Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS SISTEM KOMUNIKASI DAN BIROKRASI SATUAN

PENGAMANAN OBJEK VITAL POLDA JAWA BARAT DALAM


MENJAGA KESTABILAN SISTEM DI PERUSAHAAN DAERAH
AIR MINUM (PDAM) TIRTAWENING KOTA BANDUNG
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Pembangunan

Disusun Oleh:
Nabilah Calista Balqis Aprillia (10214063)
Aprilia Ekarista Ndua (10513033)
Nimita Hapsari Siwi (10611077)
Fildzah Nur Khairina (10611074)
Muhammad Hamzah (11212005)
Dian Esti Irmawati (12313007)
Alfian Rahman (12314059)
Erhan Oressa (13313060)
Helvina Oktavianti (15113081)
Gesit Nurdaksina (15713004)
Nova Rieza Praditha Saputro (19014079)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya makalah mata kuliah

Komunikasi Pembangunan dengan judul “Analisis Sistem Komunikasi dan Birokrasi Satuan

Pengamanan Objek Vital POLDA Jawa Barat dalam Menjaga Kestabilan Sistem di Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung” yang telah kami susun bersama dapat

terselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan syarat wajib sebagai bagian dari tugas mata

kuliah Komunikasi Pembangunan di Institut Teknologi Bandung. Dalam penyusunan laporan ini,

penyusun dapat mempelajari dan mengkaji bentuk pelayanan pengamanan objek vital terhadap

PDAM.Terselesaikannya makalah Komunikasi Pembangunan ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penyusun. Untuk itu penyusun

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Chairil Nur Siregar, selaku Dosen Mata Kuliah Komunikasi Pembangunan yang

telah membimbing dan memberikan ilmu kepada kami

2. Seluruh anggota Komunikasi Pembangunan K-02, yang telah memberikan kritik dan

masukan mengenai makalah ini

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik

dari materi maupun teknik penyajian. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

kami harapkan. Akhirnya penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 26 September 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan BUMN yang memiliki peran
penting dalam mendistribusikan air bagi masyarakat. Air tidak hanya digunakan sebagai
konsumsi sehari – hari, tapi juga sebagai sumber daya dalam berbagai kegiatan industri.
Peran penting PDAM ini menjadikan PDAM sebagai Objek Vital Nasional yang perlu
dilindungi keamanannya.
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan, teknologi, kompleksitas persoalan
masyarakat, beragam ancaman dan gangguan keamanan objek vital, seperti PDAM semakin
meningkat. Ancaman dan gangguan keamanan terhadap Objek Vital Nasional, atau yang
selanjutnya disingkat OBVITNAS, pada akhirnya secara langsung maupun tidak langsung
berdampak terhadap sistem perekonomian nasional, stabilitas politik, sistem penyelenggaraan
negara serta keamanan nasional. Sebagai contoh kasus yang beberapa tahun ini banyak
terjadi adalah kasus bom yang diarahkan pada objek – objek vital, seperti kedutaan besar
Australia atau hotel Marriott.
Berdasarkan Keppres No. 63/2004, ciri-ciri ancaman obvitnas adalah sebagai berikut:
a. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan bencana terhadap kemanusiaan dan
pembangunan.
b. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan kekacauan transportasi dan komunikasi
secara nasional.
c. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan
pemerintahan negara.
Kepala Kepolisian Negara RI mengeluarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol.:
Skep/738/X/2005 tentang Pedoman Sistem Pengamanan Objek Vital Nasional. Pedoman
sistem pengamanan obvitnas ini mencakup pola pengamanan, konfigurasi standar
pengamanan, standar kemampuan pelaksana pengamanan, manajemen audit pengamanan
serta pengawasan dan pengendalian.
Polri masih dihadapkan pada beberapa kelemahan atau kendala dalam penanganan
obvitnas, antara lain adalah:
a. Masih kurangnya koordinasi pengamanan antara pengelola obvitnas dengan Polri, sehingga
bila terjadi gangguan keamanan, maka sulit bagi Polri untuk masuk ke lokasi obvitnas;
b. Masih kurangnya pemahaman sistem pengamanan yang harus dilaksanakan oleh petugas
keamanan;
c. Pengelola obvitnas masih belum peduli terhadap konfigurasi standar pengamanan;
d. Sistem pengamanan obvitnas masih dibawah standar, sehingga kadang masih terjadi unjuk
rasa di obvitnas;
e. Sarana prasarana pengamanan Polri masih terbatas atau belum tercukupi, sebagai contoh
belum terpasangnya CCTV;
f. Personil pengamanan Polri yang masih terbatas, DSPP 4.250 personil;
g. Belum dimanfaatkannya teknologi moderen/ canggih dalam sistem pengamanan;
h. Pengelola obvitnas masih kurang peduli terhadap potensi lingkungan sosial untuk
pelaksanaan pengamanan obvitnas.
Selain kendala – kendala tersebut, pengamanan obvitnas dirasa belum optimal karena
satuan pengamanan obvitnas belum mengikuti prosedur pengamanan yang ditetapkan dan
belum memiliki standar sistem pengamanan, meskipun prosedur tersebut telah ditetapkan
dalam Keppres No. 63/2004 dan Pedoman Sistem Pengamanan Objek Vital Nasional.

1. Identifikasi Malasah
1. Komunikasi antara pengelola OBVITNAS dan polri diduga tidak berjalan dengan baik
karena adanya kendala sarana dan prasarana
2. Pengelola pengamanan PDAM diduga masih kurang peduli terhadap potensi lingkungan
sosial disekitarnya sebagai penyebab gangguan ketidakstabilan dan ketertiban aktivitas kerja
PDAM
3. Banyak kebijakan pelayanan dan sistem birokrasi terkait pengawasan keamanan OBVITNAS
oleh POLDA Jawa Barat belum berjalan efisien.

