Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Perilaku konsumsi masyaraka tidak terlepas dari dorongan gaya hidup.

Perkembangan gaya hidip dipengaruhi oleh perkembangan zaman, teknologi, dan

sosial budaya. Orang yang lebih kreatif akan lebih senyukai sesuatu yang berbeda

dengan kebiasaan orang lain, memyukai barang-barang unik. Orang yang menyukai

hobi tertentu akan membeli produk-produk yang disukainya sesuai dengan hobinya.

Kemudian ada sebagian orang yang bergaya hidup hedonis. Hedonis berarti orang

yang suka bersenang senang, suka berbelanja, dan memyukai barang-barang mahal.

Itu semua merupakan beberapa conto dorongan gaya hidup atas perilaku konsumsi

konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Tidak hanya itu sekarang di

Indonesia sedang berlangsung fenomena perubahan gaya hidup untuk menciptakan

permintaan tinggi bagi layanan baru yang dihasilkan dari industri kreatif,

munculnya e-comerce, media sosial, smart city dan pengembangan perangkat

lunak, meningkatnya permintaan fashion seni dan kerajinan di sektor industri

kreatif (https:// edukasi.kompas.com/reas/218/08/06/19074791/saatnya-melirik-

industri-kreatif).

Pelaku usaha dituntut untuk berinovasi dan lebih kreatif dalam membuat

suatu produk, agar konsumen tertarik dan berminat untuk membeli produk yang

ditawarkannya. Badan Ekonomi Kreatif (2017) menyatakan bahwa pada tahun

2017, ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 7,38% atau 852 trilliun

rupiah terhadap total perekonomian nasional, salah satu bidang ekonomi kreatif

yang memberikan kontribusi yang besar yaitu di bidang fashion sebesar 18,15%.
Industri kreatif di bidang fashion saat ini berkembang dengan pesat. Kondisi

ini sejalan dengan berkembangnya zaman dan kesadaran masyarakat akan fashion.

Masyarakat saat ini sudah sangat menyadari akan kebutuhan fashion yang lebih dari

sekedar berpakaian, tapi juga bergaya dan trendi yang sudah mengarah pada

pemenuhan gaya hidup pada zaman sekarang ini. Disamping itu fashion juga dapat

diartikan sebagai sarana berkomunikasi dan menunjukan gaya hidup identitas

pemakainya. Industri fashion tidak hanya bergerak dalam satu bidang saja, ada

beberapa bidang yang dapat dikatagorikan fashion salah satunya jam tangan.

Jam tangan adalah salah satu benda yang dapat mendukung fashion

seseorang. Selain fungsi utamanya sebagai petunjuk waktu, jam tangan pada zaman

sekarang juga sudah menjadi salah satu pendukung bahkan menjadi tren mode

dalam fashion. Jenis dan bahan material pun beragam, mulai dari jam tangan

kinetik, mekanik dan elektronik, yang bahannya terbuat dari stainless steell,

almunium, karet, plastik, dan kayu. Inovasi jam tangan yang berbahan dasar kayu

mempunyai cirikhas dan keunikan bagi konsumen. Jam tangan kayu juga

mempunyai fitur, kehandalan yang tunjang dengan desain yang berwawasan, agar

produk jam tangan kayu dapat bersaing dengan jam tangan pada umumnya.

PT Matoa Indonesia merupakan salah satu produsen jam tangan kayu

pertama di Indonesia. Perusahaan asal Kota Bandung ini memilih bahan dasar kayu

dikarenakan kayu mudah didapatkan di Indonesia serta ramah lingkungan, karena

bahan baku kayu yang di gunakan brasal dari limbah industri kayu. Jam tangan kayu

MATOA memiliki nilai keunikan tersendiri dikarenakan jam tangan pada

umumnya berbahan baku stainless stell dan karet. Tidak sekedar menjual keunikan
tetapi desain yang simpel dan stylish mampu menarik konsumen yang memiliki

gaya hidup tertentu. MATOA berupaya memberikan penawaran terbaik bagi

pelanggannya dengan mngembangkan desain produk, kualitas produk dan

mengembangkan segala penawaran agar konsumen melakukan keputusan

pembelian, agar perusahaan dapat bertahan, tumbuh dan mencapai tujuannya.

