Anda di halaman 1dari 21

Makalah Alat Ukur

Disusun Oleh
Dony Pamungkas
1201413050

Teknik Mesin
Universitas Banyuwangi
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam melakukan eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan
di dalam pengukuran yang disebut alat ukur. Didalam kehidupan sehari-hari, alat ukur
listrik merpakan peralatan yang diperlukan oleh manusia. Karena, besaran listrik yaitu
seperti : tegangan, arus, daya, frekwensi dan sebagainya tidak dapat langsung di
tanggapi oleh alat indra kita. Oleh karena itu, besaran listrik tersebut di trasnformasikan
melalui fenomena fisis yang akan memungkinkan pengamatan melalui indera kita.
Proses pengukuran dalam sistem tenaga listrik merupakan salah satu prosedur standart
yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran
yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan intrumen kontrol maupun
hasil yang di inginkan oleh seorang user.
Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi.
Hampir semua alat ukur berdasarkan energi elektik, karena setiap kuantitas fisis mudah
dapat diubah kedalam kualitas elektrik, seperti tegangan, arus dsb. Misalnyav:
temperatur yang dulu diukur menggunakan termometer air raksa sekarang dapat diukur
dengan thermocople/
Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari kemajuan teknologi dibidang
pengukuran, pengukuran listrik sangatlah penting untuk kita ketahui, terkhusus untuk
mahasiswa elektronika. Karena tanpa pengukur listrik maka kita sangatlah sulit untuk
mengetahui besaran-besaran listrik yang sangat kita perlukan dalam membuat suatu
perencanaan, pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.
Mengingat begitu pentingnya pengukuran listrik, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai instrumen arus searah dan arus bolak-balik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui jenis-jenis alat ukur ?
2. Bagaimana kontruksi, prinsip kerja dari alat ukur
3. Kegunaan dari alat ukur
4. Spesifikasi dari alat ukur
C. TUJUAN
1. Menjelaskan jenis-jenis alat ukur arus bolak balik dan arus searah
2. Menjelaskan kegunaan dari alat ukur tersebut
3. Serta menjelaskan spesifikasi dari alat ukur dan menjelaskan cara menggunakan
alat ukur tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ALAT UKUR


Alat ukur listrik me merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran
listrik seperti hambatan listrik (R), kuat arus listrik (I), beda potensial listrik (V), daya
listrik (P), dan lainnya. Terdapat dua jenis alat ukur yaitu alat ukur analog dan alat
ukur digital.
B. MACAM-MACAM ALAT UKUR LISTRIK

Berikut adalah macam-macam alat ukur :

