Anda di halaman 1dari 3

2.

4 Kopi
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki sifat ekonomis
yang tinggi. Kopi berasal dari Afrika, di temukan di daerah pegunungan Etiopia.
Kopi dikenal oleh masyarakat luas sejak tanaman kopi dikembangkan oleh
saudagar Arab pada jaman Yaman (Rahardjo, 2012).
Kopi merupakan sejenis minuman hasil dari pengolahan biji kopi itu sendiri.
Kopi digolongkan ke dalam family Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara umum,
kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea Arabica dan juga Coffea Canephora
atau biasa disebut Coffea Robusta. Kopi merupakan salah satu minuman
psikostimulan yang menyebabkan orang tetap terjaga dan memberi efek fisiologis
berupa peningkatan energy (Bhara, 2009).

2.4.1 Taksonomi Kopi Robusta


Dalam taksonomi tumbuhan, kopi robusta (Coffea Canephora)
diklasifikasikan sebagai berikut: (Plantamour, 2013):
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea Canephora
Kopi robusta merupakan salah satu kopi yang banyak tersebar di wilayah
Indonesia. Kopi robusta berasal dari Kongo dan masuk ke Indonesia pada tahun
1900. Kopi jenis ini memiliki sifat lebih unggul dan sangat cepat berkembang, oleh
karena itu jenis ini lebih banyak dibudidayakan oleh petani kopi di Indonesia. Kopi
ini merupakan tanaman budidaya berbentuk pohon yang termasuk dalam family
Rubiaceae dan genus Coffea. Biji dari kopi robusta memiliki biji yang cenderung
bulat dengan garis tengah yang hampir rata dari atas ke bawah (Bhara, 2009).
Kopi robusta memiliki beberapa sifat, yaitu: (1) Tumbuh baik pada
ketinggian 400-700 mdpl (diatas permukaan laut), namun dapat toleran pada
ketinggian kurang dari 400 mdpl, dengan temperatur 21-24o C; (2) Tumbuh pada
daerah yang mempunyai bulan kering 3-4 bulan secara berturut-turut, dengan 3-4
kali hujan kiriman; (3) Produksi lebih tinggi daripada kopi arabika dengan rata-rata
± 9-13 ku/ha/th); (4) Kualitas buah lebih rendah daripada kopi arabika; (6) Memiliki
jumlah Rendemen ± 22% (perbandingan antara berat biji kopi dengan biji kopi yang
telah menjadi bubuk) (Najiyati dkk, 2001).
Kopi robusta mengandung jumlah kafein yang lebih banyak daripada kopi
arabika. Dalam satu cangkir kopi robusta dengan 10 gr bubuk kopi mengandung
100 mg kafein (Lelyana, 2008). Kopi robusta dapat hidup pada kondisi tanah,
cuaca, dan juga pengolahan yang tepat (Pangabean, 2012).

2.4.2 Komposisi Kimia Biji Kopi Robusta


Adapun komposisi kimia dari biji dan bubuk kopi robusta dapat dilihat pada
tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Komposisi kimia biji dan bubuk kopi robusta

(Sumber: Yusianto, 1999 dalam Panggabean, 2011)


Seyawa kimia pada biji kopi dapat dibedakan atas senyawa volatil dan non
volatil. Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap terutama jika terjadi
kenaikan suhu. Senyawa volatile berpengaruh terhadap aroma kopi, senyawa
volatile yang terdapat pada biji kopi antara lain golongan aldehid, keton dan
alkohol. Senyawa non volatil berpengaruh terhadap mutu kopi antara lain kafein,
asam klorogenat, hidrokarbonalifatik, asam, alkohol, tiol, furan, piro, piridin,
quinon, fenol (asam alifatik) dan amin aromatik (Ramanavicience dkk, 2003).
Fenol merupakan salah satu senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan.
Antioksidan merupakan senyawa yang melindungi sel tubuh dari serangan radikal
bebas. Senyawa fenol meliputi flavonoid (turunan inti flavan), cincin kroman
(tokoferol) dan lignan. Fenol juga dapat diklasifikasikan ke dalam komponen yang
tidak larut seperti lignin dan komponen yang larut seperti asam fenolik,
phenylpropanoids, flavonoid dan kuinon. Asam fenolik terdiri dari asam
klorogenat, asam kafeat, asam p-kumarat, dan asam vanilat (Silalahi, 2006).

2.4.3 Manfaat Biji Kopi Robusta terhadap Penyembuhan Luka Gingiva


Kopi mengandung senyawa antioksidan yang berperan terhadap kesehatan,
termasuk perlindungan dari berbagai penyakit, seperti penyakit jaringan lunak yang
terjadi karena invasi bakteri, virus, antigen, dan lain-lain. Senyawa antioksidan
tersebut antara lain adalah kafein, fenol dan asam klorogenat (Winarsi, 2007).
Kafein merupakan senyawa alkoloid yang dapat berfungsi sebagai
antioksidan. Kafein sebagai antioksidan dapat berperan sebagai peredam radikal
bebas (Handayani, 2014). Adanya antioksidan dapat membantu tubuh dalam
menangkal efek perusakan oleh senyawa radikal bebas, seperti penurunan sistem
imun. Senyawa kafein mampu melindungi sel imun dari kerusakan jangka panjang
dan juga memiliki peran dalam pengembangan pertahanan tubuh melawan agen
infeksi dengan meningkatkan aktivitas sel imun dan memperkuat aktivitas lisozim
(Ramanavicience et al, 2003).
Zat antioksidan yang terkandung dalam biji kopi robusta akan berperan
menstimulasi Transforming Growth Factor Beta (TGFβ) yang merupakan
kemoatraktan untuk menstimulasi Basic Fibroblast Growth Factor (bFGF) dan
makrofag. bFGF akan meningkatkan peroliferasi sel fibroblast, sehingga dapat
mempercepat sintesis matriks kolagen oleh fibroblast yang akan mempercepat
pertumbuhan luka (Nofikasari et al, 2016).

Anda mungkin juga menyukai