2. Rumusan Masalah
1. Kendala sarana dan prasarana apa saja yang dihadapi POLDA selama melakukan komunikasi
dengan PDAM?
2. Konflik lingkungan sosial apa saja yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem kerja
PDAM?
3. Bagaimana kebijakan pelayanan dan sistem birokrasi POLDA Jawa Barat dalam
mengamankan PDAM saat ini?

3. Tujuan
1. Mengetahui Kendala sarana dan prasarana apa saja yang dihadapi POLDA selama
melakukan koordinasi dengan PDAM
2. Mengetahui Konflik lingkungan sosial apa saja yang dapat menyebabkan ketidakstabilan
sistem kerja PDAM
3. Mengetahui bentuk kebijakan dan sistem birokrasi POLDA Jawa Barat yang tidak
berkesesuaian dengan standar pengamanan PDAM yang ada saat ini

4. Manfaat Penelitian
1. Untuk menemukan solusi masalah komunikasi antara POLDA dan pengelola keamanan
PDAM
2. Untuk merancang upaya pencegahan konflik sebelum terjadi
3. Menemukan kebijakan untuk meningkatan pelayanan POLDA Jawa Barat dalam
mengamankan PDAM
BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Rumusan Masalah 1


II.1.a Teori Informasi Claude Shannon dan Warren Weaver (1949)
Teori ini ialah sebagian dari teori komunikasi yang klasik, dalam teori ini dijelaskan
bahwa komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmiter menggunakan saluran &
media dalam berkomunikasi. Di dalam teori ini, menitik beratkan pada saluran atau media yang
digunakan oleh transmitter apabila sinyal dalam media ini tidak baik maka proses dalam
komunikasi tsb tidak akan lancar begitu juga sebaliknya.

II.1.b Teori Komunikasi


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain.

II.1.c Teori Noise (Gangguan)


Gangguan adalah suatu hal, getaran, atau gelombang yang mendistorsi pengiriman pesan
dalam proses komunikasi. Gangguan menyebabkan perbedaan antara pesan yang diterima oleh
penerima (receiver) dengan pesan yang dikirimkan oleh sumber (source)

II.2 Rumusan Masalah 2


II.2.a Teori Konflik/Conflict Theory (Karl Max,Ralf Dahrendort)
Teori ini menjelaskan bahwa Perubahan Sosial dapat terbentuk dari konflik. Konflik ini
berasal dari pertentangan kelas antara kelompok penguasa dengan kelompok masyarakat yang
tertindas sehingga melahirkan sebuah perubahan sosial yang dapat mengubah sistem sosial
tersebut..

II.2.b Teori Sebab Akibat /Conditio Sine Qua Non (Von Buri, 1873)
Tiap-tiap syarat atau semua faktor yang turut serta atau bersama-sama menjadi penyebab
suatu akibat dan tidak dapat dihilangkan dari rangkaian faktor-faktor yang menimbulkan akibat
harus dianggap causa (akibat).

II.2.c Teori Kestabilan Sistem (Menurut William L.Morrow, Stephen P.Robbin, Stephen
K.Bailey, 1986)
Merupakan suatu cara pendekatan yang memandang bahwa setiap fenomena mempunyai
berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain agar dapat tercapai kestabilan. Dalam
sistem memiliki beberapa unsur sistem antara lain : unsur lingkungan, unsur masukan (input),
unsur pengelola (konversi/throught put), unsur keluaran (output/product), unsur efek atau unsur
akibat (consequences), dan unsur umpan balik (feed back).

II.3 Rumusan Masalah 3


II.3.a Teori Kebijakan Publik (Wicaksono, 2011)
Kebijakan publik adalah keputusan atau peraturan yang dibuat oleh pihak berwenang
untuk mengatasi masalah publik. Keputusan-keputusan Pemerintah adalah kebijakan. Kebijakan
publik bersifat tidak permanen namun perlu disesuaikan karena adanya perubahan keadaan, baik
masalah politik, sosial, ekonomi, maupun adanya informasi yang berubah.

II.3.b Teori Birokrasi (Max Weber)


Birokrasi sesuai dengan kedudukannya dalam sistem administrasi negara dan sesuai pula
dengan sifat dan lingkup pekerjaannya dalam menguasai pengetahuan dan informasi serta
dukungan sumber daya yang tidak dimiliki pihak lain. Dengan itu, birokrasi memegang peranan
penting dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengawasan berbagai kebijakan publik, serta
evaluasi kinerjanya.

II.3.c Teori Pelayanan (Sangadji, 2010)


Pelayanan berarti pula semangat pengabdian yang mengutamakan efisiensi dan
keberhasilan dalam membangun, yang dimanifestasikan dalam perilaku melayani bukan dilayani,
mendorong bukan menghambat, mempermudah bukan mempersulit, sederhana bukan berbelit-
belit, terbuka untuk setiap orang bukan untuk segelintir orang. Makna sebagai wahana
penyelenggaraan pemerintahan negara yang esensinya melayani publik.
BAB III
METODE

3.1 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan deskriptif analitis, yaitu
memaparkan informasi yang didapat dari literatur dan narasumber kemudian menganalisisnya
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber,
antara lain:
a. POLDA Jawa Barat
b. Pegawai pengamanan PDAM

