Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkun gan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Tingkat bahaya keracunan yang
disebabkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah, baik dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang.
Limbah yang mengandung bahan pencemar akan mengubah kualitas lingkungan, bila
lingkungan tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada
padanya. Oleh karena itu sangat perlu diketahui sifat limbah dan komponen bahan pencemar
yang terkandung di dalam limbah tersebut.
Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan pencemar yang terbawa
oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi, yang terbuang dari sumber domestik
(perkantoran, perumahan, dan perdagangan), dan sumber industri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian limbah ?
2. Jenis-jenis limbah, Limbah domestic maupun limbah B3 ?
3. Contoh pengolahan limbah

1.3 Tujuan Penulisan


Dengan tersusunnya makalah ini semoga pembaca dapat menambah wawasan tentang
materi limbah dan agar limbah dapat di manfaatkan untuk hal-hal yang berguna.

1.4 Manfaat Penulisan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Limbah

Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif terhadap
masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah adalah sisa produksi baik dari alam
maupun hasil dari kegiatan manusia. Beberapa pengertian tentang limbah:
1. Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang
prosedur impor limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah bahan/barang sisa atau
bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari
aslinya.
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan
sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.

2.2 Wujud Limbah


Berdasarkan wujudnya limbah dibedakan menjadi limbah padat, cair dagas. Jelaskan
pengertian dan karakteristik masing-masing limbah padat, cair dan gas.
Berdasarkan Wujudnya menurut Suharto limbah dibedakan menjadi tiga, yaitu
 Limbah padat
Merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari
sisa proses pengolahan. Dimana limbah padat ini dikategorikan menjadi dua bagian yaitu
limbah padat yang dapat didaur ulang baik limbah organik ataupun anorganik yang bernilai
ekonomis atau yang tidak bernilai ekonomis. Dalam suatu industri tertentu limbah padat
yangdihasilkan terkadang menimbulkan masalah baru yang berhubungan dengan tempat atau
areal luas yang dibutuhkan untuk menampung limbah tersebut. limbah padat adalah limbah
yang berwujud padat. Limbah padat bersi&at kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang
memindahkannya.
 Limbah cair
Pada umumnya dihasilkan dari suatu industri atau pabrik yang banyak menggunakan

2
air dalam sistem prosesnya. Air tersebut membawa sejumlah padatan atau partikel yang larut
maupun yang mengendap baik mengandung senyawa kimia beracun ataupun tidak, yang
selanjutnya diolah terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan kembali ataupun dibuang ke
lingkungan. limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. %imbah cair terlarut dalam air,
selalu berpindah, dan tidak pernah diam.
 Limbah gas
Definisi dari limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media.
Limbah gas yang dihasilkan oleh suatu pabrik dapat mengeluarkan gas yang berupa asap,
partikel serta debu yang jika tidak ditangkap dengan menggunakan alat, maka dengan dibantu
oleh angin akan memberikan jangkauan pencemaran yang lebih luas. Jenis dan karakteristik
setiap jenis limbah akan tergantung dari sumber limbah. Uraian dibawah ini akan menjelaskan
karakteristik masing-masing limbah serta metode dalam pengolahannya. limbah gas adalah
limbah buangan yang berwujud gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas
selalu bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. contoh limbah gas adalah gas pembuangan
kendaraan bermotor. pembuatan bahan bakar minyakjuga menghasilkan gas buangan yang
berbahaya bagi lingkungan.

 Limbah Berdasarkan Sifatnya


 Limbah Berbahaya Beracun (B3)

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini
ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3).
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun
yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah
B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena
rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan
dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan
infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui
termasuk limbah B3.

3
Jenis-jenis limbah beracun antara lain:

 Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
 Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala
akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
 Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau
menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
 Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan
lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh
melalui pernapasan, kulit atau mulut.
 Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau
limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi
dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
 Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau
mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang
bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

Limbah Radioaktif

Bahan yang terkontaminasi dengan radioisotope yang berasal dari penggunaan medis atau riset
radionucleida.

 Limbah Berdasarkan Dasar Asalnya


 Limbah Organik

Terdiri dari bahan bahan yang bersifat organic, seperti sampah rumah tangga, kegiatan
industry. Sampah ini bias diuraikan melalui proses yang alami.

 Limbah Anorganik

Limbah Anorganik berasal dari sumber daya yang tidak dapat diuraikan dan tidak dapat
diperbaharui.

