Anda di halaman 1dari 6

Pancasila merupakan ideologi dari bangsa kita yaitu Bangsa Indonesia, yang mana nilai-nilai dari point-point

dalam Pancasila tersebut memiliki unsur dan makna yang mendalam dengan maksud untuk mempersatukan
Bangsa Indonesia ini yang terdiri dari banyak dan berbagai macam ras dan suku serta bahasa, dan juga terdapat
pula agama yang berbeda-beda, dalam hal ini ideologi Pancasila merupakan suatu dasar negara kita untuk
mempersatukan ajaran-ajaran, aliran-aliran dan lain sebagainya. Dalam hal ini Presiden kita yang pertama
memiliki ide yang brilian dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia, maka diperlukanlah dalam sebuah
negara tersebut untuk mempunyai dasar dan ideologi. Dimana dalam membangun dan mengembangkan sebuah
negara tersebut harus mempunyai dasar yang kuat agar tetap kokoh dan bersatu, demikian pula halnya jika kita
membangun sebuah bangunan, yang kita perlukan adalah pondasi dasar yang kuat agar bangunan tersebut tetap
kokoh dan berdiri, seperti itulah perumpamaan dalam membangun sebuah negara. Adapun dalam membentuk
teks-teks Pancasila tersebut, pada tokoh Nasional kita memerlukan proses dan memiliki waktu dalam
merumuskannya, serta memerlukan juga tahap demi tahap dalam merumuskannya Pancasila tersebut. Dalam
pembahasan di bawah ini merupakan jalan dan proses Perumusan Pancasila oleh Tokoh-Tokoh Nasional.

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia, yang terdapat lima point yang mana seperti yang sudah
kita kenal yaitu terdapat lima sila, Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yakni Panca : Lima, dan Sila
: Dasar, berarti jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia yaitu Lima Dasar. Seperti yang sudah kita katakan
tadi, bahwa Pancasila tersebut memerlukan waktu dan tahap demi tahap dalam pembentukan dan perumusannya,
dalam hal ini tentu ada beberapa proses yang dilalui oleh para tokoh Nasional kita untuk mengkaji secara dalam
dan tepat. Adapun tahap-tahap dan proses perumusan Pancasila tersebut adalah sebagai berikut:

 Membentuk BPUPKI
Para perang dunia kedua, tepatnya sebelum tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan dari sekutu di Asia Timur
Raya, Jepang sendiri melakukan banyak cara agar mendapatkan simpatisan dari Bangsa Indonesia, dan pada
tanggal 7 September 1944, Perdama Menteri Jepang yaitu Kaiso berjanji akan memberikan kemerdekaan dan
tidak akan menjajah kembali Bangsa Indonesia. Dan Jepang berjanji untuk memerdekakan Bangsa Indonesia,
maka dibentuknya BPUPKI. BPUPKI merupakan singkatan dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia. Adapun BPUPKI ini dalam bahasa Jepang yaitu "Dokuritsji Junbi Cosakai".
Pengumuman pembentukan BPUPKI tersebut dilakukan oleh Komandan pasukan Jepang pada saat itu, yaitu
Kumakichi Harada, dan pada tanggal 28 April 1945, dilakukanlah pengumuman pengangkatan anggota
BPUPKI. Lalu diresmikan dengan Upacara di gedung Cuo Sangi In, yang terdapat di Pejambon, Jakarta
(Gedung Departemen Luar Negeri Sekarang).

Adapun anggota dari BPUPKI ini terdapat 67 orang anggota, yang mana 7 orang anggota berasal dari Jepang,
serta 4 orang anggota berasal dari Arab dan Cina. Sedangkan ketua BPUPKI yaitu dijabat oleh Radjiman
Wedyodiningrat, dan wakilnya yaitu Icibangase yang berasal dari Jepang, serta sekretarisnya dijabat oleh R.P.
Soeroso.