 Amper-meter
 Voltmeter
 Ohm-meter
 Multimeter Analog/Digital
 Megger

Osiloskop

Jenis alat ukur kelistrikan

A. Galvanometer
Istilah galvano meter diambil dari seorang yang bernama Luivi Galvani. Penggunaan
galvanometer yang pertama kali dilaporkan oleh johann Schweigger dari Universitas
Halle di Nurremberg pada 18 september 1820. Andre-Marie Ampere adalah seorang
yang memeberi kontibusi dalam mengembangkan galvanometer. Galvanometer pada
umumnya dipakai untuk penunjuk analog arus searah, dimana arus yang diukur
merupakan arus-arus kecil misalnya yang diperoleh pada pengukuran fluks magnet.
Galvanometer suspensi adalah jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar
dari alat-alat ukur arus searah yang menggunakan kumparan gerak bagi sebagian besar
alat-alat ukur arus searah yang digunakan hingga saat ini.
Kontruksi dan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
Sebuah kumparan dari kawat harus digantungkan didalam sebuah medan magnet
permanen. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kumparan putar akan berputar
didalam medan magnet.
Kawat gantungan tempat kumparan tersebut menggantung terbuat dari serabut halus
yang berfungsi sebagai pembawa arus listrik dari terminal ke kumparan gerak.
Keelastikannya dapat membangkitkan suatu torsi yang arahnya berlawanan dengan
arah putaran kumparan hingga suatu saat gaya elektromagnetiknya terimbangi olet torsi
mekanis dari kawat gantungan. Sebuah galvometer suspensi, meskipun tidak
termasuk alat ukur yang dapat digunakan secara praktis dan portabel, namun prinsip
kerja dan konstruksinya sama dengan prinsip kerja dan konstruksi yang digunakan pada
alat ukur modern, yaitu berdasarkan prinsip kerja PMMC. Konstruksi utamanya terdiri
atas kumparan yang digantungkan pada daerah medan magnet dari sebuah magnet
permanen yang berbentuk ladam. Kumparan gantung digantung sedemikian rupa
sehingga dapat berutar bebas di dalam.
Kedinamisan daru suatu alat ukur adalah suatu karakteristik yang merujuk pada faktor
berikut :
a. Respon atau tanggapan nya. Faktor ini berbicara tentang cepat atau lambatnya
reaksi simpangan jarum terhadap perubahan besaran parameter yang sedang
diukurnya. Idealnya suatu alat ukur memiliki kecepatan respon yang tinggi.
b. Overshoot. Faktor ini berbicara tentang besar kecilnya simpangan jarum dari
kedudukan yang seharusnya ditunjukan pada saat digunakan mengukur suatu
parameter ukur. Overshoot dari sebuah alat ukur idealnya tidak terlalu besar.
c. Redaman. Faktor ini menunjuk pada besar kecilnya redaman yaitu terjadi pada alat
ukur sebagai akibat adanya freksi yang terjadi pada komponen yang berbutar
terhadap sumbunya. Sebuag alat ukur idealnya memiliki redaman yang rendah.

Kegunaan dari Galvanometer :

Adalah untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik yang kecil. Galvanometer juga alat
yang digunakan untuk menentukan kehadiran, arah, dan kekuatan dari arus listrik dalam
konduktor. Galvanometer didasarkan pada penemuan oleh hans C.Oersted bahwa jarum
magnetik dibelokkan oleh kehadiran arus listrik dalam konduktor terdekat. Ketika arus
listrik melewati konduktor, jarum magnetik cenderung berbelok disudut kanan ke
konduktor sehingga arah paralel ke garis induksi di sekitar konduktor dan yang poin
kutub utara ke arah dimana garis-garis ini induksi mengalir. Secara umum, sejauh mana
jarum ternyata tergantung pada kekuatan saat ini.

Spesfikasi dan cara penggunaan:

Galvanometer pertama, jarum magnetik bebas digantung disebuah lilitan dari kawat,
magnet itu tetap dan kumparan bergerak. Galvanometer modern saat ini kumparan type
movable dan disebut d’Arsoval galavanometers. Jika point melekat kekumparan
bergerak maka akan menunjukan skala yang sudah dikalibrasi, galvanometer dapat
digunakan untuk mengukur secara kuantitatif saat itu.

Galvanometer dikalibrasi seperti yang digunakan dalam banyak alat ukur listrik.
Amperemeter DC, alat untuk mengukur arus searah. Karena arus berat akan merusak
galvanometer, maka dsediakan bypass, atau shunt sehingga hanya dikenal presentase
tertentu saat ini melewati galbanometer.

Voltmeter DC, yang dapat mengukur tegangan langsung, terdiri dari galvanometer yang
dikalibrasi dan dihubungkan secara seri dengan hambatan tinggi. Untuk mengukur
tegangan antara dua titik, voltmeter dihubungkan satu sama lain. Arus yang melalui
galvanometer akan sebanding dengan tegangan.

