Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH GAS MEDIS

DISUSUN OLEH :
RIFFATUL FATMA

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK ELEKTROMEDIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRMEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
2019
GAS MEDIS

Gas medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk
pelayanan medis pada sarana kesehatan. Jenis Gas Medis yang dapat digunakan
pada sarana pelayanan kesehatan meliputi : Oxygen (O2); Nitrous Oksida (N2O);
Nitrogen (N2); Karbon dioksida (CO2); Cyclopropana (C3H6); Helium (He);
Udara tekan (Compressed Air) (Medical Breathing Air); dan Mixture gas.(1)

Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung


kehidupan yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien.
Oleh karena itu, pada bagian dimana gas medis digunakan, gas tersebut harus
bersih, memiliki kemurnian tinggi dan tersedia dengan tekanan yang stabil.(2)

I. Jenis-jenis Gas Medis dan Fungsinya

1. Oxygen/Oksigen (O2)

Penggunaan oksigen dalam dunia medis, pertamakali diperkenalkan sejak


awal tahun 1900-an. Merupakan salah satu jenis gas yang selalu tersedia
di rumah sakit, dan hampir diseluruh tempat dengan fasilitas kesehatan.
Biasa digunakan dalam keadaan darurat, dan sebagai pertolongan pertama
terutama pada pasien yang mengalami syok, trauma, pendarahan berat,
keracunan, cardiovascular (penyakit jantung & pembuluh darah). Oksigen
juga sering digunakan sebagai terapi PPOK (Penyakit Paru Obstruktif
Kronis). Terapi ini dilakukan dengan memberikan oksigen tambahan pada
pasien penderita PPOK dalam jangka waktu yang panjang. PPOK sendiri

1
adalah efek jangka panjang merokok, sehingga pasien mungkin
membutuhkan oksigen tambahan. Dapat digunakan hanya saat keadaan
memburuk atau sebagai pendukung permanen setiap hari. Terapi ini telah
terbukti secara siknifikan membantu pasien dengan PPOK untuk bertahan
hidup.

2. Nitrogen (N)

Nitrogen merupakan gas medis yang digunakan untuk cryotherapy.


Cryotherapy adalah pengobatan bagi penderita tumor yang ada dibagian
luar tubuh. Seperti pada tumor kulit, yang memanfaatkan dingin yang
sangat ekstrim yang dihasilkan oleh nitrogen cair. Pengobatan dilakukan
dengan mengoleskan nitrogen langsung menggunakan kapas atau alat
semprot. Berfungsi juga sebagai penyimpanan jaringan, sel, dan darah
dalam suhu rendah. Selain itu juga berfungsi sebagai campuran untuk
melakukan tes fungsi paru-paru. Sedangkan dalam dunia farmasi,
digunakan dalam pembuatan obat-obatan.

3. Dinitrogen Oksida(N2O)

Dinitrogen Oksida Adalah gas medis yang dikenal sebagai gas tertawa.
Kemudian dokter gigi mulai menggunakannya sebagai obat analgesik
(penghilang nyeri), sejak tahun 1812. Sejak saat itu, dinitrogen oksida
banyak digunakan dalam pembedahan, baik sebagai analgesik atau pun
anestesi (obat bius). Ada kalanya ini merupakan kontradiksi dari pasien
yang menjalani beberapa jenis prosedur pengobatan tertentu, sehingga
tidak disarankan untuk menggunakan jenis gas ini.

4. Karbon Dioksida (CO2)

Karbon dioksida sering digunakan untuk insuflasi (tindakan meniupkan


gas, bubuk, uap kedalam tubuh) gas medis untuk operasi yang kurang
invasif. Serta untuk stimulasi pernafasan sebelum dan setelah anestesi.

2
Biasanya ini ada dalam kemasan tabung, namun untuk kebutuhan dalam
jumlah besar sabaiknya didistribusikan melalui sistem instalasi gas medis

5. Medical Air

Medical air dihasilkan oleh compressed air yang digunakan di rumah sakit
dan fasilitas kesehatan yang mendistribusikan gas medis.
Tidak terkontaminasi oleh partikel-partikel lainnya, tidak berbau atau pun
lembab. Saat seorang pasien berada dalam ruang operasi, baik itu dalam
keadaan darurat atau pun tidak, ahli bedah/dokter menggunakan medical
air untuk menjaga pasien tetap bernafas dengan nyaman. Compressed air
dapat digunakan sebagai medical air, atau sebagai penggerak alat.(3)

II. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016

Tentang penggunaan gas medik dan vakum medik pada fasilitas pelayanan
kesehatan.