Tujuan utama perusahaan ialah mendapatkan keuntungan yang tinggi, maka

perusahaan harus dapat menjual produknya sebanyak-banyaknya. Hal ini juga yang

dilakukan MATOA, untuk menjual jam tangan kayu sebanyak-banyaknya. Berikut

data penjualan jam tangan Matoa selama satu tahun dari bulan Januari 2018 sampai

dengan Desember 2018

Tabel 1.1
Penjualan Jam Tangan Matoa Tahun 2017

Data Penjualan Matoa Tahun 2018


Total
Tahun Bulan Penjualan (unit)
(unit)
Januari 175
Februari 313
Maret 322
April 312
Mei 455
Juni 1749
2018 8168
Juli 438
Agustus 586
September 516
Oktober 587
November 1257
Desember 1458
Sumber : Data diolah oleh peneliti
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa penjualan jam tangan kayu

MATOA tidak tetap. Dalam setiap bulannya, data menunjukan penjualan jam

tangan Matoa yang tidak menentu atau naik turun. Penjualan yang nilainya sangat

tinggi terjadi pada bulan Juni sebanyak 1161 unit, November 1257 unit, dan

Desember sebanyak 1881 unit. Penjualan rendah terjadi pada bulan-bulan di awal

tahun yaitu bulan Januari sampai April. Tingginya penjualan pada bulan Juni dapat

disebabkan oleh daya beli masyarakat terhadap jenis produk fashion meningkat

menjelang hari raya Idul Fitri, pada bulan Desember tingginya penjualan

disebabkan oleh diskon akhir tahun dan hari raya Natal. Penurunan penjualan yang

signifikan pada bulan bulan-bulan di akhir tahun dikarenakan daya beli masyarakat

menurut terhadap jenis produk fashion setelah diskon akhir tahun pada tahun

sebelumnya.

Penjualan merupakan salah satu indikator kinerja dari sebuah perusahaan.

Semakin besar jumlah penjualan dampaknya semakin baik bagi perusahaan, begitu

pula sebaliknya, semakin kecil jumlah penjualan yang dilakukan perusahaan

dampaknya semakin tidak baik bagi perusahaan untuk berkembang.penjualan pada

umumnya tidaklah tetap, akan tetapi mengalami fluktuasi, jumlah atau volumenya

selalu naik turun. Tinggi rendahnya penjualan dapat di pengaruhi oleh beberapa

faktor, baik dari dalam perusahaan seperti harga, kualitas, dan promosi maupun dari

konsumen seperti gaya hidup, keluarga, dan kelompok acuan.

Penjualan dapat di pengaruhi oleh beberpa faktor salah salah satunya harga.

Harga terbentuk sebagai hubungan dua kekuatan pasar yaitu permintaan dari pihak

konsumen dan penwaran dari pihak produsen. Persaingan yang semakin ketat
dipasaran dan semakin banyak pilihan, penawaran harga yang menarik bagi

konsumen, membuat mereka tertarik dan berfikir tentang sebuah merek dan produk,

bila pengaruh yang ditimbulkannya tepat, akan mengalihkan pelanggan sehingga

membuat keputusan untuk membeli produk atau menggunakan jasa yang di

tawarkan perusahaan. Untuk itu penetapan harga harus tepat oleh perusahaan,

begitu juga yang dilakukan oleh MATOAyang terus berupaya memberikan harga

yang sesuai dengan kualitas jam tangan nya, guna dapat bersaing dengan para

kompetitornya. Berikut daftar harga jam tangan kayu buatan Indonesia.

Tabel 1.2
Daftar Harga Jam Tangan Kayu di Indonesia

No Merek Rentang Harga (Rp)

1 Matoa 980.000 - 3.000.000

2 Woodka 545.000 - 1.095.000

3 Lancellot 785.000 - 985.000

4 Hand2craft. 550.000 - 650.000


Sumber: Data diolah oleh peneliti

Berdasarkan Tabel 1.2 di atas menujukan bahwa dari 4 merek jam tangan

kayu di Indonesia, menunjukan bahwa jam tangan kayu MATOA merupakan jam

tangan kayu yang memegang harga yang paling tinggi, mulai dari Rp 980.000 – Rp

3.000.000. sedangkan para pesaingnya, seperti Woodka menetapkan harga mulai

dari Rp. 545.000 – Rp 1.095.000, dan Lancellot menetapkan harga mulai dari Rp.