Sensitivitas Galvanometer

Ada empat konsep yang dapat digunakan untuk menyatakan sensitivitas galvanometer,
yaitu :

1. Sensitivitas arus
Adalah perbandingan antara simpangan jarum penunjuk galvometer terhadap arus
listrik yang menghasilkan simpangan tersebut. Besarnya arus listrik biasanya dalam
order mikroampere. Sedangkan besarnya simpangan dalam orde milimeter(mm).
Jadi untuk galvometer yang tidak memiliki skala yang dikalibrasi dalam orde
milimeter, harus dikonfersi dulu ke dalam skala mili meter. Secara matematis,
sensitivitas arus dinyatakan dengan :
SI = dmm

2. Sensitivitas tegangan
Adalah perbandingan antara simpangan jarum penunjuk galvometer terhadap
tegangan yang menghasilkan simpangan tersebut
3. Sensitivitas mega ohm
Adalah besarnya resistansi mega ohm yang terhubung seri dengan galvometer untuk
menghasilkan simpangan jarum menjunjuk galvanometer sebesar 1 Volt. Karena
besarnya hambatan ekivalen dari galvanometer yang terhubung paralel dapat
diabaikan bila dibandingkan dengan besarnya tahanan mega ohm yang terhubung
seri dengannya, maka arus yang masuk praktis dama dengan 1/R dan menghsilkan
simpangan satu bagian skala. Secara numerik sensitivitas mega ohm sama dengan
sensitivitas arus.
4. Sensitivitas balistik
Konsep lain sebagai tambahan adalah konsep sensitivitas balistik yang biasa
digunakan pada galvanometer balistik. Sensitivitas balistik adalah perbandingan
antara simpangan maksimum dari jarum penunjuk galvanometer terhadap jumlah
muatan listrik Q dari sebuah pulsa tunggal yang menghasilkan simpangan tersebut.
B. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya
alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut
avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter.
Kontruksi sederhana dari amperemeter DC adalah jenis PMMC. Karena kumpulan
PMMC kecil dan kemampuan hantar arusnya terbatas, maka hanya dapat dilalui oleh
arus kecil saja. Jika I yang besar akan diukur, maka sebagian arus dilewatkan pada
tahanan yang dipasang paralel dengan kumparan PMMC.
Sebuah amperemeter yang mempunyai beberapa range pengukuran, maka beberapa
tahanan shut dapat dipasang dengan konfigurasi berikut :
1. Amperemeter rangkuman ganda
Rangkaian ini memiliki empat shut yang dihubungkan aralel terhadap alat ukur agar
menghasilkan empat batas ukur yang berbeda.
2. Shunt Ayrton (shut Universal)
Rangkaian ini dapat mencegah kemungkinan penggunaan alat ukur tanpa tahanan
shunt sehingga memiliki keuntungan yaitu nilai tahanan total yang lebih besar.

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan amperemeter DC :

a. Amperemeter selalu dihubugkan seri dengan beban atau dengan rangkaian yang
akan diukur arusnya.
b. Polaritas amperemeter harus sesuai dengan rangkaian
c. Bila menggunakan multirange, pertama kali digunakan range tertinggi kemudian
diturunkan sampai mendekati skala penuh pada range tersebut.

DC Ameremeter

AC Amperemeter
Spesifikasi dan cara penggunaan :

Ampere meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang berfungsi
untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk arus yang
besar ditambahkan dengan hambatan shunt.

Ampere meter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir
pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang
dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir, maka
semakin besar pula simpangannya.

Bagian – Bagian Ampere meter

1. Terminal positif (+) dan negatif (-)

2. Skala tinggi dan rendah

3. Batas ukur

Rumus Ampere meter:

I=V/R

V = Tegangan (volt)

I = Arus (ampere)

R = Hambatan (ohm)

Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk arus listrik yang
sering dipendekkan menjadi amp. Satu ampere adalah suatu arus listrik yang mengalir
dari kutup positif ke kutup negatif, sedemikian sehingga di antara dua penghantar lurus
dengan panjang tak terhingga, dengan penampang yang dapat diabaikan, dan
ditempatkan terpisah dengan jarak satu meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar
2 × 10-7 newton per meter.

Pengukuran daya ac

Pengukuran Daya Rangkaian AC dapat dilakukan menggunakan kombinasi volt meter


dan amper meter yang dikombinasikan. Secara teori daya rangkaian AC merupakan
daya rata-rata pada rangkaian listrik tersebut. Dalam arus bolak-balik daya yang ada
setiap saat berubah sesuai dengan waktu. Daya dalam arus bolak-balik merupakan daya
rata-ratanya. Jika sedang dalam kondisi steady state, daya yang ada pada saat itu
dirumuskan :

Dimana :

P = merupakan harga daya saat itu,

V = tegangan

I = arus

Dimana V dan I merupakan harga rms dari tegangan dan arus. Cos ? merupakan faktor
daya dari beban. Dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa faktor daya (cos f )
berpengaruh dalam penentuan besarnya daya dalam sirkit AC, ini berarti bahwa
wattmeter harus digunakan dalam pengukuran daya dalam sirkuit AC sebagai pengganti
Ampermeter dan Voltmeter.

Cara Pengukuran

Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter,

1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere

Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang berfungsi
membentuk kalang tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang bisa menyatu dengan alat
ukur atau pun terpisah. Biasanya Ampere meter yang tidak menggunakan clamp ampere
adalah model Ampere meter Analog.

Berikut cara melakukan pengukurannya:

• Ampere meter dipasang seri dengan bebannya

• Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan
yang diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.

• Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan
jarum penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih
besar dari 60% skala penuh meter.
• Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar
dan pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan
power supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.

• Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi
yang mudah dibaca.

• Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan


menyebabkan arah simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu
besar dapat merusakkan jarum penunjuk.

2. Ampere meter yang memiliki Clamp Ampere

• Umumnya model Ampere meter Digital memiliki Clamp Ampere, baik menyatu
dengan Alat ukur maupun terpisah.

Berikut cara pengukurannya:

Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp
ampere pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai.
Berikut ilustrasinya:

Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa
kita manfaatkan:

1. Auto Ranging

keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian pengukuran alat ukur


secara otomatis pada range (rentang) tegangan, arus, atau tahanan yang benar.

2. Auto Polarity

keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan pada display digital,
menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu khawatir ujung terbalik.

3. HOLD

yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari memori
meskipun colok sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila mengukur
ditempat tertentu dimana Anda tidak dapat membaca dengan jelas hasil pengukurannya.

4. Dioda Test

Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan semikonduktor.
Umumnya apabila dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan menampilkan
penurunan tegangan maju dan berbunyi sebentar, sedangkan pada bias mundur alat ukur
akan menampilka OL. Dan jika di hubung singkat, alat ukur akan menunjuk angka nol
dan memancarkan suara yang terus menerus.

5. MAX/MIN

Digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran selama alat ukur di


colok.

6. Response Time

Waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang diperlukan rangkaian
elektronis untuk menentukan keakuratan kerja.

C. Voltmeter
Adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan d
Kontruksi voltmeter dasar atau sederhana dari voltmeter DC adalah jenis PMMC.
Voltmeter digunakan untuk mengukur beda potensial antara 2 titik pada rangkaian.
Untuk membatasi arus yang melalui kumparan PMMC agar tidak melampaui harga I
maksimumnya, maka dipasang tahanan yang seri dengan kumparan dan disebut tahanan
multiplier.

Cara Pengukuran

Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan


berapa besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan
Batas Ukur yang harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus
lebih tinggi dari tegangan yang diukur.
D. OHM METER

Ohm-meter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan
mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur
oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer
untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang
kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Cara Membaca Ohm Meter

1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah
mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum
Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih
dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih
sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut
adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.

Ohm meter
E. MULTIMETER
Multimeter adalah alat pengukuran listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm
meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun
arus (ampere meter). Ada dua kategori multimeter yauitu multimeter digital atau DMM
(digital multi meter) dimana multimeter ini merupakan yang baru dan lebh akurat
hasilnya, serta multimeter analog. Masing masing kategori dapat mengukur listrik AC
maupun listrik DC. Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna
untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat
mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.

Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk
yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-
masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun DC.
Multimeter dibagi menjadi 2, yaitu:
A. Multimeter analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para
tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini.
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple.
Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Cara Menggunakan Multimeter Analog
 Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol
apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum
belum tepat pada angka nol (0).
 Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC
mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC,
dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
 Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan
nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum
menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm. Sambungkan
penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif.
 Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya
karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.

Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan


fungsinya :
1. Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),
berfungsi untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar
sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.

2. Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust
Knob),
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih
diputar pada posisi (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test lead – (hitam),
kemudian tombol pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke kanan sehingga
menunjuk pada kedudukan 0 .
3. Saklar pemilih (Range Selector Switch),
berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter
biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
 Posisi (Ohm) berarti multimeter
 berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K
 Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter
 berfungsi sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250;
500; dan 1000.
 Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter
 berfungsi sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250;
500; dan 1000.
 Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
 berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25;
25; dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain
batas ukurannya belum tentu sama.
4. Lubang kutub + (V A Terminal),
berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5. Lubang kutub – (Common Terminal),
Berfungsi sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
6. Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.
7. Kotak meter (Meter Cover),
berfungsi sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
8. Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer),
Berfungsi sebagai penunjuk besaran yang diukur.
9.Skala (Scale),
berfungsi sebagai skala pembacaan meter.

B. Multimeter Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,
dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja
mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-
bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya
adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
Cara menggunakan multimeter digital
 hanya lebih sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena
menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
 Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap
dipakai.
 Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan
alat ukur.
 Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik
karena display dapat memberitahu.

Fungsi multimeter dan Cara pengukuran dengan multimeter


1. Mengukur tegangan DC
a. Atur Selektor pada posisi DCV.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada
posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
d. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe
warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
e. Baca hasil ukur pada multimeter.

2. Mengukur tegangan AC
a. Atur Selektor pada posisi ACV.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
c. untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada
posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
d. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek.
Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
e. Baca hasil ukur pada multimeter.

3. Mengukur kuat arus DC


a. Atur Selektor pada posisi DCA.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus
yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
c. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh
multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus
dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
d. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan
AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke
beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
e. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-
) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
f. Baca hasil ukur pada multimeter.

4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)


a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
c. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan
jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
d. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
e. Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan
pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.

5. Mengecek hubung-singkat / koneksi


a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
c. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan
dicek koneksinya.
d. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan
maka semakin baik konektivitasnya.
e. Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut
putus.

6. Mengecek transistor NPN


a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
c. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
d. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
e. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-
) pada kolektor.
f. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
g. Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
h. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
i. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-
) pada emitor.
j. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
k. Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
l. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak
diperlukan.
7. Mengecek transistor PNP
a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
c. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
d. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
e. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada kolektor.
f. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
g. Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
h. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
i. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe
(+) pada emitor.
j. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
k. Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
l. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika
bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak
diperlukan.

8. Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)


a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko
diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko
dibawah 10uF.
c. Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
d. Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai
elko) lalu kembali ke posisi semula.
e. Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
f. Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.

9. Cara Menggunakan Amperemeter Pada Multimeter


a. Pastikan terlebih dahulu arus apakah yang akan diukur. AC atau DC
b. Putar saklar pemilih pada posisi mA atau A DC untuk mengukur arus DC dan mA
atau A AC untuk mengukur arus AC
c. Hitung terlebih dahulu berapa nilai arus yang akan diukur. Jika tidak bisa dihitung
tentukan nilai kira-kira arus yang akan mengalir melewati rangkaian tersebut
d. Letakkan saklar pemilih pada batas ukur yang terbesar jika nilai arus yang akan diukur
belum diketahui. Jika arus yang akan diukur telah diketahui perkiraannya, letakkan
saklar pemilih pada batas ukur yang paling mendekati
e. Untuk mengukur arus AC kabel penghubung dapat dihubungkan dengan sumber arus
dan rangkaian atau beban secara bebas. Mengukur arus DC kabel penghubung harus
sesuai. Kabel penghubung warna merah dihubungkan ke kutub positif sumber arus,
sedangkan warna hitam ke rangkaian.
f. Multimeter harus dipasang seri terhadap rangkaian yang diukur
g. Hubungkan kabel penghubung terhadap rangkaian yang akan diukur