 Limbah Cair
Limbah cair atau buangan merupakan air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi serta dapat
menimbulkan dampak yang buruk terhadap manusia dan lingkungan. Keberadaan limbah cair
tidak diharapkan di lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Pengolahan yang tepat
bagi limbah cair sangat diutamakan agar tidak mencemari lingkungan (Mardana, 2007).
 Karakteristik Limbah Cair

4
Limbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa karakteristik
sesuai dengan sumbernya, dimana karakteristik limbah cair dapat digolongkan pada
karakteristik fisik, kimia, dan biologi sebagai berikut (Eddy, 2008).

1. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik air limbah yang perlu diketahui adalah total solid, bau,
temperatur, densitas, warna, konduktivitas, dan turbidity.

a. Total Solid
Total solid adalah semua materi yang tersisa setelah proses evaporasi pada suhu
103–105oC. Karakteristik yang bersumber dari saluran air domestik, industri, erosi
tanah, dan infiltrasi ini dapat menyebabkan bangunan pengolahan penuh dengan
sludge dan kondisi anaerob dapat tercipta sehingga mengganggu proses pengolahan.
b. Bau
Karakteristik ini bersumber dari gas-gas yang dihasilkan selama dekomposisi
bahan organik dari air limbah atau karena penambahan suatu substrat ke air limbah.
c. Temperatur
Temperatur ini mempengaruhi konsentrasi oksigen terlarut di dalam air. Air
yang baik mempunyai temperatur normal 8oC dari suhu kamar 27oC. Semakin tinggi
temperatur air (>27oC) maka kandungan oksigen dalam air berkurang atau
sebaliknya.
d. Density
Density adalah perbandingan antara massa dengan volume yang dinyatakan
sebagai slug/ft3 (kg/m3).
e. Warna
Air limbah yang berwarna banyak menyerap oksigen dalam air sehingga dalam
waktu lama akan membuat air berwarna hitam dan berbau.
f. Kekeruhan
Kekeruhan diukur dengan perbandingan antara intensitas cahaya yang
dipendarkan oleh sampel air limbah dengan cahaya yang dipendarkan oleh suspensi
standar pada konsentrasi yang sama (Eddy, 2008).

5
2. Karakteristik Kimia
Pada air limbah ada tiga karakteristik kimia yang perlu diidentifikasi yaitu bahan
organik, anorganik, dan gas.
a. Bahan organik
Pada air limbah bahan organik bersumber dari hewan, tumbuhan, dan aktivitas
manusia. Bahan organik itu sendiri terdiri dari C, H, O, N, yang menjadi karakteristik
kimia adalah protein, karbohidrat, lemak dan minyak, surfaktan, pestisida dan fenol,
dimana sumbernya adalah limbah domestik, komersil, industri kecuali pestisida yang
bersumber dari pertanian.
b. Bahan anorganik
Jumlah bahan anorganik meningkat sejalan dan dipengaruhi oleh asal air limbah.
Pada umumnya berupa senyawa-senyawa yang mengandung logam berat (Fe, Cu,
Pb, dan Mn), asam kuat dan basa kuat, senyawa fosfat senyawa-senyawa nitrogen
(amoniak, nitrit, dan nitrat), dan juga senyawa- senyawa belerang (sulfat dan
hidrogen sulfida).
c. Gas
Gas yang umumnya ditemukan dalam limbah cair yang tidak diolah adalah
nitrogen (N2), oksigen (O2), metana (CH4), hidrogen sulfida (H2S), amoniak (NH3),
dan karbondioksida (Eddy, 2008).
3. Karakteristik Biologi
Pada air limbah, karakteristik biologi menjadi dasar untuk mengontrol timbulnya
penyakit yang dikarenakan organisme pathogen. Karakteristik biologi tersebut seperti
bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat dalam dekomposisi dan stabilisasi
senyawa organik (Eddy, 2008).

 Sumber Limbah Cair

Tiga Kategori :

1. Air limbah domestik atau rumah tangga


Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003,
limbah cair domestik adalah limbah cair yang berasal dari usaha

dan atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen,

6
dan asrama. Air limbah domestik mengandung berbagai bahan, yaitu kotoran, urine,
dan air bekas cucian yang mengandung deterjen, bakteri, dan virus (Eddy, 2008).
2. Air limbah industri
Air yang dihasilkan oleh industri, baik akibat proses pembuatan atau produksi
yang dihasilkan industri tersebut maupun proses lainnya (Darmono, 2001). Limbah
non domestik adalah limbah yang berasal dari pabrik, industri, pertanian,
perternakan, perikanan, transportasi, dan sumber- sumber lain (Eddy, 2008).
3. Infiltrasi
Infiltrasi adalah masuknya air tanah ke dalam saluran air buangan melalui
sambungan pipa, pipa bocor, atau dinding manhole, sedangkan inflow adalah
masuknya aliran air permukaan melalui tutup manhole, atap, area drainase, cross
connection saluran air hujan maupun air buangan (Eddy, 2008).