3.2Pedoman Wawancara
Pertanyaan yang kami tanyakan pada narasumber dilampirkan dalam matriks pada
lampiran 1. Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara. Berikut adalah gambaran umum
pertanyaan yang diajukan kepada narasumber:
a. Pertanyaan untuk POLDA Jawa Barat
 Objek vital seperti apa?
 Bagaimana koordinasi antara pihak PDAM sebagai objek vital nasional denan
polisi sebagai yang berwenang untuk menjaga keamanan PDAM?
 Berdasarkan pengalaman, bagaimana komunikasi yang terjadi antara polisi dan
satpam?
 Apakah selama ini pernah timbul masalah antara pihak PDAM dengan pihak
pengamanan?
 Bagaimana prosedur penyampaian informasi?
 Apakah pertentangan sosial ada pengaruhnya dengan pihak pengamanan PDAM?
 apakah peraturan keppres bersifat permanen? Apakah bisa diganti?
 Bagaimana komunikasi antara pihak PDAM dengan polisi?
 Apakah pihak PDAM sudah tahu mengenai Keppres No.63/2004?
 Apakah objek vital sudah cukup efisien?
 Bagaiman posisis sistem keamanan pemobvit terhadap pengamanan setempat?
 Peran polisi dalam tahap apa?
 Apakah ada tim yang bertugas mengawasi kinerja polisi?
 Apakah ada standar mengenai pengamanan?
 Jika pihak PDAM membutuhkan tambahan pasukan pengamanan, apakah hal ini
dapat dipenuhi?
 Apakah POLDA bertugas untuk menentukan jam operasional satpam?
 Apakah ada pelayanan tambahan dari polsi untuk pihak PDAM?
 Apakah pelayanan yang diberikan oleh pihak pengamanan sudah tergolong
berhasil?
b. Pertanyaan untuk Satuan Pengamanan PDAM (satpam)
 Kenapa dibutuhkan polisi untuk mengamankan PDAM?
 Apakah PDAM memiliki satuan pengamanannya sendiri?
 Bagaimana pembagian kerja antara satpam dengan POLDA?
 Kasus apa yang pernah terjadi?
 Alat apa yang digunakan untuk mengamankan PDAM?
 Sejak kapan PDAM dibantu polisi dalam menjaga keamanannya?
 Struktur bidang pengamanan di PDAM?
 Apakah PDAM memiliki SOPnya sendiri? Jika iya, bagaimana berkoordinasi
dengan pihak POLDA?
 Bagaimana cara POLDA mengamankan PDAM?
 Bagaimana hubungan antara PDAM dengan POLDA?
 Jumlah orang dalam satuan pengamanan PDAM berapa dan personil dari POLDA
berapa?
 Apa kekurangan dari pelayanan POLDA?
 Bagaimana cara koordinasi antara PDAM dan POLDA ketika terjadi masalah?
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Wawancara