785.000 – Rp. 985.000. hal ini menandakan bahwa harga jam tangan kayu MATOA

mempunyai harga yang paling tinggi di bandingkan dengan para persainya.


Masalah yang muncul pada MATOA ini didentifikasin bahwa harga yang

di tawarkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan para pesaingnya.

Mempertahankan minat beli bukanlah tugas yang mudah, perhatian

konsumen harus lebih ditingkatkan sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih

rinci di dalam diri konsumen. Untuk itu mereka harus dirangsang agar mau

membaca dan mengikuti bentuk-bentuk promosi yang disampaikan. Selain itu,

dalam tahap ini yang perlu ditekankan adalah bagaimana konsumen bisa

mengetahui bahwa produk atau jasa yang dijual bisa membantu mereka (Kotler

2015:168)

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Jam Tangan Matoa di Wilayang Bandung “

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti mengamati berbagai fenomena yang terjadi di

MATOA. Dalam fenomena tersebut terdapat berbagai masalah yang diidentifikasi

dan dirumuskan oleh penulis.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas. Peneliti mengidentifikasi

bebrapa permasalahan yang dari peneliti ini sebagai berikut:

1. Adanya persain jengan jenis produk yang sama

2. Penjualan MATOA fluktuaif setiap bulannya, terjadi penurunan penjualan

sangat signifikan di bulan Januari


3. Harga jam tangan kayu MATOA lebih mahal dibandingkan dengan

kompetitornya

4. Tidak semua konsumen jam tangan kayu MATOA memiliki gaya hidup

hedonis.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, penulis dapat

merumuskan beberapa masalah dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai harga jam tangan kayu

MATOA.

2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Harga jam tangan kayu yang

ditawarkan oleh MATOA.

3. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian jam

tangan kayu MATOA.

4. Seberapa Besar Pengaruh gaya hidup dan harga terhadap keputusan

pembelian jam tangan kayu MATOA, baik secara simultan maupun parsial.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis:

1. Pengaruh jam tangan kayu MATOA terhadap gaya hiduo konsumen.

2. Tanggapan konsumen mengenai harga jam tangan kayu MATOA.

3. Tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian terhadap jam tangan

kayu MATOA.
4. Besarnya pengaruh gaya hidup dan harga terhadap keputusan pembelian jan

tangan kayu MATOA.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini terbagi kedalam dua kegunaan yaitu kegunaan

teoritis dan kegunaan Praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Adapun kegunaan teoritis dalam penelitian ini yaitu:

1. Dapat memperkaya teori-teori mengenai gaya hidup, harga, dan keputusan

pembelian.

2. Dapat memperkaya teori dan konsep yang menunjang perkembangan ilmu

pengetahuan bidang kajian manajemen pemasaran.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Penulis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang

manajemen pemasaran dan ilmu pengetahuan ekonomi yang ada

hubungannya dengan masalah gaya hidup dan harga serta pengaruh nya

terhadap keputusab pembelian sehingga dapat diperoleh gambaran

kesesuaian fakta dan teori.

b. Peneliti dapat mengetahui permasalahan yang mempengaruhi gaya

hidup konsumen jam tangan kayu MATOA.

c. Peneliti dapat mengetahui permasalahan yang terjadi pada harga jan

tangan kayu MATOA.


d. Peneliti dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian jam tangan kayu MATOA.

2. Bagi Matoa Indonesia

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam

menangani masalah yang dihadapi berkaitan dengan keputusan

pembelian konsumen.

b. Hasil penelitian diharapkan dapat membantu dan memberikan manfaat

positif bagi perusahaan dalam menyempurnakan strategi untuk

meningkatkan penjualan secara berkesinambungan

c. Membantu perusahaan dalam melakukan analisis gaya hidup konsumen,

seperti aktivitas, minat, dan pendapat konsumen. menyusun,

merencakan penetapan harga, menyesuaikan harga dengan kompetitor,

dan juga diskon belanja di distro MATERNAL.

3. Bagi Pihak Lain

a. Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian lain yang sejenis

b. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang sedang melakukan penelitian

dengan bidang kajian yang sama.

c. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan perbandingan untuk penelitian

sejenis

d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, wawasan secara

langsung dalam menghadapi permasalahan yang ada di dalam dunia

kerja serta dapat digunakan untuk latihan menerapkan antara teori yang

didapat dari bangku kuliah dengan dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai