Laporan Kompem 10
Laporan Kompem 10
Disusun Oleh:
Nabilah Calista Balqis Aprillia (10214063)
Aprilia Ekarista Ndua (10513033)
Nimita Hapsari Siwi (10611077)
Fildzah Nur Khairina (10611074)
Muhammad Hamzah (11212005)
Dian Esti Irmawati (12313007)
Alfian Rahman (12314059)
Erhan Oressa (13313060)
Helvina Oktavianti (15113081)
Gesit Nurdaksina (15713004)
Nova Rieza Praditha Saputro (19014079)
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nya makalah mata kuliah
Komunikasi Pembangunan dengan judul “Analisis Sistem Komunikasi dan Birokrasi Satuan
Pengamanan Objek Vital POLDA Jawa Barat dalam Menjaga Kestabilan Sistem di Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung” yang telah kami susun bersama dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan syarat wajib sebagai bagian dari tugas mata
kuliah Komunikasi Pembangunan di Institut Teknologi Bandung. Dalam penyusunan laporan ini,
penyusun dapat mempelajari dan mengkaji bentuk pelayanan pengamanan objek vital terhadap
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penyusun. Untuk itu penyusun
1. Bapak Chairil Nur Siregar, selaku Dosen Mata Kuliah Komunikasi Pembangunan yang
2. Seluruh anggota Komunikasi Pembangunan K-02, yang telah memberikan kritik dan
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajian. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan. Akhirnya penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Identifikasi Malasah
1. Komunikasi antara pengelola OBVITNAS dan polri diduga tidak berjalan dengan baik
karena adanya kendala sarana dan prasarana
2. Pengelola pengamanan PDAM diduga masih kurang peduli terhadap potensi lingkungan
sosial disekitarnya sebagai penyebab gangguan ketidakstabilan dan ketertiban aktivitas kerja
PDAM
3. Banyak kebijakan pelayanan dan sistem birokrasi terkait pengawasan keamanan OBVITNAS
oleh POLDA Jawa Barat belum berjalan efisien.
2. Rumusan Masalah
1. Kendala sarana dan prasarana apa saja yang dihadapi POLDA selama melakukan komunikasi
dengan PDAM?
2. Konflik lingkungan sosial apa saja yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem kerja
PDAM?
3. Bagaimana kebijakan pelayanan dan sistem birokrasi POLDA Jawa Barat dalam
mengamankan PDAM saat ini?
3. Tujuan
1. Mengetahui Kendala sarana dan prasarana apa saja yang dihadapi POLDA selama
melakukan koordinasi dengan PDAM
2. Mengetahui Konflik lingkungan sosial apa saja yang dapat menyebabkan ketidakstabilan
sistem kerja PDAM
3. Mengetahui bentuk kebijakan dan sistem birokrasi POLDA Jawa Barat yang tidak
berkesesuaian dengan standar pengamanan PDAM yang ada saat ini
4. Manfaat Penelitian
1. Untuk menemukan solusi masalah komunikasi antara POLDA dan pengelola keamanan
PDAM
2. Untuk merancang upaya pencegahan konflik sebelum terjadi
3. Menemukan kebijakan untuk meningkatan pelayanan POLDA Jawa Barat dalam
mengamankan PDAM
BAB II
LANDASAN TEORI
II.2.b Teori Sebab Akibat /Conditio Sine Qua Non (Von Buri, 1873)
Tiap-tiap syarat atau semua faktor yang turut serta atau bersama-sama menjadi penyebab
suatu akibat dan tidak dapat dihilangkan dari rangkaian faktor-faktor yang menimbulkan akibat
harus dianggap causa (akibat).
II.2.c Teori Kestabilan Sistem (Menurut William L.Morrow, Stephen P.Robbin, Stephen
K.Bailey, 1986)
Merupakan suatu cara pendekatan yang memandang bahwa setiap fenomena mempunyai
berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain agar dapat tercapai kestabilan. Dalam
sistem memiliki beberapa unsur sistem antara lain : unsur lingkungan, unsur masukan (input),
unsur pengelola (konversi/throught put), unsur keluaran (output/product), unsur efek atau unsur
akibat (consequences), dan unsur umpan balik (feed back).
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan deskriptif analitis, yaitu
memaparkan informasi yang didapat dari literatur dan narasumber kemudian menganalisisnya
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber,
antara lain:
a. POLDA Jawa Barat
b. Pegawai pengamanan PDAM
3.2Pedoman Wawancara
Pertanyaan yang kami tanyakan pada narasumber dilampirkan dalam matriks pada
lampiran 1. Pedoman Wawancara dan Hasil Wawancara. Berikut adalah gambaran umum
pertanyaan yang diajukan kepada narasumber:
a. Pertanyaan untuk POLDA Jawa Barat
Objek vital seperti apa?