a. Pertanyaan untuk POLDA
Narasumber: Pak Rudi (anggota satuan pengamanan PDAM dari POLDA)
 Objek vital itu seperti apa?
Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 63/ 2004 objek vital nasional
merupakan suatu tempat, lokasi, kantor atau instalasi yang menguasai hajat hidup
orang banyak. contohnya seperti PDAM, PLN dan Telkom. Adapun ciri-ciri
objek vital nasional dalan Keppres No. 63/2004 adalah sebagai berikut:
a. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan bencana terhadap
kemanusiaan dan pembangunan;
b. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan kekacauan
transportasi dan komunikasi secara nasional; dan/atau
c. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan terganggunya
penyelenggaraan pemerintahan negara
Berdasarkan mandat Keppres No. 63/2004 tersebut, Kepala Kepolisian Negara
RI mengeluarkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : Skep/738/X/2005 tentang
Pedoman Sistem Pengamanan Obyek Vital Nasional. Dalam Pasal 5 UU No. 2
tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI dinyatakan bahwa Kepolisian Negara
Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Berdasarkan UU No. 2/2002 tersebut,
Polri memiliki tugas dan kewenangan menjaga keamanan dalam negeri, termasuk
menjaga keamanan obyek-obyek vital nasional yang memiliki peran strategis bagi
terselenggaranya pembangunan nasional.
 Bagaimana koordinasi antara pihak PDAM sebagai objek vital nasional dengan
Polisi sebagai yang berwenang untuk menjaga keamanan PDAM?
Koordinasi antara PDAM dengan Polisi melalui media MOU yang mengatur
kerjasama antara kedua belah pihak. Ada 3 direktorat yang bekerjasama dengan
PDAM. Namun, dalam hal ini polisi berkewajiban untuk memberikan
pengamanan terhadap obvitnas (PDAM). Polisi yang bertugas di PDAM berada
dibawah naugan Polda Jawa Barat.
Setiap hari, jam kerja polisi dibatasi dengan shift kerja ataupun jadwal piket
yang telah ditetapkan. Dalam penerapannya, peran polisi yaitu bukan bertugas
untuk menjaga PDAM melainkan sebagai pendamping satpam, sebagai contoh
yaitu untuk mengecek instalasi di PDAM. Hal yang membedakan antara peran
polisi dan satpam yaitu, polisi bertugas sebagai konsultan atau pemberi masukan
mengenai masalah keamanan PDAM. Sedangkan satpam merupakan pihak yang
terjun langsung ke lapangan untuk mengamankan lingkungan PDAM.
 Berdasarkan pengalaman, bagaimana komunikasi yang terjadi antara polisi dan
satpam?
Berdasarkan pengalaman, polisi bertugas untuk memantau dan memberi
masukan dan satpam yang bertugas untuk memberikan pengadaan. Bentuk
komunikasi antara polisi dan satpam yang sudah terjadi di PDAM sebagai
contohnya adalah pengadaan CCTV oleh Mabes Polri. Yang dalam hal ini CCTV
dirasa terlalu mahal apabila pengadaannya dilakukan sendiri oleh pihak PDAM
sehingga dari polisi berkoordinasi dengan polda dan kemudian dilanjutkan dengan
pihak Mabes Polri.
Dalam pengimplementasiannya, keberadaan polisi harus dapat dirasakan yaitu
polisi dapat memberikan manfaat untuk semua objek. Sehingga, sebagai wujud
kerjasama dan koordinasi antara polisi dan satpam, di PDAM polisi memberikan
pembinaan kepada satpam setiap minggunya. Yang mana satpam berperan
sebagai perpanjang tangan dari polisi.
 Apakah selama ini pernah timbul masalah antara pihak PDAM dengan pihak
pengamanan?
Lancar, tidak ada masalah.
 Bagaimana prosedur penyampaian informasi?
Bisa melalui satpam, kepala bagian ataupun kepala sub. Bagian pengamanan.
Sebagai contoh ketika Walikota Bandung datang, maka semua pihak akan saling
berkoordinasi tanpa terkecuali.
 Apakah pertentangan sosial ada pengaruhnya dengan pihak pengamanan PDAM?
Sampai sekarang tidak ada pertentangan yang terjadi. Selama ini yang ada
hanya berupa komplain berupa pengaduan masalah lingkungan. Misalnya
pengaduan mengenai adanya galian yang bocor yang kemudian bagian
pengamanan objek vital akna terjun langsung ke lapangan untuk membantu.
Hubungan antara warga dengan pengamanan PDAM selama ini cukup baik.
sebaga contoh ketika Hari Minggu biasanya ada kegiatan ibadah di gereja yang
mana parkiran kendaraan mencapai sekitar PDAM. Berkaitan dengan hal ini,
pihak PDAM telah bekerjasama dengan ormas sekitar mengenai masalah
keamanan.
 Apakah peraturan keppres bersifat permanen? Apakah bisa diganti?
Ya permanen. Mungkin tidak bisa diganti, namun hanya dapat direvisi oelh
pihak yang berwenang.
 Bagaimana komunikasi antara pihak PDAM dengan polisi?
Contohnya adalah ketika polisi akan melakukan patroli namun kesulitan
mengenai transportasi, maka pihak PDAM akan memfasilitasi.
 Apakah pihak PDAM sudah tahu mengenai Keppres No. 63/2004?
Sudah. Sebab ketika apel pagi, pihak pimpinan sering kali menyampaikan
mengenai hal tersebut kepada seluruh instansi terkait di PDAM. Bahwa PDAM
merupakan bagian objek vital nasional dan telah diatur dalam keputusan presiden
No. 63/2004.
 Apakah objek vital sudah cukup efisien?
Sudah. Sebab kalau keppres atau kepkapolri nantinya ingin diubah, maka hal
itu bergantung pada pihak atas yang lebih berwenang.
 Bagaimana posisi sistem keamanan pemobvit terhadap pengamanan setempat?
Sejajar. Dalam pelaksanaannya kabin sejajar dnegan dengan kabag. Dalam hal
teknis, keamanan setempat berada di bawah polri. Namun pada dasarnya semua
pihak saling berkoordinasi dengan baik antara pihak keamanan setempat, polri,
polrestabes dsb. Sebagai contoh dari koordinasi semuanya yaitu, mabes polri
memberikan CCTV yang mampu dimonitor oleh polda dan mabes.
 Peran polisi dalam tahap apa?
Semuanya baik itu persiapan, pelaksanaan dan juga evaluasi. Sebagai contoh,
ketika ada perbaikan jalan, maka akan dilakukan sosialisasi bersama antara polres,
dishub, pihak kecamatan, maupun pihak kelurahan. Yang kemudian akan
bekerjasama dengan pihak media, contohnya radio, untuk menyebar luaskan
informasi tersebut.
 Apakah ada tim yang bertugas mengawasi kinerja polisi?
Ada, yaitu di polda. Akan ada pimpinan yang secara tiba-tiba melakukan
sidak. Namun, untuk masalah pengawasan, antar anggota akan saling memberikan
pengawasan seperti saling bertukar informasi.
 Apakah ada standar mengenai pengamanan?
Ada, yaitu SOP.
 Jika pihak PDAM membutuhkan tambahan pasukan pengamanan, apakah hal ini
dapat dipenuhi?
Bisa, pihak pengamanan akan berkonsultasi dengan polisi, dan kemudian
polisi akan memberikan masukan berupa saran. Karena setiap jaga harus ada
minimal 2 orang petugas pengamanan.
 Apakah polda bertugas untuk menentukan jam operasional satpam?
Tidak. Jam operasional satpam ditentukan melalui kerjasama kedua pihak.
Selain itu juga melalui koordinasi dengan pihak lainnya.
 Apakah ada pelayanan tambahan dari polri untuk pihak PDAM?
Tidak ada. Murni hanya petugas. Namun, polisi dapat memberikan bantuan
tambahan apabila masalah tersebut dapat ditangani oleh pihak polisi.
 Menurut Bapak, apakah pelayanan yang diberikan oleh pihak pengamanan sudah
tergolong berhasil?
Mengenai keberhasilan kerja pihak pengamanan yang berhak menentukan
yaitu pihak PDAM. Namun, menurut Pak Rudi polisi sudah melakukan kerja dan
memberikan pelayanan secara maksimal

b. Pertanyaan untuk Satuan Pengamanan PDAM (satpam)