 Dampak Limbah Cair


Limbah organik mengandung sisa-sisa bahan organik, detergen, minyak dan kotoran
manusia. Limbah ini dalam skala kecil tidak akan terlalu mengganggu, akan tetapi dalam
jumlah besar sangat merugikan. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan limbah cair adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan terhadap kesehatan manusia
Gangguan terhadap kesehatan manusia dapat disebabkan oleh kandungan
bakteri, virus, senyawa nitrat, beberapa bahan kimia dari industri dan jenis pestisida
yang terdapat dari rantai makanan, serta beberapa kandungan logam seperti merkuri,
timbal, dan kadmium (Eddy, 2008).
2. Gangguan terhadap keseimbangan ekosistem
Kerusakan terhadap tanaman dan binatang yang hidup pada perairan disebabkan oleh
eutrofikasi yaitu pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang
berlebihan ke dalam ekosistem air, air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total
phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L dan pertumbuhan
tanaman yang berlebihan (Eddy, 2008).
3. Gangguan terhadap estetika dan benda
Gangguan kenyamanan dan estetika berupa warna, bau, dan rasa. Kerusakan
benda yang disebabkan oleh garam-garam terlarut seperti korosif atau karat, air
7
berlumpur, menyebabkan menurunnya kualitas tempat-tempat rekreasi dan
perumahan akibat bau serta eutrofikasi (Eddy, 2008).

2.3 Limbah Infeksius

Limbah medis adalah hasil buangan dari suatu aktivitas medis.[1] Limbah medis harus
sesegera mungkin diolah setelah dihasilkan dan penyimpanan menjadi pilihan terakhir jika
limbah tidak dapat langsung diolah.[1] Faktor penting dalam penyimpanan limbah medis adalah
melengkapi tempat penyimpanan dengan penutup, menjaga areal penyimpanan limbah medis
tidak tercampur dengan limbah non-medis, membatasi akses lokasi, dan pemilihan tempat yang
tepat.[2]

Menurut peraturan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2002, limbah medis


dikategorikan berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di dalamnya serta volume dan sifat
persistensinya yang dapat menimbulkan berbagai masalah.[2] Kategori tersebut adalah[2]:

 Limbah benda tajam seperti jarum suntik, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, pecahan
gelas, dan lain-lain.
 Limbah infeksius. Limbah infeksius adalah limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium. Limbah
ini dapat menjadi sumber penyebaran penyakit pada petugas, pasien, pengunjung, maupun
masyarakat sekitar. Oleh karena itu, limbah ini memerlukan wadah atau kontainer khusus
dalam pengolahannya.
 Limbah patologi. Limbah ini merupakan limbah jaringan tubuh yang terbuang dari proses
bedah atau autopsi.
 Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi selama peracikan, pengangkutan, atau
tindakan terapi sitotoksik.
 Limbah farmasi, yang merupakan limbah yang berasal dari obat-obatan yang kedaluwarsa,
obat-obat yang terbuang karena tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat yang dibuang pasien atau oleh masyarakat, obat-obatan yang tidak
diperlukan lagi oleh institusi bersangkutan, dan limbah yang dihasilkan selama produksi
obat-obatan.
 Limbah kimia yang dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, laboratorium,
proses sterilisasi dan riset.

8
 Limbah radioaktif, yaitu limbah yang terkontaminasi dengan radioisotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radionukleotida.

Setiap hari rumah sakit banyak menghasilkan limbah, termasuk limbah infeksius.
Pembuangan limbah infeksius dengan tidak benar dapat menimbulkan risiko infeksidi rumah
sakit. Hal ini nyata terjadi pada pembuangan cairan tubuh dan material terkontaminasi dengan
cairan tubuh, pembuangan darah dan komponen darah, serta pembuangan limbah dari lokasi
kamar mayat dan kamar bedah mayat (post mortem). Pemerintah mempunyai regulasi terkait
dengan penanganan limbah infeksius dan limbah cair, sedangkan rumah sakit diharapkan
melaksanakan ketentuan tersebut sehingga dapat mengurangi risiko infeksi di rumah sakit.

Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar untuk meminimalkan


risiko infeksi melalui kegiatan sebagai berikut:

 pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;

 penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah;

 pemulasaraan jenazah dan bedah mayat;

 pengelolaan limbah cair;

 pelaporan pajanan limbah infeksius.

Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu :

a. Metode Desinfeksi Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan
bahan-bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit
menjadi tidak aktif.

b. Metode Pengenceran (Dilution) Dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai
konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air.
Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap badan- badan air masih tetap ada,
pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan- badan air
seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.

c. Metode Proses Biologis Dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri


tersebut akan menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah.

9
d. Metode Ditanam (Landfill) Yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam
tanah.

e. Metode Insinerasi (Pembakaran) Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke dalam


insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir
sebagai CO2 dan H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya
(kuman penyakit, jaringan tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas, plastik) yang tidak
terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya (tergantung
dari jenis limbah).

2.4 Limbah Laboratorium

Limbah Laboratorium adalah Limbah yang dihasilkan dari kegatan Laboratorium


Sumber Limbah Laboratorium adalah

 Bahan baku yang telah kadarluasa

 Bahan habis pakai

 Produk Proses di Lab

 Produk Upaya Penanganan Limbah

Macam – macam Limbah Laboratorium

 Pelarut Halogen bebas dari senyawa organik

 Pelarut Organik yang mengandung Halogen dan senyawa organik dalam Larutan

 Residu padatan bahan kimia laboratorium organik

 Garam dalam Larutan : lakukan penyesuaian kandungan keasaman gas ph 6-8

 Residu bahan-bahan anorganik beracun dan garam logam berat larutannya

 Senyawa beracun mudah terbakar

 Residu air raksa dan garam anorganik raksa

 Residu garam loga ; tiap logam harus dukumpulkan secara terpisah

10
 Padatan anorganik

 Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik.


2.5 Cara Penanggulangan Limbah
Stabilisasi
Stabilisasi adalah proses pengubahan bentuk dan sifat kimia limbah dengan cara
menambahkan bahan bahan yang dapat mengikat dan membatasi daya cemar limah sebelum
dilakukan pembuangan.Bahan bahan yang bias digunakan adalah semen dan kapur.

Insinerasi
Insinerasi adalah proses pembakaran limbah dengan tujuan untuk mengurangi volume
limbah agar tidak memerlukan ruang yang besar saat dilakukan pembuangan.

Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses penanganan limbah secara biologi dengan cara memasukkan
bakteri atau mikroorganisme untuk mengurai limbah.

Vitoremediasi
Vitoremediasi adalah proses penanganan limbah menggunakan tumbuhan.Proses ini
dilakukan secara alami sehingga tidak memerlikan biaya yang besar. Namun, karena proses
yang alami maka dibutuhkan waktu yang cukup lama.

2.6 Tujuan Pengolahan Limbah

1) Sampah Organik
a. Makanan Ternak
Di beberapa negara, sampah organik yang berasal dari restoran biasanya dikumpulkan oleh
peternak dan digunakan sebagai makanan binatang ternak, misalnya babi, unggas.
Di Indonesia, sampah organik dari pasar yang berupa sayur-sayuran (kobis, slada air, sawi),
daun pisang, dan sisa makanan biasanya diambil untuk makanan kelinci, kambing, dan juga
ayam atau itik. Hal ini sangat bermanfaat sebab selain mengurangi jumlah sampah juga
mengurangi biaya peternakan. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilah
terlebih dahulu sebelum dikonsumsi oleh ternak. Sebab akan bermasalah jika sampah organik
tadi bercampur dengan sampah-sampah yang mengandung logam-logam berat yang dapat
terakumulasi di dalam tubuh ternak tersebut.