BAB III

PENGGUNAAN GAS MEDIK DAN VAKUM MEDIK

Pasal 5

(1) Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik di fasilitas pelayanan kesehatan
dilakukan melalui:

a. Sistem Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik

b. Tabung Gas Medik

c. Oksigen Konsentrator portabel; dan/atau

d. Alat Vakum Medik portabel.

3
(2) Dalam hal penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik pada fasilitas
pelayanan kesehatan di ruang operasi, ruang intensif, dan ruang gawat darurat
harus dilakukan melalui penyaluran pada Sistem Instalasi Gas Medik dan
Vakum Medik.

(3) Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) harus memenuhi persyaratan penggunaan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Pasal 6

(1) Dalam penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik wajib dioperasikan oleh
petugas fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki kompetensi di bidang Gas
Medik dan Vakum Medik atau menunjuk pihak yang berkompeten.

(2) Pengoperasian Gas Medik dan Vakum Medik pada fasilitas pelayanan
kesehatan oleh petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dan Standar Prosedur
Operasional.

Pasal 7

Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik pada fasilitas pelayanan kesehatan
harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.(4)

III. Distribusi Perpipaan pada Sistem Instalasi Gas Medis

Pada sistem instalasi gas medis harus dilakukan distribusi/instalasi perpipaan


guna menyalurkan gas dari sentral menuju pasien. Adapun point penting yang
harus diketahui dalam instalasi pemipaan, antara lain :

1) Gas medis dari ruang sentral didistribusikan ke ruang-ruang perawatan


melalui instalasi pipa dan outlet gas medis.

4
2) Jenis pipa yang digunakan untuk semua instalasi pemipaan gas
medis harus memenuhi persyaratan medis dan pada umumnya dipakai
pipa tembaga (cooper) dengan kadar cooper diatas 97% atau stainless
steel.
3) Sebelum dipasang pipa-pipa tembaga harus dibersihkan dan ditutup
kedua ujungnya untuk menghindari kotoran, debu, oli dan sejenisnya
atau zat kimia lain yang dapat menimbulkan kontaminasi.
4) Pada instalasi pipa gas medis penyambungan pipa harus di las dengan
menggunakan kawat las perak, agar sambungan pipa rapat sempurna
dan tahan lama. gas yang dipergunakan adalah campuran oxygen
acetyline dan pada proses pengelasan harus dialiri gas nitrogen.
5) Pemasangan pipa pada instalasi pipa diatas plafon harus dilengkapi
dudukan dan gantungan pipa yang diikat kuat pada dek beton atau
kuda-kuda kayu masing-masing pipa harus diberi klem penguat dengan
jarak yang cukup (10-25 cm).
6) Jarak dudukan satu dengan lainnya ± 1 meter, baik vertikal ataupun
horizontal.
7) Untuk menghindari penurunan tekanan gas (pressure drop) pemasangan
pipa pada instalasi pipa diatur menurut diameter pipa disesuaikan
dengan panjang instalasi pipa dan jumlah outlet.
8) Pemasangan pipa pada instalasi pipa didinding harus dilengkapi pipa
pelindung (pvc/konduit) untuk menghindari benturan yang mungkin
terjadi dan untuk memudahkan perawatan/maintenance instalasi pipa
didinding biasanya berukuran 10 – 16 mm.
9) Penyambungan pipa semua pemasangan instalasi pipa gas medis harus
menggunakan fitting-fitting yang sesuai seperti: elbow, tee, reducer dan
socket.
10) Untuk membedakan jenis gas pada isntalasi pipa harus dipasang stiker
yang menyatakan jenis dan arah aliran gas dengan jarak yang cukup (±
2 meter), ataupun memberi warna, mengecat pipa sesuai dengan jenis
gasnya masing-masing.(5)

5
DAFTAR PUSTAKA

1. In Reply: BEHAVIOUR THERAPY. Br J Psychiatry. 1966;112(483):211–


2.

2. Mekanikal & Elektrikal Gedung: SISTEM GAS MEDIK DI RUMAH


SAKIT [Internet]. [cited 2019 Sep 12]. Available from:
http://aloekmantara.blogspot.com/2015/04/sistem-gas-medik-di-rumah-
sakit.html

3. Jenis-jenis Gas Medis dan Fungsinya di Rumah Sakit [Internet]. 2019


[cited 2019 Sep 5]. Available from: https://www.fres.co.id/public/jenis-
jenis-gas-medis-dan-fungsinya-di-rumah-sakit

4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

5. Distribusi Perpipaan Pada Sistem Instalasi Gas Medis – GasMedisRS


[Internet]. [cited 2019 Sep 12]. Available from:
https://gasmedisrs.wordpress.com/2017/12/06/distribusi-perpipaan-pada-
sistem-instalasi-gas-medis/

Anda mungkin juga menyukai