Narasumber: Pak Suparno (supervisor unit pengamanan, 54 tahun)
 Kenapa dibutuhkan polisi untuk mengamankan PDAM?
Karena ada pelanggaran yang perlu ditangani oleh polisi, seperti pelanggaran
oleh karyawan, demo dari LSM dan gangguan pipa bocor.
 Apakah PDAM memiliki satuan pengamanannya sendiri?
Punya, satpam.
 Bagaimana pembagian kerja antara satpam dengan POLDA?
Satpam bekerja 24 jam kemudian libur selama 2 hari. Selama bekerja, satpam
didampingi dengan polisi minimal 2 orang. Personil POLDA bekerja dibagi 3
shift perhari atau 8 jam perhari perorang. Satpam bekerja didalam PDAM, seperti
mengantar tamu ke bagian yang dibutuhkan atau menjaga resepsionis. Personil
POLDA bekerja jika dibutuhkan pendampingan diluar seperti ada pipa bocor dan
perlu ditemani saat perbaikan.
 Kasus apa yang pernah terjadi?
Pencurian laptop dan demo.
 Alat apa yang digunakan satpam dan POLDA untuk mengamankan PDAM?
Cctv, pengamanan PDAM dan POLDA memilikinya sendiri – sendiri.
 Sejak kapan PDAM dibantu polisi dalam menjaga keamanannya?
Sudah sejak lama, ketika saya bekerja sejak tahun ’88, sudah bekerja sama
dengan kepolisisan.
 Struktur bidang pengamanan di PDAM?
Di PDAM ada bidang sektretariatan yang mengepalai 3 sie yakni sie humas,
sie hukum, sie tata usaha dan sie unit pengamanan.
 Apakah PDAM memiliki SOPnya sendiri? Jika iya, bagaimana berkoordinasi
dengan pihak POLDA?
PDAM memilikinya. Setiap minggu POLDA, pada hari senin dilakukan
evaluasi pengamanan oleh POLDA terhadap satpam, antar sesama polisi dan antar
polisi.
 Apakah POLDA melakukan evaluasi terkait kinerjanya?
Kadang pimpinan POLDA melakukan sidak (sidang dadakan) untuk melihat
kondisi anak buahnya.
 Bagaimana cara POLDA mengamankan PDAM?
POLDA memiliki cctv yang dapat dipanta langsung, selain itu setiap hari
setidaknya ada 2 personil yang standby.
 Bagaimana hubungan antara PDAM dengan POLDA?
Hubungan baik, pimpinan POLDA sering melakukan silaturahmi dengan
PDAM untuk menjelaskan pengamanan PDAM. komunikasi PDAM saat
membutuhkan bantuan pun tidak bermasalah.
 Jumlah orang dalam satuan pengamanan PDAM berapa dan personil dari POLDA
berapa?
Satpam 21 dan personil POLDA 6
 Apa kekurangan dari pelayanan POLDA?
Menurut Pak Suparno, jumlah personil POLDA berlebihan, meskipun tidak
mengganggu tetapi kurang efisien.
 Bagaimana cara koordinasi antara PDAM dan POLDA ketika terjadi masalah?
Telfon POLDA atau langsung ke personil POLDA. Kemudian dari POLDA
menyampaikan informasi tersebut kepada stakeholder terkait seperti polsek
setempat.

4.2 Analisis Hasil Wawancara

Jenis komunikasi atau koordinasi yang digunakan cenderung menggunakan komunikasi


langsung, Koordinasi Polda dan Satpam keberjalanannya tidak terlalu di pengaruhi oleh alat atau
sarana dari komunikasi yang memungkinkan adanya gangguan sinyal pada proses koordinasi.
Hal ini karena proses pengamanan dilaksanakan secara bersama-sama antara Satpam dan pihak
personil Polda. Pihak Polda menerjunkan langsung personilnya sebanyak minimal 2 personil
setiap harinya.
Sehingga, kondisi ini lebih cocok apabila ditinjau dari teori komunikasi, bagaimana
komunikasi ditinjau dari penyampaiannya dari satu pihak ke pihak lain. Sejauh ini koordinasi
antara Satpam dan Polda tidak ada masalah, pembagian peran dan fungsi kerja sudah jelas. Polda
berperan sebagai pengarah juga konsultan dilapangan, dan Satpam berperan sebagai pelaksana
pengamanan dilapangan.
Masalah koordinasi yang kadang terjadi adalah jumlah personil Polda yang diterjunkan untuk
membantu pengamanan. Jumlah personil yang diterjunkan tidak dikomunikasikan terlebih
dahulu agar sesuai kebutuhan, jumlah personil Polda yang terkadang tidak sesuai kebutuhan ini
sebenarnya tidak mengganggu hanya saja dirasa tidak effisien oleh pihak Satpam PDAM.
Bentuk keamanan sendiri di PDAM salah satunya menggunakan CCTV. Tapi karena
keterbatasan anggaran PDAM pengadaan CCTV di bantu oleh pihak Polda karena PDAM
merupakan salah satu objek vital nasional seperti yang tertuang dalam Keppres No. 63/2004 dan
wajib dilakukan pengamanan melibatkan kepolisian.
Pengaruh keberadaan PDAM terhadap lingkungan sekitar tidak terlalu berdampak buruk yang
berpotensi menimbulkan konflik, PDAM sendiri berperan memenuhi penyediaan air minum bagi
masyarakat dan itu merupakan hal yang vital dalam kebutuhan masyarakat. Namun justru karena
hal itulah complain yang sering terjadi, penyediaan air minum yang terkendala kebocoran dalam
saluran distribusi seperti galian bocor dan penyaluran terhambat yang meresahkan masyarakat.
Hal ini membuat Teori Konflik karl max tidak cocok dengan Kondisi ini karena tidak ada
pertentangan antara PDAM dengan masyarakat, dan lebih cocok ditinjau dari teori sebab akibat
Von Buri serta teori kestabilan kerja. Masyarakat complain akibat penyediaan air minum atau air
bersih terhambat karena gangguan kebocoran dalam saluran distribusi, PDAM merespon dengan
menerima masukan (complain) masyarakat untuk meningkatkan pelayanan air minum/air bersih
untuk masyarakat.
Berdasarkan UU No. 2/2002 tersebut, Polri memiliki tugas dan kewenangan menjaga
keamanan dalam negeri, termasuk menjaga keamanan obyek-obyek vital nasional yang memiliki
peran strategis bagi terselenggaranya pembangunan nasional. Dan sesuai dengan teori kebijakan
publik wicaksono, teori birokrasi Max Weber dan teori pelayanan Sangadji.
Ciri-ciri sebagai objek adalah ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan bencana
terhadap kemanusiaan dan pembangunan. Ancaman yang dimaksud adalah di PDAM sendiri
terdiri dari beberapa bagian/unit pengolahan air bersih atau air minum, apabila dalam salah satu
unit pengolahan tersebut dengan sengaja ada pihak yang tidak bertanggungjawab memasukan
bahan yang dapat mengganggu dan meracuni air yang di konsumsi oleh masyarakat dapat
menyebabkan bencana kemanusiaan.
Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang peraturan pengamanan oleh
kepolisian.
Di lapangan, kepolisian membantu pihak satuan pengamanan (Satpam) PDAM melakukan
pengamanan agar pelayanan di PDAM tetap stabil dan aman dan sejauh ini standar pengamanan
antara Polda dan Satpam PDAM tidak ada masalah karena sudah diatur dalam SOP (standard
Operasional Prosedur) sesuai fungsi kerja dan peran masing-masing di lapangan.
BAB V
SIMPULAN & SARAN