10. Pengukuran Resistansi Pada Multimeter


a. Putar saklar pemilih pada posisi Ohm. Selanjutnya putar saklar pemilih sekaligus
mementukan batas ukur yang dipakai. Untuk mengetes kabel misalnya gunakan batas ukur
x1. Untuk mengukur resistor yang tidak diketahui nilainya gunakan batas ukur yang paling
besar. Jika nantinya setelah diukur jarum penunjuk hanya bergerak sedikit ke kiri, maka
saklar putar dapat ke batas ukur yang lebih kecil lagi.
b. Hubung singkatkan kabel hitam dan merah pada multimeter. Atur pengatur nol sehingga
jarum penunjuk berada pada tepat nol sebelah kanan skala
c. Hubungkan kabel hitam dan merah secara bebas ke komponen yang akan ditest. Lihat
skala apakah jarum bergerak atau tidak. Jika skala perlu dibaca untuk mengetahui resistansi
maka bacalah skalalnya.

11. Menguji Kondensator dengan multimeter


Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
a. Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
b. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+)
dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
c. Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan colok (+)
dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan tidak kembali
berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali tetapi tidak seperti
posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak bergerak sama sekali
dipastikan putus.

12. Menguji Dioda dengan multimeter


Komponen ini memiliki sepasang kaki yang mana masing-masing berkutub negatif dan
positif. Oleh karena itu dalam menguji nanti hendaknya dilakukan dengan benar dan
cermat. Tujuan pengujian alat ini adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat
beberapa hal . Pada dioda yang pernah dipakai dalam suatu rangkaian biasanya disebabkan
besarnya tekanan arus sehingga tidak mampu ditahan dan diubah menjadi DC.
Cara pengujian:
a. Saklar diputar pada posisi Ohmmeter, 1x dan Kalibrasi.
b. Hubungkan colok (-) dengan kaki negatif (anoda) dan colok (+) dengan kaki positif
(katoda).
c. Kemudian pindahkan pencolok (-) pada kaki anoda dan colok (+) pada kaki katoda.
Bila jarum bergerak berarti dioda tersebut rusak. Jika sebaliknya (tak bergerak) maka
dioda dalam keadaan baik.
13. Menguji Transformator
Transformator saat kita beli harus dan wajib untuk kita check apakah masih baik dan
berfungsi. Karena untuk trafo biasanya tidak diberi garansi apabila rusak setelah dibeli. Hal
ini dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di gulungan/lilitan sekunder atau primer.
Langkah-langkah:
a. Putar multimeter saklar pada posisi Ohm 1x.Kalibrasi.
b. Hubungkan colok (-) dengan salah satu kaki di gulungan primer, colok (+) pada kaki
yang lain di gulungan primer. Bila jarum bergerak maka trafo dalam keadaan baik.
c. Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama. Apabila jarum multimeter bergerak-
gerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih nilai sama dengan selisih tegangan yang
tertera pada trafo.
d. Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer kemudian
colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam
keadaan baik, menandakan tidak adanya korsleting gulungan primer dengan sekunder
dengan body trafo. Lakukan hal sebaliknya.
e. Langkah terakhir, letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan
primer atau sekunder kemudian colok yang lain ke plat pengikat gulungan yang berada di
tengah. Apabila jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak
adanya korsleting gulungan dengan body trafo.
F. OSILOSKOP
Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal
listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati
bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop
dapat mewujudkan distorsi, waktu anatar dua peristiwa dan waktu relatif dari dua
sintyal terkait. Alat ukur ini dapat digunakan sebagai alat pengukuran rangkaian
elektronika seperti TV, Radio dsb. Bentuk alat ini hampir sama dengan alat yang
digunakan dirumah sakit di ruang operasi. Namun untuk yang ini ukuran nya kecil dari
yang digunakan diruang operasi.

Oscilloscope terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah cathode (electrode negative )
pada satu sisi yang menghasilkan pancaran electron dan sebuah anode ( electrode
positive ) untuk mempercepat gerakannya sehingga jatuh tertuju pada layar tabung.
Susunan ini disebut dengan electron gun.