Bagaimana koordinasi antara pihak PDAM sebagai objek vital nasional denan
polisi sebagai yang berwenang untuk menjaga keamanan PDAM?
Berdasarkan pengalaman, bagaimana komunikasi yang terjadi antara polisi dan
satpam?
Apakah selama ini pernah timbul masalah antara pihak PDAM dengan pihak
pengamanan?
Bagaimana prosedur penyampaian informasi?
Apakah pertentangan sosial ada pengaruhnya dengan pihak pengamanan PDAM?
apakah peraturan keppres bersifat permanen? Apakah bisa diganti?
Bagaimana komunikasi antara pihak PDAM dengan polisi?
Apakah pihak PDAM sudah tahu mengenai Keppres No.63/2004?
Apakah objek vital sudah cukup efisien?
Bagaiman posisis sistem keamanan pemobvit terhadap pengamanan setempat?
Peran polisi dalam tahap apa?
Apakah ada tim yang bertugas mengawasi kinerja polisi?
Apakah ada standar mengenai pengamanan?
Jika pihak PDAM membutuhkan tambahan pasukan pengamanan, apakah hal ini
dapat dipenuhi?
Apakah POLDA bertugas untuk menentukan jam operasional satpam?
Apakah ada pelayanan tambahan dari polsi untuk pihak PDAM?
Apakah pelayanan yang diberikan oleh pihak pengamanan sudah tergolong
berhasil?
b. Pertanyaan untuk Satuan Pengamanan PDAM (satpam)
Kenapa dibutuhkan polisi untuk mengamankan PDAM?
Apakah PDAM memiliki satuan pengamanannya sendiri?
Bagaimana pembagian kerja antara satpam dengan POLDA?
Kasus apa yang pernah terjadi?
Alat apa yang digunakan untuk mengamankan PDAM?
Sejak kapan PDAM dibantu polisi dalam menjaga keamanannya?
Struktur bidang pengamanan di PDAM?
Apakah PDAM memiliki SOPnya sendiri? Jika iya, bagaimana berkoordinasi
dengan pihak POLDA?
Bagaimana cara POLDA mengamankan PDAM?
Bagaimana hubungan antara PDAM dengan POLDA?
Jumlah orang dalam satuan pengamanan PDAM berapa dan personil dari POLDA
berapa?
Apa kekurangan dari pelayanan POLDA?
Bagaimana cara koordinasi antara PDAM dan POLDA ketika terjadi masalah?
BAB IV
HASIL PENELITIAN
5.1 SIMPULAN
1. Tidak ada masalah pada media (transmitter). Komunikasi langsung, tidak terlalu
berpengaruh pada sarana, meminimalisasi potensi timbulnya noise.
2. Masalah utama terkait jalur koordinasi adalah pembagian jumlah personil POLDA Jawa
Barat yang tidak dikomunikasikan terlebih dahulu sesuai kebutuhan.
3. CCTV merupakan sarana instalasi POLDA Jawa Barat yang dimanfaatkan dalam
mendukung proses pengamanan PDAM.
4. Kebocoran saluran distribusi air merupakan salah satu keluhan masyarakat yang
disampaikan melalui satpam PDAM untuk memberikan pelayanan (feedback) yang lebih
baik ke masyarakat.
5. Kebijakan yang berlaku sudah sesuai peran pengaman di lapangan dan telah diatur dalam
Standar Operating Procedure (SOP).
5.2 SARAN
https://polmas.wordpress.com/2010/12/21/strategi-pengamanan-obyek-vital-nasional/
http://www.batan.go.id/index.php/id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ancaman
http://dhitamenulis.blogspot.co.id/2011/03/hubungan-sebab-akibat-teori-kausalitas.html
Wicaksono, Radhitya. 2011. "Peranan POLRI dalam Penyelesaian Konflik Sosial (Studi Kasus
Pembongkaran Makam Mbah Priok)". Thesis. Fakultas Pascasarjana, Program Studi Kajuan Ilmu
Kepolisian. Universitas Indonesia.
Sangadji, Irfan. 2010. Birokrasi & Partisipasi Publik dalam Pelayanan Publik di Bidang Kesehatan.
Universitas Indonesia
https://en.wikipedia.org/wiki/Bureaucracy
LAMPIRAN