5.1 SIMPULAN
1. Tidak ada masalah pada media (transmitter). Komunikasi langsung, tidak terlalu
berpengaruh pada sarana, meminimalisasi potensi timbulnya noise.
2. Masalah utama terkait jalur koordinasi adalah pembagian jumlah personil POLDA Jawa
Barat yang tidak dikomunikasikan terlebih dahulu sesuai kebutuhan.
3. CCTV merupakan sarana instalasi POLDA Jawa Barat yang dimanfaatkan dalam
mendukung proses pengamanan PDAM.
4. Kebocoran saluran distribusi air merupakan salah satu keluhan masyarakat yang
disampaikan melalui satpam PDAM untuk memberikan pelayanan (feedback) yang lebih
baik ke masyarakat.
5. Kebijakan yang berlaku sudah sesuai peran pengaman di lapangan dan telah diatur dalam
Standar Operating Procedure (SOP).
5.2 SARAN

1. Meskipun komunikasi dilakukan secara langsung, pihak PDAM membutuhkan


pengawasan yang lebih terhadap kinerja PAM OBVIT POLDA JAWA BARAT.
2. Masalah dengan lingkungan sosial sebaiknya diselesaikan dengan koordinasi yang baik
antara PDAM dengan PAM OBVIT POLDA JAWA BARAT.
3. Sistem birokrasi lebih dipermudah agar koordinasi antara PDAM dan PAM OBVIT
POLDA JAWA BARAT bisa terjalin dengan baik. Untuk meningkatkan efiesiensi kerja
POLDA-Satpam dalam mengamankan OBVITNAS, perlu dilakukan konfirmasi ketika
POLDA hendak mengirimkan personil ke PDAM.
DAFTAR PUSTAKA

 https://polmas.wordpress.com/2010/12/21/strategi-pengamanan-obyek-vital-nasional/
 http://www.batan.go.id/index.php/id/
 https://id.wikipedia.org/wiki/Ancaman
 http://dhitamenulis.blogspot.co.id/2011/03/hubungan-sebab-akibat-teori-kausalitas.html
 Wicaksono, Radhitya. 2011. "Peranan POLRI dalam Penyelesaian Konflik Sosial (Studi Kasus
Pembongkaran Makam Mbah Priok)". Thesis. Fakultas Pascasarjana, Program Studi Kajuan Ilmu
Kepolisian. Universitas Indonesia.
 Sangadji, Irfan. 2010. Birokrasi & Partisipasi Publik dalam Pelayanan Publik di Bidang Kesehatan.
Universitas Indonesia

 https://en.wikipedia.org/wiki/Bureaucracy
LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara.


NARA
RM TEORI PERTANYAAN JAWABAN
SUMBER
1. Media apa yang Di PDAM, POLDA SECURITY
digunakan untuk telah menempatkan PDAM,
melaporkan gangguan CCTV dan Personil POLDA
yang terjadi di PDAM untuk stand by, sehingga
kepada POLDA? POLDA dapat
mengawasi PDAM
secara langsung.
Apakah ada Ada, kami berkoordinasi POLDA
komunikasi antara dengan pihak
pihak OBVITNAS dan pengamanan dari
POLDA jabar dalam PDAM (satpam) tiap
proses penyesuaian minggu.
kebijakan pelayanan Selain itu, pimpinan
T. Informasi
keamanan OBVITNAS POLDA sering
dari pihak POLDA menjelaskan kepada
jabar? PDAM bahwa PDAM
merupakan objek vital.
Apakah terjadi share Iya, ada cctv di PDAM POLDA
informasi ttg yang bisa diamati oleh
keamanan PDAM polda dan mabes
antara pegawai PDAM
dengan POLDA atau
keseluruhannya
dipegang oleh
POLDA? Info apa saja
yg dishare/tidak
Bagaimana prosedur Dari PDAM, jika SECURITY
penyampaian memerlukan PDAM,
informasi adanya pendampingan seperti POLDA
gangguan dari PDAM pemasangan pipa baru,
kepada POLDA? pihak PDAM
mengabarkan ke
T. Komunikasi personil POLDA yang
bertugas di PDAM,
kemudian personil
tersebut melaporkan
pada POLDA pusat dgn
maksud menyampaikan
kebutuhan
pendampingan, baru
kemudian
pendampingan oleh
POLDA dilakukan.
POLDA juga
melaporkan kepada
POLSEK setempat
aktivitas pemasangan
pipa yang akan
dilakukan PDAM tsb.

Gangguan apa saja Tidak ada SECURITY


yang pernah atau PDAM,
mungkin terjadi selama POLDA
penyampaian
informasi antara
PDAM dengan
POLDA dan vice
versa?

Bagaimana Semua stakeholder POLDA


penanganan ancaman terkait saling
keamanan PDAM oleh berkoordinasi
POLDA? Siapa yang menyelesaikan masalah
menangani tersebut.
permalasalahan pada Contoh pipa bocor,
T. Gangguan
saat ada masalah? polisi berperan dalam
persiapan, pelaksanaan
dan evaluasi. POLDA
bekerjasama dengan
pihak terkait seperti
dishub, polres, kantor
kecamatan dll untuk
mengatasinya. Kordinasi
ini dilakukan dengan
media, seperti radio.
Kendala apa yang Tidak ada POLDA
dihadapi POLDA Jabar
dalam menerapkan
peraturan pengamanan
yang telah dibuat?
2 Pertentangan apa yang Demo SECURITY
mungkin terjadi antara PDAM
T. Konflik lingkungan sosial
disekitarnya dengan
PDAM.
Masalah keamanan apa Demo dan 1 unit SECURITY
yang pernah dihadapi computer tercuri PDAM
PDAM? Seberapa
sering masalah tsb
muncul?
Faktor apa yang Tidak diketahui SECURITY
berpotensi PDAM
menyebabkan
pertentangan tersebut?
T. Sebab Akibat
Apakah ada sumber Ada, security, 21 orang. SECURITY
daya yang dikeluarkan PDAM
dari pihak PDAM
terkait ikeamanan
PDAM?
Umpan balik apa yang Menghadapi demo SECURITY
diberkan PDAM sebelumnya, pemimpin PDAM
sebagai proses demo difasilitasi untuk
perlawanan terhadap berdiskusi dengan pihak
konflik yang terjadi? direksi.
T. Kestabilan
Sistem
Sistem apa di PDAM Tidak ada, semua dapat SECURITY
yang terganggu dari diatasi dalam 1 hari PDAM
adanya konflik
tersebut?

3 Peraturan/kebijakan Surat Keputusan Kapolri POLDA


apa saja yang dibuat No.Pol. :
pihak POLDA Jabar Skep/738/x/2005,
untuk menjaga didasarkan dari Keppres
keamanan PDAM? No. 63/2004
Peraturan/kebijakan - Gangguan dan POLDA
tersebut merupakan ancaman
bentuk kebijakan yang terhadap bencana
digunakan untuk kemanusiaan dan
T. Kebijakan
mengatasi masalah pembangunan
Publik
apa? - Ancaman dan
gangguan
terhadap
aktivitas
transportasi dan
komunikasi
nasional
- Ancaman dan
gangguan
terhadap
penyelenggaraan
pemerintahan
negara
Apakah peraturan Permanen tapi bisa POLDA
tersebut bersifat direvisi oleh pihak
permanen ataukah berwenang.
relatif terhadap
keadaan
politik,sosial,ekonomi?
Jika iya, kapan Tergantung pihak atas POLDA
peraturan tersebut di yang lebih berwenang.
up date? Dan
bagaimana proses
penyeseuaian
kebijakan – kebijakan
yang telah ada dengan
masalah yang semakin
berkembang?
POLDA

Siapa yang berwenang Pihak atas POLDA


membuat peraturan
dalam penanganan
obvitnas?

Bagaimana Pimpinan POLDA POLDA


penyampaian peraturan sering datang untuk
pihak POLDA kepada menjelaskan pentingnya
PDAM, serta apabila PDAM sebagai objek
ada suatu kebijakan vital.
pemerintah mengenai Selain itu, tiap minggu
pengamanan diadakan koordinasi
PDAM(aliran antara satpam dengan
informasi), apakah POLDA.
POLDA atau pihak
PDAM yang
bertanggung jawab
atas terjadinya sesuatu
pada PDAM Siapa
yang bertanggung
jawab kepada siapa?
Jika dari POLDA Jabar Sudah efisien. POLDA
sendiri, apakah
peraturan/kebijakan
terkait penanganan
ketahanan pangan
Obvintas sudah
efisien?

