan bermigrasi ke ruang katode, sehingga konsentrasi Cu2+ pada ruang anode akan
berkurang dan konsentrasi Cu2+ pada katoda akan bertambah.
Dalam percobaan ini, larutan yang dielektrolisis adalah larutan CuSO4 yang
berwarna biru. Larutan ini ditentukan konsentrasinya dengan cara titrasi iodometri, yaitu
dengan larutan Na2S2O3 0,1 M menggunakan indikator amilum untuk mentitrasi larutan
CuSO4, yang sebelumnya ditambahkan dengan larutan KI 0,1 M, sehingga warna larutan
menjadi coklat. Setelah dititrasi warnanya berubah menjadi putih. Begitu pula keadaan
larutan ini saat dititrasi setelah dielektrolisis. Hanya saja warna kecoklatannya lebih
gelap. Sementara itu larutan KI tidak berwarna, Na2S2O3 juga tidak berwarna, dan
indikator amilum berwarna biru, dalam percobaan ini hasil titrasi sebelum elektrolisis
yaitu 1,2 ml dan sesudah titrasi adalah 1 ml, volume Na2S2O3 sebelum elektrolisis lebih
besar dibanding sesudah elektrolis hal ini dikarenakan kurangnya teliti pembacaan dan
kurang hati-hati dalam menitrasi. Besarnya angka angkut kation ditentukan dengan cara
menghitung jumlah ekuivalen atau mol dari ion Cu2+ yang diangkut dari ruang anoda ke
katoda, sedangkan angka angkut anion dihitung dengan cara mengurangkan angka angkut
kation trhadap angka satu (1-nc ). Berdasarkan data hasil percobaan yang diperoleh maka
dapat dilakukan analisis sebagai berikut.

1. Pengurangan berat Anoda


Selisih Berat Anoda awal dengan Berat Anoda akhir
= berat elektrode awal – berat elektrode akhir
= 8,8484 gram – 8,8467 gram
= 0,0017 g
2. Perhitungan jumlah mol ion Cu2+ yang dibentuk oleh anoda
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑢
Mol Cu2+ = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟 𝐶𝑢
0,0017 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 63,546 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
= 2,6752 × 10-5
Mol ekivalen Cu2+ = 2,6752 × 10-5 × 2 ekivalen
= 15,107 x 10-5
3. Perhitungan jumlah muatan listrik yang digunakan dalam elektrolisis,
kemudian di konversi menjadi mol elektron (hitungan teoritik)
Q=Ixt
= 0,003 A x 1800 detik = 5,4 C
F = 5,4 C / (96500 C/F)
= 5,5958 x 10-5 mol
Ekivalen = 5,5958 x 10-5 x ½ = 2,7979 x 10-5 mol ekivalen
Jadi, x cara 1 = 15,107 x 10-5 mol ekuivalen (yang dipakai pada perhitungan)
x cara 2 = 2,7979 x 10-5 mol ekivalen
4. Menentukan konsentrasi Cu2+ sebelum elektrolisis
Persamaan reaksi:
2CuSO4(aq) + 2KI(aq) → 2Cu2+(aq) + I2(g) + 2K+(aq) + 2SO42-(aq)
Reduksi : 2e- + Cu2+ → Cu
Oksidasi : 2I- → I2 + 2e-
I2(aq) + 2Na2S2O3(aq) → 2I-(aq) + S4O62-(aq) + 4Na+(aq)
Reduksi : 2e- + I2 → 2I-
Oksidasi : 2S2O32- → S4O62- + 2e-

M I2 × V I2 = M Na2 S2 O3 × V Na2 S2 O3 × 2 ekuivalen


M I2 × 15 mL = 0,1M × 1,55 mL × 2 ekuivalen
M I2 = 0,0206M

M CuSO4 × VCuSO4 = M I2 × V I2
M CuSO4 × 5 mL = 0,0206M × 15 mL
M CuSO4 = 0,062M
5. Menentukan konsentrasi Cu2+ pada ruang anoda setelah di elektrolisis
Persamaan reaksi:
2CuSO4(aq) + 2KI(aq) → 2Cu2+(aq) + I2(g) + 2K+(aq) + 2SO42-(aq)
Reduksi : 2e- + Cu2+ → Cu
Oksidasi : 2I- → I2 + 2e-
I2(aq) + 2Na2S2O3(aq) → 2I-(aq) + S4O62-(aq) + 4Na+(aq)
Reduksi : 2e- + I2 → 2I-
Oksidasi : 2S2O32- → S4O62- + 2e-
M I2 × V I2 = M Na2 S2 O3 × V Na2 S2 O3 × 2 ekuivalen
M I2 × 15 mL = 0,1M × 1,5 mL × 2 ekuivalen
M I2 = 0,02M

M CuSO4 × VCuSO4 = M I2 × V I2
M CuSO4 × 5 mL = 0,02M × 15 mL
M CuSO4 = 0,06M
6. Perhitungan peningkatan jumlah ion Cu2+ di ruang anoda (z)
[Cu2+]total = [Cu2+]sebelum − [Cu2+]sesudah
= 0,062M − 0,06M
= 0,002M
Peningkatan jumlah ion Cu2+ di ruang anoda (z)
= [Cu2+]total x V ruang anoda
= 0,002 M x 0,04505 = 9,01 x 10-5 mol ekv
7. Menentukan angka angkut kation (nc) dan angka angkut anion (na)
Nc = (x – z) / x
= (15,107 x 10-5 mol ekv − 9,01 x 10-5 mol ekv) / 15,107 x 10-5 mol ekv
= 0,403
Jadi, angka angkut kation yang diperoleh pada percobaan ini sebesar 0,403
nc = (1-nc) = (1- 0,403) = 0,596
Jadi angka angkut anion yang diperoleh pada percobaan ini sebesar 0,596

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda tembaga
menggunakan cara Hittorf, harga angka angkut kation lebih besar daripada angka angkut
anion baik menggunakan perhitungan x sebagai muatan maupun sebagai berat perubahan
anion. Angka angkut kation sebesar 0,403 dan angka angkut anion sebesar 0,596 melalui
elektrolisis menggunakan cara Hittorf.

J. DAFTAR PUSTAKA
Sumari dan Nazriati. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Atkins, P.W. 1986. Physical Chemistry. 3rd edition. Oxford: Oxford University Press.

Day, R.A. Jr and Underwood,A.L. , 1986, Kimia Analisis Quantitatif, Jakarta:Erlangga.

Laidler, Keith, J., dan Meisler, John H. 1982. Physical Chemistry. California: The
Benjamin/Cuming Publishing Company, Inc

User.metu.edu.tr>assets>4-…PDF Web results CHEM 355 EXPERIMENT 4


Determination of Transference Number … (diakses tanggal 1 Oktober 2019)
LAMPIRAN

Anoda Cu yang dipakai pada percobaan


Penimbangan anoda sesudah elektrolisis (kiri)
dan sebelum elektrolisis (kanan)

Wadah elektrolisis yang terbagi menjadi ruang anoda (kanan), ruang penghubung (tengah) dan
ruang katoda (kiri)
Rangkaian alat elektrolisis untuk menentukan angka angkut dengan metode Hittorf

Hasil pembacaan kuat arus (kanan) dan tegangan (kiri) pada proses elektrolisis

Campuran larutan CuSO4 dan KI sebelum titrasi (kiri), pertengahan titrasi ketika ditambah
amilum (tengah), dan selesai tirasi (kanan)

Anda mungkin juga menyukai