 Sidang Pertama BPUPKI


Setelah BPUPKI terbentuk, sidang pertama segera dilakukan. Adapun sidang BPUPKI tersebut berlangsung
pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Dalam persidangan tersebut, BPUPKI membahas Kemerdekaan Indonesia
dengan pembahasan tentang perumusan terhadap dasar-dasar negara. Pada sidang BPUPKI yang pertama,
adanya beberapa pendapat yang membahas tentang dasar-dasar yang dipakai di Indonesia. Yang mana pendapat-
pendapat tentang perumusan dasar negara tersebut disampaikan oleh tokoh-tokoh Nasional yaitu: Mr.
Muhammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno. Pendapat-pendapat mereka adalah antara lain sebagai
berikut:

1. Mr. Muhammad Yamin


Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Mr. Muhammad Yamin pada sidang BPUPKI tanggal 29
Mei 1945 yaitu Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia. Dan inti dari usulan rumusan
tersebut antara lain:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
2. Mr. Soepomo
Pendapat Mr. Soepomo dikemukakan pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, pemikiran Mr.
Soepomo tersebut adalah menjelaskan dasar-dasar negara harus terbentuk berdasarkan hal berikut ini:
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Keseimbangan dan Batin
4) Musyawarah
5) Keadilan Sosial
3. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno mendapatkan kesempatan dalam mengemukakan pendapatnya pada sidang BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, dan usulan Ir. Soekarno mengenai perumusan dasar-dasar negara tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3) Demokrasi atau Mufakat
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa

 Sidang Kedua BPUPKI


Setelah sidang pertama berakhir, masuklah proses sidang BPUPKI kedua yang terjadi pada tanggal 10 Juli - 16
Juli 1945, dalam masa ini perumusan tentang dasar negara belum terbentuk. Padahal pada masa itu BPUPKI
akan istirahat selama satu bulan penuh, jadi BPUPKI membentuk panitia sembilan, yang mana panitia sembilan
tersebut terdapat sebanyak sembilan orang, pembentukan panitia ini adalah sebagai perumus dasar negara.
Panitia sembilan ini memiliki tugas yaitu sebagai penampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar
negara. Adapun kesembilan anggota ini yaitu:
- Ir. Soekarno (ketua),
- Drs. Moh. Hatta,
- Abdul Kahar Muzakir,
- K.H. Abdul Wachid Hasjim,
- H. Agoes Salim,
- Mr. Moh. Yamin,
- Abikoesno Tjokrosoejoso
- Ahmad Subardjo, dan
- A.A. Maramis

Hasil dari kerja keras Panitia Sembilan tersebut tampak pada tanggal 22 Juni tahun 1945, mereka berhasil
merumuskan sila-sila atau dasar-dasar negara tersebut untuk kemerdekaan Indonesia, rumusan tersebut diberi
nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter) oleh Mr. Moh. Yamin.

 Piagam Jakarta
Yang mana di dalam Piagam Jakarta tersebut terdapat lima point, yang akan menjadi Pancasila, yang mana lima
point tersebut bunyinya antara lain sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Adapun isi dari Piagam Jakarta tersebut bisa Anda lihat pada gambar di bawah ini

Pada waktu sidang kedua BPUPKI ini juga disusunlah UUD 1945, yang mana Piagam Jakarta dijadikan
namanya muqaddimah (preambule) dalam UUD 1945 tersebut, untuk selanjutnya dalam pengesahan UUD 1945
pada tanggal 18 Agustus 1945, istilah muqaddimah kemudian diubah menjadi Pembukaan.
Dan teks Piagam Jakarta dibuat dan ditulis dalam naskah penulisan dengan ejaan Republik serta ditandatangani
oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Abdul Kahar Muzakir, H. Agus Salim, Ahmad Subardjo, Moh. Yamin,
Wahid Hasjim, Abikoesno Tjokrosoejoso dan A.A. Maramis.

 Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)


Sebelumnya pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan oleh Jepang, kemudian Jepang membentuk
PPKI untuk melanjutkan hasil dari kinerja BPUPKI. PPKI terdapat sejumlah 21 anggota untuk seluruh rakyat
Indonesia, yang mana 3 wakil dari Sumatera, 12 orang perwakilan dari Jawa, 2 perwakilan dari Sulawesi serta
seorang perwakilan dari Sunda Kecil, Maluku dan penduduk Cina. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945,
ketua PPKI melakukan penambahan sebanyak 6 anggota, yang kemudian anggota dari PPKI ini terdapat
sebanyak 27 orang anggota.

 Rumusan Akhir Pancasila


Dalam sidang PPKI yang terjadi tanggal 18 Agustus 1945, rumusan akhir dari Pancasila-pun ditetapkan, yang
mana pada sidang tersebut, isi dari Pancasila adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3 Tokoh Perumusan Pancasila
August 22, 2016/30 Comments/in Ragam /by Mega Purnama Zainal

PROSES perumusan Pancasila sebagai dasar negara berawal pada sidang Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). dr.Radjiman Wedyodiningrat,
selaku ketua BPUPKI pada awal sidang mengajukan suatu masalah sebagai agenda sidang.
Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan
dibentuk. Kemudian tampillah dalam sidang tersebut tiga tokoh pembicara untuk
memaparkan gagasannya mengenai rumusan dasar negara Indonesia merdeka, yaitu :

1. Mr.Muhammad Yamin

Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr.Muhammad Yamin mengemukakan


pikirannya tentang dasar negara, yang terdiri dari
:
1)Peri Kebangsaan;

2)Peri Kemanusiaan;

3)Peri Ketuhanan;

4)Peri Kerakyatan; dan

5)Kesejahteraan Rakyat.
Setelah berpidato, Mr.Muhammad Yamin menyampaikan usulan secara tertulis mengenai
rancangan Undang- Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia. Dalam rancangan UUD itu
tercantum pula rumusan lima asas dasar negara sebagai berikut:

1)Ketuhanan Yang Maha Esa;

2)Kebangsaan Persatuan Indonesia;

3)Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab;

4)Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan; dan

5)Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2.Prof.Dr.Mr.Soepomo

Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof.Dr.Mr.Soepomo tampil berpidato


dihadapan sidang BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau menyampaikan gagasannya mengenai
lima dasar negara Indonesia merdeka yang terdiri dari:

1)Persatuan;

2)Kekeluargaan;
3)Keseimbangan lahir batin;

4)Musyawarah; dan

5)Keadilan rakyat.

3. Ir.Soekarno

Pada tanggal 1 Juni 194 , Ir.Soekarno


menyampaikan pidatonya di hadapan sidang BPUPKI.Dalam pidato tersebut diajukan oleh
Ir.Soekarno secara lisan usulan lima asas sebagai dasar Negara Indonesia yang akan
dibentuk,yang terdiri dari :

1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia;

2)Internasionalisme atau Perikemanusiaan;

3) Mufakat atau Demokrasi;

4)Kesejahteraan sosial; dan

5) Ketuhanan yang berkebudayaan.

Lima asas di atas oleh Ir.Soekarno diusulkan agar diberi nama “Pancasila”.
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara selalu dilandasai semangat juang yang
tinggi. Semangat juang tersebut tertuang dalam nilai-nilai juang sebagai berikut:
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; jiwa dan semangat merdeka; cinta tanah air dan
bangsa; harga diri yang tinggi sebagai bangsa yang merdeka; pantang mundur dan tidak kenal
menyerah; semangat persatuan dan kesatuan; semangat anti penjajah dan penjajahan; dan
sebagainya.

Perubahan Piagam Jakarta merupakan bentuk kebersamaan dalam proses


perumusan Pancasila. Sikap yang ditampilkan oleh para tokoh pendiri negara pada saat
merumuskan Pancasila diantaranya:
menghargai perbedaan pendapat; mengutamakan kepentingan bangsa dan negara; menerima
hasil keputusan bersama; dan mengutamakan persatuan dan kesatuan

Anda mungkin juga menyukai