Bagaimana PDAM PDAM melaporkan SECURITY


menghadapi masalah kejadian tsb langsung PDAM
keamanan yang kepada POLDA,
terjadi? Apakah kemudian POLDA
POLDA jabar berperan menindak lanjuti
dalam membantu laporan tsb.
menyelesaikan Masalah yg pernah
masalah tersebut? jika dihadapi hanya 2 yakni
iya, apakah peran kecurian computer dan
POLDA jabar memberi demo, POLDA sudah
pengaruh yang cukup membantu. Pada
signifikan? Bagaimana kasus demo, POLDA
koordinasi mendampingi jalannya
pengamanan antara demo tersebut.
PDAM engan POLDA
jabar?
Jika peran POLDA - SECURITY
jabar dalam membantu PDAM
menyelesaikan
masalah ini tidak
signifikan, apa
alasannya?
Apakah kebijakan dari Tidak, security PDAM SECURITY
pihak POLDA memiliki SOPnya PDAM
berpengaruh secara sendiri dan POLDA
langsung pada sistem memiliki SOPnya
keamanan PDAM dan sendiri.
operasional dari
PDAM?
Seberapa sering Tidak sering SECURITY
perubahan kebijakan PDAM
ttg keamanan di
PDAM? Latar
belakangnya biasanya
apa?? misal
politik,sosial, ada
event
setelah terjadi masalah Tidak, hanya ditambah SECURITY
apakah sering diikuti sistem keamanannya, PDAM
dengan pengubahan seperi cctv
kebijakan terkait
keamanan? Jika iya,
apa alasannya?
Bagaimana kedudukan Pengawasan dan POLDA
POLDA dalam sistem konsultan. Jika ada
keamanan PDAM? kebutuhan pengawasan
seperti perbaikan pipa
bocor dan
pendampingan wali
kota, POLDA turun
andil. Konsultasi seperti
polisi memberi binaan
pada satpam setiap
minggu.
Apakah POLDA CCTV dan sumber daya POLDA
memberi sumberdaya manusia
terkait keamanan
kepada pihak PDAM?
Sumber daya apa saja
yang dikerahkan polisi
dalam pengamanan
PDAM?
Apa saja peran Pelaksanaan, persiapan POLDA
POLDA dalam dan evaluasi. Misal ada
kebijakan pengamanan pipa bocor, pihak
T. Birokrasi (apakah perencana, POLDA mengamankan
pelaksana, pengawas, bekerja sama dengan
evaluasi) pihak terkait seperi
dishub, kecamatan,
polres. Kerjasama dan
pertukaran informasinya
dilakukan melalui radio.
Apakah ada tim yang Personil POLDA POLDA
mengawasi kinerja diawasi oleh
POLDA terkait pimpinannya melalui
pengamanan objek sidak dadakan.
vital negara?
Adakah standard Ada, POLDA punya. POLDA
pengamanan pada
suatu obvitnas POLDA
Jabar? Bagaimana
dengan PDAM ?
Bagaimana koordinasi Pihak keamanan PDAM POLDA
antara pihak PDAM berkonsultasi dengan
dengan POLDA pada polisi, kemudian polisi
saat pihak PDAM memberi saran. Harus
meminta tambahan ada setidaknya 2 orang
keamanan dengan petugas keamanan.
adanya suatu
acara/kegiatan ?
Apakah POLDA Tidak. Jam operasional POLDA
berhak menentukan satpam ditentukan dari
waktu operasional koordinasi satpam dan
PDAM terkait pihak keamanan PDAM.
keamanan ?
Apakah pihak PDAM Iya, sebagai perencana, SECURITY
terlibat dalam pelaksana, pengawas PDAM
pembuatan sistem dan evaluasi.
keamanan di PDAM?
Sebagai apa? (apakah
perencana, pelaksana,
pengawas, evaluasi)
Bagaimana pendapat PDAM sebagai obejk SECURITY
PDAM mengenai vital memiliki SOPnya PDAM
kedudukan PDAM sendiri dalam
dalam pengamanan mengamankan PDAM
Objek Vital Nasional
Peran apa yang Pengawasan internal SECURITY
menurut pihak PDAM kantor PDAM PDAM
dimana pihak PDAM
perlu ikut andil ? why?
Bagaimana koordinasi POLDA dapat SECURITY
antara pihak PDAM dihubungi dengan PDAM
dengan POLDA pada mudah.
saat pihak PDAM
membutuhkan?
Kapan (batasan) pihak Untuk aktivitas di luar SECURITY
PDAM membutuhkan seperti pemasangan pipa PDAM
sumberdaya atau gangguan dari luar
pengamanan dari seperi demo.
POLDA? Bentuk Pendampingan dan
sumberdaya yang pengawasan, Sumber
dibutuhkan adalah? daya yang dibutuhkan
adalah manusia.
Bagaimana pendapat Kami (Polda) sudah POLDA
POLDA dalam melakukan kerja
membangun keamanan pengamanan
obvitnas khususnya semaksimal mungkin.
PDAM? (apakah sudah
T. Pelayanan
berhasil atau
bagaimana)
apakah kebijakan - POLDA
keamanan untuk setiap
obvitnas sama?jika
berbeda
pertimbangannya apa?
pelayanan yang Ada, cctv, tidak hanya POLDA
diberikan oleh POLDA koordinasi.
dalam mengamankan
obvitnas tersebut
apakah semata
melindungi atau ada
pelayanan lain yang
diberikan semisal
memberikan fasilitas
ntuk memberikan
kenyamanan bagi
pengguna PDAM
sehingga pengguna
lebih leluasa dalam
menggunakan fasilitas
PDAM?
apakah sistem Kami (Polda) sudah POLDA
pengamanan berjalan melakukan kerja
sudah sesuai dengan pengamanan
seharusnya (efisien)? semaksimal mungkin.
apakah kebijakan Kebijakan menempatkan SECURITY
pengamanan dari personil satuan PDAM
POLDA memberikan pengamanan obvitnas
dampak positif? oleh POLDA dirasa
Seberapa besar, cukup menjaga, akan
jelaskan dampak tetapi jumlah personil
positif yang dirasakan? dirasa cukup banyak (3
orang)
apakah kebijakan Tidak menghambat SECURITY
tersebut kadang PDAM
menghambat /
mempersulit PDAM
dalam beroperasi?
Bagaimana bentuk
hamPDAM yang
dirasakn oleh PDAM
apakah kebijakan Tidak SECURITY
tersebut berdampak PDAM
bagi setiap elemen di
PDAM? bagaimana
dampaknya?
Apakah dengan adanya Suasana kantor kemarin SECURITY
POLDA sebagai terlihat nyaman dan PDAM
armada pengaman ceria
memberikan
kenyamanan bagi para
pegawai PDAM?
Apakah kekurangan Jumlah personil dari SECURITY
yang masih perlu POLDA mungkin bisa PDAM
diperbaiki dalam dikurangi.
pelayanan POLDA
sehingga keamanan
obvitnas terjaga
dengan baik

Anda mungkin juga menyukai