Elektron-elektron disebut pancaran sinar katoda sebab mereka dibangkitkan oleh


cathode dan ini menyebabkan oscilloscope disebut secara lengkap dengan cathode ray
oscilloscope atau CRO.
F. WATTJAM / WATTHOUR METER
Wattjam adalah alat ukur energi listrik. Wattjam (Wh = watt-hour) atau kilowatt-jam
(kWh) sebetulnya alat ukur listrik yang banyak terpasang di setiap rumah. Kita sering
salah memahami mengira bahwa alat ukur yang terpasang dirumah adalah alat ukur
daya listrik. Padahal sebetulnya alat ukur listrik yang terpasang dirumah kita itu adalah
Wattjam. Angka penunjuk pun menyatakan nilai energi listrik yang terpakai dalam
rentang waktu tertentu.

G. MEGGER

Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik maupun
instalasi-instalasi.

Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain untuk:

 Kabel instalasi pada rumah-rumah / bangunan.


 Kabel tegangan tinggi.
 Kabel tegangan rendah.
 Transformator.
 Dan peralatan listrik lainnya.
H. WATTMETER
Wattmeter adalah alat ukur untuk daya listrik. Sebetulnya wattmeter adalah gabungan
dari alat ukur listrik dengan alat ukur tegangan listrik, namun dirancang sedemikian
rupa sehingga penunjukkannya menunjukkan nilai daya listrik yang terpakai

Cara menggunakan wattmeter

pertama-tama telitilah kedudukan jarum penunjuknya; jika kedudukannya sudah tepat pada
angka 0 berarti wattmeter sudah siap untuk digunakan. Apabila kedudukan jarum penunjuk
belum tepat pada angka 0, maka harus diatur dengan memutar sekrup pengatur kedudukan
jarum.
Cara Menggunakan Wattmeter
Diagram hubungan wattmeter dapat diperlihatkan seperti pada gambar di bawah.

Dari gambar diagram hubungan wattmeter diatas terlihat bahwa terminal tegangan yaitu
terminal 240 V dan terminal ± dihubungkan secara paralel, sedangkan terminal arus A dan
terminal ± dihubungkan secara seri. Gambar a terlihat bahwa terminal-terminal hubungan
disambung antara terminal atas dan terminal bawah, ini disebut hubungan seri. Sedangkan
pada gambar b terminal samping kanan disambung dengan terminal samping kiri, ini disebut
hubungan paralel.
Hasil pengukuran wattmeter didapatkan dengan mengalikan angka penunjukkan jarum
penunjuk dengan faktor pengali sesuai dengan batas ukur dan jenis hubungannya seperti
terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Diagram Hubungan Wattmeter

MultIple

Volt
60 V 120 V 240 V
Ampere

Seri 0.5 A 0.25 o.5 1

Paralel 1A o.5 1 2

Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Dalam hubungan seri, batas ukur arus listriknya 0.5 ampere, jika digunakan batas ukur
tegangan berturut-turut 60 V; 120 V; 240 V, maka hasil pengukuran dayanya adalah
angka penunjukkan jarum dikalikan dengan 0.25; 0.5; 1.
 Dalam hubungan paralel, batas ukur arus listriknya 1 ampere, jika digunakan batas ukur
tegangan berturut-turut 60 V; 120 V; 240 V, maka hasil pengukuran dayanya adalah
angka penunjukkan jarum dikalikan dengan 0.5; 1; 2.
 Dalam hubungan seri, batas ukur dayanya sebesar 120 X 1 (Watt) = 120 Watt.

Dalam hubungan paralel, batas ukur dayanya sebesar 120 X 2 (Watt) = 240 Watt.

I. GENERATOR FUNGSI
Generator fungsi adalah alat ukur yang digunakan sebagai sumber pemicu yang
diperlukan, merupakan bagian dari peralatan (software) uji coba elektronik yang
digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang
atau satu kali.

Anda mungkin juga menyukai