11
b. Komposting Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, segaligus usaha
mendapatkan bahan-bahan kompos yang sangat menyuburkan tanah. Sistem ini mempunyai
prinsip dasar mengurangi atau mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi
bahan-bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme yang
berperan dalam pengolahan ini dapat berupa bakteri, jamur, khamir, juga insekta dan cacing.
Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum, maka diperlukan beberapa kondisi, diantaranya
campuran yang seimbang dari berbagai komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembaban
udara (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik).
Sistem pengkomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
- Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan.
- Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli.
- Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan dan instalasi yang mahal.
- Unsur hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibanding dengan pupuk buatan.
c. Biogas Para petani selalu mencari jalan untuk meningkatkan taraf hidupnya. salah satu cara
peningkatan taraf hidup ialah dengan cara membuat bahan bakar untuk memasak. Dewasa ini
banyak petani membuat bahan bakar biogas berskala kecil di rumah. Biogas adalah gas-gas
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah
organik atau campuran dari keduanya. secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara
mencapur sampah-sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang
kedap udara. Selanjutnya dibiarkan selama kurang lebih 2 (dua) minggu.
Sampah yang dibuat biogas ini mempunyai kelebihan antara lain:
- Mengurangi jumlah sampah.
- Menghemat energi dan merupakan sumber energi yang tidak merusak lingkungan.
- Nyala api bahan bakar biogas ini terang/bersih, tidak berasap seperti arang kayu atau kayu
bakar. Dengan menggunakan biogas, dapur serta makanan tetap bersih.
- Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk kandang.
2) Sampah Anorganik Sampah anorganik seperti botol, kertas, plastik dan kaleng, sebelum
dibuang ke TPA sebaiknya dipilah terlebih dahulu. Karena dari jenis sampah ini masih ada
kemungkinan untuk dimanfaatkan ulang maupun untuk didaur ulang.
a. Dijual ke Pasar Loak/Dirombeng untuk Bahan Baku Sisi lain dari pemanfaatan sampah
anorganik, seperti kertas bekas, koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban nekas, radio tua,

12
TV tua, dan sepeda usang, adalah dijual ke pasar loak. Atau jika enggan pergi ke pasar loak,
juga dapat memanggil tukan loak yang biasa membeli barang-barang bekas ke rumah-rumah.
Cara lain dapat juga di jual ke tetangga ataupun teman. Dengan demikian, sudah ada usaha
mengurangi jumlah sampah yang ada. Cobalah untuk mengumpulkan barang-barang bekas
kemudian dijual, pendapatan rumah tangga akan bertambah.
b. Daur Ulang Berbicara mengenai proses daur ulang, ada baiknya apabila mengetahui jenis
sampah yang dapat didaur ulang.
Sampah-sampah yang dapat di daur ulang, antara lain:
- Sampah plastik.
- Sampah logam
- Sampah kertas
- Sampah kaca.
c. Sanitary Landfill Ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan
sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian
sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup tanah. Cara ini akan menghilangkan
polusi udara. Pada bagian dasar tempat sampah tersebut dilengkapi dengan sistem saluran
leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa
gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam sanitary landfill, yaitu :
- Semua lanfill adalah warisan bagi generasi mendatang.
- Memerlukan lahan yang luas.
- Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan.
- Aspek sosial harus mendapat perhatian.
- Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas.
- Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zat-zat beracun)
- Memerlukan pemantauan yang terus menerus.
d. Pembakaran

Cara ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha
keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-
kertas dengan menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Sampah padat dibakar di

13
dalam insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume
sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini lebih relatif mahal dibanding
dengan sanitary lanfill, yaitu sekitar 3 x lipatnya.
Kelebihan sistem pembakaran ini adalah : - Mudah dan tidak membutuhkan usaha keras
- Membutuhkan tempat atau lokasi yang cukup kecil dibanding sanitary landfill.
- Membutuhkan lahan yang relatif kecil
- Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
- Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya bersifat anorganik.
- Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit uap, air panas, listrik, dan
pencairan logam.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu
mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau
solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah, meskipun demikian pada
kenyataannya cara atau solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih banyak pula kita jumpai
limbah atau sampah disungai dan didarat yang dapat pula menimbulkan banjir serta kerusakan
lingkungan lainnya
B. Saran
Bagi semua masyarakat pengelolahan limbah sejak dini merupakan tindakan yang baik
untuk masa depan. Marilah kita bersama-sama wujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/261670279/Berdasarkan-Wujudnya-Limbah-Dibedakan-Menjadi-
Limbah-Padat

http://eprints.polsri.ac.id/3471/3/BAB%20II.pdf

http://pendampinganrumahsakit.com/artikel/limbah-infeksius

https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_medis

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://eprints.umm.ac.id/35052/3/jiptum
mpp-gdl-novaliaeka-47866-3-babii.pdf

https://www.slideshare.net/yeusongyoussii/pengolahan-limbah-laboratorium

16

Anda mungkin juga menyukai