Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II dengan Dosen
Pengampu: Ns. Inez Karunia Mustikasari, M.Kep
Disusun Oleh:
Kelompok 8
1. Susilowati ST182048
2. Teo Aji Prasetyo ST182049
3. Theresia Iswidaningrum ST182050
4. Viviyana Eka Nur Qulist ST182051
5. Winda Fitriani ST182052
6. Yulia Rahmawati S ST182053
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang
“(INTRA UTERINE DEVICES = IUD)”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pelayanan KB
yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.
A. Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin,
2003).
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional mempunyai
kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi
tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mewujudkan
keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk,
juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasar perilaku masyarakat
dalam upaya membangun keluarga berkualitas.
Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat diamati dari
semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KB yang terbanyak
adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%), Norplan(16%), Sterilisasi wanita(3%),
Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan sisanya merupakan peserta KB tradisonal yang
masing-masing menggunakan cara tradisional seperti pantang berkala maupun senggama
terputus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR / IUD berada diposisi ketiga.
Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontasepsi AKDR
terutama adalah CuT380 A yang menjadi primadona BKKBN. Namun begitu tidak semua
klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan yang
berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan , dilarang oleh suami,
dan kurang mengetahui tentang KB AKDR. Maka dari itu penulis ingin mencoba
membahas makalah dengan judul “Kontrasepsi IUD “.
B. Tujuan Umum
1. Mengetahui gambaran umum pelayanan kontrasepsi KB terutama AKDR atau IUD.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang pengertian IUD
b. Untuk mengetahui frofil IUD
c. Untuk mengetahui jenis-jenis IUD
d. Untuk mengetahui cara keja IUD
e. Untuk mengetahui efektivitas IUD
f. Untuk mengetahui keuntungan IUD
g. Untuk mengetahui kerugian IUD
h. Untuk mengetahui mekanisme kerja IUD
i. Untuk mengetahui konta indikasi IUD
j. Untuk mengetahui efek samping IUD
k. Untuk mengetahui pemasangan IUD
l. Untuk mengetahui kunjungan ulang setelah pemasangan IUD
BAB II
TINJAUN TEORI
A. Pengertian IUD
Pengertian IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi kontrasepsinya),
diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi, dan
menyulitkan telur berimplementasi dalam uterus (Hidayati, 2009).
Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari
plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormone dan di
masukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010).
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada
pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag).
Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone. (Kusmarjati, 2011).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi yang berarti
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan, sehingga
kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan cara
mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma atau menghalangi
pertemuan sel telur dengan sel sperma (Wiknjosastro, 2003).
B. Profil
Menurut Saifudin (2010), Profil pemakaian IUD adalah:
a. Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun: CuT-
380A)
e. Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual
(IMS).
C. Jenis – Jenis IUD
Jenis - jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain :
1. . Copper-T
dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kaw tembaga halus. Lilitan tembaga halus
ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik. Menurut ILUNI
dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat
2. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat
digunakan untuk kontrasepsi darurat Copper-7. Menurut Imbarwati (2009). IUD ini
kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga
dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari
ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan
luas permukaan 250 mm2 atau 375mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga
4. Lippes
5. loop
Menurut Imbarwati (2009), IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf
spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe
putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari
pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau
E. Efektivitas
Keefektivitasan IUD adalah: Sangat efektif yaitu 0,5 – 1 kehamilan per 100
F. Keuntungan
Sangat efektif → 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama ( 1
3. Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT – 380A dan tidak perlu
diganti)
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
10. Dapat digunakan sampai menopause ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
G. Kerugian
a. Perubahan siklus haid ( umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
2. Komplikasi Lain:
penyebab anemia
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
H. Mekanisme Kerja
1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang
berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang
setempat, dengan sebutan leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma.
Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga
dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat
khasiatanhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkanhormon
juga menebalkan lender sehingga menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2005).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini
pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan
reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebutan leukosit yang dapat
menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami
perubahan – perubahan pada pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak
dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-
penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakaian AKDR
yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar
prostaglandin dalam uterus pada wanita (Wiknjoastro, 2005).
3. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR
mengubah transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel elur dan sperma
sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah
hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang
lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau penyerangan sel
telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim
4. Menurut Saefuddin (2003), mekanisme kerja IUD adalah:
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR
membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus.
I. Kontra Indikasi
K. Pemasangan IUD
Menurut Prawirohardjo (2008), IUD dapat dipasang dalam keadaan:
Kotler, P., Roberto, E.L. 1989. Social Marketing Strategies For Changing
Public Behaviour. New York.
Pinem, S. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media.
Siagian, PS. (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.